Keputusan Direktur
Nomor : 1.A/1/DIR/040/VIII/RSI.CG-2017
Tanggal : 1Agustus 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit tersebut salah satu yang
perlu diupayakan dan ditingkatkan adalah pelayanan komunikasi di lingkungan rumah
sakit. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah suatu proses dimana seorang
individu menyampaikan pemikiran-pemikiran atau informasi (verbal atau non verbal)
untuk mengubah tingkah laku orang lain/ individu lain. Untuk itu harus ada
kesepahaman arti dalam proses penyampaian arti tersebut agar tercapai komunikasi
yang efektif.
1.2 Tujuan
Rumah Sakit menyusun komunikasi yang efektif baik dengan komunitas, pasien, dan
keluarga, tenaga kesehatan profesional lain maupun antar unit kerja di Rumah Sakit
agar tidak terjadi atau setidaknya meminimalkan kegagalan dalam berkomunikasi
yang mengancam keselamatan pasien. Tujuan dari panduan ini adalah:
1.3 Pengertian
a. Menetapkan sebuah proses atau prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui
telepon (lisan) atau penyampaian hasil uji klinis penting yang harus diverivikasi
dengan “mengulang” selengkapnya perintah ataupun hasil uji klinis yang diterima
dan harus dilakukan oleh orang yang menerima informasi tersebut.
b. Mengembangkan dan mensosialisasikan sebuah sistem dimana semua perintah
maupun hasil uji yang diterima harus di verifikasi atau “ dibacakan ulang” kepada
Berikut adalah penjabaran dari masing masing unsur diatas untuk membantu kita
dalam perancangan program komunikasi yang efektif.
a. Sumber atau komunikator
Sumber (yang menyampaikan informasi) adalah orang yang menyampaikan
pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim
pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan
meminta kejelasan apakah pesan yang diterima sudah diterima dengan baik (Konsil
Kedokteran Indonesia, halaman 5). Komunikator yang baik adalah komunikator
yang menguasai materi, pengetahuan luas dan dalam tentang informasi yang
disampaikan, cara berbicaranya jelas, dan menjadi pendengar yang baik saat
dikonfirmasi oleh penerima pesan (komunikan).
b. Isi pesan (apa yang disampaikan)
Panjang pendeknya, kelengkapan isi pesan perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi melalui penyampaiannya, penerimanya.
c. Media
Panduan Komunikasi Efektif 4
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Pada
kesempatan tertentu media dapat digunakan oleh pengirim saat berkomunikasi atau
tatap muka langsung dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.
d. Penerima atau komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi peran penerima
dan pengirim bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik
kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga komunikasi berlangsung
dua arah.
Pemberi pesan atau komunikator yang baik adalah pada saat melakukan proses
umpan balik, diperlukan dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, parafrase, intonasi.
2. Mendengarkan (listening), termasuk memotong kalimat.
3. Cara mengamati (observation) agar memahami yang tersirat dibalik yang
tersurat (bahasa non verbal dibalik ungkapan kata atau kalimatnya, gerak
tubuh).
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar
tidak mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
2.3 Sifat Komunikasi
1. Komunikasi yang bersifat informasi umum :
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yan diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit
e. Dan lain lain terkait dengan pelayanan di Rumah Sakit Islam Cahaya Giri
Komunikasi Efektif adalah : tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh
penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman)
Format muatan informasi dalam proses komunikasi lisan lewat telepon antar
petugas kesehatan menggunakan pendekatan atau formula “SBAR” yakni
SITUATION, BACKGROUND, ASSESSMENT, RECOMMENDATION.
2.4.1 Proses penyampaian informasi medis antar petugas kesehatan:
1. Sebelum pemberi pesan menghubungi penerima pesan, siapkan data / informasi
yang akan disampaikan
2. Sampaikan informasi menggunakan METODE SBAR
Jelaskan SITUATION (situasi atau kondisi yang dilihat pada pasien) yang
terjadi:
a. Sebutkan identitas petugas yang berbicara: Nama, dan Unit Kerja
b. Sebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan: Nama (Tn/Ny/Nn/ .....) dan
tanggal lahir atau nama dan alamat
c. Jelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati: berdasarkan pengamatan
petugas, keluhan subyektif pasien, atau perubahan tanda-tanda objektif yang
ditemukan pada pasien.
Jelaskan BACKGROUND (latar belakang medis) yang berkaitan dengan situasi
tersebut :
a. Riwayat penyakit
b. Diagnosis awal saat ini.
c. Hasil pemeriksaan sebelumnya: pemeriksaan fisik, laboratoris, radiologis,
dan lain-lain.
d. Terapi (obat-obatan dan tindakan ) yang diberikan sebelumnya.
e. Riwayat alergi obat (bila ada)
Sebutkan ASSESSMENT (penilaian atau kondisi) terkait kondisi tersebut :
a. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait perubahan
kondisi yang ditemukan pada pasien menurut anda sebagai petugas medis
saat ini.
b. Tindakan-tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat ini (tensi, nadi,
suhu, respirasi).
Sebutkan RECOMMENDATION (rekomendasi tindak lanjut) yang dianjurkan
oleh petugas medis saat ini, rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain:
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikasi harus menjabarkan hurufnya satu
persatu dengan menggunakan alphabet. Kode Alfabet International :
III. PENUTUP
Tim penyusun berharap berbagai pihak dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan panduan dimasa yang akan datang.
DIREKTUR,