PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegagalan komunikasi verbal dan tertulis diantara pelayanan kesehatan menjadi keprihatinan
organisasi pelayanan kesehatan. Komunikasi yang kurang baik sering terjadi yang diikuti oleh
kejadian yang tidak diharapkan. Organisasi Akreditasi Amerika Serikat disebut The Joint
dalam makalah tahun 2005 bahwa 66 - 70% sentinel event disebabkan oleh :
4. Environmental safety
6. Kepemimpinan
Sejak 1 Januari 2006, JCAHO membuat tujuan kedua dari keselamatan pasien adalah
berstandar pendekatan untuk kepentingan pasien dalam hal komunikasi antara petugas
kesehatan yang saat hand off communication yang tidak menutup kesempatan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
dan penerima pesan sehingga tercipta feed back yang baik antara pemberi pesan dan
penerima pesan
C. DEFINISI
1. Pengertian Komunikasi:
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang
2. Proses Komunikasi:
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan
Gambar
Gangguan
Unsur komunikasi
2. Isi pesan
Adm.Irna).
1.1. Sumber / komunikator:
pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang
sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si
3.1. Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan
tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi
berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
tubuh).
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
3. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan promosi).
3.1. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan di dalam rumah sakit adalah:
3.1.4 Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission, dan
Website.
3.2.3 Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari. (Lihat Pedoman
3.2.4 Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
3.2.5 Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi). Akses untuk mendapatkan
edukasi ini bisa melalui medical information dan nantinya akan menjadi
Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh penerima,
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
Komunikasi SBAR
Khusus untuk pelaporan kondisi pasien oleh petugas kesehatan kepada dokter melalui
Situation.
Petugas pelapor menyebutkan salam, identitas pelapor dan asal ruang perawatan, identitas
pasien, dan alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif.
Background.
Petugas pelapor menyebutkan : latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang
(RPS), alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap), pengelolaan pasien yang sudah
berjalan, dan terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan). Sebutkan
hasil pemeriksaan lab/ diagnostik yang berkaitan (jika ada), Sebutkan Informasi klinis
Assessment.
Jelaskan pengkajian yang telah anda lakukan, Mis: Vital sign, skala nyeri ,status mental
pasien, kondisi kulit, status emosional, SaO2, dan lain-lain. Indikasikan masalah pasien,
contoh: jantung/ Infeksi/ pernafasan, Jika anda tidak yakin dengan masalah tersebut
Recommendation.
Menanyakan kepada dokter untuk rekomendasi dan terapi yang akan diberikan dokter.
Konfirmasi Ulang.
Menggulang kembali advis yang diberikan dari dokter ( jika ada obat NORUM/LASA, atau
pengucapan yang sulit eja dengan alphabet yang ada di RSUD Namrole). Untuk unit
diberikan oleh dokter (tanggal, jam, terapi yang akan di berikan, nama dokter konsulan,
nama dan paraf perawat atau bidan yang melaporkan, saksi dan pelaksana perintah)
Gambar:
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan
edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti
diberikan:
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali
edukasi yang telah diberikan. Pertanyaannya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah
2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali
sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami.
Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah
pasien tenang.
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan
pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga
Pelaporan nilai kritis meripakan proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang
merawat pasien. Nilsi hasil kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang
3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP ( dokter yang merawat ) dan diinformasikan
Nilai kritis laboratorium yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Namrole
1. Darah Lengkap
2. Kimia Klinik
5. Urinalisa
Glukosaria >2+
Keton >2
Albuminuria >2+
Eritrosit >2+
Lekosit >2+
Nilai hasil radiologi kritis adalah suatu pemeriksaan/ expertise radiologi yang harus segera
ditindaklanjuti untuk keselamatan pasien atau tindakan medis lain oleh dokter yang merawat.
Yang termasuk hasil kritis radiologi adalah
Area
stroke akut
Leher epiglotitis
diseksi aorta
emboli paru
ischemic bowel
appendicitis
volvulus
perlukaan organ dalam traumatik
perdarahan retroperitoneal
obstruksi usus
abruptio placentae
1. KEBIJAKAN
RUANG LINGKUP
Komunikasi SBAR diambil dari template komunikasi Angkatan Laut Amerika Serikat yang
oleh Kaiser Permante di Colorado, Amerika Serikat, sebagai alat komunikasi untuk melaporkan
petugas pelayanan kesehatan mengenai situasi dan keadaan yang perlu tindakan segera saat
melaporkan pasien, mengoperkan pasien pada shift jaga, pindah unit atau rumah sakit dalam
Secara lebih lengkap, komunikasi efektif akan berlangsung dengan baik apabila :
2. Pesan yang disampaikan bersifat terkini (update), yang berisi tentang perawatan
pasien, pengobatan, pelayanan, kondisi dan perubahan-perubahan yang baru saja dialami
3. Dalam proses komunikasi, terjadi proses verifikasi informasi yang diterima dengan cara
melakukan mengulang kembali (repeat back) dan membaca kembali (read back)
setepat mungkin
5. Dalam proses komunikasi hand-overs yang efektif interupsi, harus diminimalisasi agar
seperti :
a. Pasien masuk rumah sakit dari bagian gawat darurat atau poliklinik, rujukan dokter
d. Pengiriman pasien dari bangsal ke ruang operasi, ruang radiologi, fisioterapi, dsb
2. Pasien pulang
b. Pasien pulang
5. Komunikasi antara perawat/bidan dan dokter atau antar dokter dalam proses
konsultasimedis
Komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu communis atau common yang dalam Bahasa
Inggris berarti “sama”. Berkomunikasi dapat diartikan bahwa kita berusaha untuk
mencapai kesamaan makna commonness. Istilah organisasi berasal dari bahasa latin
organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama
lainnya saling bergantung. Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu system, ada
Komunikasi antara dokter dan perawat merupakan salah satu aspek kolaborasi antara
dokter dan perawat, mengingat bahwa kedua profesi tersebut memiliki peran yang
didelegasikan kepada perawat dan perawat juga perlu pendelegasian dari dokter baik
juga akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif untuk semua
terutama dalam hal penentuan penggunaan sediaan farmasi untuk pasien. Menurut Corser
(2000) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kolaborasi antara dokter dan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam sebuah rumah sakit, dokter dan perawat
verbal maupun tulisan diantara kedua profesi tersebut sangat penting terutama
baik juga.
Menurut Fox (2000) dalam Pallas (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
Kewaspadaan terhadap panduan dalam komunikasi yang efektif tidak terlalu diketahui
baik oleh perawat maupun oleh dokter. Hal tersebut menyebabkan hambatan dalam
melakukan komunikasi diantara kedua profesi tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Fox (2000) perawat memang tampak lebih menguasai teknik-teknik komunikasi
profesi dokter sendiri, dokter senior lebih mampu berkomunikasi dengan baik
Dalam konsensus umum, komunikasi yang berjalan dengan baik antara dokter dan
perawat menimbulkan kondisi kerja yang lebih baik. Bahkan disebutkan bahwa
komunikasi antara dokter dan perawat merupakan proses komunikasi yang paling sulit
terjalin dibandingkan dengan profesi-profesi yang lain. Hal tesebut diakibatkan hirarki
penting, tetapi dokter memiliki persepsi yang berbeda mengenai komunikasi tersebut.
Perbedaan persepsi ini memiliki dampak yang negative terhadap jalannya proses
komunikasi.
Faktor yang terakhir adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang baik akan
lebih mendukung terjalinnya komunikasi yang baik, tetapi sebaliknya komunikasi yang
baik juga akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif untuk semua
TATA LAKSANA
operasional yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Namrole yang sudah disepakati dan
berlandaskan surat keputusan direktur Rumah Sakit UmumDaerah Namrole. Khusus untuk
pelaporan kondisi pasien oleh petugas kesehatan kepada dokter melalui telepon, rumah
S (Situation): Petugas pelapor menyebutkan salam, identitas pelapor dan asal ruang
perawatan, identitas pasien, dan alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara
Penyakit Sekarang (RPS), alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap), pengelolaan
pasien yang sudah berjalan, dan terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang
signifikan). Sebutkan hasil pemeriksaan lab/ diagnostik yang berkaitan (jika ada),
A (Assesment): Jelaskan pengkajian yang telah anda lakukan, Mis: Vital sign, skala nyeri
,status mental pasien, kondisi kulit, status emosional, SaO2, dan lain-lain. Indikasikan
masalah pasien, contoh: jantung/ Infeksi/ pernafasan, Jika anda tidak yakin dengan
Mengulang kembali advis yang diberikan dari dokter (jika ada obat NORUM/LASA, atau
pengucapan yang sulit dieja dengan alphabet yang ada di Rumah Sakit Mardi waluyo).
Untuk unit khusus bisa tidak dilakukan pengulangan kembali. Mendokumentasikan advis
yang diberikan oleh dokter (tanggal, jam, terapi yang akan di berikan, nama dokter
konsulan, nama dan paraf perawat atau bidan yang melaporkan, saksi dan pelaksana
perintah).
Sikap yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah teliti terhadap analisa masalah pasien
dan sopan. Unit yang terkait dalam standar operasional prosedur ini adalah seluruh intalasi
DOKUMENTASI
perintah lisan melalui telepon/ pelaporan hasil pemeriksaan . Isi dari formulir catatan
1. Tanggal
2. Jam
E. SASARAN MUTU
DENGAN SBAR
Waluyo Metro
PENGUMPULAN
DATA
dengan benar
inap
STANDAR 100%
JAWAB PENGUMPUL
DATA ( KOMUNIKASI EFEKTIF )
BAB V
PENUTUP
Demikianlah panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan layanan pasien
yang aman, khususnya dalam rangka pemberian informasi yang efektif sehingga
diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam pemberian informasi yang terintegrasi. Panduan
ini jauh dari sempurna oleh sebab itu panduan akan ditinjau sesuai dengan tuntutan
layanan dan standar akreditasi, baik akreditasi nasional 2012 maupun standar
internasional.