BAB I
DEFINISI
A.LATAR BELAKANG
C.TUJUAN
Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbgi ide dan pengetahuan. Hal ini
berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini
disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai
pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara aktif.
Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau memikirkan
sesuatu.
1. Teori komunikasi
a. Proses komunikasi:
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.
Umpan Balik
b. Isi Pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan.
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian,penerimanya.
4. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service,
Admission,dan Website.
Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :
a. Edukasi tentang obat.
b. Edukasi tentang penyakit.
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit.
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit).
Sumber: Wikipedia
a. Respect, pengertiannya:
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesanyangkita sampaikan.Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan
sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas
kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah
tim.
b. Hukum komunikasi efektif yang kedua adalahEmpathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang
lain.Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa
respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon
penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan
tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima
c. Hukum komunikasi efektif yang ketiga adalahAudible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang
kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan
bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel
sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum
ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media
maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita
agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
d. Hukum komunikasi efektif yang keempat, adalah Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat
menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak
sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan
akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
e. Hukum komunikasi efektif yang kelima adalah Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama
untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah
hati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pernah yang pada intinya antara
lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First
Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak
sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan,
rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang
lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan
BAB III
TATA LAKSANA DAN ALUR
A. Tata Laksana
1. Proses pemberian edukasi / pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
dibedakan sesuai dengan tempat tujuan pasien berobat, yaitu :
a. Rawat jalan.
b. Rawat inap.
2. Pemberi edukasi disebut dengan edukator, diatur dan ditetapkan oleh RS PKU
Muhammadiyah Bima.
3. Tim Edukator bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pemberian edukasi kesehatan di RS (lampiran Struktur Tim Edukator RS).
4. Pemberian Edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarganya menggunakan formulir
yang digunakan oleh semua petugas yang memberikan edukasi, formulir tersebut
adalah Formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan Kondisi / Keadaan Pasien Kepada
Pasien / Keluarga (Formulir terlampir), yaitu :
a. Formulir tersebut dikeluarkan oleh bagian pendaftaran diserahkan saat pasien
masuk RS melalui IGD atau Poliklinik.
b. Formulir tersebut akan diberikan kepada pasien dan disertakan bersama dengan
file pasien ke unit pelayanan yang dituju.
c. Petugas yang mendapat Formulir tersebut mengisi edukasi kesehatan yang telah
diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Penyimpanan akhir Formulir tersebut di Rekam Medis.
5. Edukasi / pendidikan kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Bima dilaksanakan
secara internal yaitu :
A. Untuk area internal
Secara regulasi, pemberian Edukasi / Penyuluhan / Pendidikan di
RS PKU Muhammadiyah Bima :
1) Sasarannya adalah pasien dan keluarganya.
2) RS menyediakan pendidikan yang mendukung partisipasi pasien dan keluarganya
dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan serta prosesnya.
Hal – hal yang terkait dengan pernyataan tersebut adalah, bahwa :
a) RS merencanakan program pendidikan/edukasi kesehatan yang konsisten
dengan misinya, pelayanan serta populasi pasien sehingga pasien dan
keluarganya mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi
dalam proses serta pengambilan keputusan Asuhan pasien.
b) RS memasukkan dan mengembangkan edukasi / pendidikan kesehatan ke
dalam proses Asuhan berbasis misi, jenis pelayanan yang diberikan dan
populasi pasien.
c) Edukasi / pendidikan kesehatan direncanakan sehingga menjamin bahwa
setiap pasien diberikan pendidikan sesuai kebutuhannya.
d) RS mempunyai struktur atau mekanisme yang sesuai dengan pendidikan /
edukasi kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya (terlampir
di Struktur Tim Edukator RS PKU Muhammadiyah Bima).
e) RS menetapkan edukator/pemberi edukasi yaitu seluruh staf yang ada di RS
dan berhubungan langsung dengan pasien dan memberikan edukasi /
pendidikan kesehatan secara terkoordinasi ( terlampir di Struktur Tim
Edukator RS PKU Muhammadiyah Bima).
f) Edukasi / pendidikan kesehatan diberikan dengan cara yang efektif dan efisien,
yaitu dengan menggunakan Tehnik Komunikasi efektif : komunikasi dua arah,
ada respon / timbal balik dan terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak.
g) Cara penyampaiannya dengan mengacu pada Hukum Komunikasi Efektif
(REACH) :
Hukum Respect : adalah sikap menghargai.
Hukum Empaty : adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Hukum Audible : adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Hukum Clarity : adalah kejelasan dari pesan itu atau keterbukaan dan tran
sparansi.
Hukum Humble : adalah sikap rendah hati.
3) Setiap kebutuhan pasien akan pendidikan kesehatan oleh petugas akan
dinilai dan dicatat di dalam Rekam Medis pasien.
Hal – hal yang terkait dengan pernyataan tersebut adalah, bahwa :
a) Edukasi / pendidikan kesehatan yang diberikan berfokus pada pengetahuan dan
ketrampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dan keluarganya, yaitu :
Dalam proses pengambilan keputusan, yaitu proses memperoleh informed
concent untuk pengobatan, misalnya pembedahan dan anestesi.
Ketika informed concent dipersyaratkan, pasien dan keluarganya belajar
serta berpartisipasi dalam proses memberikan informed concent, belajar
tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan maupun
tentang kondisi kesehatan dan diagnose pasti
b) Edukasi / pendidikan kesehatan yang diberikan bertujuan agar pasien dan
keluarganya mau berpartisipasi dalam kegiatan asuhan.
c) Edukasi/pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
berbeda dengan alur informasi yang bersifat informative, yaitu edukasi diberikan
bersifat pendidikan dan pembelajaran.
d) Dalam pelaksanaannya, terjadi proses assessment/pengkajian yang
memungkinkan para educator merencanakan dan memberikan edukasi
kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan keluarganya
e) Penilaian keperluan edukasi / pendidikan kesehatan pasien dan keluarganya
akan dikaji dan hasilnya dicatat dalam Formulir Bukti Edukasi.
f) Semua hasil kegiatan edukasi / pendidikan pasien dan keluarganya yang
dilakukan oleh semua petugas yang terkait dengan pasien langsung, secara
seragam akan dicatat di dalam formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan Kondisi /
Keadaan pasien Kepada Pasien dan Keluarga, sesuai juknisnya.
g) Edukasi / pendidikan kesehatan diberikan sampai pasien dan keluarganya
mengerti dan mampu memberikan keputusan secara tertulis.
4) Ada penilaian akan kemampuan serta kerelaan pasien dan keluarganya untuk
diberikan edukasi / pendidikan kesehatan, yaitu :
a) Sebelum diberikan edukasi / pendidikan kesehatan, pasien dan keluarganya
dinilai berdasarkan beberapa assessment kemampuan dan kemauan belajar
pasien dan keluarganya sebagai acuan untuk merencanakan edukasi /
pendidikan, antara lain :
Keyakinan dan nilai - nilai ( agama ) pasien dan keluarganya.
Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
Hambatan emosional dan motivasi.
Keterbatasan fisik dan kognitif.
Kesediaan pasien untuk menerima edukasi / pendidikan kesehatan.
b) Edukasi / Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
diupayakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mereka atau mencapai
sasaran kesehatan yang diharapkan, baik oleh pasien sendiri maupun oleh
petugas.
5) Edukasi / pendidikan pasien dan keluarganya diberikan sejalan dengan
perawatan pasien, sesuai dengan petugas kesehatan yang berkaitan
langsung ke pasien dan kebutuhan edukasinya / materinya, yaitu :
a) Dari keperawatan :
Hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi pada proses pelayanan
yang diberikan kepadanya.
Asuhan perawatan dan pengobatan yang akan diberikan.
Pencegahan penyebaran penyakit, misalnya Cara Mencuci Tangan 6 langkah
dengan benar.
Bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait
pelayanannya.
Program pengobatan dan perawatan pasien di rumah.
Tujuan dari program alih baring dan massage tubuh pasien.
Manajemen / tehknik mengatasi rasa nyeri.
Tekhnik distraksi dan relaksasi.
Etika batuk.
Tekhnik batuk efektif.
Cara mengganti balutan luka,
Cara menyuapi makan pasien,
Cara mendampingi pasien minum obat.
Cara memotivasi pasien untuk mau mengikuti tindakan pengobatan.
Gambaran tentang MRSA.
Tentang Plebitis.
Tentang Infeksi akibat pemasangan catheter urine
Tentang Infeksi akibat luka operasi.
Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) pada pasien di ruang ISOLASI.
b) Dari kebidanan :
Pre-natal :
Mengatasi keluhan – keluhan yang ada sesuai dengan usia kehamilan
Cara hidup sehat wanita hamil
Gizi pada wanita hamil
Perawatan payudara
Senam Hamil
Manajemen Laktasi
Intra Partum :
IMD ( Inisiasi Menyusui Dini )
Melakukan Tekhnik – tekhnik pernafasan dalam persalinan
Tekhnik relaksasi dan distraksi
Post Partum :
Manajemen Laktasi
Senam Nifas
Cara Memandikan bayi
Cara merawat tali pusat yang belum puput
Pijat bayi
Keluarga Berencana
Cara menyiapkan susu formula bayi
Cara menjemur bayi
Cara memijat bayi
Metode Kanguru
B. Alur
Informasi dan edukasi saling terkait, karena edukasi yang jelas akan membantu pasien
dan keluarganya mampu mengambil keputusan suatu tindakan jika diperlukan.Edukasi /
pendidikan kesehatan diberikan secara sistematis sesuai alur, yaitu:
1. Untuk Pasien Rawat Jalan :
a. Pasien datang ke bagian Registrasi untuk mendaftar.
b. Petugas mendata biodata pasien dengan mengisi Formulir Bukti edukasi hanya
di lembar halaman 1 (satu) di kolom biodata sampai pendidikan pasien.
c. Petugas menanyakan tujuan kedatangan pasien, apakah ke IGD atau ke
Poliklinik.
d. Petugas memberikan informasi tentang alur layanan yang akan dilalui pasien.
e. Petugas mengarahkan pasien ke tempat yang dituju dengan menyertakan map
berisi formulir edukasi dan memberikan informasi kalau map tersebut harus
diserahkan ke petugas di tempat yang dituju.
f. Jika ada terapi obat, maka pasien diarahkan ke farmasi rawat jalan untuk
mengambil obat dan petugas farmasi akan memberikan edukasi tentang cara
minum obat di rumah, tidak menggunakan formulir edukasi tetapi menggunakan
serah terima penyerahan obat pasien (charge slip).
2. Jika tujuan pasien ke IGD :
a. Pasien dilakukan identifikasi oleh dokter dan perawat IGD dengan meminta
pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien dan dicocokkan dengan
gelang pasien.
b. Dokter dan perawat melakukan pengkajian terhadap kesehatan pasien.
c. Dokter dan perawat melakukan edukasi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya dengan menggunakan formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan
Kondisi / Keadaan Pasien Kepada Pasien / Keluarga, dan dikaji juga tentang
kesediaan pasien dan keluarganya untuk menerima edukasi sesuai
kebutuhannya.
d. Dokter menentukan pasien dirawat inap atau diijinkan pulang / rawat jalan.
e. Jika pasien diindikasikan rawat inap, maka dokter akan memberikan edukasi
tentang tujuan, rencana pengobatan dan perawatan di ruang rawat inap.
f. Pasien akan diberikan informasi oleh petugas administrasi tentang ruangan
rawat inap serta biaya rawat inap.
g. Pasien dan keluarganya diberikan Surat Persetujuan Rawat Inap dari bagian
administrasi yang dilengkapi tanda tangan pasien atau penanggung jawab
pasien bersama dengan file Rekam Medis pasien kemudian dibawa ke ruang
rawat inap.Formulir Bukti Edukasi dimasukkan ke dalam file pasien.
h. Jika pasien ditujukan ke UPI atau direncanakan tindakan medis atau operasi,
maka disertakan formulir surat persetujuan rawat UPI dan informned concent
yang dilengkapi dengan tanda tangan pasien atau penanggung jawab pasien.
i. Jika pasien dan keluarganya menolak untuk dirawat, diberikan Formulir Surat
Penolakan yang ditandatangani oleh pasien dan keluarganya, dokter dan saksi.
j. Dan Formulir Bukti Edukasi terakhir akan disimpan di Rekam Medis.
3. Jika tujuan pasien ke Poliklinik :
a. Pasien dilakukan identifikasi oleh dokter dan perawat Poliklinik dengan meminta
pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien.
b. Perawat memberikan informasi tentang informasi alur layanan di Poliklinik.
c. Dokter dan perawat melakukan pengkajian terhadap kesehatan pasien.
d. Dokter dan perawat melakukan edukasi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya dengan menggunakan formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan
Kondisi / Keadaan Pasien Kepada Pasien / Keluarga, dan dikaji juga tentang
kesediaan pasien dan keluarganya untuk menerima edukasi sesuai
kebutuhannya.
e. Dokter menentukan pasien dirawat inap atau diijinkan pulang / rawat jalan.
f. Jika pasien diindikasikan rawat inap, maka dokter akan memberikan edukasi
tentang tujuan, rencana pengobatan dan perawatan di ruang rawat inap.
g. Perawat memasangkan gelang identitas pasien.
h. Pasien akan diberikan informasi oleh petugas administrasi tentang ruangan
rawat inap serta biaya rawat inap.
i. Pasien dan keluarganya diberikan Surat Persetujuan Rawat Inap dari bagian
administrasi yang dilengkapi tanda tangan pasien atau penanggung jawab
pasien bersama dengan file Rekam Medis pasien kemudian dibawa ke ruang
rawat inap. Formulir Bukti Edukasi dimasukkan ke dalam file pasien.
j. Jika pasien ditujukan ke UPI atau direncanakan tindakan medis atau operasi,
maka disertakan formulir surat persetujuan rawat UPI dan informned concent
yang dilengkapi dengan tanda tangan pasien atau penanggung jawab pasien.
Pasien dikirim ke IGD untuk diobservasi.
k. Jika pasien dan keluarganya menolak untuk dirawat, diberikan Formulir Surat
Penolakan yang ditandatangani oleh pasien dan keluarganya, dokter dan saksi.
l. Jika pasien rawat jalan, maka pasien direncanakan pulang dan formulir Bukti
Edukasi terakhir disimpan di bagian Rekam Medis.
6. Edukasi Kolaborasi
Edukasi kolaborasi meliputi :
a. Dokter Penanggung Jawab Pasien
b. Dokter Spesialis lain
c. Perawat
d. Farmasi
e. Gizi
f. Rehab Medik
BAB IV
DOKUMENTASI