Anda di halaman 1dari 40

YAYASAN EKA HARAP

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


Jl. Beliang No. 110 Telp/Faks. (0536) 3227707 Palangka Raya

PERKULIAHAN KOMINKASI DALAM KEPERAWATAN


1. Identitas Mata Kuliah:.
Nama mata kuliah : Komunikasi
Kode Mata Kuliah : WAT 410
Bobot SKS : 4 SKS ( T :2, P :2, K:0 ).
Waktu Pertemuan : 4 x 60 menit
Pertemuan : I ( Pertama )
Hari/ tanggal : 5 April 2021
Pengajar : Sarah H Rintuh,MPd

2. Capaian pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar komunikasi dan
konseling

PERTEMUAN I ( PERTAMA )

Pokok Bahasan
1. Pengertian komunikasi
2. Tujuan dan fungsi komunikasi
3. Unsur – unsur komunikasi
4. Jenis komunikasi
5. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
6. Bentuk komunikasi :
- Komunikasi massa
- Komunikasai interpersonal
- Komunikasi intrapersonal
- Komunikasi kelompok

Materi :

1. Pengertian Komunikasi.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berarti membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih, sedangkan
menurut cherry dalam Stuart (1983) komunikasi berasal dari kata communico yang
artinya membagi.
Beberapa pengertian komunikasi yang dijabarkan oleh beberapa ahli :
1). Harrold D Lasswell yang dikutip Cangara ,h ( 2004), menerangkan tindakan
komunikasi adalah menjawab pertanyaan “ siapa yang menyampaikan, apa yang
disampaikan , melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya “
2). Book dalam Robbins dan Jones (1982) mendefinisikan komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan cara membangun hubungan antara sesama, melalui pertukaran informasi
untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap
dan tingkah laku itu.
3). Rogetr dan d.lawrence Kincaid (1981) menjelaskan komunikasi sebagai suatu
proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam
4). Duldt – Bettey yang dikutip Sduryani 92006) mendefinisikan komunikasi
sebagai sebuah proses penyesuaian dan adaptasi yg dinamis antara dua orang atau
lebih dalam sebuah interaksi tatap muka dan terjadi pertukaran ide, makna, petrasaan
dan perhatian.

Berdasarkan definisi – definisi tersebut dapat diformulasikan bahwa


komunikasi merupakan penyampaian informasi dalam sebuah interaksi tatap muka
yg berisi ide, perasaan, perhatian, makna serta pikiran yang diberikan pada penerima
pesan dengan harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk
mengubah sikap dan perilaku. .

2. Tujuan dan fungsi komunikasi


Komunikasi sangat diperlukan dalam hubungan antar individu di kehidupan se
hari- hari . Kerja sama dan koordinasi yang baik akan tercapai saat komunikasi yang
dibangun baik dan hubungan yang harmonis akan tercapai saat komunikasi yang
dibangun baik pula. Setiap komunikasi memiliki tujuan masing- masing baik antara
penyampai informasi dan mencari informasi.
Komunikasi mempunyai beberapa tujuan, secara umum tujuan komunikasi
adalah :
1). Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti orang lain (komunikan)
Dalam menjalankan perannya sebagai komunikator, perawat perlu menyampaikan
pesan dengan jelas, lengkap dan sopan.Hal ini sangat penting agar pesan kita
diterima oleh klien ,teman sejawat maupun kolega, sehingga tujuan bersama dalam
membantu kesembuhan klien dapat dicapai.
2). Memahami orang lain
Sebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan
baik bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau apa yang diinginkan oleh klien
(komunikan).Pemahaman ini sangat penting agar proses komunikasi dapat
berlangsung secara efektif.
3). Supayagagasan dapat diterima orang lain
Selain sebagai komunikator, perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien. Peran ini akan efektif dan berhasil bila apa yang
disampaikan oleh perawat dapat dimengerti dan diterima oleh klien.
4). Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan sesuatu sesuai keinginan kita
bukanlah hal mudah,disini perlu adanya pendekatan- pendekatan yg jitu agar orang
lain ( klien) percaya dan yakin bahwa apa yg kita harapkan untuk dilakukan tersebut
benar-benar bermanfaat bagi klien atau komunikan yg lain. Upaya ini dapat
dilakukan dengan pendekatan persuasive dan demonstratif agar komunikan dapat
melakukan dengan benar apa yg diharapkan komunikator.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi adalah


mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan komunikator dapat
diterima oleh orang lain ( komunikan).

 Tujuan komunikasi antara tenaga kesehatan terhadap pelayanan kesehatan


klien
Tujuan utama komunikasi antar tenaga kesehatan adalah tercapainya tingkat
kesehatan klien semaksimal mungkin dengan membereikan pertawatan
komprehensif melalui pertukaran informasi yg akan meningkatkan koordinasi dan
kesinambungan pelayanan keshatan terhadap klien.
Secara umum menurut Lu Verne Wolfr Marlene H.w dan Elinor komunikasi
antar tenaga kesehatan terbagi dalam empat kategori yaitu :
1). Melaporkan
Merupakan suatu bentuk penyampaian atau penuran tentang sesuatu yg
dilihat,didengar, dilakukan atau dipertimbangkan. Sebagai contoh : perawat dinas
pagi melaporkan kondisi terakhir klien dan tindakan keperawatan yang telah
diberikan kepada perawat dinas sore atau pada dokter yg bertanggung jawab
terhadap klien tersebut.
2). Mengarahkan
Mengarahkan bisa juga disebut membimbing atau memerintahkan. Seorang
perawat senior (kepala ruangan) dapat memberikan perintah pada bawahannya
( perawat pelaksana ) dalam pelqksanaan asuhan keperawatan.
Seorang perawat atau petugas kesehatan lain juga bisa memberikan pengarahan,bila
suatu informasi berisi pengarahan maka perlu ditujuk dengan jelas orang yg akan
mendapat tugas tsb dan berapa lama waktu untuk menyelesaikan tugas
tsb.Pengarahan sering diberikan secara verbal tapi sebaiknya diberikan secara
tertulis karena lebih aman dan dapat dipertanggung jawabkan serta mengurangi
terjadi kesalahpahaman.
3). Berdiskusi
Berdiskusi bisa juga dikatakan berkonsultasi dengan seseorang untuk
bertukar pendapat atau meminta informasi,nasehat atau nstruksi. Seorang perawat
dalam bekerja akan berkonsultasi dengan perawat lain bahkan dengan dokter yg
merawat klien. Misalnya ketua tim perawatan suatu shift berkonsultasi dengan
kepala ruangan tentang suatu kasus sulit yg dijumpai di ruangan.kasus tsb kemudian
di diskusikan dalam suatu pertemuan antara ketua tim, kepala ruangan dan dokter yg
merawat bersama dengan tim lain disarana pelayanan kesehatan yg kompeten.
4). Rujukan ( refer)
Rujukan adalah suatu keputusan untuk mengirim atau mengarahkan
seseorang agar mengambil tindakan atau bantuan. Seorang klien dapat dikirim oleh
sebuah rumah sakit ke puskesmas guna meminta bantuan dalam perawatan lanjutan
dirumah. Contohnya seorang klien datang ke IGD dengan keadaan patah tulang
terbuka pada paha kanan ( open frakture femor dextra) karena kesulitan dan
peralatan tidak memadai maka boleh mengambil keputusan merujuk ke rumah sakit
yg lebih lengkap fasilitasnya baik peralatan dansumber daya manusia.

 Fungsi komunikasi
Dalam aktivitas keseharian fungsi komunikasi sangat luas dan menyentuh
pada banyak aspek kehidupan. Beberapa fungsi komunikasi tersebut antara lain :
1). Informasi, pengumpulan, penyimpanan,pemrosesan, penyebaran berita,
data,gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yg dibutuhkan agar dapat dimengerti
dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yg tepat
2). Sosialisasi
Dengan komunikasi sesuatu yg ingin disampaikan dapat disebarluaskan
kemasyarakat luas. Fungsi sosialisaasi ini sangat efektif bila dilakukan dengan
pendekatan yg tepat, misalnya komunikasi massa baik lansung maupun tidak
langsung ( melalui media).
3). Motivasi
Proses komunikasi yang dilakukan secara persuasive dan argumentative dapat
berfungsi sebagai penggerak semangat, pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu yg diinginkan oleh komunikator.
4). Perdebatan dan diskusi
Suatu permasalahan yg masih kontroversial atau polemik dalam hubungan
dengan masalah - masalah publik dapat dibahas dan diselesaikan dengan
menggunakan komunikasi yg intens baik melalui debat maupun diskusi
5). Pendidikan
Proses pengalihan atau tranformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi untuk
mendorong perkembangan intelektual,pembentukan watak serta membentuk
ketrampilan dan kemahiran dapat dilakukan melalui komunuikasi yg baik dan efektif
6). Memajukan kehidupan
Contoh dari fungsi komunikasi ini adalah menyebarkan kebudayaan dan sewni
dengan maksud melestarikan warisan masa lalu,membuat leaflet,booklet yg berisi
tentang bagaimana hidup sehat, membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas
dan kebutuhan estetika dll
7). Hiburan
Dunia entertainment telah banyak muncul dari produk komunikasi, misalnya
lawak,menyanyi, drama,sastra ,seni dll
8). Integrasi
Adanya kesempatan untuk memperoleh berbagai informasi dan pesan yg
dipeerlukan dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berperilaku dan pola
fikir serta sebagai sarana untuk menghargai dan memahami pandangan orang lain
dapat diperoleh dari komunikasi yg dilakukan.

Komuikasi merupakan aktifitas yg tidak dapat dipisahkan dengan peran


perawat, pelaksanaan komunikasi yg baik sangat bermanfaat dalam keberhasilan
perawat dalam melaksanakan tugasnya.Secara umum komunikasi berfungsi sebagai
media informasi, pendidikan, himbauan atau ajakan dan hiburan bagi klien.

3. Unsur – unsur komunikasi


Komunikasi memiliki unsur-unsur tertentu agar maksud yang disampaikan
tercapai dengan baik. Unsur-unsur tsb sbb :
a. Sumber ( source )
Sumber merupakan dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan
berfungsi sebagai rangka yang memperkuat pesan itu sendiri,sehingga pesan yang
diterima mempunyai tingkat validitas tinggi. Sumber dapat berupa lembaga atau
instansi , orang (dokter,perawatr, bidan), buku,dokumen dll.
b. Pesan
Pesan adalah serangkaian informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator.Pesan yang disampaikan mempunyai isi yaitu inti pesan untuk
mempengaruhi perilaku komunikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
komunikator. Adapun keakuratan pesan ditentukan oleh faktor-faktor sbb :
1). Penyampaian pesan.
Pesan dapat disampaikan melalui lisan,tatap muka,langsung tidak langsung atau
menggunakan media.
2). Bentuk pesan. Bentuk pesan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu sbb;
* Informatif. Bentuk pesan ini berupa pemberian sejumlah keterangan dari
komunikator pada komunikan,kemudian komunikan mengambil kesimpulan
dan keputusan sendiri.
* Persuasif . Bentuk pesan ini berupa bujukan untuk membangkitkan atau
memotivasi semangat individu. Perubahan perilaku yg terjadi diharapkan
atas kesadaran sendiri tanpa paksaan
* Koersif . Bentuk pesan ini bersifat memaksA dengan mengg.unakan sanksi-
sanksi.koersif dapat berbentuk instruksi,perintah dll.
c. Perumusan pesan
Pesan yang akan disampaikan harus tersusun baik dan jelas sehingga sesuatu
yang diharapkan dapat tercapai. Bila perawat/bidan ingin memberikan informasi
tentang perkembangan perawatan klien,maka perawat/bidan tsb harus mempunyai
rancangan informasi atau pesan.. Semua hal yg akan disampaikan ditekankan
dengan bahasa yang baik dan jelas agar dapat dimengerti oleh klien dan keluarga
klien.
d. Komunikator
Komunikator adalah seseorang maupun kelompok yang menyampaikan pesan
kepada komunikan.Seorang komunikator dapat menjadi komunikan dan
sebaliknya komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Keberhasilan
komunikator dipengaruhi oleh penampilan,penguasaan pesan dan penguasaan
bahasa pesan.
e. Media
Media adalah sarana dalam penyampaian pesan,media dapat berbentuk buku,
brosur,pamlet,radio,TV,OHP,laptop,lembar catatan,rekam medik dll.
f. Hasil
Hasil yang baik akan tercapai apabila pesan pesan yang disampaikan
komunikator dapat dimengerti atau diterima oleh komunikan dan sesuai dengan
harapan komunikator. Contoh dokter memberikan instruksi kpd perawat utk
memberikan injeksi antibiotik 3 x 1 gr.perawat memberikan sesuai dengan
instruksi dokter yg tertulis pada format instruksi.

4. Jenis komunikasi
Ada 3 ( tiga ) jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik :
1). Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah pertukaran informasi secara verbal terutama
berbicara secara tatap muka ( face to face),komunikasi verbal lebih akurat dan tepat
waktu. Kata atau kalimat digunakan sebagai alat atau simbol untuk mengekspresi
kan ide atau perasaan ,membangkitkan respon emosional dan memori,mengartikan
objek serta melakukan observasi. Keuntungan komunikasi verbal dengan tetap muka
diantaranya adalah memungkinkan tiap individu untuk berinteraksi secara langsung,
selain itu dapat dilakukan secara cepat dan langsung,terhindar dari kesalah pahaman
dan informasi secara jelas.
Beberapa hal yang penting dalam berkomunikasi secara verbal sbb :
a. Penggunaan bahasa
Tingkat pendidikan klien, pengalaman dan kemampuan berbahasa seperti
bahasa Inggeris,bahasa Indonesia dll penting sekali dipertimbangkan oleh konselor
dalam berkomunikasi .Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan kata-
kata yg jelas,ringkas dan sederhana.Kejelasan dalam memilih kata-kata diperlukan
agar kata-kata yg digunakan tidak memilih arti yang salah .Pesan yg ringkas
menunjukkan informasi yg dikirimkan singkat dan penyimpangan,sehingga dapat
terhindar dari kebingungan dalam membedakan sesuatu yg penting dan kurang
penting.Sederhana dalam memilih bahasa dalam berkomunikasi.
b. Kecepatan
Kecepatan dalam berbicara dapat mempengaruhi komunikasi verbal.
Seseorang yang dalam keadaan cemas atau sibuk,biasanya berbicara dengan cepat
dan akan lupa untuk berhenti bicara, sehingga dapat menyebabkan pendengar
kesulitan dalam memproses pesan dan menyusun respon yang diberikan.Komunikasi
verbal dengan kecepatan yang sesuai akan memberikan kesempatan bagi pembicara
untuk berpikir jernih tentang apa yg diucapkan dan juga dapat menjadikan seseorang
pendengar yang efektif.
c. Nada suara ( voice tone)
Nada suara dapat menunjukkan gaya dan ekpresi yg digunakan dalam bicara,
selain itu dapat mempengaruhi arti kata. Pengaruh dari bicara dengan suara keras
akan berbeda dengan suara yang lembut atau lemah. Suara keras akan menunjukkan
seorang yg berbicara dengan terburu-buru,tidak sabar,sindiran tajam atau marah.
Salah satu komunikasi verbal yg penting dalam keperawatan adalah interviu.
Merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data dari klien dalam tahap
pengkajian dengan tujuan spesifik seperti riwayat kesehatan ,identifikasi kebutuhan
dasar dan risiko serta menentukan perubahan spesifik dari tingkat kesehatan dan
pola hidup klien.
Komunikasi verbal yang efektif harus memenuhi syarat :
a. Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif merupakan komunikasi dengan menggunakan kata-
kata sederhana,ringkas dan langsung. Semakin sedikit kata-kata yg digunakan
semakin kecil terjadi kerancuan,kejelasan dapat dicapai dengan berbicara lambat dan
sejelas mungkin.Penggunaan contoh dapat menjadikan penjelasan mudah dipahami.
Pengulangan bagian yg penting merupakan salah satu cara untuk memperjelas
komunikasi.Penerima pesan perlu mengetahui unsur-unsur seperti
apa,mengapa,bagaimana,kapan,siapa dan dimana . Misalnya : Katakan dimana anda
merasakan nyeri ?,kalimat ini lebih baik dari pada :” Saya ingin Anda
menyampaikan kpd saya bagian mana yang anda rasakan sakit /”
b. Perbendaharaan kata
Proses komunikasi tidak akan berhasil, jika pengiriman pesan tidak mampu
memahami kata,ucapan dan bahasa. Ada berbagai istilah tehnis yang digunakan
dalam keperawatan,kebidanan dan kedokteran.kalau istilah ini digunakan oleh
perawat atau petugas kesehatan yg lain dalam berkomunikasi dengan klien,maka
klien akan menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti atau mempelajari informasi
yg diberikan.Sampaikanlah pesan dengan istilah yg dimengerti klien.
c. Jeda dan kesempatan berbicara
Jeda yang lama dan pengalihan yg cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin
akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu dari
klien.Kecepatan dan tempo bicara yg tepat turut menentukan keberhasilan
komunikasi verbal. Jeda penting dilakukan untuk memberikan penekanan pada hal-
hal tertentu,selain juga dapat memberikan waktu kpd penerima informasi utk
mendengarkan dan memahami arti dari kata yg telah disampaikan. Jeda dapat
dilakukan dengan memikirkan terlebih dahulu kata -kata yg akan disampaikan
sebelum kembali berbicarta. Perawat bisa menanyakan kpd klien apakah ia
berbicara terlalu lambat atau cepat atau perlu diulang kembali atau tidak.
d.Arti denotatif dan konotatif
Suatu kata dikatakan mempunyai arti denotatif apabila memiliki pengertian
yang sama terhadap kata yang dipergunakan, sedangkan arti konotatif merupakan
pikiran,perasaan, atau ide yg terdapat dalam suatu kata. Kata serius akan dipahami
klien sebagai kondisi mendekati kematian,tetapi tidak dengan perawat,perawat
menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yg mendekati kematian.Pada
saat berkomunikasi dengan klien,perawat harus berhati- hati dalam memilih kata –
kata sehingga tidak mudah disalah artikan,terutama sangat penting ketika
menjelaskan tujuan terapi,jenis terapi dan kondisi klien.
e. Waktu dan relevansi
Waktu juga menentukan keberhasilan komunikasi,waktu yang tepat sangat
penting diperlukan agar komunikan mampu menangkap pesan.Bila klien sedang
sedih,menangis,atau kesakitan bukan waktu yg tepat, untuk menjelaskan risiko
operasi. Walaupun pesan diucapkan dengan jelas dan singkat,tetapi waktu yg tidak
tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara tepat. Oleh Oleh karena itu
perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi,begitu pula
komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampai kan berkaitan
dengan minat dan kebutuhan klien itu sendiri.
f. Humor
Humor dapat merangsang produksi hormon katekolamin dan hormon lain yang
dapat menimbulkan perasaan sehat,meningkatkan toleransi terhadap rasa
sakit,mengurangi ansietas , memfasilitasi relaksasi pernafasan dan juga dapat
menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidakmampuan untuk
berkomunikasi dengan klien. Menurut Dugan bahwa tertawa membantu mengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres dan meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
2).Komunikasi Non Verbal
Adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.Komunikasi ini
merupakan komunikasi yg menggunakan mimik, gerakan-gerakan,pantonim dan
bahasa isyarat. Bahasa isyarat memerlukan keahlian atau pengalaman dalam
mengartikan suatu isyarat,kesalahan dalam memahami isyarat menimbulkan
kesalahan dalam penafsiran Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yg
disampaikan klien mulai pengkajian sd evaluasi askep,karena isyarat non verbal
menambah arti terhadap pesan verbal ,karena mendektesi kondisi dan menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan.
Komunikasi non verbal yang dapat dinilai dari klien
a. Metakomunikasi
Adalah suatu pendapat atau penilaian terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan
antara yang berbicara,yaitu pesan yg ada pada pengirim dan penerima pesan.
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi pada hubungan antara
pembicara dengan lawan bicaranya misalnya tersenyum saat sedang marah.
b. Penampilan individu (self performance)
Bentuk tubuh,cara berpakaian dan cara berhias menunjukkan kepribadian,status
sosial ,pekerjaan agama,budaya dan konsep diri seseorang. Penampilan seseorang
merupakan hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan
pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama, 84% kesan terhadap
seseorang adalah berdasarkan penampilannya ( Poter dan Perry,1993).Perawat yg
memperhatikan penampilan diri dapat menimbulkan citra diri profesional yg positif.
Penampilan secara fisik sangat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan
askep,karena klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan
perawat.Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan
perawat,tetapi klien akan menerima lebih bila perawat berpenampilan sesuai dengan
keinginan klien.
c. Intonasi suara
Intonasi suara terkadang mempunyai dampak yg salah bagi perawat.
d. Ekspresi wajah
Sering digunakan sebagai dasar yg penting dalam menentukan pendapat
interpersonal.Hasil suatu penelitian menunjukkan ada 6 keadaan emosi utama yg
tampak melalui ekspresi wajah yaitu terkejut, takut,marah.jijik,senang dan
sedih.Kontak mata sangat penting dalam melakukan komunikasi
interpersonal.Perawat sebaiknya tidak memandang kebawah ketika sedang berbicara
dengan klien,oleh karena pembicaraan dilakukan dalam posisi duduk sehingga kontak
mata dengan klien. Orang yg mempertahankan kontak mata selama berbicara sebagai
orang yg dapat dipercaya dan mampu menjadi pengamat yg baik.
e. Sikap tubuh dan langkah
Perawat dalam memosisikan dan mengatur tubuh serta langkah nya dapat
mengambarkan sikap,emosi,konsep diri dan keadaan fisik.Perawat dapat
mengumpulkan informasi yg bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah
klien. Langkah seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik seperti bentuk
fisik, rasa nyeri,mengonsumsi obat tertentu,fraktur atau kondisi fisik yang lemah.
f. Sentuhan
Sentuhan merupakan bagian yg penting dalam hubungan perawat klien, akan tetapi
harus tetap memperhatikan norma sosial. Rasa kasih sayang,dukungan emosional dan
perhatian dapat disampaikan melalui sentuhan.Perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan menyentuh klien seperti ketika melakukan pemeriksaan fisik
atau membantu klien berpakaian. Kondisi sakit membuat klien bergantung kpd
perawat sehingga terbentuk kontak interpersonal dan sulit untuk menghindari
sentuhan.Sentuhan bermanfaat ketika membantu klien,tetapi perlu diperhatikan
apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien.
3).Komunikasi berdasarkan sifatnya
a. Komunikasi satu arah.
Adalah komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah,instruksi dan
sifatnya memaksa dengan menggunakan sanksi- sanksi (A.W.Wijaya,1998;100).
Contohnya Kepala ruangan memerintahkan pada stafnta untuk serah terima pasien
setiap pergantian shift,dokter menginstruksikan kpd bidan agar menghitung DJJ setiap
15 menit pada proses persalinan.
b. Komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah lebih bersifat informatif,kooperatif,responsif,persuasif dan
memerlukan hasil umpan balik ( feedback). Contohnya :pada tim dalam ruangan
kamar operasi yg melaku pembedahan ,dan tim harus kooperatif.Perawat melakukan
pemasangan infus setelah berkomunikasi dengan dokter untuk lokasi pemasangan
infus tsb. Dengan demikian tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai berkat
adanya komunikasi yg baik dan sikap kooperatif dari masing-masing pihak.

5. Faktor yang mempengaruhi komunikasi


Komunikasi yang tidak lancar disebabkan karena beberapa hambatan,adapun
hambatan-hambatan tsb adalah kebisingan, keadaan psikologis komunikan,
kekurangan komunikator atau komunikan,kesalahan penilaian oleh komunikator,
kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan,).bahasa, isi pesan
berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis, kepentingan atau inters, prasangka,
cara penyajian yang verbalistis dsb ( A.W.Wijaya,1998; 68).
Potter dan Perry ( dalam Nurjanah, 2001 :35 37 ) beberapa faktor yang
mempeng aruhi komunikasi :
a. Perkembangan
Perawat dapat berkomunikasi dengan efektif bila mengetahui tentang
pengaruh perkembangan usia seseorang baik dari segi bahasa maupun proses
berpikir dari orang tsb. Berbeda cara berkomunikasi anak usia remaja dengan
anak usia balita.. Kita barangkali perlu mempelajari bahasa gaul ketika
berbicara dengan remaja sehingga mereka merasa bahwa kita mengerti dunia
mereka dengan begitu
b. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku seseorang,sehingga
penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha
untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai seseorang agar dapat membuat
keputusan yg tepat dalam berinteaksi dengan klien. Dengan bersikap
profesional diharapkan perawat tidak terpengarh oleh nilai pribadinya.
Perbedaan nilai tsb dapat dicontohkan sbb : klien memandang abortus sebagai
tindakan yg dilarang sementara perawat memandang bahwa abortus
merupakan tindakan terlarang. Perbedaan ini dapat menyebabkan konflik
antara perawat dan klien.
c. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian
atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman.
Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
Misalnya ,virus akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli komputer
dengan dokter.
d. Latar belakang
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor
budaya. Budaya juga yg akan membatasi seseorang dalam bertindak dan
berkomunikasi. Contohnya : seorang remaja putri ingin membeli makanan
khas disuatu daerah,remaja tsb berasal dari daerah lain.Pada saat memesan
makanan tsb remaja pucat ketakutan karena penjual menanyakan berapa
banyak cabe yg akan diberikan. Ternyata apa yang terjadi,siremaja tsb merasa
dimarahi oleh penjual makanan karena caranya bertanya seperti
membentak,pada hal sipenjual merasa tidak memarahi remaja tsb. Hal tsb
karena budaya dan logat bicara penjual yg memang keras dan tegas sehingga
terkesan marah bagi orang dengan latar budaya yg berbeda.
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian .Emosi
spt marah,sedih,senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi
dgn orang lain.Bidan perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya sehingga
mampu memberikan asuhan kebidanan yg tepat.Selain itu bidan perlu
mengevaluasi emosi yg ada pada dirinya agar dapat melakukan asuhan
kebidanan tdk terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
f. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda
( Tanned,1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi.
Wanita bermain dlm grup kecil dg teman baiknya meng gunakan bahasa utk
mencari kejelasan,meminimal perbe daan serta membangun dan mendukung
keintiman. Laki-laki menggunakan bahasa utk mendptkan kemandirian
aktivitasdlm grup lebih besar dan jika ingin berteman mereka melakukan
permainan.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi.
Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons
pertanyaan yg mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yg
tinggi.Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien shg dapat
berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan keperawatan yg
tepat kpd klien.
h. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi.Cara berkomunikasi Perawat deng an kolega,dengan cara
komunikasi dengan klien berbeda tergantung peranannya.
i. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang
efektif,suasana yang bising dan tidak adanya privacy akan menimbulkan
kerancuan,ketegangan, dan ketidaknyamanan.
j. Jarak :
Dapat mempengaruhi komunikasi,jarak tertentu akan memberi rasa
aman dan kontrol.Contoh,individu yang merasa terancam ketika seseorg tidak
dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya.
Hal ini juga yg dialami oleh klien pd saat pertama kali berinteraksi dgengan
Perawat ,utk itu Perawat perlu memperhitungkan jarak yg tepat pd saat
melakukan hubungan dengan klien.

6, Bentuk komunikasi
A. Komunikasi Massa .
Ada beberapa definisi mengenai komunikasi massa antara lain :
1). De fleur dan Mc Quail : Komunikasi massa adalah suatu proses melalui media
apa komunikator tsb menyebarluaskan pesan-pesannya secara luas dan terus
menerus serta menciptakan makna –makna,sehingga diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam.
2). De Vito, Komunikasi masssa adalah milik umum,setiap orang dapat
mengetahui pesan-pesan .Komunikasi melalui media massa ,karena
komunikasi berjalan cepat maka pesan yg akan disampaikan kpd khalayak
akan silih berganti tanpa mengenal waktu.
3). Bitter. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah orang besar.
4). Gerbner. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat individu.
5). Rakhmat .Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar ,heterogen dan anonim,melalui media cetak
atau elektrolnik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dalam waktu yang singkat.
6). Severin dan Tankard Jr. Komunikasi massa adalah sebagian
ketrampilan,sebagian seni dan sebagian ilmu.
7). Littlejohn dalam buku Theories of human communication menjelaskan
komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media membuat dan
mentransmisikan pesan kepada khalayak (massal) dan proses bagaimana pesan
itu dicari,digunakan,dipahami dan dipengaruhi oleh audiens.

Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi


massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,baik cetak (surat
kabar, majalah, dll) atau elektronik (radio,televisi dll) yang dikelola oleh suatu
lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak
tempat, anonim dan heterogen.

a.Fungsi komunikasi massa.


• Menurut Harold Lasswell (dalam Sanford B Wienberg,1980),fungsi
komunikasi massa meliputi hal= hal sbb :
1). The surveillance of the environment yaitu mengamati lingkungan, Mengamati
dalam konteks ini juga dapat diartikan sebagai kontrol sosial.
2). The correlation of the part of society in responding to the environment,yaitu
mengadakan korelasi antara informasi dan data yang diperoleh dengan
kebutuhan khalayak sasaran karena komunikator lebih menekankan pada
seleksi evaluasi dan interpretasi, Media merangkum realitas yg sangat
komplek, mampu menghubungkan antara individu dengan realita sosial yg
lebih luas sehingga memperluas pengalaman secara simbolik (tidak langsung).
3). The transmission of the social heritage from one generation to the next,
maksud nya ialah media mampu menyalurkan informasi berupa nilai – nilai
budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya karena informasi tersebut
terdokumentasi dalam media.
b. Bentuk – bentuk komunikasi massa
a). Pers cetak ,bentuk yang satu ini m,emiliki ciri khas dibanding media massa
lainnya,walaupun berbentuk tulisan namun bersifat aktif.
b).Radio, merupakan media massa elekronik yg bersifat audio (didengar).
c). Televisi,media ini merupakan bentuk komunikasi massa yg paling
populer.Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat
aidio visual ( ( didengar dan dilihat) sehingga pengaruh yg disebarkan semakin
besar serta lebih efektif
d), Film bioskop, media ini memiliki fungsi dan sifat mekanik atau non
elektronik,rekreatif, edukatif,persuasif atau non informatif
e). Internet, merupakan media baru dimana khalayak dapat memilih sesuka hati
informasi yg mereka sukai.Internet merupakan media massa meskipun bersifat
intertaktif.

c. Unsur-Unsur Komunikasi Massa


Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur
komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which
Channelto Whom With What Effect?”
1). Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa
adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga
lam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan
sebagainya
2). Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam
jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak.
Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles
Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai
berikut:
– publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk
umum atau publik.
– rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang
luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
– transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera,
dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada
umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely,
supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.
3). Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua
peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut
adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.
4). Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan
komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang
membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing
internet
 transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera,
dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada
umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely,
supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.

Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2005), mass audien memiliki


karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
 Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak,
merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;
 Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis
kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
 Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling
mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
 Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterparan pesan-
pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak
atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah
pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung
secara berurutan.
f. Ciri-ciri komunikasi massa
Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann
(dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:
1).Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis
2).Bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
3).Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
4). Mempunyai publik yang secara tersebar.
5). Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita
berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunikasi kita tadi harus diformat
sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian
sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara
langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Istilah yang sering
digunakan adalah interposed. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua,
tidak terjadi
B. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal diperlukan dalam rangka pemberian pelayanan
kesehatan yang menyangkut hubungan atau interaksi antara klien dengan
Perawat/Bidan .Interaksi tsb mempunyai sifat manusiawi dan memiliki ciri
khas,interaksi berlandaskan komunikasi antar sesama manusia baik hubungan
layanan kesehatan secara individual maupun secara kelompok.,Sementara itu
komunikasi yang terjadi antara seorang tenaga kesehatan dengan kliennya pada
dasarnya adalah komunikasi interpersonal. Seorang tenaga kesehatan baik itu
perawat/bidan yg memberikan bantuan pemecahan masalah (konselor) kepada
seseorang atau individu (konseli) akan melakukan komunikasi antar pribadi.
Sebaiknya satu diantara partisipan atau kedua-duanya mempunyai dan membutuh
kan ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi (communication skills) supaya
komunikasi interpersonal berlangsung secara efektif dan efesien. Konselor atau
pembimbing mungkin sudah mahir menggunakan ketrampilan komunikasi dalam
rangka pelayanan bimbingan secara individual terutama pelaksanaan wawancara
konseling tetapi tidak dengan konseli yg biasanya tidak mahir dalam hal tsb.
Konselor sangat mengangkat pertemuan pribadi dalam proses komunikasi
interpersonal ka dianggap sdh menguasai ketrampilan komunikasi.Kemampuan
dasar diperlukan dalam mengawali,mengembangkan dan memelihara komunikasi
interpersonal yang cukup akrab dan produktif.
a. Kemampuan komunikasi interpersonal terdiri atas unsur-unsur berikut
a). Kemampuan untuk saling percaya
b). Kemampuan mengenai pikiran dan perasaan
c). Kemampuan saling mengutarakan serta menangkap gagasan dan perasaan
secara tepat dan jelas
d). Kemampuan untuk saling membantu dalam memecahkan masalah –masalah
yang dihadapi dan saling memberikan dukungan
e). Kemampuan saling menjaga kelestarian komunikasi yg telah berjalan dengan
baik
f). Kemampuan memecahkan masalah secara konstruktif yg timbul pada proses
komunikasi berlangsung.
b. Beberapa faktor yg mempengaruhi komunikasi interpersonal
a). Percaya atau trust. .Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan
dirugikan,tidak akan dikhianati,maka orang itu pasti akan lebih mudah
membuka dirinya. Sikap percaya pada orang lain akan tuymbuh bila terdapat
faktor – faktor berikut :
1), Karakteristik dan maksud orang lain artinya orang tersebut memiliki
kemampuan,ketrampilan dan pengalaman dalam bidang tertentu.Orang itu
memiliki sifat-sifat yg bisa diduga,diandalkan,jujur dan konsisten.
2). Hubungan kekuasaan ,artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan
terhadap orang lain maka orang itu akan patuh dan tunduk.
3). Kualitas komunikasi dan sifatnya yang menggambarkan adanya
keterbukaan.Bila maksud dan tujuan sudah jelas,harapan sudah
dinyatakan,maka sikap percaya akan tumbuh.
b). Perilaku suportif akan meningkat. Beberapa perilaku suportif :
1). Deskripsi, diganbarkan sebagai penyampaian pesan ,perasaan dan persepsi
tanpa menilai atau mengecam kelemahan dan kekurangan orang lain.
2). Orientasi masalah ,yaitu mengkomunikasi keinginan untuk bekerja sama
dalam mencari pemecahan masalah.Mengajak orang lain bersama-sama-sama
menetapkan tujuan dan menentukan cara untuk mencapai tujuan tsb
3). Spontanitas, merupakan sikap jujur dan dianggap tidak memiliki motif lain
yang terpendam
4). Empati yaitu menganggap orang lain sebagai persona
5). Persamaan merupakan sikap yang tidak mempertegas perbedaan
.Komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda,penghargaan
dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan
sangat diperlukan.
6). Profesionalisme,menyatakan adanya kesediaan untuk meninjau kembali
pendapat sendiri.
c). Faktor –faktor lainnya adalah memiliki sikap terbuka,memiliki kemampuan
menilai secara objektif,memiliki kemampuan membedakan dengan
mudah,memiliki kemampuan melihat nuansa ,mempunyai orientasi pada
isi,mampu melakukan pencarian informasi dari berbagai sumbert, mempunyai
kesediaan mengubah keyakinannya , profesional dll.
Kemampuan – kemampuan dasar dan ketrampilan- ketrampilan yg dimiliki
konselor atau orang yang membimbing akan memperlancar proses komunikasi
bersama konseli. Selama konselor dan konseli berinteraksi maka harus saling
membuka diri yakni menyampsaikan ide-ide,gagasan dan perasaan masing-
masing .

c. Komunikasi interpersonal memiliki 7 (tujuh) unsur dasar yaitu sebagai


berikut :
a). Gagasan –gagasan ,perasaan dan maksud-maksud yang terdapat dalam batin
pengirim berupa pesan verbal maupun non verbal.
b). Kodifikasi pengirim ,yaitu gagasan,perasaan, dan maksud diubah kedalam
bentuk pesan melalui lambang verbal dan atau lambang non verbal
c). Pesan dikirim melalui saluran yang dianggap sesuai berupa verbal atau non
verbal
d). Dekodifikasi oleh penerima yaitu respons yang diterima melalui kata-kata yang
didengar atau kode-kode yg dilihat dan diartikan untuk mengambil makna pesan
yg disampaikan.
e). Tanggapan batin penerima yaitu pesan yg telah diterima selanjutnya diberikan
suatu reaksi batin yang menghasilkan gagasan,perasaan, dan maksud-maksud
tertentu.
f). Gagasan-gagasan ,perasaan-perasaan dan maksud-maksud yg terdapat dalam
batin penerima serta bentuk tingkah laku yg dipilih merupakan tanggapan untuk
dikirimkan sebagai pesan yg bermakna dan sekaligus langkah awal pengiriman
pesan.
g). Hambatan merupakan segala hal yg mengganggu interaksi dan mempersulit
proses komunikasi antar pribadi,Misalnya kebisingan yg terjadi baik didalam
maupun diluar gedung pertemuan.
d. Komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi diadik dan
komunikasi triadik.
a). Komunikasi diadik (triadik)
Komunikasi diadik merupakan bentuk komunikasi interper sonal yang mana
antara komunikator dan komunikan berada dalam situasi tatap muka, bisa dalam
bentuk percakapan, dialog, atau wawancara. Bentuk dialog biasanya dilakukan
dalam situasi yang lebih intim, akrab, dan personal, sedang kan bentuk
wawancara sifatnya lebih serius.
b). Komunikasi triadik
Bentuk komunikasi triadik adalah bentuk komunikasi yang pelakunya lebih dari
dua orang, biasanya satu komunikator dan dua komunikan. Komunikasi triadik
dilakukan secara dialogis sehingga memungkinkan terjadinya interaksiyang
intens antara komunikator dan komunikan.
e. Ada tiga bentuk perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1)Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi dan
dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
2)Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasarkan kebiasaan. Perilaku itu
khas dilakukan pada suatu keadaan misalnya mengucapkan salam selamat pagi
atau selamat malam.
3)Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada. (Tyastuti,
Kusmiyati, & Handayani, 2010).

C. Komunikasi Intra personal


Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu
yang berfungsi untuk menjaga kesadaran akan kejadian di sekitarnya. Bentuk
komunikasi ini terjadi karena adanya pemberian arti dari komunikator terhadap suatu
obyek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya yang membutuhkan jawaban
sehingga ada proses komunikasi dalam diri komunikator. Perawat dalam
pengambilan keputusan biasanya dihadap kan pada jawabanya atau tidak. Untuk
menjawabnya, perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi
intrapersonal atau dengan diri sendiri (Tyastuti,Kusmiyati, & Handa yani, 2010).
 
D. Komunikasi Kelompok
a. Pengertian Komunikasi Kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya , dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut ( Deddy
Mulyana ,2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,kelompok pemecahan
masalah atau suatu komite yang tengah yang tengah berapat untuk mengambil
suatu keputusan.
Menurut Walgito, komunikasi kelompok terdiri dari dua kata komunikasi dan
kelompok, Sedangkan kelompok ( Hariadi,2011) kelompok dapat dipandang dari
segi persepsi, motivasi dan tujuan,interdependensi,dan juga dari segi interaksi.
Berarti komunikasi kelompok adalah menyamakan suatu makna didalam suatu
kelompok.
b. Pengertian kelompok berdasarkan diatas dapat diartikan atas dasar :
a). Motivasi, dikemukan Bass ( dalam Hariadi 2011) menyatakan bahwa kelompok
adalah kumpulan individu yang keberadaannya sebagai kumpulan memberikan
reward kepada individu-individu.
b)Atas dasar tujuan yang dikemukakan oleh mills ( dalam hariadi. 2011), kelompok
dipandang mills adalah suatu kesatuan yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu.
c). Segi interdependensi, Fiedler ( dalam Hariadi 2011), mengatakan bahwa
kelompok adalah sekumpulan orang yang saling bergantungan satu sama
lainnya. Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Cartwright dan Zander
(1968) bahwa kelompok adalah kumpulan beberapa orang yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dan membuat mereka saling ketergantungan.
d). Dasar interaksi yang dikemukakan oleh Bouner (dalam Hariadi 2011),
menyatakan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu
dengan yang lain dan saling mempengaruhi.
Dari pengertian tsb diatas menurut Hariadi 2011 bahwa pengertian kelompok
memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih,ada interaksi diantara
anggotanya,memiliki tujuan,memiliki struktur dan pola hubungan antar anggota
dan merupakan satu kesatuan.
c. Tahap Pembentukan Kelompok
• Tahap Pembentukan
Kelompok menentukan bentuk dan struktur,termasuk di dalamnya kedudukan
tiap-tiap anggotanya.Pada tahap ini tiap anggota kelompok dituntut untuk saling
mengenal,menjalin keakraban dan meningkatkan sikap keterbukaan.
• Tahap Perpecahan
Hal-hal yang bisa menimbulkan perpecahan adalah adanya keakraban yg
menimbulkan konflik dan adanya masalah karena keberanian seorang anggota
kelompok untuk mengemukakan pendapat secara jujur dan terbuka
• Tahap Penyesuaian
Perpecahan dalam suatu kelompok bersifat sementara karena diperlukannya
penesuai diri terhadap sifat,kehendak,gaya dan kepribadian anggota kelompok
* Tahap perubahan
Perubahan fisik dan aktivitas kelompok dapat menimbulkan dampak tsb bisa
mempengaruhi kinerja kelompok itu sendiri.
d. Perkembangan Kelompok
Fase I ( Fase Orientasi)
Pada fase ini suatu kelompok akan mengalami peningkatan kecemasan karena
berada dalam kelompok baru,adanya penetapan norma, dan muncul konflik yang
menuju pada kebersamaan
Fase II ( Fase Kerja )
Pada fase ini kelompok sudah menjadi satu tim,semua perasaan positif dan
negatif sudah dapat diekspresikan oleh anggota atau kelompok. Mulai terbina
hubungan saling percaya,semua anggota bekerjasama untuk mencapai tujuan dan
Ketua ( leader) berperan sebagai role model dalam mamfalitasi setiap anggota.
Fase III (Fase Terminasi)
Fase ini merupakan akhir kegiatan kelompok untuk sementara atau selamanya.
Beberapa hal dapat terjadi pada fase ini seperti istirahat,digantikan dengan orang
baru ,tujuan tercapai atau tidak atau mungkin drop out dan mungkin juga terjadi
respon sedih dan kehilangan
e. Pengorganisasian kelompok
Pengorganisasian dalam kelompok terdiri atas empat peran yaitu :
a).Pemimpin Kelompok ( leader)
Tugas leader atau pemimpin kelompok sbb:
* Menyusun rencana aktivitas atau kegiatan kelompok
* Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
* Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaannya serta
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik (feedback)
* Berperan sebagai role model
b). Pembantu pemimpin ( co leader )
Mempunyai tugas membantu leader dalam mengorganisasi anggota
kelompok
c). Fasilitator
Mempunyai tugas membantu leader dan memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif serta memotivasai anggota
d). Obserever
Tugas- tugas observer antara lain sbb :
* Mengobservasi setiap respon kelompok
* Mencatat semua proses yg terjadi dan setiap perubahan tingkah laku
anggota kelompok
* Memberikan umpan balik pada kelompok
f. Faktor – faktor efektivitas komunikasi kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai dua tujuan yaitu
melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral anggotanya-anggotanya.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok disebut prestasi (performance)
,tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan ( satisfacation). Jika kelompok
dimaksudkan untuk saling berbagi informasi( misalnya kelompok belajar ) ,maka ke
efektifan nya dapat dilihat dari banyaknya informasi yg diperoleh anggota
kelompok dan sejauh mana anggota dapat memeuaskan kebutuhan dalam kegiatan
kelompok.
g.Faktor-faktor ke efektifitas komunikasi dapat dilihat dari karakteristik
kelompok.
1). Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung
pada jenis tugas yg harus diselesaikan kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu tugas koaktif dan interaktif .Pada tugas koaktif,masing-
masing anggota bekerja sejajar dengan yg lain tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas
interaktif, anggota-angota kelompok berinteraktif secara terorganisasi untuk
menghasilkan suatu produk,keputusan, atau penilai tunggal.
Pada kelompok tugas koaktif,jumlah anggota berkorelasi positif dengan
pelaksanaan tugas,yakni semakin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yg
diselesaikan. Faktor lain yg mempengaruhi hubungan antara prestasi dengan
ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan
kegiatan konvergen ( mencapai satu pemecahan yg benar ) hanya diperlukan
kelompok kecil supaya produktif,terutama bila tugas yg dilakukan membutuhkan
sumber,ketrampilan dan kemampuan yg terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan
yg divergen ( seperti menghasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif) diperlukan
jumlah anggota yg lebih besar.
2). Jaringan Komunikasi
Terdapat berbagai tipe jaringan komunikasi diantaranya sbb :
roda,rantai,Y,lingkaran dan bintang.Dalam hubungan dengan prestasi
kelompok,tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisasi
3). Kohesi kelompok
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yg mendorong anggota
kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan
kelompok.
• Mc David dan Harari dalam Jalaluddin (2004) menyarankan bahwa kohesi
diukur dari beberapa faktor sebagai berikut:
- Ketertarikan anggota interpersonal pada satu sama lain. – ketertarikan anggota
pada kegiatan dan fungsi kelompok. – sejauh mana anggota tertarik pada kelompok
sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.
- Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota
kelompok,dalam kelompok yg kohesif anggota merasa aman dan terlindungi sehingga
komunikasi bebas,lebih terbuka.

Daftar Pustaka
1). Abdul Nasir (2009) Komunikasi dalam keperawatan :teori dan aplikasi,Salemba
Medika Jakarta
2). Tri Anjaswarni , Komunikasi dalam keperawatan, Kementerian Kesehatan R.I
B.P.P,S.D.M. K
3). Tannes D , Seni Komunikasi efektif ( Membangun Relasi dengan gaya
percakapan).
3). Suryani ( 2014) Komunikasi terapeutik Teori dan praktik ,EGC Jakarta
4). Herri zan Piter,S.Psi ( 2011) Pengantar Komunikasi Konseling dalam praktik
kebidanan , KencanabPrenada Media Group Jakarta
YAYASAN EKA HARAP
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No. 110 Telp/Faks. (0536) 3227707 Palangka Raya

PERKULIAHAN KOMINKASI DALAM KEPERAWATAN


3. Identitas Mata Kuliah:.
Nama mata kuliah : Komunikasi
Kode Mata Kuliah : WAT 410
Bobot SKS : 4 SKS ( T :2, P :2, K:0 ).
Waktu Pertemuan : 4 x 60 menit
Pertemuan : II ( Kedua )
Hari/ tanggal : 7 April 2021
Pengajar : Sarah H Rintuh,MPd

4. Capaian pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami prinsip – prinsip hubungan antar manusia

PERTEMUAN II ( KEDUA)

Pokok Bahasan
Konsep hubungan antar manusia
7. Pengertian hubungan antar manusia
8. Tujuan hubungan antar manusia
9. Tehnik hubungan antar manusia
10. Manajemen hubungan antar manusia

MATERI :
1. Konsep hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia merupakan dasar terjadinya interaksi dan
komunikasi antara tenaga kesehatan sebagai petugas pelayanan kesehatan
dengan klien sebagai pemanfaat layanan kesehatan. Hubungan yang terjalin
dengan baik akan mempermudah pengalihan ilmu pengetahuan ,perilaku dan
budaya kesehatan. Proses interaksi sering melibatkan perasaan dan kata – kata yg
diucapkan dalam komunikasi yang mencerminkan perasaan dan emosi seseorang
dalam berkomunikasi. Hubungan antar manusia pada pelayanan kesehatan yang
terjadi antara perawat dan klien merupakan hubungan terapeutik. Keperawatan
merupakan tindakan pelayanan untuk membantu mengurangi, meringankan atau
menghilangkan masalah kesehatan klien, baik. masalah fisik, psikis, sosial
maupun masalah kegiatab spiritual klien. Tindakan keperawatan merupakan
proses hubungan yang aktif antara perawat dengan klien. Pelayanan keperawatan
yang efektif memerlukan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat atau
tenaga kesehatab yang lain. Komunikasi merupakan ketrampilan profesional yang
harus dimiliki oleh perawat profesional agar terjalin hubungan yang terapeutik,
2. Pengertian hubungan antar manusia
Berikut ini merupakan pengertian HAM menurut beberapa ahli :
1). Hugo Cabot dan Joseph A Kahl(1967): HAM adalah suatu sosiologi yg
konkret karena meneliti situasi kehidupan,khususnya masalah interaksi
dengan pengaruh dan psikologisnya.Jadi interaksi mengakibatkan dan
menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yg mencakup kecakapan
dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2). H.Bonner (1975): Interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu
manusia dan perilaku individu yg satumempengaruhi,mengubah dan
memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya
3). Keith Davis” Human Relation at work” adalah interaksi antara seseorang
dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekar yaan.
Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggungjawab dalam suatu
kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yg
memotivasi untuk bekerjasama secara produktif,sehingga dicapai kepuasan
ekonomi, psikologis dan sosial
Hakikat dari hubungan antar manusia adalah komunikasi antar pribadi.
Hubungan antar manusia sebenarnya dilandaskan pada adanya kepentingan-
kepentingan individual. Hubungan antar manusia diartikan sebagai suatu proses
interaksi antar individu untuk mempertahankan keseimbangan agar tercipta suatu
keserasian
3. Tujuan Hubungan Antar Manusia
Adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis
dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian
dengan konflik seminimal mungkin.
Selain itu dpt memenuhi kebutuhan antar individu yg satu dengan yg lain, mem
peroleh pengetahuan dan informasi baru,menumbuhkan sikap kerjasama, meng
hilangkan sikap egois/paling benar,menghindari dari sikap stagnan karena
manusia adalah “ homo socius’ mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan
orang lain serta memberikan bantuan.
Hubungan antar manusia bukanlah hubungan tanpa arah dan tujuan,hubungan
yang baik adalah suatu proses yang mempunyai arah dan tujuan.
Hubungan antar manusia mempunyai lima tahap yaitu
a. Kontak:
Tahap pertama pada hubungan antar manusia adalah membuat
kontak.Beberapa macam persepsi alat indera adalah melihat,mendengar dan
membau. Selama tahap ini dalam empat menit pertama interaksi awal,individu
tersebut harus memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan atau tidak. Pada
tahap inilah penampilan fisik begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka
untuk diamati secxara mudah. Namun kualitas-kualitas lain seperti sikap
bersahabat,kehangatan,keterbukaan dan kedinamisan juga terungkap pada saat
ini.Jika menyukai hubungan pada tahap ini,maka individu tersebut dapat
melanjutkan ke tahap kedua.
b. Keterlibatan
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih lanjut ketika mengikat
diri untuk lebih mengenal individu lain dan juga mengungkapkan diri. Jika ini
merupakan hubungan persahabatan maka kedua pihak mungkin melakukan
sesuatu yang merupakan minat bersama.
c. Keakraban
Pada tahap keakraban,ada rasa saling keterikatan atau
ketergantungan.Kemungkinan pada tahap ini terbina hubungan primer ( primary
relationship), dimana rasa persahabatan dan saling percaya akan timbul.
d. Perusakan
Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan
diantara kedua belah pihak melemah.Pada tahap ini mulai ada rasa bahwa
hubungan yang telah terjalin tidaklah sepenting sebelumnya.Jika tahap ini
berlanjut berarti memasuki tahap pemutusan.
e. Pemutusan
Terjadi pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak.Jika bentuk
ikatan tersebut adalah perkawinan maka pemutusan hubungan dilambangkan
dengan perceraian walaupun pemutusan hubungan actual dapat berupa hidup
berpisah.
d. Perusakan
Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan
diantara kedua belah pihak melemah.Pada tahap ini mulai ada rasa bahwa
hubungan yang telah terjalin tidaklah sepenting sebelumnya.Jika tahap ini
berlanjut berarti memasuki tahap pemutusan.
3.1. Faktor-faktor dalam hubungan antar manusia
3.1.1. Faktor yang mendasari interaksi sosial
Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis.Faktor
utama dalam proses internalisasi antara lain ;
a.Imitasi dalah keadaan seseorang yg mengikuti sesduatu diluar
dirinya/meniru.Hal yg perlu diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai
minat dan perhatian yg besar,sikap menjunjung tinggi,pandangan meniru
akan memperoleh penghargaan sosial yg tinggi.
b.Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa
kritik lebih dulu.
Syarat untuk mempermudah sugesti adalah :
1). Hambatan berpikir,akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima
secara langsung
2). Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi,mengalami pemikiran yang pecah-
pecah
3). Otoritas/prestise,menerima pandangan dari seseorang yg memiliki
prestise sosial tinggi.
4). Mayoritas,menerima pandangan mayoritas
5). Kepercayaan penuh,penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lebih
lanjut
c.Identifikasi adalah proses yg berlangsung secara sadar,irasional,berdasarkan
perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi
sistem norma-norma yg ada. Menurut Sigmund Frued “identifikasi”
merupakan cara belajar norma dari orang tua
d.Simpati adalah perasaan tertarik individu terhdp org lain yg timbul atas dasar
penilaian perasaan.
3.1.2. Faktor yang menentukan interaksi sosial
Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan
komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal.
Faktor-faktor yg dapat menumbuhkan hubungan personal yg baik antara lain:
a. Rasa percaya
Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mengandalkan perilaku org untuk
mencapai tujuan yg dikehendaki,yg pencapaiannya tidak pasti dan dalam
situasi yg penuh resiko (Eiddin,1967:224-234). Keuntungan rasa percaya kpd
org lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal dan mengurangi
hambatan interpersonal.Sejak tahap pertama dlm hubungan interpersonal
sampai tahap akhir, ”percaya” menentukan efektivitas komunikasi.
Bila klien sdh percaya kpd kita.Hal ini akan membuka saluran
komunikasi ,memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi,serta
memperluas peluang komunikan utk mencapai maksudnya.Hilangnya
kepercayaan kpd org lain akan menghambat perkembangan hubungan
intrapersonal yg akrab.
Faktor yg menumbuhkan rasa percaya adalah :
1). Menerima :
Kemampuan berhubungan dengan org lain tanpa menilai dan berusaha
mengendalikan. Menerima adalah sikap yg melihat org lain sebagai
manusia,sebagai individu yg patut dihargai.Menerima berarti tidak menilai
pribadi org berdasarkan perilakunya yg tidak kita senangi. Betapapun
jeleknya prilakunya menurut persepsi kita,kita tetap berkomunikasi dg dia
sebagai personal, bukan sebaai objek
2). Empati :
Memahami orang lain yg tidak mempunyai arti emosional bagi kita.
Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yg menimpa orang
lain.
3). Kejujuran :
Menyebabkan perilaku kita dapat diduga (predictable).Ini mendorong
orang lain untuk percaya pada kita.
b. Sikap suptif
Sikap yg mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yg
terjadi dalam interaksi sosial.Orang yg bersikap defensif bila ia tidak
menerima,tidak jujur dan tidak empati.Dengan sikap defensif komunikasi
interpersonal akan gagal,karena org defensif akan lebih banyak melindungi
diri dari ancaman yg ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang
memahami perasaan org lain.
Jack R Gibb mengemukakan enam perilaku yg menimbulkan sikap
sportif.Iklim defensif meliputi :
1).Evaluasi dan deskriptipsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap org
lain,memuji atau mengecam.Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau
persepsi tanpa melakukan penilaian.
2).Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah
orang lain,mengendalikan,mengubah sikap,pendapat dan
tindakannya.Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk
bekerjasama mencari pemecahan masalah.
3).Strategi dan spontanitas.Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi
utk mempengaruhi orang lain.Spontanitas artinya sikap jujur.
4).Netralitas dan persamaan. Superioritas artinya sikap impersonal, memper
lakukan orang lain sebagai objek.Empati artinya memperlakukan orang lain
sebagaimana mestinya.
5).Superioritas dan persamaan.Superioritas artinya seseorg lebih tinggi
statusnya,kekuasaan,kemampuan,intelektual,kekayaan atau
kecantikan.persamaan adalah sikap memperlakukan seseorg secara horisontal
dan demokratis.
6).Kepastian dan profesionaslisme. Individu yg memiliki kepastian bersifat
dogmatis,egois dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak.
Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.
4. Tehnik-tehnik Hubungan Antar Manusia
Tehnik hubungan antar manusia terbagi atas:
1) . Tindakan social
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan social ,suatu
tindakan baru dinyatakan sebagai tindakan sosial apabila subjeknya
dihubungkan dengan individu-individu lain.
Menurut Max Weber ,tindakan sosial adalah tindakan seorang individu
yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat.
Selain itu dapat juga dikatakan bahwa tindakan sosial adalah tindakan
yang dilakukan aktor dengan memperhitungkan keberadaan orang lain.
Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam dilihat
dari cara dan tujuan tindakan itu dilakukan,yaitu :
a. Tindakan rasional instrumental : tindakan yg menghitungkan
kesesuaian antara cara dan tujuan atau antara efisiensi dengan
efektivitas
b. Tindakan rasional berprestasi nilai : tindakan yg berkaitan dengan
nilai dasar dalam masyarakat
c. Tindakan tradisional: tindakan yg dilakukan berdasarkan
pertimbangan adat istiadat atau kebiasaan.
d. Tindakan afektif : tindakan yg dilakukan seseorang atau kelompok
berdasarkan perasaan atau emosi
2). Kontak Sosial
Kata kontak (bahasa inggris : contact) berasal dari bahasa Latin “con”
atau “cum” yang berarti bersama-sama dan kata tangere yang berarti
menyentuh. Jadi kontak sosial berarti sama-sama menyentuh.Sebagai
gejala sosial,kontak sosial tidak berarti harus selalu bersinggungan
secara fisik,tetapi dapat berarti berhubungan ,berhadapan,atau bertatap
muka antaradua orang individu atau kelompok.Individu atau kelompok
yang satu menyampaikan suatu aksi berupa pesan yang mempunyai
tujuan tertentu bagi si pelaku.Sebaliknya individu atau kelompok lainnya
akan bereaksi untuk menanggapi pesan tadi.
• Wujud suatu pesan dapat berupa gerakan atau isyarat anggota badan
tertentu yang mempunyai symbol atau makna seperti anggukan
kepala,kedipan mata,senyuman dan gerakan tangan.
• Macam dari kontak sosial yaitu :
a. Kontak Sosial menurut Cara atau Metode
a).Kontak Sosial Primer : pada kontak sosial ini melibatkan
sedikitnya dua orang untuk saling memberikan dan menerima
informasi.
b). Kontak Sosial Sekunder : pada kontak sosial ini melibatkan
minimal dua orang dengan menggunakan alat bantu (media
komunikasi) misalnya : telepon,surat dll.
b. Kontak Sosial menurut Jumlah Pelaku
a). Kontak Sosial Antarindividu : Kontak sosial antarpribadi
dengan kepentingan intern pribadi tersebut.misalnya :
menyapa,berjabat tangan
b). Kontak Sosial Antar Kelompok : Kontak sosial dilakukan
dengan bersama-sama dan melibatkan banyak orang .misalnya
: bermain voly
c). Kontak Sosial Antarkomunal dan Individu
5. Teori hubungan antar manusia
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa
dan siapa bergantung ,bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian,
sebab jika hanya sendirian ia tidak "menjadi" manusia. Dalam pergaulan hidup,
manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi
anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau
ibu,tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi
lain ia adalah adik.
a). Teori Peran 
Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang
mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya. Jika
seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika
menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur
sutradara. Dan dalam hal ini masyarakatlah sebagi penonton dan sekaligus
sutradara kehidupan
b). Teori Permainan
Klasifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anak-anak, dewasa, dan
orang tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas. Anak-anak itu
manja, tidak mengerti tanggung jawab. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan
sadar akan tanggungjawabnya. Adapun orang tua, ia lebih dapat memahami dan
memaklumi kesalahan oranglain. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat
anak kecil menangis terguling-guling ketika minta jajanan tidak dipenuhi, tetapi
orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan.Suasana
rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan
orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan.
Dalam membina hubungan antar manusia ada 5 (lima) kualitas atau ancaman
umum yang harus dipertimbangkan,yaitu :
• Keterbukaan (openness)
• Empati (emphathy)
• Sikap mendukung (suppotriveness)
• Sikap positif (positiveness)
• Kesetaraan (equality)
6. Manajemen Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia akan efektif apabila pihak yang melakukan
komunikasi dapat mengendalikan interaksi untuk kepuasan kedua pihak secara
efektif. Manajemen hubungan antar manusia yang efektif lebih mengutamakan
orang lain agar merasa menjadi tokoh penting. Masing-masing pihak
berkontribusi pada saat melakukan hubungan.Penggunaan bertanya dan
mendengar efektrif merupakan manajemen hubungan yang efektif. Manajemen
hubungan yg efektif menyampaikan kesesuaian dan saling memperkuat antara
pesan verbal dan nonverbal.
Manajemen hubungan antarmanusia dapat dilakukan melalui :
• Pemantauan diri (self monitoring):
Pemantauan diri adalah manipulasi citra yang ditampilkan kepada pihakj lain
( Synder,1986). Pemantauan diri yang cermat selalu Pemantauan diri yang cermat
selalu menyesuaikan perilaku menurut umpan balik dari orang lain untuk
perbaikan kearah yang baik. Efektivitas pemantauan diri akan mempunyai lebih
apabila pihak tsb melakukan pengungkapan diri,membuka diri dan memantau diri
secara efektif.
• Daya ekspresi ( Expressivennss ).
Mengacu pada ketulusan Dalam melakukan hubungan antarmanusia.
Penekanan daya ekspresi lebih kepada keterbukaan, keterlibatan,umpan
balik,serta tanggung jawab atas pikiran dan perasaan. Tanggung jawab berbicara
dan mendengarkan. Daya ekspresi diwujudkan dalam kecepatan,nada,volome dan
ritme suara untuk mengisyaratkan keterlibatan dan perhatian dengan otot-otot
wajah mencerminkan keterlibatan.Gerakan tubuh dengan gaya dan frekwensi
yang sesuai untuk mengkomunikasikan keterlibatan.
• Orientasi yang kepada orang lain ( oriented to other).
Mengacu kepada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan
orang lain. Orientasi ini mencakup proses komunikasi, perhatian dan minat
terhadap apa yang dikatakan lawan bicara.Pihak melakukan komunikasi dengan
berorientasi kepada orang akan melihat situasi dan interaksi dari sudut pandang
lawan bicara dengan menghargai perbedaan pandangannya dengan empati.
Orientasi kepada orang lain akan memberikan umpan balik yang cepat dan
pantas serta menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang perasaan dan
pikiran.

Daftar Pustaka
1). Abdul Nasir (2009) Komunikasi dalam keperawatan :teori dan aplikasi,Salemba
Medika Jakarta
2). Tri Anjaswarni , Komunikasi dalam keperawatan, Kementerian Kesehatan R.I
B.P.P,S.D.M. K
3). Tannes D , Seni Komunikasi efektif ( Membangun Relasi dengan gaya
percakapan).
3). Suryani ( 2014) Komunikasi terapeutik Teori dan praktik ,EGC Jakarta
4). Herri zan Piter,S.Psi ( 2011) Pengantar Komunikasi Konseling dalam praktik
kebidanan , KencanabPrenada Media Group Jakarta

 
YAYASAN EKA HARAP
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No. 110 Telp/Faks. (0536) 3227707 Palangka Raya

PERKULIAHAN KOMINKASI DALAM KEPERAWATAN


5. Identitas Mata Kuliah:.
Nama mata kuliah : Komunikasi
Kode Mata Kuliah : WAT 410
Bobot SKS : 4 SKS ( T :2, P :2, K:0 ).
Waktu Pertemuan : 4 x 60 menit
Pertemuan : III( KETIGA )
Hari/ tanggal : 12 April 2021
Pengajar : Sarah H Rintuh,MPd

6. Capaian pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang komunikasi terapeutik yang efektif
Pokok Bahasan :
1. Komunikasi terapeutik yang efektif
2. Pengertian komunikasi terapeutik yang efektif
3. Proses komunikasi terapeutik yang efektif
4. Unsur – unsur dalam membangun Komunikasi terapeutik yang efektif
5. Tehnik komunikasi terapeutik yang efektif
6. Dimensi hubungan

Materi
1 Komunikasi terapeutik yang efektif
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling
bermakna dalam perilaku manusia. Pada profesi keperawatan dan kebidanan
,komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam
mengimplementasikan proses keperawatan atau manajemen. Sebagai tenaga
profesional perawat dan bidan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
dalam memberikan asuhan.

Langkah pertama dalam pendekatan ini adalah pengkajian yang


bertujuan mengumpulkan data secara valid dan Akurat sebagai dasar untuk
menegakkan masalah dan diagnosa.. Pada tahap ini komunikasi memegang
peranan penting karena untuk mendapatkan data subjektif dibutuhkan
kemampuan berkomunikasi yang efektif, disamping itu kemampuan ini juga
dibutuhkan dalam memberikan intervensi.

2. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi dalam profesi keperawatan sangatlah penting sebab tanpa
komunikasi pelayanan keperawatan sulit untuk diaplikasi. Dalam proses
asuhan keperawatan komunikasai ditujukan untuk mengubah perilaku klien
guna mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Stuart G.W,dalam Suryani,
2005 ). Oleh karena bertujuan untuk terapi , maka komunikasi dalam
keperawatan disebut Komunikasi terapeutik. Jadi inti dari komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang dilaksanakan untuk tujuan terapi.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang arti komunikasi terapeutik yaitu :
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau ketrampiklan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres,mengatasi gangguan
psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
( Northouse,1998).Sementara itu menurut Stuart GW (1998), Komunikasi
terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien dalam
hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
Komunikasi terapeutik juga diartikan oleh Hibdon S (dalam Suryani,2005)
sebagaI pendekatan konseling yang yang memungkin klien menemukan siapa
dirinya dan ini merupakan fokus dari komunikasi terapeutik
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa komuni
kasi terapeutik dalam proses asuhan keperawatan adalah suatu hubungan
interpersonal antara perawat dan klien dimana perawat berupaya agar klien
dapat mengatasi masalahnya sendiri maupun masalah dengan orang lain atau
lingkungannya.
2.1. Tujuan Komunikasi Terapeutik
• Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk memotivasi dan
mengembangkan pribadi klien kearah yg lebih kontruktif dan adaptif, Selain
itu komunikasi terapeutik juga diarahkan pada pertumbuhan klien yang
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri .
Klien yang sebelumnya tidak menerima dirinya apa adanya atau
merasa rendah diri setelah berkomunikasi terapeutik dengan perawat atau
bidan dapat mengubah cara pandang klien tentang dirinya dan masa
depannya sehingga klien dapat menghargai dan menerima diri apa adanya.
b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling
bergantung dengan orang lain.
Klien belajar bagaimana menerima dan diterima oleh orang
lain.Dengan komunikasi yang terbuka,jujur dan menerima klien apa
adanya,perawat akan dapat meningkatkan kemampuan dalam membina
hubungan baik
c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yg realitis.
Sebagian klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi
tanpa mengukur kemampuannya.Tugas perawat dengan konsisi ini adalah
membimbing klien dalam membuat tujuan yg realitis serta meningkatkan
kemampuan klien memenuhi kebutuhan dirinya sendiri..
d. Rasa identitas personal yang jelas dan meningkatkan integritas diri
Indentitas personal yang dimaksud adalah status,peran dan jenis
kelamin klien. klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya
tidak mempunyai rasa percaya diri dan juga memiliki harga diri yang
rendah .Perawat diharapkan membantu klien untuk meningkatkan integritas
dirinya dan identitas diri klien melalui komunikasinya.
2.2. Prinsip dasar komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif diantara perawat – klien, tidak
seperti komunikasi sosial,komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk
membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan.
Oleh karenya sangat penting bagi perawat utk memahami
prinsip dasar komunikasi terapeutik berikut ini :
a. Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan,didasarkan pada prinsip “ humanity of nurses and
clients “ . Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan seorang
penolong ( helper/ perawat) dengan kliennya tetapi hubungan antara
manusia yang bermanfaat ( Dult-Battyey,2011).
b. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan
karakter,memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat
perbedaan latar belakang keluarga, budaya dan keunikan setiap
individu.
c. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri
pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu
menjaga harga dirinya dan harga diri klien.
d. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya
( trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan
dan memberikan alternatif pemecahan masalah ( Stuart, 2009 ).
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari
komunikasi terapeutik.
3. Proses komunikasi terapeutik yang efektif
Proses komunikasi terapeutik yg efektif antara Perawat/Bidan dengan klien
dapat dibagi dalam 4(empat) fase seperti pada proses komunikasi terapeutik .
Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
• Fase pra interaksi:
Dimulai sebelum kontak pertama dengan klien
* Fase Orientasi
Dimulai pada kontak pertama dengan klien
• Fase kerja
Pada fase ini Perawat/Bidan dan klien mengeksplorasi stesort yg tepat dari
pendukung perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan
persepsi,pikiran, perasaan dan perbuatan klien
• Fase terminasi
Merupakan fase yg sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik karena
hubungan saling percaya dan hubungan intim terapeutik sudah terbina dan
berada pada tingkat optimal
6.1. Perbedaan hubungan sosial dengan hubungan terapeutik

Komponen Hubungan sosial Hubungan terapeutik


Keterbukaan Bervariasi Klien : membuka diri
Perawat/bidan : membuka
diri hanya utk menanggapi

Fokus percakapan Tidak dikenal oleh Dikenal oleh Perawat/bidan


partisipan dan klien

Topik yang tepat Sosial,bisnis,umum Hal – hal pribadi yang


dan bukan hal pribadi berhubungan dengan
Perawat/bidan dan klien

Hubungan penga Tidak saling terkait dan Ada keterlibatan dan meng
laman dengan menggunakan gunakan pengetahuan yang
topik percakapan pengetahuan yg tidak terkait.
berhubungan

Orientasi waktu Masa lalu dan men Masa lalu dan mendatang
datang

Pengungkapan Pengungkapan peraan Membutuhan pengungkap


perasaan dihindari an perasaan yang didukung
oleh Perawat/Bidan

Pengakuan harkat Tidak diakui Sangat diakui


indivudu

3.2.Tugas Perawat/ Bidan pada setiap fase

Fase Tugas
Pra inter Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri. Analisis
aksi kekuatan dan kelemahan profesional diri. Dapatkan data awal
tentang klien jika mungkin. Buat rencana pertemuan pertama

Orientasi Tentukan alasan klien meminta pertolongan . Bina hubungan


saling percaya,penerimaan dan komunikasi terbuka.
Rumuskan kontrak bersama klien. Eksplorasi
pikiran,perasaan dan perbuatan klien.Identifikasi masalah
klien. Rumuskan tujuan bersama klien.

Kerja Eksplotasi stresor yang tepat.Dukungan perkembangan


kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme koping yang
kontruktif.Atasi penolakan perilaku maladaptasi
Terminasi Ciptakan realitas perpisahan .Bicarakan proses terapi dan
pencapaian tujuan.Saling mengeksplorasi perasaan penolakan
dan kehilangan,sedih,marah,serta perilaku lain

6.2. Elemen kontrak


a. Nama Perawat/ bidan dan klien
b. Peran Perawat/bidan dan klien
c. Tanggung jawab Perawat/bidan dan klien
d. Tujuan hubungan
e. Tempat pertemuan
f. Waktu pertemuan
g. Situasi terminasi
h. Kerahasiaan.

4.Unsur – unsur dalam membangun Komunikasi terapeutik yang efektif


Egan mengidentifikasi unsur dalam komunikasi terapeutik yang efektif
kedalam 5 (lima) sikap (cara) dan tehnik untuk menghadirkan diri secara fisik
yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik sebagai berikut ( Keliuat,
1992).:
1). Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah “ Saya siap untuk Anda “
2). Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginasn untuk tetap berkomunikasi
3). Membungkuk kearah klien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan
sesuatu
4). Mempertahankan sikap terbuka
Dalam arti tidak melipat kaki atau tangan.Menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi
5). Tetap relaks
Sikap relaks dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respons pada klien
Selain hal diatas, sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui
prilaku non verbal,ada 5 kategori komunikasi non verbal yaitu :
1). Isyarat vokal
Yaitu isyarat paralinguistik, termasuk kualitas bicara non verbal. Misalnya
tekanan suara, kualitas suara, tertawa.irama dan kecepatan bicara.
2). Isyarat tindakan
Yaitu semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh
3). Isyarat objek
Yaitu objek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh
seseorang seperti pakaian atau benda pribadi lainnya.
4). Ruang
Memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal ini
didasarkan pada norma-norma sosial budaya yang dimiliki
5). Sentuhan
Yaitu kontrak fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non
verbal yang paling personal.respon seseorang terhadap tindakan ini sangat
dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya,jenis hubungan,jenis
kelamin,usia dan harapan.
5. Tehnik komunikasi terapeutik
Setiap orang berbeda –beda begitupun dengan klien,tidak ada klien yang
sama.Oleh karena itu diperlukan tehnik yang berbeda-beda dalam
berkomunikasi dengan klien.
• Tehnik komunikasi terdiriatas beberapa komponen berikut :
1). Mendengarkan
Mendengarkan klien menyampaikan pesan verbal mengandung arti bahwa
perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Perawat yg
mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan salah satu upaya agar
dapat mengerti seluruh pesan verbal dan non verbal yg sedang disampaikan
klien.
Beberapa ketrampilan perawat agar dapat mendengarkan klien penuh
perhatian
a. Pandanglah klien ketika sedang berbicara atau menyampaikan pesan
b. Pertahankan kontak mata yg memancarkan keinginan untuk mendengar
c. Pertahankan sikap tubuh yg menunjukkan bahwa kita perhatian dan
jangan menyilangkan kaki atau tanga.
d. Hindari melakukan gerakan-gerakan yg tidak perlu.
e. Berikan anggukan kepala jika membicarakan hal penting atau
memerlukan umpan balik
f. Posisikan tubuh dengan mencondongkan badan kearah lawan bicara
2). Menunjukkan penerimaan
Perlu diketahui bahwa menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti
bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau
ketidak setujuan. Sebagai seorang Perawat kita tidak harus menerima semua
perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindari ekspresi wajah dan gerakan
tubuh yg menunjukkan ketidak setujuan terhadap sesuatu seperti
mengerutkan kening atau menggelengkan kepala yg menandakan tidak
percaya.
Sikap perawat yang menunjukkan rasa percaya
a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan
b. Memberikan umpan balik verbal pada klien dengan cara yg baik
c. Memastikan bahwa isyarat non verbal sesuai dengan komunikasi verbal
d. Menghindari perdebatan,mengekspresikan keraguan atau mencoba untuk
mengubah pikiran klien. Perawat dapat menganggukkan kepalanya atau
berkata “ Ya “ atau “ Saya mengikuti apa yang anda ucapkan “.
3). Menanyakan Pertanyaan yang berkaitan
Menanyakan pertanyaan yang berkaitan bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang spesifik mengenai klien.Paling baik jika pertanyaan
dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan menggunakan kata –kata
dalam konteks sosial budaya klien.Pertanyaan hendaknya disampaikan
secara berurutan selama pengkajian.
4). Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Dengan mengulang kembali ucapan klien berarti perawat memberikan
umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan
mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun Perawat harus berhati – hati
ketika menggunakan tehnik ini,sebab pengertian bisa rancu jika
pengulangan ucapan mempunyai arti yg berbeda .. Sebagai contoh
seorang klien mengatakan : “ Saya tidak dapat tidur ,semalam saya
terjaga “ . Lalu {erawat menjawab : “ Anda mengalami kesulitan untuk
tidur tadi malam,,”
5). Klarifikasi
Jika terjadi kesalahpahaman sebaiknya perawat menghentikan pembicaraan
sejenak untuk mengklarifikasi dan menyamakan pemahaman,karena
keakuratan informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan. Perawat perlu memberikan contoh yang konkret agar pesan
mudah dimengerti klien dan tidak salah paham.
Contoh :
Klien : “ Saya kuramg yakin apakah bisa mengikuti apa yang anda
sampaikan “
Perawat : “ Apa yang anda katakan tadi adalah .... _
6). Memfokuskan
Tehnik ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan ,mengerti. Perawat tidak seharusnya
memutuskan pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang
penting,kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
Misalnya : “ Hal ini sangat penting ,nanti kita bicarakan lebih lanjut .”
7). Menyampaikan hasil observasi
Perawat perlu memberikan respon kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya,sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan
baik dan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan melalui
isyarat non verbal klien.Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering
membuat klien berkomunikasi lebih jelastanpa harus memfokuskan atau
mengklarifikasi pesan. Contoh :
Perawat :” Ibu tampak tidak tenang apabila ibu .. “
8). Menawarkan informasi
Pemberian tambahan informasi dapat dijadikan sebagai pendidikan
kesehatan bagi klien dan juga bisa menambah rasa percaya klien terhadap
perawat. Jika ada informasi yg ditutupi oleh dokter,seorang perawat
hendaknya mengklarifikasi alasannya. Perawat dalam memberikan
informasi tidak boleh terkesan seperti memberikan nasihat melainkan
memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.
9). Diam
Diam memberikan kesempatan kepada Perawat dan klien untuk
mengorganisasikan pikiran masing-masing. Diam memungkinkan klien
untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri dalam memproses
informasi yang ada. Penggunaan tehnik diam memerlukan ketrampilan
dan ketetapan waktu,karena jika tidak demikian maka akan
menimbulkan perasaan tidak enak.Diam sangat berguna pada saat klien
harus mengambil keputusan.
10). Meringkas
Meringkas adalah mengulang ide utama yg telah dikomunikasikan secara
singkat. Teknik ini bermanfaat untuk membantu topik yg telah dibahas
sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas
pembicaraan membantu perawat mengulang aspek penting dalam
interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik lain
yang berkaitan .Misalnya : “ Selama kurang lebih 2 jam,Anda dan saya
telah membicarakan tentang .... “.
11). Memberikan Penghargaan
Memberikan penghargaan pada klien dapat dilakukan dengan cara
seperti menyambutnya dengan salam dan menyebutkan
namanya.Dengan melakukan hal tsb perawat dapat menunjukkan
kesadarannya tentang perubahan yang terjadi selain itu juga dapat
menunjukkan kesadarannya bahwa perawat menghargai klien sebagai
sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab
atas dirinya sendiri sebagai individu. Namun penghargaan tsb jangan
sampai menjadi beban baginya
12). Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan
orang lain. Sering kali Perawat hanya menawarkan kehadirannya dan
ketertarikannya tanpa mempertimbangkan kondisi klien.Sesungguhnya
teknik komunikasi ini harus dilakukan dengan tulus ikhlas.Misalnya : “
Saya mengharapkan Anda merasa tenang dan nyaman.
13), Memberikan kesempatan kpd klien memulai pembicaraan
Perawat sebaiknya memberikan kesempatan kpd klien untuk berinisiatif
dalam memilih tema pembicaraan .Klien yg merasa ragu tentang
perannya dalam berinteraksi dapat diberikan stimulasi untuk mengambil
inisiatif,mbicaraan sehingga klien tsb merasa bahwa ia diharapkan
dapat membuka pembicaraan . Misalnya :” Adakah sesuatu yg ingin
Anda sampaikan ? “ atau apakah yg sedang anda pikirkan “
14). Mempersilakan untuk meneruskan pembicaraan.
Teknik ini mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yg sedang
dibicarakan dan selanjutnya respek dengan apa yg akan dibicarakan .
Sikap Perawat lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada mengarahkan
pembicaraan. Misalnya : “ .... Lanjutkan... !, ..... Dan terus... Atau “
Ceritakan kepada saya ...... “
15). Menganjurkan Klien untuk menjelaskan persepsinya.
Jika Perawat ingin mengerti klien lebih jauh, maka Perawat tsb harus
melihat klien dengan sesungguhnya dari segala perspektif. Klien harus
mrerasa bebas untuk menguraikan atau menjelaskan persepsinya tentang
sesuatu kepada perawat. Perawat harus mewaspadai adanya ansietas saat
klien menceritakan pengalamannya. Misalnya, “ Ceritakan kepada saya
bagaimana perasaan Anda ketika akan dilakukan pemasangan infus “, atau
“ Apa yang sedang Anda lihat “.
16). Refleksi
Refleksi adalah suatu teknik yang menganjurkan klien untuk
mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dari
dirinya sendiri. Jika klien bertanya apa yg harus ia pikirkan atau kerjakan
dan apa yg ia rasakan,maka Perawat dapat menjawab. “ Bagaimana
menurut Anda ?” atau “ Bagaimana perasaan Anda ?”. Kemudian perawat
merngindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga dan klien
mempunyai hak melakukan hal tsb, selanjutnya klien pun akan berpikir
bahwa dirinya adalah individu yg terintegrasi dan bukan sebagai bagian
dari orang lain yg mempunyai kapasitas dan kemampuan. Misalnya ,”
Apakah menurut Anda saya harus menyampaikan kepada dokter ? “ atau
“ apakah menurut anda, , Anda yg harus menyampaikan “.

6. Dimensi hubungan
Kehadiran diri secara psikologis dapat dibagi dalam 2 (dua0 dimensi yaitu
dimensi respon dan dimensi tidakan (Stuart dan Sunden ,1987)
a. Dimensi Respon
Dimensi respons yang harus dimiliki oleh Perawat ada 4 ( empat) hal
( Nurjannah I,2001) yaitu :
1). Kesejatian
Kesejatian adalaH pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran
diri kita yg sebenarnya ( Smith dalam Prayitno,1999). Kesejatian dapat
ditunjukkan dengan adanya kesamaan antara verbal dan non verbal
(kongruen) .Lawan dari kongruen yaitu adanya ketidaksamaan antara
bentuk verbal dan non verbal. Kesejatian tsb dipengaruhi oleh kepercayaan
diri,persepsi terhadap orang lain dan lingkungan.
2). Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain,serta
memahami bagaimana perasaan orang lain dan apa yg menyebabkan
seseorang bereaksi terhadap terhadap suatu hal tanpa emosi kita terlarut
dalam emosi orang lain (Smith dalam Prayitno,1999). Respon empat harus
mencakup unsur-unsur seperti keakuratan ( ketepatan pengungkapan verbal
terhadap perasaan atau masalah klien), kejelasan ( ungkapan empati harus
jelas mengenai topik tertentu dan sesuai dengan apa yg dirasakan oleh
orang tsb ), kealamiahan ( menggunakan kata- kata sendiri ), kehangatan
( kehangatan dalam aspek verbal dan non verbal ), kesejatian ( kesamaan
antara respon verbal dan non verbal serta ketertarikan dan perhatian
diperlukan dalam menunjukkan empati ),
3). Respek atau hormat
Respek menurut Egan cit Susan Smith (dalam Prayitno,1999) adalah
kesediaan untuk bekerja dengan klien,menunjukkan sikap siap sedia,
ketertarikan pada masalah klien, memahami keunikan dan melakukan
pendekatan untuk penyelesaian masalah. Perilaku respek menurut Smith
( 1992) ditunjukkan dengan melihat kearah klien,memberikan perhatian yg
tidak terbagi,memelihara kontak mata, senyum pada saat yg tepat, bergerak
kearah klien , memahami keunikan dan melakukan jabat tangan atau
memberikan sentuhan yang lembut.
4). Konkret
Perawat menggunakan terminologi yg spesifik dan bukan abstrak pada
saat berdiskusi dengan klien mengenai perasaan ,pengalaman dan tingkah
lakunya.Fungsi dari ini adalah dapat mempertahankan respon perawat
terhadap perasaan klien dan dapat memberikan penjelasan akurat tentang
suatu masalah sehingga dapat mendorong klien memikirkan masdalah
yang spesifik ( Stuart dan Sundeen,1988).
b. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan menurut Stuart dan Sundeen (dalam Purba JM,2008)
memiliki komponen-komponen yaitu konfrontasi,kesegaraan,pengungkapan
diri perawat,kararsis emosional dan bermain peran.Dimensi ini harus
diaplikasikan dalam konteks kehangatan, penerimaan dan pengertian yg
dibentuk oleh dimensi responsif.Dimensi- dimensi tsb akan dijelaskan
melalui uraian berikut ini :
1). Konfrontasi
Konfrontasi adalah ekspresi perawat terhadap klien yg berbeda dan hal
ini bermanfaat untuk memperluas kesadaran diri klien. Carkhoff ( dalam
Purba JM,2008) mengidentifikasi tiga kategori konfrontasi yaitu sbb :
a). Ketidaksesuaian antara konsep diri ( ekspresi klien tentang dirinya)
dan ideaL diri diri (cita-cita klien).
b). Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien
c). Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dengan perawat.
Konfrontasi seharusnya atau sebaliknya dilakukan secara asertif
bukan agresif,sehingga sebelum perawat melakukan konfrontasi
perawat dapat mengkaji tingkat hubungan saling percaya dengan
klien, tingkat kecemasan dan kekuatan klien,mekanisme koping klien
serta waktu yg tepat. Konfrontasi sangat berguna bagi klien yg telah
mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya masih belum
menunjukkan adanya perubahan.
2). Keterbukaan
Keterbukaan dapat dilakukan ketika memberikan informasi tentang
diri,ide, nilai,perasaan, dan sikapnya sendiri. Hal ini berguna untuk
memfasilitasi kerjasama,proses belajar dan katarsih atau dukungan
klien.Bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat dengan klien dapat
menurunkan tingkat kecemasan perawat klien. Pernyataannya ini
berdasarkan pada penelitian yg dilakukan oleh Jhonson.
3). Kesegeraan
Kesegeraan ini terjadi apabila hubungan perawat- klien difokuskan dan
digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal
lainnya. Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien dan keinginan
utk membantu dengan segera atau secepatnya.
4). Bermain Peran
Bermain peran dapat dilakukan untuk membangkitkan situasi tertentu
guna meningkatkan penghayatan klien terhadap hubungan interpersonal
dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut
pandang lain. Selain itu juga memberikan kesempatan klien mencoba
situasi yang baru dalam lingkungan yg aman
5). Katarsis Emosional
Perawat harus bisa mendorong klien untuk membicarakan hal-hal yg
sangat mengganggunya dengan tujuan mendapatkan efek
terapeutik.Dengan demikian perawat harus dapat mengkaji kesiapan
klien untuk mendiskusikan masalahnya. Apabila klien mengalami
kesulitan mengekspresikan perasaannya,seyogyanya perawat dapat
membantu dengan mengekspresikan perasaannya kedalam situasi klien
tsb. Kemampuan perawat atau bidan dalam menerapkan teknik
komunikasi terapeutik memerlukan latihan,kepekaan dan ketajaman
perasaan sebab keberhasilan komunikasi tidak dipengaruhi oleh
kemampuan seseorang melainkan oleh dimensi nilai, waktu dan ruang.
Hal ini dapat dilhat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan
kepuasan bagi perawat sendiri.

Daftar Pustaka
1). Abdul Nasir (2009) Komunikasi dalam keperawatan :teori dan aplikasi,Salemba
Medika Jakarta
2). Tri Anjaswarni , Komunikasi dalam keperawatan, Kementerian Kesehatan R.I
B.P.P,S.D.M. K
3). Tannes D , Seni Komunikasi efektif ( Membangun Relasi dengan gaya
percakapan).
3). Suryani ( 2014) Komunikasi terapeutik Teori dan praktik ,EGC Jakarta
4). Herri zan Piter,S.Psi ( 2011) Pengantar Komunikasi Konseling dalam praktik
kebidanan , KencanabPrenada Media Group Jakarta

Anda mungkin juga menyukai