Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
EBP3KH adalah singkatan dari Empati dan Bioetik untuk Pengembangan
Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks Humaniora yang merupakan suatu
pembelajaran yang digunakan untuk melatih empati, bioetik, dan komunikasi
dalam lingkup sosial budaya dan humaniora, sehingga dapat menguji perilaku
seseorang mahasiswa kedokteran menjadi perilaku yang sesuai dengan
kepribadian dan profesi dokter. Untuk menjadi seorang dokter, terdapat hal yang
menjadi point perhatiannya, yaitu komunikasi.
Keterampilan berkomunikasi dokter - pasien dalam praktik sehari-hari
menjadi satu kompetensi yang wajib dimiliki dokter. Komunikasi dokter pasien
merupakan komunikasi dua arah dengan tujuan kesembuhan, dilandasi kesetaraan
dan empati, ada kesepakatan tak tertulis bahwa pasien mempercayakan dirinya
kepada dokter yang mengobatinya dan dokter wajib simpan rahasia jabatan.1
Dokter adalah profesi mulia yang mendapat kepercayaan data kehormatan
dari pasien. Oleh karena itu harus menjunjung tinggi perilaku mulia, yaitu jujur,
empati, kasih sayang, peka nilai, mau mendengar aktif, memberi tanggapan
positif, tidak menghakimi, sabar, ikhlas, tidak emosional, terbuka,kompeten,
berpengetahuan luas tentang kedokteran dan kesehatan, namun tetap sadar bahwa
setiap orang mempunyai keterbatasan.1

Dengan demikian, selain cara berkomunikasi yang benar, juga dibutuhkan


kompetensi ilmu pengetahuan medis sebagai isi komunikasi.Cara berkomunikasi
dengan empati adalah alat atau kegiatan untuk terlaksananya komunikasi efektif.
Komunikasi efektif tersebut dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan taraf
kepuasan pasien.1
Pendekatan pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif dalam
mengatasi masalah-masalah kesehatan perlu dikembangkan. Dalam rangka
memperkenalkan kehidupan dalam suatu masyarakat atau komunikasi dan
masalah kesehatan sedini mungkin kepada mahasiswa kedokteran, dilakukan
kunjungan ke fasilitas kesehatan. Agar dapat menemui dan melihat secara
langsung individu dan anggota keluarga di rumahnya baiik orang sehat atau
pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan, pengelola ruang rawat, pimpinan
fasilitas dan lainnya.
Praktik Lapangan II diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik
individu atau sehat dan sakit, serta senantiasa menjadikan sebagai individu
sebagai bagian dari keluarga dan komunitasnya.
Sehingga bila dihadapkan pada masalah atau kasus kesehatan, melalui
pembelajaran EBP3KH mampu mengenali isu dan dilema, menganalisis, serta
menerapkan aspek aspek empati,bioetik dan pengembangan pribadi dan profesi
dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, komunitas, teman sejawat dan
tenaga profesional lain yang terlibat.

Penerapan keilmuan tersebut di lapangan berbentuk pengalaman belajar


untuk memberi mahasiswa kesempatan mengenal masyarakat dalam satu unit
keluarga serta layanan kesehatan.
1.2 Tata Cara Praktik Lapangan II3
1. Praktik lapangan dipimpin oleh tutor.
2. Tempat yang akan dikunjungi oleh setiap kelompok dipersiapkan dahul
oleh tutor, yaitu fasilitas layanan kesehatan (rumah sakit,puskesmas,dll)
yang dapat digunakan untuk mempraktekkan empati dan komunikasi.
3. Tutor terlebih dahulu memberikan pengarahan praktik lapangan kepada
mahasiswa. Tujuan kegiatan adalah mempraktikkan komunikasi efektif
sambil mengobservasi aspek aspek, perilaku,etika,empati,nilai dan
sistem nilai, hubungan antar manusia, serta etik profesi di tempat tersebut.
4. Setiap mahasiswa mencatat segala sesuatu yang dilakukan, dialami, dan
diamatinya selama kegiatan tersebut, termasuk faktor faktor penghambat
dan penunjang komunikasi efektif yang dialaminya.
5. Tutor bertanggung jawab atas kelancaran praktik lapangan dan memberi
bimbingan kepada mahasiswa bila diperlukan.
6. Hasil praktik lapangan dibahas dalam kelompok dan dirangkum dalam
laporan kelompok.
1.3 Tujuan Kegiatan3
Tujuan kegiatan ini ialah agar mahasiswa mendapat pengalaman (self
experience) berkomunikasi, sehingga mampu :
1. Berkomunikasi efektif dengan menerapkan langkah langkah
komunikasi secara benar.

2. Menganalisis perilaku dokter dalam melakukan pemeriksaan pada


pasien.
3. Mencoba mendeteksi faktor faktor penghambat terciptanya
komunikasi efektif antara dokter dengan pasien.
1.4 Rancangan Kegiatan
Tabel 1.1 Rancangan Kegiatan
Selasa, 9 Desember 2014

Dilaksanakan pengarahan mengenai praktek kerja

Minggu II Modul EBP3KH

lapangapangan pada provider kesehatan. Isi


pengarahan mengenai persiapan dan pembagian
Puskesmas masing masing kelompok, tata cara

Kamis, 11 Desember 2014

pengisian daftar tilik perilaku dokter-pasien.


Melakukan praktek kerja lapangan di Puskesmas
Panarung. Membagi kelompok menjadi 2 sub
kelompok masing masing sub kelompok terdiri
dari 5 orang untuk melakukan pengamatan di
masing masing poli yaitu poli anak dan poli
umum. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara
bergantian dan kegiatan ini berlangsung dari jam
08.00 10.00 WIB.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang
berarti membuat sama. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi
berarti mengirim pesan.4 Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang

sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena
setiap masyarakat

manusia, baik yang primitif maupun yang modern,

berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial


melalui komunikasi.
Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan

individu individu lainnya sehingga meningkatkan

kesempatan individu itu untuk tetap hidup. 5 Konsep komunikasi menurut John R.
Wenburg, William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken
terbentuk menjadi 3 tipe:4
1. Searah: pemahaman ini bermula dari pemahaman komunikasi yang
berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan
seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon
penerima.
2. Interaksi: pandangan ini menganggap komunikasi sebagi proses sebabakibat, aksi-reaksi yang arahannya bergantian.
3. Transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau tidak
sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh
transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung
pada komunikasi berorientasi penerima.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik
sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles hanya sekedar berkisar
pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika
dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi

elektronik, maka para cedikiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya


komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).4
2.2 Unsur Komunikasi
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen
yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa terciptanya
proses komunikasi, cukup di dukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang
menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah
disebutkan. Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur komunikasi, yakni:5
a.
b.
c.
d.
e.

Komunikator ( communicator, source, sender )


Pesan ( message )
Media ( channel, media )
Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )
Efek (effect, impact, influence)

Tabel 2.1 Unsur Unsur Komunikasi

SUMBER

PESAN

MEDIA

UMPAN
BALIK

PENERI
MA

EFEK

Lingkungan

a.Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu

orang, tetapip bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau
lmbaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikastor atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut source, sender atau encode.
b. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya
diterjemahkan dengan kata message, content atau information.
c. Media
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai
saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam
bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap
sebagai media komunikasi.
d.Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa saja satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau
negara.Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak,
sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut audience atau receiver.
Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah
akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.
e.Efek

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, karena pengaruh juga
bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan
tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
f.Umpan balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan
balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum
sampai pada penerima.
g.Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi
waktu.
2.3 Proses Komunikasi
Sumber komunikasi atau komunikator mengawali proses komunikasi dengan
pesan yang dikemas dengan pengkodean tertentu berupa simbol simbol. Pesan
adalah sesuatu yang dikomunikasikan. Semuanya itu disampaikan dengan
kemasan kode tertentu.5
Unsur-unsur dalam proses komunikasi ini meliputi:4
a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.

10

b. Encoding: Penyandaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk


lambang.
c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator.
d. Media:Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
e. Decoding: Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan
makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f. Receiver: Komunikan yang menerima pesandari komunikator.
g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa
pesan.
h. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan
atau disampaikan kepada komunikator.
i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunik6ator kepadanya.
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran
bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari
benaknya.

Perasaan

bisa

berupa

keyakinan,

kepastian,

keragu-raguan,

kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk


hati.Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara
sekunder.4
1. Proses komunikasi secara primer4
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses

11

komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang
secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam
komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan
pikiran seseorang kepada orang lain.
Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang
konkrit maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi
pada saat sekarang, melainkan juga yang terjadi pada waktu yang lalu dan masa
mendatang. Adalah berkat kemampuan bahasa, maka kita dapat mempelajari ilmu
pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato dan Sokrates; dapat menjadi
manusia yang beradab dan berbudaya; dan dapat memperkirakan apa yang akan
terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad yang akan datang.
2. Proses komunikasi secara sekunder4
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikan
karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan
lainnya adalah media kedua yang

sering digunakan dalam komunikasi.Pada

umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat yang dinakamakan media


komuniksi itu adalah media kedua sebagai diterangkan di atas.

12

Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal


ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi(content) yakni
pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang
tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telephon,
radio dan lainnya yang jelas tidak selalu digunakan. Tampaknya orang seolah-olah
tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat
berkomunikasi tanpa surat, telephon, televisi atau lainnya.

2.4 Jenis Komunikasi7


Komunikasi diklasifikasikan berdasarkan sudut pandangnya. Berdasarkan
sudut pandang, komunikasi diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
a. Cara komunikasi
b. Pihak yang terlibat dalam komunikasi
c. Kode yang digunakan
Klasifikasi menurut caranya terdiri dari :
a. Komunikasi

Lisan

komunikasi

dimana

komunikatornya

yang

menyampaikan pesan secara langsung oleh pihak komunikan tanpa media


berupa tulisan atau teks. Seperti tatap muka, wawancara,komunikasi lewat
telepon, presentasi, dan lain lain.
b. Komunikasi Tulisan : penyampaian pesan secara tertulis dari komunikator
kepada komunikannya.

13

Klasifikasi menurut pihak yang terlibat dalam komunikasi yaitu :


1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini melibatkan diri sendiri sebagai komunikator dan
komunikannya. Contohnya, ketika berintrospeksi diri, maka akan terjadi
dialog di dalam pikiran seseorang. Dialog ini berbentuk komunikasi
intrapersonal.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi ini melibatkan lebih dari satu orang sebagai pihak
komunikatornya dan komunikannya. Misalnya, ketika seorang anggota tim
menyampaikan kesulitannya dalam melaksanakan pengujian kepada ketua
tim, maka di sini telihat bahwa ada 2 orang yang terlibat dalam
komunikasi, 1 orang berperan sebagai komunikator, seorang lagi menjadi
komunikan.

Komunikasi

kelompok

termasuk

jenis

komunikasi

interpersonal
3. Komunikasi Massa
Komunikasi ini melibatkan pihak komunikan dalam jumlah besar, kepada
masyarakat umum atau biasa kita sebut publik. Contoh komunikan ini
adalah siaran radio, berita koran,acara TV. Komunikasi jenis ini dapat
diklasifikasikan menjadi klasifikasi verbal dan non verbal.
2.5 Komunikasi Efektif8
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain. Proses komunikasi ditujukan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif mensyaratkan
adanya pertukaran informasi dan kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan.6

14

Adapun manfaat komunikasi efektif adalah sebagai berikut :


a.
b.
c.
d.

Meningkatkan kepatuhan pasien


Meningkatkan kepuasan pasien
Mengurangi tuntutan malapraktek
Meningkatkan kepuasan kerja provider

Dalam komunikasi efektif terdapat tingkatan tingkatan komunikasi, yaitu :


a. This is how I perceive me, provider hanya memikirkan diri sendiri pada
saat berbicara dengan pasien
b. This is how I perceive you, selain memikirkan diri sendiri provider juga
mengamati perilaku pasien dan mendengarkan apa yang dikatakan pasien.
c. This is how I perceive you seeing me and hearing me, pada tingkat ini
provider menyadari apa yang dibicarakan, dilakukan dan dirasakan baik
oleh dia sendiri ataupun pasien. Selain itu provider juga menyadari
bagaimana pasien tersebut menyikapi interaksi provider. Disini provider
dapat merasakan efek ucapannya terhadap pasien, misalnya dalam bentuk
perilaku tertentu yang dengan segera perlu ditindaklanjuti.
d. This is how I think you see me seeing you. Untuk tercapainya tingkat ini,
provider harus benar benar memahami situasi pasien saat itu, dan dalam
berkomunikasi dengan pasien selalu bersemangat, serta tanggap terhadap
ucapan verbal dan perilaku non-verbal pasien.
Agar komunikasi efektif terjadi, terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Keselarasan elemen elemen komunikasi dengan pesan
Elemen elemen komunikasi harus mendukung isi pesan. Elemen -elemen
komunikasi tersebut adalah komunikator,encoding,saluran,decoding, dan
komunikasinya.

15

2. Meminimalisasi hambatan komunikasi


Komunikasi akan efektif jika hambatan berhasil diminimalkan. Hambatan
komunikasi dapat terjadi pada tiap elemen komunikasi termasuk pada
situasi komunikasi
2.6 Komunikasi Interpersonal8
Komunikasi Interpersoanal adalah interaksi antara orang dengan orang lain,
dua arah, verbal dan non-verbal. Saling berbagai informasi dan perasaan anttara
satu dengan lainnya, atau antar individu di dalam kelompok kecil. Komunikasi ini
biasanya dilakukan antara dokter dengan pasiennya. Untuk mecapai hal tersebut,
tentunya seorang dokter harus memiliki keterampilan yaitu :
1. Keterampilan melakukan komunikasi verbal
2. Keterampilan melakukan komunikasi non-verbal
3. Keterampilan melakukan pengamatan komunikasi verbal dan no-verbal.
Komunikasi verbal adalah suatu komunikasi yang digunakan melalui kata kata
yang diucapkan oleh seseorang. Kaitannya dengan komunikasi antara dokter
dengan pasien, terdapat hal hal yang harus dilaksanakan seorang dokter.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Membuat pasien merasa nyaman;


Mengajukan pertanyaan;
Mendengar aktif;
Memberikan informasi;
Menanggapi pasien atau klien; dan
Mendorong pasien atau klien untuk berbicara.

Dengan melaksanakan point point tersebut akan terciptanya hubungan dokterpasien yang harmonis dan terwujudnya komunikasi efektif.

16

BAB III

17

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pengamatan hubungan antara dokter dengan pasien, terdapat dua
poli yang diamati, yaitu poli umum dan poli anak. Pengamat diberikan
kesempatan untuk mengamati dokter dalam melakukan pemeriksaan terhadap
pasien yang berkunjung ke Puskesmas Panarung yang bertempat di Jalan
Keruwing No. 80, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya.
3.1 Poli Umum (Perilaku Dokter)
a. Membuat Pasien Merasa Nyaman
KETERAMPILAN

TIDAK
ADA
ADA

Menyambut dengan ramah dan mengucapkan


salam
Menyilakan duduk
Memperkenalkan diri
Menciptakan hubungan (rapporting)
Mempersilahkan pasien berbicara

secara

bebas
Menjelaskan wewenang dan tanggung jawab

Pengamatan dilakukan tiga kali dengan pasien yang berbeda. Menurut hasil
pengamatan, sebagian besar pasien berbicara secara aktif mengenai keluhan
keluhannya. Menjelaskan keluhan dengan menggunakan gerakan gerakan kecil.
Dokter pada umumnya tidak memperkenalkan diri, akan tetapi langsung ke poin
keluhannya.
b.

Mengajukan Pertanyaan

18

TIDAK
KETERAMPILAN

ADA
ADA

Banyak menggunakan pertanyaan terbuka

Menggunakan pertanyaan tertutup yang


sesuai
Mengajukan pertanyaan satu-persatu
Banyak mengajukan pertanyaan

yang

mendalam

Menurut hasil pengamatan, dalam melakukan pemeriksaan dokter banyak


mengajukan pertanyaan kepada pasien. Banyak pertanyaan yang digunakan
termasuk pertanyaan terbuka, tertutup. Namun, dokter lebih sering menggunakan
pertanyaan satu persatu. Dengan mengajukan pertanyaan, pasien dapat lebih
nyaman menjelaskan keluhan keluhan yang dihadapi pasien.
Tujuan dokter dari sikap-sikap ini adalah untuk menggali informasi
tentang penyakit pasien. Fishbein melalui teori nilai dan harapannya menjelaskan
bahwa perubahan sikap dan nilai seseorang dapat terjadi ketika ada tambahan
informasi-informasi baru. Informasi baru tersebut dapat mengubah kepercayaan,
mengubah valensi kepercayaan dan menambah kepercayaan baru ke dalam
struktur sikap. Dengan begitu, dokter dapat menempatkan dirinya di posisi yang
dapat membantu pasien dengan berempati kepadanya.
c.

Mendengarkan Aktif
TIDAK
KETERAMPILAN

ADA
ADA

Melakukan refleksi isi


Melakukan refleksi perasaan

19

Menunjukkan empati
Merangkum

Dalam aspek mendengar aktif, sang dokter melakukan refleksi isi,


perasaan dan menunjukkan empati kepada sang pasien, dan yang paling penting
dokter selalu merangkum dan memastikan keluhan-keluhan yang dialami oleh
pasien.

d.

Memberikan Informasi
TIDA
KETERAMPILAN

ADA
K ADA

Memberikan informasi yang benar


Memberikan informasi dengan bahasa yang

sederhana
Memberikan informasi yang lengkap
Memberikan informasi yang jujur

Pemberian informasi dari dokter kepada pasien sudah sesuai. Dokter


dengan pelan pelan memberikan penjelasan ataupun informasi kepada pasien
mengenai keluhan , diagnosis dan juga penanganannya kepada pasien. Dokter

20

memberikan informasi menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pasien dan


juga dokter memberikan informasi secara benar, lengkap dan jujur.
e.

Menanggapi
TIDA
KETERAMPILAN

ADA

Memberikan pujian ketika pasien mengemukakan

K ADA

pendapat yang baik


Melakukan evaluasi
Melakukan asumsi
Memotong pembicaran
Mencela pasien (secara fisik atau pendapat

pasien)
Sabar menunggu pasien berbicara
Menjawab pertanyaan/pernyataan pasien dengan

tepat

Dalam menanggapi pasien, dokter tidak ada memberikan asumsi, evaluasi


ataupun memberikan pujian kepada pasien. Yang dokter lakukan, adalah dengan
sabar mendengarkan keluhan pasien sambil melakukan refleksi isi ataupun
perasaan. Apabila dokter ditanya oleh pasien, sang dokter pun menjawab dan
memberikan informasi.
f.

Mendorong Partisipasi Pasien


TIDA
KETERAMPILAN

ADA

K
ADA

Menurut minat dan perhatian yang penuh


(kontak mata, wajah ramah, suara lembut)

21

Kadang diam untuk memberikan kesempatan


kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat
mengutarakan pendapatnya
Sabar menanti jawaban, tidak memotong ucapan
pasien
Mengucapkan kata-kata: lalu..atau hm..hm
apalagi..
Kadang-kadang menganggukkan kepala untuk
menunjukkan pengertian

Berdasarkan pengamatan, dokter telah mendorong partisipasi pasien


dengan memberikan perhatian penuh, berupa kontak mata, menunjukan wajah
ramah serta mengeluarkan suara lembut. Dokter juga kadang diam untuk
memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat
mengutarakan pendapatnya, dokter sabar menanti jawaban dari pasien dan tidak
memotong ucapan pasien saat berbicara. Kadang-kadang dokter menganggukan
kepala untuk menunjukan bahwa dokter mengerti apa maksud dari pasien.
a. Non-Verbal Behaviour
TIDAK
KETERAMPILAN

ADA

Wajah : ramah, senyum


Suara : ramah, vocal jelas kecepatan cukup,

intonasi baik
Posisi tubuh yang baik
Kontak mata

ADA

22

Berdasarkan hasil pengamatan, dokter telah menunjukkan sikap baik


kepada pasien, saat pasien datang dokter bersikap ramah dan tersenyu. Dalam
menanyakan sesuatu, suara dokter terdengar jelas dengan intonasi yang baik.
Begitupula posisi tubuh dan kontak matanya terhadap pasien.
3.2 Poli Umum ( Perilaku Pasien)

Perilaku

Ada

Tidak Ada

Wajah Pasien
Sedih

Takut, khawatir

Kecewa
Bingung

Menunduk (tak ada kontak mata)

Marah

Kontak Mata

Senang

Puas

Gerak-gerik Pasien

Gelisah

Melihat jam berkali-kali

Tangan membuat gerakan tertentu

Suara Pasien

Terbata-bata

Lancar Berbicara

Hampir tak terdengar

Terdengar jelas

23

Berdasarkan

pengamatan,

pasien

yang

berobat

ke

poli

umum

memperlihatkan kecemasan. Akan tetapi pasien masih dapat berbicara dengan


jelas

mengenai

keluhan

keluhan

yang

dialaminya.

Bahkan

dalam

penyampaiaannya, pasien menjelaskan dibarengi dengan gerakan tangan. Seluruh


pasien yang diamati merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dokter
karena dapat terjalinnya komunikasi efektif antara dokter dengan pasien.
3.3 Poli Anak (Perilaku Dokter)
a. Membuat Pasien Merasa Nyaman

KETERAMPILAN

TIDAK
ADA
ADA

Menyambut dengan ramah dan mengucapkan

salam
Menyilakan duduk
Memperkenalkan diri
Menciptakan hubungan (rapporting)
Mempersilahkan pasien berbicara

secara

bebas
Menjelaskan wewenang dan tanggung jawab

Berdasarkan pengamatan, terdapat perbedaan perilaku dokter di


poli anak dibandingkan dengan di poli umum. Seharusnya dalam poin
awal yaitu membuat pasien merasa nyaman, dokter hendaknya bertindak
secara ramah, mengucapkan salam, dan lain-lain. Namun, pelayanan
dokter di poli anak terlihat berbanding terbalik. Dokter terlihat sangat
pasif. Saat pasien datang, dokter sedang membaca jadi dokter tidak
menyambutnya dengan ramah dan mengucapkan salam kepada pasien.

24

b.

Mengajukan Pertanyaan
TIDAK
KETERAMPILAN

ADA
ADA

Banyak menggunakan pertanyaan terbuka

Menggunakan pertanyaan tertutup yang sesuai

Mengajukan pertanyaan satu-persatu

Banyak mengajukan pertanyaan yang mendalam

Saat melakukan pemeriksaan, dokter banyak menggunakan pertanyaan baik itu


terbuka, tertutup ataupun yang lain. Akan tetapi tetap saja dokter sangat pasif.

c.

Mendengarkan Aktif
TIDAK
KETERAMPILAN

ADA
ADA

Melakukan refleksi isi


Melakukan refleksi perasaan
Menunjukkan empati
Merangkum

Dalam mendengar aktif, dokter terlihat hanya melakukan refleksi isi,


perasaan dan merangkum keluhan pasien utuk dapat membuat diagnosi. Akan
tetapi dokter tidak menunjukkan refleksi perasaan mengenai pasien.
d.

Memberikan Informasi

25

TIDA
KETERAMPILAN

ADA
K ADA

Memberikan informasi yang benar


Memberikan informasi dengan bahasa yang

sederhana
Memberikan informasi yang lengkap
Memberikan informasi yang jujur

Dalam memberikan informasi, dokter hanya memberikan informasi secara


garis besar saja , karena beliau menindaklanjuti pasien dengan keluhan pada
telinga. Dokter melakukan penanganan langsung kepada sang pasien yaitu melihat
kondisi telinga tersebut.
e.

Menanggapi

TIDAK
KETERAMPILAN

ADA

Memberikan pujian ketika pasien mengemukakan

ADA

pendapat yang baik


Melakukan evaluasi
Melakukan asumsi
Memotong pembicaran
Mencela pasien (secara fisik atau pendapat

pasien)
Sabar menunggu pasien berbicara
Menjawab pertanyaan/pernyataan pasien dengan

tepat
Dalam memberikan tanggapan kepada pasien, dokter tidak melakukan
evaluasi, asumsi, memotong pembicaraan. Melainkan dokter dengan sabar
mendengarkan penjelasan dari pasien dan apabila ada pertanyaan dokter

26

memberikan penjelasan walaupun hanya secara umum, mengingat dokter sangat


pasif dan pendiam.
. f.

Mendorong Partisipasi Pasien


TIDA
KETERAMPILAN

ADA

Menurut minat dan perhatian yang penuh

(kontak mata, wajah ramah, suara lembut)


Kadang diam untuk memberikan kesempatan

K
ADA

kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat


mengutarakan pendapatnya
Sabar menanti jawaban, tidak memotong ucapan

pasien
Mengucapkan kata-kata: lalu..atau hm..hm

apalagi..
Kadang-kadang menganggukkan kepala untuk

menunjukkan pengertian

Berdasarkan pengamatan, dokter telah mendorong partisipasi pasien


dengan memberikan perhatian penuh, berupa kontak mata, menunjukan wajah
ramah serta mengeluarkan suara lembut. Dokter juga kadang diam untuk
memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkonsentrasi agar dapat
mengutarakan pendapatnya, dokter sabar menanti jawaban dari pasien dan tidak
memotong ucapan pasien saat berbicara. Kadang-kadang dokter menganggukan
kepala untuk menunjukan bahwa dokter mengerti apa maksud dari pasien

27

g. Non-verbal Behavior
TIDAK
KETERAMPILAN

ADA
ADA

Wajah : ramah, senyum


Suara : ramah, vocal jelas kecepatan cukup,

intonasi baik
Posisi tubuh yang baik
Kontak mata

Ditinjau dari non-verbal behavior, dokter tidak menunjukkan wajah yang


ramah wajah dokter terlihat biasa biasa saja. Akan tetapi suara dokter terdengar
jelas, posisi tubuh tetap baik dan kontak mata antara dokter dengan pasien.
3.4 Poli Anak ( Perilaku Pasien)

Perilaku

Ada

Tidak Ada

Wajah Pasien
Sedih

Takut, khawatir

Kecewa
Bingung

Menunduk (tak ada kontak mata)

Marah

Kontak Mata

Senang

Puas

Gerak-gerik Pasien

Gelisah

Melihat jam berkali-kali

28

Tangan membuat gerakan tertentu

Suara Pasien

Terbata-bata

Lancar Berbicara

Hampir tak terdengar

Terdengar jelas

Berdasarkan pengamatan, perilaku pasien di poli anak menunjukkan


kegelisahan dan kekhawatiran. Akan tetapi pasien tetap dapat menjelaskan
keluhan yang dialami, lalu diperjelas lagi oleh sang ibu pasien dan dirangkum
oleh sang dokter.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa dokter sebagian
besar telah memenuhi persyaratan perilaku dokter dalam mengangani pasien.

29

Akan tetapi, terdapat beberapa poin yang sering terlupakan ataupun tidak
dilakukan oleh dokter, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Menyambut pasien dengan ramah


Mempersilakan duduk
Menjelaskan wewenang
Memperkenalkan diri

Namun, hal tersebut dapat terjadi karena terdapat faktor faktor yang menjadi
penghambat terciptanya komunikasi efektif dan perilaku dokter sesuai dengan
daftar tilik. Beberapa faktor penghambatnya antara lain :
a. Waktu yang terbatas
b. Kurangnya pengetahuan atau kurangnya pemahan dengan bioetik
c. Kelelahan

4.2 Saran
Menjadi seorang dokter merupakan suatu kewajiban untuk memberikan
pelayanan sebaik- baiknya kepada masyarakat. Sebaiknya dokter harus
meningkatkan

kemampuan

untuk

menerapkan

komunikasi

efektif

dan

memperbaiki lagi perilaku dokter dengan pasien. Karena apabila seorang dokter
telah berhasil menciptakan komunikasi efektif kepada pasien dan juga berlaku
baik kepada pasien, pasien akan merasa nyaman dan senang berobat dan
menjelaskan keluhan keluhan yang dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai