Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasukjuga rumah sakit.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu :
keselamatan pasien ( paitent safety) , keselamatan pekerja, keselamatan bangunan
dan peralatan dirumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien
dan petugas, keselamatan lingkungan, yang berdampakpada pencemaran
lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit.Kelima aspekkeselamatan tersebut keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilakukan oleh rumah sakit.
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang
memandang bahwa keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam
menerima pelayanan kesehatan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
dalam meningkatkan upaya pelayanan di rumah sakit salah satunya yang
perluditingkatkan adalah pelayanan komunikasi di lingkunganrumah sakit.
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau
informasi(Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt dan Osborn, 1994; Koontz
dan Weihrich, 1988)
Berdasarkan definisi di atas, kita simpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mengubah
tingkah laku orang lain/individu lain. Tujuan yang diharapkan dalam proses
komunikasi yaitu perubahan berupa penambahan pengetahuan, merubah
pendapat, memperkuat pendapat, merubah sikap dan perilaku komunikan atau
dengan kata lain dikenal sebagai tiga tingkatan perubahan yaitu kognitif, afektif,
behavioral.
Bentuk Komunikasi Interpersonal di rumah sakit biasanya antara dokter,
perawat, ataupun paramedik dengan pasien dan keluarganya. Bentuk
komunikasi interpersonal seperti ini juga dkenal dengan Komunikasi
Terapeutik. Komunikasi semacam ini biasanya berfokus pada pertukaran

Panduan Komunikasi Efektif 1


informasi mengenai kondisi kesehatan pasien. Sedangkan komunikasi dalam
hal penyampaian informasi dan edukasi mengenai fasilitas pelayanan rumah
sakit dan kesehatan kepada pasien dan keluarga biasanya dijembatani melalui
customer service ataupun kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan (edukasi).
Komunikasi interpersonal ini juga diperlukan antara Direksi dengan unit
kerja serta antar tiap unit kerja di RS Mawaddah Medika agar kegiatan
manajemen rumah sakit berjalan lancar. Beberapa media massa yang
digunakan oleh RS Mawaddah Medikadalam berkomunikasi dengan
masyarakat ataupun pasien dan keluarga adalah buku, leaflet, poster, banner,
majalah, dan website.

1.2 Tujuan

Rumah sakit Mawaddah Medika menyusun komunikasi yang efektif baik dengan
komunitas, pasien, dan keluarga, tenaga kesehatan profesional lain maupun antar
unit kerja di Rumah Sakit agar tidak terjadi atau setidaknya meminimalkan
kegagalan dalam berkomunikasi yang mengancam keselamatan pasien. Tujuan
dari panduan ini adalah:

a. Memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara


pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan
oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.
b. Sebagai acuan petugas kesehatan dalam menjamin komunikasi yang baik dan
efektif.
c. Memberikan informasi secara jelas dan benar.
d. Mengurangi adanya kesalahan komunikasi dan persepsi perawat terhadap
instruksi dokter.
e. Meminimalkan insiden keselamatan pasien.
f. Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau
hal-hal yang telah disetujui pasien.
g. Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien untuk
kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan
finansial.

Panduan Komunikasi Efektif 2


h. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit atau masalah yang dihadapinya.

1.3 Pengertian Komunikasi


a. Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses
komunikasi.
b. Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa
yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau informasi (
Komaruddin,1994, Schermerhorn,Hunt & Osbort,1999, Koontz &
Weihrich,1988)
c. Proses dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan
satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam (Rogers & D. Lawrence Kincaid).

Peningkatan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit harus dibentuk antara :

a. Dokter/perawat dengan pasien dan keluarga pasien


b. Dokter dengan perawat (antar petugas medis)

Panduan Komunikasi Efektif 3


BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Proses Komunikasi


Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antar
komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektf (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi
dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesanuntuk
mewujudkan motif komunikasi.
Gambar

MEDIA YANG DIGUNAKAN

PESAN
PENGIRIM
PENERIMA

RESPON

2.2 Unsur Komunikasi


a. Sumber / Komunikator
Sumber ( yang menyampaikan informasi ) adalah orang yang menyampaikan
isi pernyataanya kepada penerima Hal-hal yang menjadi tanggung jawab
pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang

Panduan Komunikasi Efektif 4


sesuai , dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan
baik. ( Konsil Kedokteran Indonesia, hal 8)
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang saat dikonfirmasi oleh si
penerima pesan ( komunikasi )
b. Isi Pesan ( apa yang disampaikan )
Pnjang pendeknya, kelengkapannya perlu disuaiakan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian, penerimanya.
c. Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita
dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan
tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi
berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa
perubahan sikap. ( Konsil Kedokteran Indonesia, hal.8 ). Media yang dapat
digunakan : melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd ( peraga).
d. Penerima / Komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab
penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga
proses komunikasi berlangsung dua arah
Pemberi pesan atau komunikator yang baik adalah pada saat melakukan proses
umpan balik, diperlukan dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Cara berbicara ( talking ), termasuk cara bertanya ( kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka ),
menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.
2. Mendengar ( listening ) termasuk memotong kalimat.
3. Cara mengamati ( observation ) agar dapat memahami yang tersirat di
balik yang tersurat ( bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya,
gerak tubuh )

Panduan Komunikasi Efektif 5


4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikasi ( bahasa tubuh )
agar tidak mengganggu, misalnya karena komunikan keliru mengartikan
gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

2.3 Sifat Komunikasi


Komunikasi itu bisa bersifat informasi ( asuhan ) dan edukasi (pelayanan promosi)
1. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan di dalam rumah sakit adalah :
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit
e. Akses informasi ini dapat diperoleh melalui customer Service, Admission,
dan Website
2. Komunikasi itu bisa bersifat edukasi ( pelayanan promosi )
a. Edukasi tentang obat
b. Edukasi tentang penyakit
c. Edukasi pasien tentang apa yang di hindari
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
kualitas hidupnya pasca dari rumah sakit
e. Edukasi tentang gizi
f. Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical
informationedan natinya akan menjadi sebuah unit PKRS ( Promosi
Kesehatan Rumah Sakit )

2.4 Komunikasi yang efektif


a. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap ( attitude change ) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses
komunikasi, dan bisa di lihat dari tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah
dipahami oleh penerima, sehingga dapat menguramgi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman ). Komunikasi yang efektif merupakan kunci bagi tenaga
kesehatan terutama dokter dan perawat untuk mencapai keselamatan pasien
berdasarkan standar keselamatan pasien di rumah sakit.

Panduan Komunikasi Efektif 6


b. Rumah Sakit Mawaddah Medika menetapkan sistem komunikasi yang
digunakan dengan menggunakan teknik tekhnik terstruktur tentang keaadaan
pasien yaitu :
Situation, Bacground,Assesment, Recommendation atau bisa di sebut dengan
tekhnik komunikasi S B A R . Tekhnik S B A R adalah komunikasi dengan
menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat di
transfer kepada orang lain secara akurat dan efisien baik dalam bentuk via
telepon yang kemudian ditulis di rekam medis pasien dalam form terintegrasi.
Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur S B A R bertujuan untuk
mencapai ketrampilan berfikir kritis dan menghemat waktu.
Secara terperinci pengertian dari :
1. Situation : Sebutkan kondisi terkini yang terjadi pada pasien ( Nama,
umur, No. Rekam Medik, tanggal masuk, dokter yang merawat, diagnose
medis dan masalah yang terjadi, masalah yang teratasi dan belum teratasi )
2. Bacgground : Jelaskan informasi yang penting tentang kondisi terkini
meliputi keluhan utama, respon pasien, riwayat alergi, riwayat
pembedahan, riwayat penyakit dahulu dan pengetahuan pasien tentang
penyakitnya
3. Assesment: Jelaskan hasil pengajian tanda tanda vital, pain score, GCS,
status restrain, resiko jatuh, status nutrisi, eliminasi dan hal-hal kritis, hasil
investigasi/pemeriksaan, hasil pemeriksaan penunjang
4. Recommendation : Menyampaikan tindakan yang sudah dilakukan

Panduan Komunikasi Efektif 7


BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Proses pelaporan informasi medis antar petugas kesehatan via telepon:
1. Sebelum pemberi pesan menghubungi penerima pesan, siapkan data /
informasi yang akan disampaikan
2. Sampaikan informasi menggunakan METODE SBAR
Jelaskan SITUATION (situasi atau kondisi yang dilihat pada pasien) yang
terjadi:
a. Sebutkan identitas petugas yang berbicara: Nama, dan Unit Kerja
b. Sebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan: Nama (Tn/Ny/Nn/ .....)
dan tanggal lahir atau nama dan alamat
c. Jelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati: berdasarkan pengamatan
petugas, keluhan subyektif pasien, atau perubahan tanda-tanda objektif
yang ditemukan pada pasien.
Jelaskan BACKGROUND (latar belakang medis) yang berkaitan dengan
situasi tersebut :
a. Riwayat penyakit
b. Diagnosis awal saat ini.
c. Hasil pemeriksaan sebelumnya: pemeriksaan fisik, laboratoris, radiologis,
dan lain-lain.
d. Terapi (obat-obatan dan tindakan ) yang diberikan sebelumnya.
e. Riwayat alergi obat (bila ada)
Sebutkan ASSESSMENT (penilaian atau kondisi) terkait kondisi tersebut :
a. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait perubahan
kondisi yang ditemukan pada pasien menurut anda sebagai petugas medis
saat ini.
b. Tindakan-tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat ini (tensi, nadi,
suhu, respirasi).
Sebutkan RECOMMENDATION (rekomendasi tindak lanjut) yang dianjurkan
oleh petugas medis saat ini, rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain:
a. Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer
pasien, konsultasi ke dokter lain, atau menjelaskan kepada pasien atau
keluarganya tentang perubahan kondisi yang terjadi.

Panduan Komunikasi Efektif 8


b. Permintaan untuk advis pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan.
c. Permintaan untuk advis perubahan terapi atau tindakan lain yang
diperlukan.
d. Rekomendasi terhadap kondisi yang ditemukan.
3. Setelah diberikan RECOMMENDATION atau advis untuk tindak lanjut,
lakukan prosedurCABAK (CAtat, BAca kembali dan Konfirmasi) terhadap
advis tersebut sebelum dilakukan.
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan
secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
b. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima
pesan.
c. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.

Contoh Penggunaan SBAR:

1. Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :


Situation (S) :

Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari
perawatan, DPJP : dr Ratri , SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.

Masalah keperawatan:

- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih

- Perubahan kebutuhan nutrisi kurang

Background (B) :

- Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24
jam.

- Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.

- Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.

- Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit

- Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik

- Diet : rendah protein 1 gram

Panduan Komunikasi Efektif 9


Assessment (A) :

- Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu


37 0C, RR 20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak
napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.

- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl

- Pasien masil mengeluh mual.

Recommendation (R) :

- Awasi balance cairan

- Batasi asupan cairan

- Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter

- Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1


amp

- Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien

- Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

2. Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat


telepon/dokter dengan DPJP :
Situation (S) :

Selamat pagi Dokter, saya Farida dari ruang Perawatan I Melaporkan


pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,
mengalami sesak napas.

Background (B) :

- Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013,


program HD hari Senin-Kamis

- Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang


dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.

- Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp

- TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema


ekstremitas bawah dan asites

Panduan Komunikasi Efektif 10


- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl

- Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.

Assessment (A) :

- Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan


keseimbangan cairan dan elektrolit lebih

- Pasien tampak tidak stabil

Recommendation (R) :

- Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM

- Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?

- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke HCU

Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan


hurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu :

Character International code word Pronunciation

A Alfa AL FAH

B Bravo BRAH VOH

C Charlie CHAR LEE or SHAR LEE

D Delta DELL TAH

E Echo ECK OH

Foxtrot FOKS TROT

G Golf GOLF

H Hotel HOH TELL

I India IN DEE AH

J Juliett JEW LEE ETT

K Kilo KEY LOH

L Lima LEE MAH

Panduan Komunikasi Efektif 11


M Mike MIKE

N November NO VEM BER

O Oscar OSS CAH

P Papa PAH PAH

Q Quebec KEH BECK

R Romeo ROW ME OH

S Sierra SEE AIR RAH

T Tango TANG GO

U Uniform YOU NEE FORM or OO NEE FORM

V Victor VIK TAH

W Whiskey WISS KEY

X X-ray ECKS RAY

Y Yankee YANG KEY

Z Zulu ZOO LOO

0 Zero ZEE-RO

1 One WUN

2 Two TOO

3 Three TREE

4 Four FOW-ER

5 Five FIFE

6 Six SIX

7 Seven SEV-EN

8 Eight AIT

9 Nine NIN-ER

Sumber : Wikipedia

Panduan Komunikasi Efektif 12


Daftar Singkatan yang berlaku di RS Mawaddah Medika
1. Singkatan
NO SINGKATAN KEPANJANGAN

A
1. A Assesment

2. A/ Anemia

3. a/n Atas Nama

4. Ab inc Abotus Incomplet

5. Ab Abortus

6. ABC Airway, Breathing, Circulation

7. Abd Abdomen

8. AC Abdominal Circum Ference

9. Acc Accepted/disetujui

10. ACE Angiotensin Converting Enzyme

11. ACFD Acquered Coagulation Factor Deficiency

12. ACL Anterior Cruciatum Ligamen

13. ACS Acute Coronary Sindroma

14. ACV Assist Control Ventilation

15. ADL Activity of Daily Living

16. ADV Advis

17. AF Atrial Febrilation

18 Ag Antigen

19. AGD Ambulan Gawat Darurat

20. AFRVR Atrial Fibrilation Rapid Ventrikel Respon

21. AIDS Aquired Immuno Defisiency Syndroma

22. AIHA Acut Idiophatic Haemolytic Anaemia

Panduan Komunikasi Efektif 13


23. AIS Adenoma Carsinoma In Situ

24. AJ Angkat Jahitan

25. AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

26. AKG Angka Kecukupan Gizi

27. AKI Acute Kidney Disease

28. AP Angina Pectoris

29. APB Ante Partum Bleeding

30. APS Atas Permintaan Sendiri

31. ARF Acute Renal Failure

32. AS Apgar Score

33. ASD Atrial Septum Defect

34. ASI Air Susu Ibu

35. Asnet Asal Netes

36. ASV Adaptive Supportive Ventilation

37. ATE Adeno Tonsillectomy

38. ATH Aterm Tunggal Hidup

39. ATS Anti Tetanus Serum

40. AUB Abnormal Uterine Bleeding

41. AV BLOCK Atrio Ventricular Blok

B
42. BAB Buang Air Besar

43. BAK Buang Air Kecil

44. BB Berat BADAN

45. BBLR Berat Badan Lahir Rendah

46. BBLSR Berat Badan Lahir Sangat Rendah

Panduan Komunikasi Efektif 14


47. BLOCK AV Block Atrio Ventriculer

48. BMI Body Mass Index

49. Bo Ka Bokong Kanan

50. Bo Ki Bokong Kiri

51. BO Blight Ovum

52. BPD Biparietal Diameter

53. BPH Benign Prostat Hyperplasia

54. BRAO Branch Retina Artery Occlusion

55. BRPN Broncopnemonia

56. BRVO Branch Retina Vein Occulusion

57. BSC Bekas Sectio Cesaria

58. BU Bising Usus

C
59. C Cyanosis

60. C/ Control

61. C/P Cardio/Pulmonal

62. Ca Cx Carsinoma Cervix

63. Ca Cancer/Carcinoma

64. CAD Coronary Artery Disease

65. CF Closed Fracture

66. CHPB Cortonen His Penurunan Bandle

67. CIN Carcinoma In Situ

68. CK Cairan Keluar

69. CKD Chronic Kidney Disease

70. CM Compos Metis

Panduan Komunikasi Efektif 15


71. COB Cedera Otak Berat

72. COPD Chronic Obstructive Pulmonary Disease

73. COR Cidera Otak Ringan

74. COS Cidera Otak Sedang

75. CP Cerebral Palsy

76. CPAP Continuous Positive Airway Pressure

77. CPc Cold Pack

78. CPD Cephalo Pelvis Disproportion

79. CPh Clinical Pathway

80. CRF Chronic Renal Failure

81. CT Cervical Traksi

82. CVA Cerebro Vasculer Acciden

83. CVP Central Vena Presure

84. Cx Cervix

D
85. D Dioptri

86. d Dyspneu

87. DBN Dalam Batas Normal

88. DC Dower Cateter

89. DDO Diagnosa Durante Operasi

100. Dex Dextra

101. DF Dengue Fever

102. DHF Dengue Hemorrhagic Fever

103. Diet BH Diet Bubur Halus

104. Diet BK Diet Bubur Kasar

Panduan Komunikasi Efektif 16


105. Diet NS Diet Nasi

106. Diet TKTP Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

107. DJJ Denyut Jantung Janin

108. DL Darah Lengkap

109. DM Diabetes Mellitus

110. DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien

111. DPO Diagnosa Pre Operasi

112. DUB Disfungsional Uteri Bleeding

113. Dx Diagnosa

E ECG Elektro Cardio Grafi

114. ETT Endo Tracheal Tube

F
115. FAM Fibro Adenoma Mammae

116. FBC Fraktur Basis Cranii

117. FC Febris Confulsi

118. Fl Feses lengkap

119. FL Femur Length

120. FNAB Fine Needle Aspiration Biopsy

121. Fr Fraktur

G
122. G Gravida

123. G.O Gonorrhoe

124. G1P00 Gravid….Para….

125. GA General Anestesi

126. GB Gall Bladder

Panduan Komunikasi Efektif 17


127. GBS Guillain Barre Syndroma

128. GC Gasric Cooling

129. GCS Glasgow Coma Scale

130. GDA Gula Darah Acak

131. GE Gastro Enteritis

132. GEA Gastro Enteritis Akut

133. GEADB Gastro Enteritis Akut Dehidrasi Berat

134. GEADR Gastro Enteritis Akut Dehidrasi Sedang

135. GEADS Gastro Enteritis Akut Dehidrasi Sedang

136. GERD Gastro Esophageal Reflux Disease

137. GNA Glomerulo Nefhritis Acute

138. GNC Glomerulo Nephritis Chronis

H
139. H1 Hodge-satu

140. HAV Hepatitis A Virus

141. HBV Hepatitis B Virus

142. HCU High Care Unit

143. HD Haemodialisa

144. HE Health Education

145. HFMD Hand Foot and Mouth Disease

146. HIL Hernia Inguinalis Lateralis

147. HIM Hernia Inguinalis Medialis

148. HIV Human Immuno Defisiency Virus

149. HM Hematemesis Melena

150. HNP Hernia Nucleus Pulposus

Panduan Komunikasi Efektif 18


151. HPHT Hari Pertama Haid Terakhir

152. HPP Hemorhagic Post Partum

153. HPV Human Papilloma Virus

154. HSV Herpes Simplex Virus

155. HT Hipertensi

156. HV Haemophilus Vaginalis

I
157. I Icterus

158. ICH Intra Cranial Hemorrhagic

159. ICP Itra Cranial Pressure

160. ICU Intensive Care Unit

161. Idem Sama

162. IMA Infark Myocard Acute

163. Infus NS Infus Normal Salin

164. Infus RL Infus Ringer Laktat

165. Inj IC Injeksi Intra Cutan

166. Inj IV Injeksi Inta Vena

167. Inj IM Injeksi Intra Muskuler

168. Inj SC Injeksi Sub Cutan

169. Inj Injeksi

170. ILO Infeksi Luka Operasi

171. IGD Instalasi Gawat Darurat

172. ISK Infeksi Saluran Kemih

173. ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas

174. ITP Idiopathic Thrombocytopeni Purpura

Panduan Komunikasi Efektif 19


175. IUD Intra Uteri Device

176. IUFD Intra Uteri Fetal Death

177. IUGR Intra Uteri Growth Restriksi

178. IV Intra Vena

179. IVP Intra Vena Pressure

180. IWL Insisibel Water Lose

J
181. JRA Juvenile Rheumatoid Arthritis

K
182. K/P Kalau Perlu

183. KDK Kidney Dissease Kronis

184. KDS Kidney Dissease Syndrom

185. KET Kehamilan Ektopik Terganggu

186. KLG Keluarga

187. KP Keratic Presipitat

188. KPD Ketuban Pecah Dini

189. KRS Keluar Rumah Sakit

190. KRST Kehamilan Resiko Sangat Tinggi

191. KRT Kehamilan Resiko Tinggi

L
192. LA Local Anestesi

193. LAB Labolatorium

194. LBBB Leff Bundle Branch Block

195. LBP Low Back Pain

196. Let Kep Letak Kepala

Panduan Komunikasi Efektif 20


197. Let Li Letak Lintang

198. Let Su Letak Sungsang

199. LFT Liver Fungsi Tes

200. LM Lymphoma Maligna

201. LP Lumbal Pungsi

202. LT Lumbal Traksi

203. LVH Left Ventrikuler Hypertrophy

M
204. Ma/Mi Makan / Minum

205. MG Miastenia Gravis

206. MH Morbus Hansen

207. Mika/Miki Miring Kanan/Miring Kiri

208. MM Multiple Myeloma

209. Mob Mobilisasi

210. MOW Metode Operasi Wanita

211. MR Mitral Regurgitasi

212. MRS Masuk Rumah Sakit

213. MSS Minum Sedikit-Sedikit

N
214. N Nadi

215. NGT Nasso Gastro Tube

216. NICU Neonatal Intensif Care Unit

217. NST Non-stress Tes

218.

Panduan Komunikasi Efektif 21


219. O Obyektif

220. O2 Oksigen

221. OA Osteo Arthritis

222. OB Orang Baru

223. OBS Observasi

224. OD Oksitosin Drip

225. OE Otitis Externa

226. OF Open Fraktur

227. OK Operasi Kamar

228. OMA Otitis Media Acuta

229. OMP Otitis Media Purulenta

230. OMPK Otitis Media Purulenta Kronis

231. OMZ Ome Pra Zole

232. Op Operasi

233. ORIF Open Reduction Interna Fixation

234. OS Oculi Sinistra

235. OD Oculi Dextra

P
236. P Planning

237. PA Patologi Anatomi

238. PAC Premature Arterial Contraction

239. PCV Pressure Central Ventilation

240. PDA Patent Ductus Arteriosus

241. PE Polip Extrasi

242. PEB Pre Eklasia Berat

Panduan Komunikasi Efektif 22


243. PER Pre Eklamsia Ringan

244. PJK Penyakit Jantung Koroner

245. PJP Penyakit Jantung Paru

246. PO Per Oral

247. PPOK Penyakit Paru Obstruksi Menahun

248. PPT Placenta Previa Totalis

249. PSV Pressure Support Ventilation

250. PT / FT Physiotherapi / Fisiotherapi

251. PVC Premature Ventricle Contraction

252. Px Pasien

R
253. R/ Resep

254. RBBB Right Bundle Bracch Block

255. RCI Regulasi Cepat Insulin

256. RDS Respiratory Dystres Syndrome

257. Reg Register

258. RR Respiratory Rate

259. RG Rawat Gabung

260. RHD Rheumatic Heart Disease

261. RJP Resusitasi Jantung Paru

262. RL Rawat Luka

263. RM Rekam Medik

264. Ro Rontgen

265. ROM Range Of Motion

267. RT Rectal Tuche

Panduan Komunikasi Efektif 23


268. RV Ransel Verban

S
269. S Subyektif

270. Sh Suhu

271. SAB Spinal Anasthesi Blood

272. SAK Standar Asuhan Keperawatan

273. SC Sectio Caesarea

274. SH Sirosis Hepatis

275. SIB Surat Izin Bidan

276. SIK Surat Izin Kerja

277. SIP Surat Izin Perawat

278. SKA Sindroma Koronaria Akut

279. SLE Systemic Lupus Erythematosus

280. SM Sulfas Magnesium

281. SN Sindroma Nefrotik

282. SPO Standar Prosedur Operasional

283. Spontan B Spontan Belakang Kepala

284. STEMI ST elevasi Miokard Infark

285. STR Surat Tanda Registrasi

286. SVH Supra Vaginal Histerectomi

T
287. T Tensi

288. Taa Tidak Apa-apa

289. TAH-BSO Total Abdominal Histerectomi Bilateral


Salphingo Ovarectomy

Panduan Komunikasi Efektif 24


290. TB Tinggi Badan

291. TB paru Tuberculosa paru

292. TBJ Tafsiran Berat Janin

293. TD Tekanan Darah

294. TE Tonsilectomy

295. TENS Transcutancus Electrial Nerve Stimulation

296. TFA Tonsilo Faringitis Acute

297. TFU Tinggi Fundus Uteri

298. THIV Tunggal Hidup Intra Uteri

299. TIU Tekanan Itra Oculi

200. TP Tafsiran Persalinan

201. Tpm Tetes per menit

202. TTD Tertanda

203. Tts Tetes

204. TTV Tanda Tanda Vital

205. TURB Trans Urethral Retro Buli

206. TURP Trans Urethral Retro Prostat

207. TVH Trans Vaginal Histerctomi

208. Tx Terapi

U
209. UA Urin Acid

210. UL Urin Lengkap

211. UP Urin Produksi

212. URI Upper Respiratory Tract Infection

213. UTI Urinary Tranct Infection

Panduan Komunikasi Efektif 25


214. UV Ultra Violet

V
215. VDS Verbal Description Scale

216. VK Verban Kamar

217. VS Vital Sign

218. VSD Ventriculer Septal Defect

219. Vc Vaginal Touche

220. VT Ventricular Tachycardi

221. WBC White Blood Cell

222. WSD Water Sealt Draenage

2. Simbol
NO SIMBPL NAMA SIMBOL

1. D Dextra (Kanan)

2. ø Diameter

3. L Jenis Kelamin Laki-laki

4. P Jenis Kelamin Perempuan

5. S Sinistra ( kiri )

6. ᵁ Kepala Anak Belum Masuk


7. ̶ Kepala Anak Sudah Masuk

8. Ѡ Bokong Anak Belum Masuk

9. Ѡ Bokong Anak Sudah Masuk

10. Membran Tympani

Panduan Komunikasi Efektif 26


11. Cavum Nasal

12. Faring dan tonsil

3.2 Proses memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan dengan
kondisi kesehatannya

1. Tahap asesmen pasien : Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu


kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan : ( data ini didapatkan dari
RM )
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. Hambatan emosional dan motivasi (emosional : Depresi, senang dan
marah )
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi
2. Tahap cara menyampaikan informasi dan edukasi yang efektif. Setelah
melalui tahap asesmen pasien , di temukan :
a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik ( tuna rungu
dan tuna wicara ), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan
leaflet kepada pasien dan keluarga sekandung (istri,anak,ayah,ibu atau
saudara sekandung ) dan menjelaskan kepada mereka.
c. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (
marah atau depresi ), maka komunikasi efektif adalah memberikan
materi edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien
tidak mengerti materi edukasi pasien bisa menghubungi medical
information.
3. Tahap cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan :
a. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah :
menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan .

Panduan Komunikasi Efektif 27


Pertanyaanya adalah; “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan,
kira-kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari ?”
b. Apabila pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasi adalah denga pihak
keluarganya dengan pertanyaan yang sama : “Dari materi edukasi yang
telah disampaikan, kira-kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari ?”
c. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada
hambatan emosional ( marah atau depresi ), maka verifikasinya adalah
dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang
materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via
telepon atau dating langsung kemar pasien setelah pasien tenang.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi


yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien
mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses
penyembuhan pasien.

Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk
mengisi formulir edukasi dan informasi, dan ditanda tangani kedua belah
pihak antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai
bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi
yang benar.

Panduan Komunikasi Efektif 28


BAB IV

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan Peningkatan Komunikasi


Efektif sesuai prosedur di Rumah Sakit Mawaddah Medika. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena keterbatasan pengetahuan
dan kurangnya referensi.

Tim penyusun berharap berbagai pihak dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan panduan dimasa yang akan datang.

Ditetapkan,
Direktur

dr.Sihwati Wilujeng

Panduan Komunikasi Efektif 29

Anda mungkin juga menyukai