Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN KOMUNIKASI, PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

EFEKTIF

BAB I
DEFINISI
Komunikasi adalah suatu aktivitas pertukaran ide atau gagasan yang secara sederhana
merupakan suatu kegiatan yang dipahami oleh penyampai dan penerima pesan atau ide dari satu
pihak ke pihak yang lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan. Keberhasilan
misi pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh komunikasi yang baik dan efektif dari
petugas, perawat dan dokter, karena komunikasi dapat membantu mengatasi masalah kesehatan
pasien.
Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan,
yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar, norma, pedoman, atau
acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini, dan diimplementasikan oleh
komunikan.
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik
belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara
member dorongan terhadap pengarahan diri, aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru
(Craven dan Hirnle, 1996 dalam suliha, 2002).
Komunikasi efektif merupakan sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa
yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi dengan tujuan dapat mencapai
hasil yang diinginkan. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Pesan adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi.
Dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis
lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Cara/teknik komunikasi, pengetahuan dan keterampilan mengenai komunikasi yang mengikuti
langkah-langkah komunikasi yaitu memberi perhatian, membuka dialog, mencari solusi atau
alternatif pemecahan masalah, dan menyimpulkan hasilnya.
Media Pendukung Komunikasi dapat berbentuk media cetak, elektronik, dan peraga yang bisa
berupa model atau cotoh nyata untuk kesamaan persepsi yang menghasilkan pemahaman yang
sama dalam komunikasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

Penerapan komunikasi efektif dilingkup rumah sakit ditujukan kepada semua tenaga kesehatan,
yaitu antar pemberi pelayanan didalam dan keluar rumah sakit, semua petugas kesehatan saat
berkomunikasi via telepon dan dan lisan dengan petugas kesehatan lainnya tentang kondisi
pasien, petugas kesehatan saat memberikan edukasi kepada pasien , seluruh pemberi pelayanan,
petugas farmasi, petugas laboratorium, petugas radiologi, petugas informasi dan karyawan lain
yang terkait.
Pencapaian keberhasilan dalam komunikasi efektif harus memenuhi syarat sebagai berikut yaitu :
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi
tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
Dalam komunikasi efektif terdapat unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif mencakup
beberapa hal yaitu :
1. Sumber/pemberi pesan/komunikator (dokter, perawat, admission, Adm, Kasir, dll) adalah
orang yang memberikan pesan.
a. Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab
pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan
meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik.
b. Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya
luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara berbicaranya jelas dan
menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan).
2. Komunikan (dokter, perawat, pasien, keluarga pasien, admission, Adm, Kasir, dll) adalah
orang yang menerima pesan atau sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima
adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik
kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi berlangsung
dua arah.
3. Isi pesan adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Panjang
pendeknya kelengkapannya, perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media
penyampaian, penerimanya.
4. Media/saluran pesan (Electronic, Lisan dan Tulisan) adalah sarana komunikasi dari
komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui
isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima.
Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan
tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung
atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap (konsil
kedokteran Indonesia, hal.8).
5. Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan yang
diterimanya.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip Komunikasi Efektif


Komunikan atau penerima pesan dari setiap instruksi yang diberikan oleh pemberi
pesan (komunikator) harus bergantian berbicara, sesuai dengan posisi sebagai
pemberi pesan pengirim dan penerima pesan. Penerima pesan bertanggung jawab
untuk berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan
balik kepada pengirim pesan, hal ini sangat penting sehingga proses komunikasi dua
arah dapat berlangsung dengan baik.
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (Konsil Kedokteran Indonesia, hal 42):
1. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan
tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi,
paraphrase, intonasi.
2. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar
tidak mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan
gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

B. Sifat Komunikasi Efektif

Anda mungkin juga menyukai