Anda di halaman 1dari 16

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN KEPUTUSAN KARUMKIT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR : KEP/306 / IV/2018


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BALIKPAPAN TANGGAL : 2 APRIL 2018

PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF SECARA RELEVAN,


AKURAT,TEPAT WAKTU DAN URGENT
DI SELURUH RS BHAYANGKARA TK III BALIKAPAPAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
urgent yang di pahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan
dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah
mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telfon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan
adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis
menelefon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan
segera/cito.

B. Tujuan

1. Sebagai pedoman cara berkomunikasi bagi petugas dalam bekerja


sehari-hari dalam lingkungan RS Bhayangkara Balikpapan.
2. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien.
3. Sebagai pedoman cara berkomunikasi bagi petugas dalam keadaan
urgent dalam lingkungan RS Bhayangkara Balikpapan.

C. Manfaat

1. Terciptanya budaya komunikasi efektif antar petugas Rumah Sakit


maupun antara pasien dan petugas Rumah Sakit.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
3. Untuk mempermudah saat di temukan keadaan gawat darurat/urgent di
Rumah Sakit.
BAB II

RUANG LINGKUP

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti


sebagaimanadimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,
2003).

Gambar
Oh saya
Dia Mengerti… Umpan Balik mengerti..o

Komunikator Pesan Saluran Komunikan

Gangguan

TEORI KOMUNIKASI

1. Proses komunikasi

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana


dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan
sebuah perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan
untuk hal itu (Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses
komunikasi.Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif :
a. Sumber/pemberipesan/komunikator(dokter,perawat,admission,Adm.Kasir,
dll), adalah orang yang memberikan pesan.

Sumber (yang menyampaikan informasi) : adalah orang yang


menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-hal
yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan
dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah
pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia,
hal.8)

Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,


pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang
disampaikan, cara berbicaranyanya jelas dan menjadi pendengar yang
baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)

b. Isi pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan.
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian, penerimanya.

c. Media/saluran pesan (Elektronic,Lisan,dan Tulisan) adalah sarana


komunikasi dari komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai
jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim
atau umpan balik yang disampaikan penerima.Pesan dapat berupa berita
lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus.Pada kesempatan tertentu, media
dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung
atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan
sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8). Media yang dapat digunakan:
melalui telepon, menggunakan lembarlipat, buklet, vcd, (peraga)

d. Penerima pesan/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter,


Admission) atau audience adalah pihak/orang yang menerima pesan.
Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita.Dalam komunikasi,
peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang
pembicaraan.Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk
menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada
pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi
berlangsung dua arah. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8).

e. Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon


pesan yang diterimanya.

f. Jika ada pasien yang kritis dan ada hasil pemeriksaan kritis, perawat
langsung melaporkan ke dokter DPJP. Dan perawat harus memberikan
stempel verivikasi di lembar verivikasi dan memintakan verivikasi ke DPJP
dalam waktu 1x 24 jam, apabila terhalang hari libur, maka harus dimintakan
di pertemuan pertama dengan DPJP.

2.  Pemberi pesan/komunikator yang baik:


Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-
hal berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
 Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, paraphrase, intonasi.
 Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat
 Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak
tubuh).
 Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh)
agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

3. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan
promosi). Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit
adalah:
 Jam pelayanan
 Pelayanan yang tersedia
 Cara mendapatkan pelayanan
 Sumber alternatife mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer
Service,Admission, dan Website. Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi
(Pelayanan Promosi) adalah :
 Edukasi tentang obat.
 Edukasi tentang penyakit.
 Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari.
 Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit.
 Edukasi tentang Gizi.
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah
Sakit).

4. Syarat komunikasi efektif.


Syarat dalam komunikasi efektif adalah:
 Tepat waktu
 Akurat.
 Lengkap
 Jelas.
 Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan (kesalahpahaman).
5. Hukum dalam komunikasi efektif
Ada 5 ( lima ) Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of
Efffective Communication) terangkum dalam satu kata yang mencerminkan
esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau
meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya
bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati,
tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.Hukum komunikasi efektif
yang pertama adalah :
a. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesanyangkita
sampaikan.Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama
yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita
baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim

b. Empati
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh
orang lain.Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan
rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama
dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi
atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati
calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima

c. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan
yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini
mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima
pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan
berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang 
akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima
dengan baik.
d. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat
menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak
sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan
menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

e. Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama
untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari
olehsikaprendahhati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pernah yang pada
intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran
Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima
kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui
kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Aspek komunikasi efektif juga meliputi lima hal:
a. Kejelasan (Clarity)
Pesan yang disampaikan.
b. Ketepatan (Accuracy)
Kebenaran informasi.
c. Konteks (Context)
Gaya bicara dan pesan disampaikan dalam situas yang tepat
d. Alur (Flow)
Urutan pesan atau sistematika penyampaian.
e. Budaya (Culture)
Sesuai dengan bahasa,gaya bicara, dan norma-etika yang berlaku
6. Secara tekniks, untuk mencapai komunikasi efektif, secara verbal
komunikasi “memainkan” teknik vocal
a. Speed/tempo –kecepatan bicara; variatif, jangan terlalu cepat jangan pula
terlalu lambat.
b. Volume –tinggi-rendah nada bicara, disesuaikan dengan karakter dan
jumlah audiens.
c. Aksentuasi –penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu.
d. Artikulasi –kejelasan kata demi kata yang diucapkan.
e. Projection –memproyeksikan (mengarahkan) suara sampai ke bagian
paling belakang ruangan tanpa harus berteriak.
f. Pronounciation (Pelafalan) –pelafalan kata demi kata secara jelas dan
benar.
g. Repetition (pengulangan) –untuk mengulangi kata-kata penting dengan
irama yang berbeda.
h. Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering.
i. Ringkas, namun jelas. Jangan bertele-tele.

Secara non-verbal komunikasi dapat dibangun dengan gesture atau gerakan


tubuh, cara berpakaian sesuaikan dengan acara atau suasana, dan raut wajah.
Hasil survei Mechribian & Ferris menunjukkan, dalam komunikasi verbal,
keberhasilan menyampaikan informasi:
a. 55% ditentukan oleh bahasa tubuh(body language), postur, isyarat, dan
Kontak mata
b. 38 % ditentukan oleh nada suara.
c. 7 % saja ditentukan oleh kata-kata

7. Faktor yang menentukan komunikasi efektif, antara lain:


 Kepercayaan komunikan terhadap komunikator.
 Kejelasan pesan yang disampaikan.
 Keterampilan komunikasi komunikator .
 Daya tarik pesan.
 Kesesuaian isi pesan dengan kebutuhan komunikan.
 Kemampuan komunikan dalam menafsirkan pesan (decoding).
 Setting komunikasi kondusif atau nyaman dan menyenangkan.

8. Strategi komunikasi efektif antara lain:


a. Menguasai pesan/materi.
b. Mengenali karakter komunikan/audiens.
c. Kontak Mata (Eye Contact)
d. Ekspresi Wajah.
e. Postur/Gerak Tubuh
f. Busana yang sesuai dengan suasana

BAB III

TATA LAKSANA

Komunikasi yang efektif.

Komunikasi efektif adalah tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami
oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).

Prosesnya adalah:

1. Pemberi pesan secara lisanmemberikan pesan, setelah itu dituliskan secara


lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima
pesan.
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Gambar:

Yah.. benar.

Dikonfirmasikan Jadi isi pesannya ini


yah pak…

Komunikator Isi pesan Ditulis Dibacakan Komunikan

Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu dengan menggunakan tabel interco, yaitu:

TABEL INTERCO

PHONIC
CHARACTER TELEPHONY
(PRONUNCIATION)
A Alfa AL-FAH
B Bravo BRAH-VOH
C Charlie CHAR-LEE
D Delta DELL-TAH
E Echo ECK-OH
F Foxtrot FOKS-TROT
G Golf GOLF
H Hotel HOH-TEL
I India IN-DEE-AH
J Juliet JEW-LEE-ETT
K Kilo KEY-LOH
L Lima LEE-MAH
M Mike MIKE
N November NO-VEMBER
O Oscar OSS-CAR
P Papa PAH-PAH
Q Quebec KEH-BECK
R Romeo ROW-ME-OH
S Sierra SEE-AIR-RAH
T Tango TANG-GO
U Uniform YOU-NEE-FORM
V Victor VIC-TOR
W Whiskey WISS-KEY
X Xray ECKS-RAY
Y Yankee YANG-KEE
Z Zuhu ZOO-HOO
1 One WUN
2 Two TOO
3 Three TREE
4 Four FOW-ER
5 Five FIFE
6 Six SIX
7 Seven SEV-EN
8 Eight AIT
9 Nine NIN-EN
0 Zero ZEE-RO

Mekanisme penyampaian informasi ke seluruh rumah sakit

1. Line telekomunikasi
Adalah saluran koneksi telepon permanen antara dua titik yang disediakan oleh
Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan yang digunakan ketika terdapat kebutuhan
komunikasi data jarak jauh yang harus dilakukan secara terus-menerus.
 Pengertian Line Telepon (Saluran Telepon) :
Saluran telepon juga merupakan perangkat keras yang penting dan
diperlukan untuk menghubungkan komputer dengan internet. Penggunaan
saluran telepon ini juga diikuti dengan penggunan modem. Saat ini, kita
tidak harus mendaftar lagi ke ISP, misalnya dengan menggunakan paket
Speedy yang secara langsung dapat melakukan akses internet.
 Fungsi Line Telepon (Saluran Telepon)
Fungsi Line Telepon (Saluran Telepon) untuk menghubungkan komputer
dengan internet.
2. Fax
Mesin faks adalah peralatan komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan
dokumen dengan menggunakan suatu perangkat yang mampu beroperasi melalui
jaringan telepon dengan hasil yang serupa dengan aslinya. Sedangkan Menurut
A.G. Pringgodigdo, mesin faks adalah sistem transmisitanpa kawat untuk gambar-
gambar dan grafik-grafik dengan cara mengatur sinarcahayadan foto elektriksel
serta mengubah bagian gelap dan terang dari suatu bahan sehingga dapat
dipancarkan dalam suara, lalu pesawat penerima akan mengubahnya kembali
seperti aslinya kepada kertas yang telah diolah secara ilmiah. Selain mengirimkan
dokumen, mesin faks juga mampu menghantarkan citra foto dengan fasilitas half
tone. Mesin faks biasanya terdiri dari modem, mesin fotokopi, alat pemindai
gambar, dan alat pencetak data (printer).Proses kerja mesin faks diawali dengan
keharusan bahwa penerima dan pengirim harus memiliki.
 Cara penggunaan mesin fax :
 Pengirim memasukkan dokumen yang hendak dikirim ke bagian feeder
mesin faks dan selanjutnya menekan nomor telepon mesin faks yang
dituju.
 Ketika koneksi telah terjadi dengan mesin faks tujuan, maka mesin
faks akan melakukan scanning dengan membaca area yang sangat
kecil pada dokumen tersebut.
 Mesin faks tersebut akan mengubahnya menjadi suatu sinyal listrik
untuk kemudian menerjemahkan daerah yang dibaca sebagai daerah
gelap atau terang dengan menandainya “0” untuk gelap dan “1” untuk
terang. Sinyal listrik tersebut lalu ditransmisikan melewati saluran
telepon dan menuju mesin penerima faks. Mesin penerima tersebut
kemudian menangkap dan mengartikan sinyal listrik untuk membuat
suatu dokumen yang persis sama dengan aslinya dan kemudian
mencetaknya.
 Kertas yang digunakan dalam mencetak dokumen melalui mesin fax
adalahthermal paper yang peka panas (heat-sensitive thermal).
Thermal Paper adalah kertas yang dipenuhi dengan bahan kimiawi
yang akan berubah warna ketika dipanaskan. Kertas ini biasa
digunakan pada pencetak termal.Permukaan thermal paper dilapisi
campuran bahan pewarna yang padat dan kandungan yang sesuai,
seperti fluoran leuco dye dan octadecylphosphonic acids.Thermal
paper mengandung konsentrat Bisphenol A yang cukup tinggi, yaitu
bahan pemecah endokrin.
 Untuk tindakan pencegahan, dalam dunia bisnis, kertas termal mesin
faks tidak dapat diakui sebagai bukti nyata dalam hukum undang-
undang, kecuali jika telah disalin terlebih dahulu.Hal ini terjadi karena
tintayang digunakan pada kertas faks mudah luntur, terutama jika
disimpan dalam waktu yang lama.Selain itu, kertas tersebut juga
mudah tergulung dan gambar atau tulisan rentan pudar jika terkena
sinar matahari
 Keunggulan mesin faks : membantu pengiriman suatu dokumen ke
tempat yang jauh dalam waktu singkat.
 Kekurangan mesin faks : Dalam kualitas telah menurunkannya dalam
posisi di bawah surat elektronik atau emailsebagai bentuk alat transfer
dokumen secara elektronik yang telah tersebar luas dan digunakan
banyak orang.

Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya


berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu
kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari
RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan marah)
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui
tahap asesmen pasien, di temukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan
tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet
kepada pasien dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara
sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien
(pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah perawat
memberikan materi edukasidan melakukan pendekatan emosional agar
pasien tersebut menjadi tenang dan bisa menerima penjelasan yang di
berikan.
Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti
semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan
pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk
mengisi formulir edukasi dan informasi, dan ditandatangani kedua belah pihak
antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti
bahwa pasiendan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang
benar.

Komunikasi yang berkaitan dengan kegawat daruratan/urgent, meliputi :


a. Code Blue
b. Code Red

Tata cara penyampaian komunikasi efektif dalam keadaan kegawat daruratan yang
meliputi Code Blue dan Code Red, yaitu:
1. Apabila ada kejadian kegawat daruratan seperti pasien henti jantung dan paru
(pingsan) atau terjadi kebakaran maka orang yang menemukan atau berada
di sekitar kejadian segera meminta bantuan.
2. Petugas yang menemukan kejadian kegawat daruratan seperti henti jantung
di sekitar tempat kejadian segera menghubungi line telp 137 dan
menginformasikan jenis kejadian dan tempat kejadian.
3. Petugas yang menemukan kejadian kegawat daruratan seperti kebakaran
maka segera menekan alaram kebakaran terdekat di sekitar tempat kejadian.
4. Petugas informasi (security) yang menerima informasi tersebut baik dari line
telp 137 atau alaram / lonceng segera mengumumkan kejadian tersebut
menggunakan pengeras suara yang dapat di dengar oleh seluruh ruangan
dan petugas rumah sakit.
5. Petugas informasi mengumumkan sesuai dengan kode kejadian.
Contoh : “Code Blue, Code Blue, Code Blue...Code Blue di ruang....Code
Blue di ruang...Seluruh tim Code Blue menuju ke ruang...
Contoh : “Code Red ruang...Code Red ruang...Code Red ruang...Seluruh tim
Code Red menuju ke ruang....
6. Selanjutnya kepada petugas yang menjadi tim Code Blue dan Code Red
untuk segera menuju tempat terjadinya kejadian, dan segera melakukan
tindakan sesuai dengan kejadian saat itu.
7. Jika terjadi kebakaran dalam skala besar maka petugas informasi (security)
segera menghubungi no tlp 0542-7500911 atau 9110911 untuk meminta
bantuan pemadam kebakaran.

BAB IV

DOKUMENTASI

1. Catatan komunikasi via telpon berada dan di catat dalam catatan perkembangan
pasien terintegrasi
2. SBAR adalah cara komunikasi dengan mencatat,dan mengulang setiap yg
diucapkan oleh penelpon dan bila isi telpon sudah selesai, penerima membaca
ulang semua isi telpon. Selanjutnya di verifikasi oleh pemberi perintah 1x24 jam.
Dan apabila lewat lisan pada pertemuan pertama kali.
3. Buku laporan yang terdapat di security tentang keadaan kegawat daruratan yang
terjadi di RS Bhayangkara Balikpapan.

Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : 4 Juli 2018

KEPALA RUMAH SAKIT


BHAYANGKARA TK III BALIKPAPAN

dr. H. YUDI PRASETYO Sp P, M Kes


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 73120879

Anda mungkin juga menyukai