Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

BAB I
DEFINISI

A.LATAR BELAKANG

Edukasi / Pendidikan Kesehatan dapat disebut juga dengan Penyuluhan Kesehatan


Rumah Sakit, merupakan suatu proses pemberian pendidikan yang bersifat
pembelajaran dan berkaitan dengan kondisi kesehatan / penyakit pasien, pengobatan,
perawatan serta pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarganya sehingga terjadi perubahan prilaku untuk hidup sehat, mampu
bekerja sama dalam perawatan kesehatan.

B. Definisi Informasi / Penjelasan


Informasi adalah penjelasan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya berupa
pelayanan administrative oleh petugas maupun perawat terkait dengan alur pelayanan
secara informative dan bukan pembelajaran tentang suatu pendidikan yang bertujuan
agar pasien dan keluarganya mengerti sehingga mampu mengikuti ketentuan yang
disampaikan, mampu mengambil keputusan untuk persetujuan.

Ada beberapa hal tentang Informasi, antara lain :


1. Informasi diberikan ke pasien dan keluarganya tidak terlepas dari Edukasi
Kesehatan,saling berkaitan, bisa diberikan informasi kemudian edukasi ataupun
sebaliknya.
2. Materi Informasi yang diberikan kepada pasien dan keluarganya berupa penjelasan :
a. Dari bagian Pendaftaran: tentang alur pelayanan yang akan diberikan atau
dijalani pasien dan keluarganya.
b. Dari bagian Medis: tentang prosedur tindakan medis yang akan dilakukan terkait
penyakitnya, sehingga pasien dan keluarganya mampu membuat keputusan
untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarganya dalam pengambilan
keputusan serta proses pelayanan.
c. Dari bagian Keperawatan: tentang penjelasan orientasi pasien baru masuk,
antara lain : nama alat di kamar pasien dan fasilitas kamar lainnya yang akan
digunakan pasien selama dirawat.
d. Dari bagian penunjang: tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan ke
pasien,misalnya : Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi.
e. Dari bagian Farmasi: tentang prosedur pelayanan obat pasien yang akan pulang.
3. Informasi diberikan kepada pasien dan keluarganya saat pasien datang ke RS PKU
Muhammadiyah Bima sampai diputuskan untuk konsultasi dengan dokter (rawat
jalan) ataupun diputuskan pasien dirawat inap.
4. Informasi yang diberikan akan menghasilkan suatu keputusan tentang persetujuan
tindakan dan procedural yang akan dilakukan ke pasien, harus disertai tanda tangan
dari pasien dan keluarganya dalam bentuk Informed concent.

C.TUJUAN

 Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.


 Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah sakit.
Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur yang
ada.
 Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
 Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahamipentingnya mengikuti
rejimen pengobatan yang telah ditetapkansehingga dapat meningkatkan motivasi
untuk berperan aktif dalammenjalani terapi obat.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelaksanaan pemberian Pendidikan Pasien dan Keluarga diawali dengan


penilaian atau identifikasi penerima pesan, sehingga sejak pasien diterima sejak
pendaftaran sampai pasien pulang bahkan apabila masih dibutuhkan pendidikan usai
perawatan maka akan dirujuk ke komunitas berhubungan dengan penyakitnya.

Diawali identifikasi pasien akan kemampuan komunikasi dan nilai-nilai


(kepercayaan) yang dianut oleh pasien diidentifikasi dilakukan saat pendaftaran pasien.
Selanjutnya dilakukan pengkajian selama proses asuhan yaitu tentang adanya hambatan
komunikasi, identifikasi kebutuhan edukasi pasien, kesediaan pasien untuk menerima
informasi, dan identifikasi hambatan edukasi.

Setiap petugas kesehatan sebelum akan melakukan prosedur melakukan


pendidikan ini agar pasien dan keluarga berpartisipasi lebih baik dalam asuhannya dan
dapat mengambil keputusannya tentang asuhannya.

A. CARA PENYAMPAIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF

Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita sering


menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana kita berkomunikasi
dengan yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang baik melibatkan
pemahaman bagaimana orang-orang berhubungan dengan yang lain, mendengarkan apa
yang dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut

Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbgi ide dan pengetahuan. Hal ini
berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini
disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai
pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara aktif.
Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau memikirkan
sesuatu.

Pengertian komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau


informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988).

1. Teori komunikasi
a. Proses komunikasi:
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.

Umpan Balik

Komunikator Pesan Saluran Komunikan


Ganguan

2. Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif

a. Sumber/pemberi pesan/komunikator (dokter,perawat, admission,Adm.Kasir,dll),


adalah orang yang memberikan pesan.
1) Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-hal
yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan
dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan
apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil kedokteran
Indonesia, hal.8)
2) Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang
disampaikan, cara berbicaranyanya jelas dan menjadi pendengar yang
baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)

b. Isi Pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan.
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian,penerimanya.

c. Media/saluran pesan (Elektronic,Lisan,dan Tulisan) adalah sarana


komunikasi dari komunikator kepada komunikan.
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan
yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima.
Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada
kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi
berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8). Media yang
dapat digunakan: melalui telepon, menggunakan lembarlipat, buklet, vcd,
(peraga)

d. Penerima pesan/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter,


Admission,Adm.) atau audience adalah pihak/orang yang menerima pesan.
Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi,
peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung
jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik
dan memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting
sehingga proses komunkasi berlangsung dua arah. (konsil kedokteran
Indonesia, hal.8).
e. Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan
yang diterimanya

3. Pemberi pesan/komunikator yang baik:


Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
a. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat
c. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak
tubuh).
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar
tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan
gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

4. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service,
Admission,dan Website.
Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :
a. Edukasi tentang obat.
b. Edukasi tentang penyakit.
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit.
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit).

5. Syarat komunikasi efektif.


Syarat dalam komunikasi efektif adalah:
a. Tepat waktu,
b. Akurat.
c. Lengkap
d. Jelas.
e. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan (kesalahpahaman).

6. Proses komunkasi efektif


Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip sebagai berikut:
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima
pesan.
d. Pemberi pesan memverifikas isi pesan kepada pemberi penerima pesan.
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan
hasil verifikasi
Proses komunikasi efektif dengan prinsip, terima, catat, verifikasi dan
klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Jadi isi pesannya ini yah


Yah.. benar. Dikonfirmasikan pak…

Komunikator Isi pesan Ditulis Dibacakan Komunikan


f. Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat,
nama orang , dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikan
sebaiknya mengeja huruf demi huruf menggunakan menggunakan alfabeth
standart internasional yaitu:

Sumber: Wikipedia

7. Hukum dalam komunikasi efektif


Lima Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective
Communication) terangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari
komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih.
Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita
meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun
respon positif dari orang lain.Hukum komunikasi efektif yang pertama adalah

a. Respect, pengertiannya:
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesanyangkita sampaikan.Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan
sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas
kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah
tim.
b. Hukum komunikasi efektif yang kedua adalahEmpathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang
lain.Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa
respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon
penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan
tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima
c. Hukum komunikasi efektif yang ketiga adalahAudible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang
kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan
bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel
sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum
ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media
maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita
agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
d. Hukum komunikasi efektif yang keempat, adalah Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat
menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak
sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan
akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
e. Hukum komunikasi efektif yang kelima adalah Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama
untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah
hati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pernah yang pada intinya antara
lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First
Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak
sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan,
rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang
lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan
BAB III
TATA LAKSANA DAN ALUR

A. Tata Laksana
1. Proses pemberian edukasi / pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
dibedakan sesuai dengan tempat tujuan pasien berobat, yaitu :
a. Rawat jalan.
b. Rawat inap.
2. Pemberi edukasi disebut dengan edukator, diatur dan ditetapkan oleh RS PKU
Muhammadiyah Bima.
3. Tim Edukator bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pemberian edukasi kesehatan di RS (lampiran Struktur Tim Edukator RS).
4. Pemberian Edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarganya menggunakan formulir
yang digunakan oleh semua petugas yang memberikan edukasi, formulir tersebut
adalah Formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan Kondisi / Keadaan Pasien Kepada
Pasien / Keluarga (Formulir terlampir), yaitu :
a. Formulir tersebut dikeluarkan oleh bagian pendaftaran diserahkan saat pasien
masuk RS melalui IGD atau Poliklinik.
b. Formulir tersebut akan diberikan kepada pasien dan disertakan bersama dengan
file pasien ke unit pelayanan yang dituju.
c. Petugas yang mendapat Formulir tersebut mengisi edukasi kesehatan yang telah
diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Penyimpanan akhir Formulir tersebut di Rekam Medis.
5. Edukasi / pendidikan kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Bima dilaksanakan
secara internal yaitu :
A. Untuk area internal
Secara regulasi, pemberian Edukasi / Penyuluhan / Pendidikan di
RS PKU Muhammadiyah Bima :
1) Sasarannya adalah pasien dan keluarganya.
2) RS menyediakan pendidikan yang mendukung partisipasi pasien dan keluarganya
dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan serta prosesnya.
Hal – hal yang terkait dengan pernyataan tersebut adalah, bahwa :
a) RS merencanakan program pendidikan/edukasi kesehatan yang konsisten
dengan misinya, pelayanan serta populasi pasien sehingga pasien dan
keluarganya mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi
dalam proses serta pengambilan keputusan Asuhan pasien.
b) RS memasukkan dan mengembangkan edukasi / pendidikan kesehatan ke
dalam proses Asuhan berbasis misi, jenis pelayanan yang diberikan dan
populasi pasien.
c) Edukasi / pendidikan kesehatan direncanakan sehingga menjamin bahwa
setiap pasien diberikan pendidikan sesuai kebutuhannya.
d) RS mempunyai struktur atau mekanisme yang sesuai dengan pendidikan /
edukasi kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya (terlampir
di Struktur Tim Edukator RS PKU Muhammadiyah Bima).
e) RS menetapkan edukator/pemberi edukasi yaitu seluruh staf yang ada di RS
dan berhubungan langsung dengan pasien dan memberikan edukasi /
pendidikan kesehatan secara terkoordinasi ( terlampir di Struktur Tim
Edukator RS PKU Muhammadiyah Bima).
f) Edukasi / pendidikan kesehatan diberikan dengan cara yang efektif dan efisien,
yaitu dengan menggunakan Tehnik Komunikasi efektif : komunikasi dua arah,
ada respon / timbal balik dan terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak.
g) Cara penyampaiannya dengan mengacu pada Hukum Komunikasi Efektif
(REACH) :
 Hukum Respect : adalah sikap menghargai.
 Hukum Empaty : adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
 Hukum Audible : adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
 Hukum Clarity : adalah kejelasan dari pesan itu atau keterbukaan dan tran
sparansi.
 Hukum Humble : adalah sikap rendah hati.
3) Setiap kebutuhan pasien akan pendidikan kesehatan oleh petugas akan
dinilai dan dicatat di dalam Rekam Medis pasien.
Hal – hal yang terkait dengan pernyataan tersebut adalah, bahwa :
a) Edukasi / pendidikan kesehatan yang diberikan berfokus pada pengetahuan dan
ketrampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dan keluarganya, yaitu :
 Dalam proses pengambilan keputusan, yaitu proses memperoleh informed
concent untuk pengobatan, misalnya pembedahan dan anestesi.
 Ketika informed concent dipersyaratkan, pasien dan keluarganya belajar
serta berpartisipasi dalam proses memberikan informed concent, belajar
tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan maupun
tentang kondisi kesehatan dan diagnose pasti
b) Edukasi / pendidikan kesehatan yang diberikan bertujuan agar pasien dan
keluarganya mau berpartisipasi dalam kegiatan asuhan.
c) Edukasi/pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
berbeda dengan alur informasi yang bersifat informative, yaitu edukasi diberikan
bersifat pendidikan dan pembelajaran.
d) Dalam pelaksanaannya, terjadi proses assessment/pengkajian yang
memungkinkan para educator merencanakan dan memberikan edukasi
kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan keluarganya
e) Penilaian keperluan edukasi / pendidikan kesehatan pasien dan keluarganya
akan dikaji dan hasilnya dicatat dalam Formulir Bukti Edukasi.
f) Semua hasil kegiatan edukasi / pendidikan pasien dan keluarganya yang
dilakukan oleh semua petugas yang terkait dengan pasien langsung, secara
seragam akan dicatat di dalam formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan Kondisi /
Keadaan pasien Kepada Pasien dan Keluarga, sesuai juknisnya.
g) Edukasi / pendidikan kesehatan diberikan sampai pasien dan keluarganya
mengerti dan mampu memberikan keputusan secara tertulis.
4) Ada penilaian akan kemampuan serta kerelaan pasien dan keluarganya untuk
diberikan edukasi / pendidikan kesehatan, yaitu :
a) Sebelum diberikan edukasi / pendidikan kesehatan, pasien dan keluarganya
dinilai berdasarkan beberapa assessment kemampuan dan kemauan belajar
pasien dan keluarganya sebagai acuan untuk merencanakan edukasi /
pendidikan, antara lain :
 Keyakinan dan nilai - nilai ( agama ) pasien dan keluarganya.
 Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
 Hambatan emosional dan motivasi.
 Keterbatasan fisik dan kognitif.
 Kesediaan pasien untuk menerima edukasi / pendidikan kesehatan.
b) Edukasi / Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
diupayakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mereka atau mencapai
sasaran kesehatan yang diharapkan, baik oleh pasien sendiri maupun oleh
petugas.
5) Edukasi / pendidikan pasien dan keluarganya diberikan sejalan dengan
perawatan pasien, sesuai dengan petugas kesehatan yang berkaitan
langsung ke pasien dan kebutuhan edukasinya / materinya, yaitu :

a) Dari keperawatan :
 Hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi pada proses pelayanan
yang diberikan kepadanya.
 Asuhan perawatan dan pengobatan yang akan diberikan.
 Pencegahan penyebaran penyakit, misalnya Cara Mencuci Tangan 6 langkah
dengan benar.
 Bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait
pelayanannya.
 Program pengobatan dan perawatan pasien di rumah.
 Tujuan dari program alih baring dan massage tubuh pasien.
 Manajemen / tehknik mengatasi rasa nyeri.
 Tekhnik distraksi dan relaksasi.
 Etika batuk.
 Tekhnik batuk efektif.
 Cara mengganti balutan luka,
 Cara menyuapi makan pasien,
 Cara mendampingi pasien minum obat.
 Cara memotivasi pasien untuk mau mengikuti tindakan pengobatan.
 Gambaran tentang MRSA.
 Tentang Plebitis.
 Tentang Infeksi akibat pemasangan catheter urine
 Tentang Infeksi akibat luka operasi.
 Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) pada pasien di ruang ISOLASI.

b) Dari kebidanan :
Pre-natal :
 Mengatasi keluhan – keluhan yang ada sesuai dengan usia kehamilan
 Cara hidup sehat wanita hamil
 Gizi pada wanita hamil
 Perawatan payudara
 Senam Hamil
 Manajemen Laktasi
Intra Partum :
 IMD ( Inisiasi Menyusui Dini )
 Melakukan Tekhnik – tekhnik pernafasan dalam persalinan
 Tekhnik relaksasi dan distraksi

Post Partum :
 Manajemen Laktasi
 Senam Nifas
 Cara Memandikan bayi
 Cara merawat tali pusat yang belum puput
 Pijat bayi
 Keluarga Berencana
 Cara menyiapkan susu formula bayi
 Cara menjemur bayi
 Cara memijat bayi
 Metode Kanguru

c) Dari bidang Medis :


 Kondisi kesehatan pasien dan diagnose pasti.
 Gambaran tentang penyakit yang dideritanya.
 Prognosa penyakit / harapan hidup pasien dengan arahan terbaik untuk
memotivasi keluarga agar dapat menerima kondisi pasien.
 Rencana tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien dan
alternative pilihan keputusan bagi pasien dan keluarganya serta efek samping
pilihan – pilihan tersebut.
 Hasil pemeriksaan laboratorium maupun radiologi terkait dengan penyakitnya.
 Bagaimana proses memberikan informed concent.
 Program pengobatan pasien.
d) Dari Fisioterapi :
 Tehnik – tehnik latihan untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.
 Manajemen / tehknik mengatasi rasa nyeri.
 Tekhnik distraksi dan relaksasi.
 Tekhnik batuk efektif.
 Fungsi dan tujuan dari terapi.
 Fungsi dan tujuan dari penggunaan alat / modalitas fisioterapi.
 Efek yang akan dirasakan oleh pasien ( panas, dingin atau getar ).
 Home program untuk pasien dilakukan di rumah.
e) Dari farmasi :
 Tentang cara penggunaan, efek samping dan potensi interaksi obat.
 Pelayanan konseling obat, biasanya dilakukan pada pasien :
 Rujukan dokter,
 Pasien dengan penyakit kronis,
 Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi,
 Pasien geriatri,
 Pasien pediatrik,
 Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
Sebagai sarana dan prasarana, untuk kegiatan konseling disediakan ruangan
khusus dan kartu pasien/catatan konseling.
 Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman
( bukan hanya obat yang dibawa pulang ), termasuk potensi efek samping
obat.
 Keamanan dan keefektifan dalam pemakaian semua obat – obatan serta
kemungkinan akan adanya efek samping dari obat tersebut.
 Pencegahan interaksi antara obat – obatan yang diresepkan dengan obat –
obatan lain.
 Potensi interaksi antara pengobatan dengan makanan.
f) Dari Bagian Gizi :
 Pola makan pasien di rawat inap.
 Jenis diet makanan yang diberikan selama dirawat sesuai dengan kondisi
penyakitnya, yaitu :
 Makanan Enteral : makanan yang diberikan secara peroral, dapat melalui
mulut atau dengan bantuan Naso Gastro Tube ( NGT ), misalnya : Diet
DM, Diet Jantung dan Diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein ).
 Makanan Parenteral : makanan yang diberikan melalui infuse, karena
pasien tidak memungkinkan diberikan melalui mulut, dapat disebabkan
karena pasien sedang terpasang Endo Trakhea Tube ( ETT ).
 Pantangan makanan terkait penyakitnya.
 Tujuan dari program puasa karena indikasi tindakan dan kondisi penyakit
tertentu.
g) Dari bagian Radiologi :
 Sebelum tindakan radiologi konvensional, saat akan diambil gambar foto
thorax : Edukasi tentang pentingnya tarik nafas dalam, posisi badan tegak
lurus, dagu ditopang alat, posisi kedua tangan ditekuk ke belakang dan
dilepaskannya semua perhiasan yang sedang dipakai.
h) Dari bagian Laboratorium :
Sebelum tindakan pengambilan specimen, pasien diberikan edukasi tentang :
 Tujuan dari tindakan pengambilan specimen.
 Tujuan dari tindakan fiksasi pembuluh darah saat akan ditusuk.
 Tekhnik manajemen nyeri, tekhnik distraksi dan relaksasi saat ditusuk jarum
untuk pengambilan contoh darah.
 Kondisi hematoma di area bekas penusukan jarum.
 Tujuan dari pentingnya tangan ditekuk setelah penusukan.
6) Dalam pemberian edukasi / pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya, RS menggunakan metode dengan memperhatikan hal – hal
sebagai berikut, yaitu :
a) Metode pendidikan yang dilakukan, mempertimbangkan nilai – nilai dan pilihan
pasien dan keluarganya.
b) Petugas dalam memberikan edukasi / pendidikan kesehatan sudah memahami
pasien dan keluarganya sehingga akan membantu petugas memilih metode
edukasi / pendidikan kesehatan yang konsisten / sesuai dengan pilihan pasien
dan keluarganya serta mengidentifikasi peran keluarga dalam proses
pembelajaran.
c) Metode pendidikan yang diberikan, memungkinkan terjadinya interaksi yang
memadai antara pasien, keluarga dan petugas sehingga terjadi pembelajaran.
d) Kesempatan berinteraksi antara petugas dengan pasien dan keluarganya
merupakan proses memverifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan
mengerti edukasi yang diberikan, sebagai respon yang menjamin bahwa edukasi
yang diberikan sudah dipahami, bermanfaat dan dapat diterima.Sehingga
diketahui tingkat pemahaman pasien dan keluarganya dari pembelajaran yang
diberikan, yaitu dengan cara :
 Pasien dan keluarganya didorong untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan dengan memberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat
dan mengajukan pertanyaan kepada petugas.
 Melakukan READ BACK, yaitu menanyakan ulang penjelasan yang sudah
diberikan.
 Meminta tanda tangan pasien dan keluarga di Formulir Bukti Edukasi Pasien
dan Keluarga.
e) Edukasi / pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan metode:
 Diskusi
 Peragaan / Simulasi
 Selebaran / Brosur / Leflet sebagai materi tertulis yang terkait dengan
kebutuhan pasien.
 Audio visual
7) Petugas kesehatan yang memberi edukasi / pendidikan kesehatan di dalam
pelayanan pasien, harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a) Edukasi / pendidikan kepada pasien dan keluarganya disediakan secara
kolaboratif apabila diperlukan. Maksud kolaboratif adalah : agar edukasi /
pendidikan kesehatan diberikan komprehensif, konsisten dan seefektif mungkin.
b) Pemberi edukasi / pendidikan kesehatan disebut dengan educator dan memiliki
ketentuan, yaitu :
 Memiliki pengetahuan.
 Sesuai kompetensinya atau bidangnya, misalnya : medis oleh dokter, asuhan
oleh perawat, fisioterapi oleh fisioterapis, gizi oleh ahli gizi, tindakan radiologi
oleh radiographer, dan lain – lain.
 Mampu melakukan tindakan pembelajaran dan kompeten dalam bidangnya
sesuai kebutuhan edukasi yang diperlukan pasien dan keluarganya.
 Memiliki waktu yang cukup untuk melakukan pembelajaran, karena akan ada
waktu diskusi dengan pasien dan keluarganya.
 Mampu melakukan komunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya.
c) Fasilitas tempat pelaksanaan Edukasi / pendidikan kesehatan di rs pku
Muhammadiyah Bima , dilakukan di beberapa tempat sesuai kebutuhan, yaitu :
 Untuk pasien rawat jalan : Pemberian Edukasi / Pendidikan kesehatan
kepada pasien diberikan oleh petugas RS di ruangan praktek dokter.
 Jika pasien ada complain dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut,dilakukan
di Ruang Instalasi HUMAS.
 Untuk pasien rawat inap : Pemberian Edukasi / Pendidikan kesehatan kepada
pasien / keluarga diberikan oleh petugas RS di unit rawat inap terkait ataupun
di kamar pasien.
d) Waktu pelaksanaan Edukasi Kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Bima :
 Pelaksanaan edukasi / pendidikan kesehatan tidak ada jadwal khusus, tetapi
diberikan mulai pasien datang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah
Gambiran sampai pulang.
 Secara operasional di ruangan rawat inap juga tidak ada jadwal khusus, tetapi
diberikan edukasi / pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
setiap kali petugas akan memberikan asuhan / tindakan ke pasien sehingga
pasien dan keluarganya mengerti.

B. Alur
Informasi dan edukasi saling terkait, karena edukasi yang jelas akan membantu pasien
dan keluarganya mampu mengambil keputusan suatu tindakan jika diperlukan.Edukasi /
pendidikan kesehatan diberikan secara sistematis sesuai alur, yaitu:
1. Untuk Pasien Rawat Jalan :
a. Pasien datang ke bagian Registrasi untuk mendaftar.
b. Petugas mendata biodata pasien dengan mengisi Formulir Bukti edukasi hanya
di lembar halaman 1 (satu) di kolom biodata sampai pendidikan pasien.
c. Petugas menanyakan tujuan kedatangan pasien, apakah ke IGD atau ke
Poliklinik.
d. Petugas memberikan informasi tentang alur layanan yang akan dilalui pasien.
e. Petugas mengarahkan pasien ke tempat yang dituju dengan menyertakan map
berisi formulir edukasi dan memberikan informasi kalau map tersebut harus
diserahkan ke petugas di tempat yang dituju.
f. Jika ada terapi obat, maka pasien diarahkan ke farmasi rawat jalan untuk
mengambil obat dan petugas farmasi akan memberikan edukasi tentang cara
minum obat di rumah, tidak menggunakan formulir edukasi tetapi menggunakan
serah terima penyerahan obat pasien (charge slip).
2. Jika tujuan pasien ke IGD :
a. Pasien dilakukan identifikasi oleh dokter dan perawat IGD dengan meminta
pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien dan dicocokkan dengan
gelang pasien.
b. Dokter dan perawat melakukan pengkajian terhadap kesehatan pasien.
c. Dokter dan perawat melakukan edukasi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya dengan menggunakan formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan
Kondisi / Keadaan Pasien Kepada Pasien / Keluarga, dan dikaji juga tentang
kesediaan pasien dan keluarganya untuk menerima edukasi sesuai
kebutuhannya.
d. Dokter menentukan pasien dirawat inap atau diijinkan pulang / rawat jalan.
e. Jika pasien diindikasikan rawat inap, maka dokter akan memberikan edukasi
tentang tujuan, rencana pengobatan dan perawatan di ruang rawat inap.
f. Pasien akan diberikan informasi oleh petugas administrasi tentang ruangan
rawat inap serta biaya rawat inap.
g. Pasien dan keluarganya diberikan Surat Persetujuan Rawat Inap dari bagian
administrasi yang dilengkapi tanda tangan pasien atau penanggung jawab
pasien bersama dengan file Rekam Medis pasien kemudian dibawa ke ruang
rawat inap.Formulir Bukti Edukasi dimasukkan ke dalam file pasien.
h. Jika pasien ditujukan ke UPI atau direncanakan tindakan medis atau operasi,
maka disertakan formulir surat persetujuan rawat UPI dan informned concent
yang dilengkapi dengan tanda tangan pasien atau penanggung jawab pasien.
i. Jika pasien dan keluarganya menolak untuk dirawat, diberikan Formulir Surat
Penolakan yang ditandatangani oleh pasien dan keluarganya, dokter dan saksi.
j. Dan Formulir Bukti Edukasi terakhir akan disimpan di Rekam Medis.
3. Jika tujuan pasien ke Poliklinik :
a. Pasien dilakukan identifikasi oleh dokter dan perawat Poliklinik dengan meminta
pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien.
b. Perawat memberikan informasi tentang informasi alur layanan di Poliklinik.
c. Dokter dan perawat melakukan pengkajian terhadap kesehatan pasien.
d. Dokter dan perawat melakukan edukasi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya dengan menggunakan formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan
Kondisi / Keadaan Pasien Kepada Pasien / Keluarga, dan dikaji juga tentang
kesediaan pasien dan keluarganya untuk menerima edukasi sesuai
kebutuhannya.
e. Dokter menentukan pasien dirawat inap atau diijinkan pulang / rawat jalan.
f. Jika pasien diindikasikan rawat inap, maka dokter akan memberikan edukasi
tentang tujuan, rencana pengobatan dan perawatan di ruang rawat inap.
g. Perawat memasangkan gelang identitas pasien.
h. Pasien akan diberikan informasi oleh petugas administrasi tentang ruangan
rawat inap serta biaya rawat inap.
i. Pasien dan keluarganya diberikan Surat Persetujuan Rawat Inap dari bagian
administrasi yang dilengkapi tanda tangan pasien atau penanggung jawab
pasien bersama dengan file Rekam Medis pasien kemudian dibawa ke ruang
rawat inap. Formulir Bukti Edukasi dimasukkan ke dalam file pasien.
j. Jika pasien ditujukan ke UPI atau direncanakan tindakan medis atau operasi,
maka disertakan formulir surat persetujuan rawat UPI dan informned concent
yang dilengkapi dengan tanda tangan pasien atau penanggung jawab pasien.
Pasien dikirim ke IGD untuk diobservasi.
k. Jika pasien dan keluarganya menolak untuk dirawat, diberikan Formulir Surat
Penolakan yang ditandatangani oleh pasien dan keluarganya, dokter dan saksi.
l. Jika pasien rawat jalan, maka pasien direncanakan pulang dan formulir Bukti
Edukasi terakhir disimpan di bagian Rekam Medis.

4. Jika tujuan pasien ke Fisioterapi :


a. Jika pasien rawat jalan, bagian registrasi fisioterapi akan melakukan identifikasi
dengan meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien.
b. Dokter dan petugas fisiotherapi melakukan pengkajian terhadap kesehatan
pasien.
c. Dokter dan petugas fisiotherapi melakukan edukasi kesehatan kepada pasien
dan keluarganya dengan menggunakan formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan
Kondisi / Keadaan Pasien Kepada Pasien / Keluarga, dan dikaji juga tentang
kesediaan pasien dan keluarganya untuk menerima edukasi sesuai
kebutuhannya.
d. Petugas fisioterapi memasangkan gelang identitas pasien.
e. Pasien dilakukan tindakan sesuai program yang telah ditentukan.
f. Jika sudah selesai tindakan, pasien diminta ke kasir fisioterapi dan formulir Bukti
Edukasi diserahkan ke bagian kasir.
g. Formulir Bukti Edukasi terakhir dikumpulkan di bagian kasir fisioterapi dan
kemudian akan disimpan di Rekam Medis.
5. Untuk Pasien Rawat Inap :
a. Pasien masuk dari UGD atau Poliklinik untuk indikasi rawat inap.
b. Pasien dilakukan identifikasi oleh dokter dan perawat rawat inap dengan
meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien dengan
mencocokkan gelang identitas yang terpasang di pasien.
c. Dokter dan perawat melakukan pengkajian terhadap kesehatan pasien.
d. Perawat memberikan informasi tentang :
1) Orientasi ruangan.
2) Fasilitas / alat medis yang ada di kamar pasien.
3) Layanan pasien selama dirawat, misalnya :
a) Peraturan waktu kunjungan / besuk.
b) Waktu pemeriksaan Tanda – tanda vital.
c) Waktu pengecekan infuse.
e. Dokter dan perawat melakukan edukasi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya dan dikaji juga tentang kesediaan pasien dan keluarganya untuk
menerima edukasi sesuai kebutuhannya. Kemudian didokumentasikan ke dalam
Formulir Bukti Edukasi dan Penjelasan Kondisi / Keadaan Pasien / Keluarga
dengan dilengkapi tanda tangan pasien / keluarga yang diberi edukasi serta
perawat yang memberi edukasi.
f. Selama perawatan, pasien dan keluarganya akan berkontribusi dengan
beberapa petugas dari penunjang medis sesuai program terapi dari dokter,
seperti :
1) Gizi
2) Laboratorium
3) Fisiotherapi
4) Radiologi

6. Edukasi Kolaborasi
Edukasi kolaborasi meliputi :
a. Dokter Penanggung Jawab Pasien
b. Dokter Spesialis lain
c. Perawat
d. Farmasi
e. Gizi
f. Rehab Medik
BAB IV
DOKUMENTASI

Pelaksanaan edukasi / penyuluhan / pendidikan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum


Daerah Kabupaten Aceh Tamiang didokumentasikan dengan menggunakan beberapa
media, antara lain :
1. Formulir Bukti Edukasi & Penjelasan Kondisi / Keadaan Pasien dan Keluarga.
2. Inform consent untuk tindakan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai