KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah maka
kami dapat menyelesaikan buku petunjuk skills lab pit dan fissure sealant, CAR serta topikal
aplikasi fluor ini.
Penyusunan buku ini didasarkan pada sumber pustaka wajib dan pustaka yang dianjurkan
dengan tujuan untuk memberikan petunjuk agar skills lab pit dan fissure sealant, CAR serta topikal
aplikasi fluor dapat berjalan dengan lancar. Mahasiswa diwajibkan untuk membaca buku petunjuk
serta buku acuan yang dianjurkan.
Buku petunjuk skills lab ini dilengkapi dengan lampiran untuk pengesahan tahapan
pekerjaan skills lab yang harus ditandai dan ditandatangani oleh instruktur pada saat skills lab
berlangsung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dosen Program Studi Kedokteran
Gigi FKG ULM yang telah bersedia membantu penyusunan buku ini. Semoga buku petunjuk skills
lab pit dan fissure sealant, CAR serta topikal aplikasi fluor ini dapat dipergunakan dan bermanfaat
bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Wajib mentaati segala peratuan yang ditetapkan oleh Program Studi Kedokteran Gigi FKG
ULM.
2. Berlaku jujur dalam kegiatan skills lab.
3. Memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan di dalam ruang skills lab.
4. Menjaga kebersihan ruang skills lab dan merawat segala fasilitas pendidikan yang ada
dalam ruangan.
5. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai sepatu sandal dan baju kaos
(baik berkerah ataupun tanpa kerah) selama mengikuti kegiatan skills lab.
6. Bagi mahasiswa putri wajib mengenakan rok kain dengan panjang minimal di bawah lutut,
rambut diikat rapi jika tidak memakai jilbab dan poni rambut tidak menutupi mata.
7. Bagi mahasiswa putra tidak boleh memakai celana jeans, memakai anting, dan berambut
gondrong.
8. Menggunakan jas putih untuk praktikum yang bersih dan rapi selama berada dalam ruang
skills lab.
9. Tidak diperbolehkan meninggalkan tempat/ ruangan skills lab tanpa seijin instruktur saat
jam skills lab berlangsung.
10. Tidak tidak diperbolehkan membuat keributan yang dapat menggangu mahasiswa lain.
11. Mahasiswa yang terlambat hadir lebih dari 30 menit tanpa alasan yang sah dianggap tidak
hadir dan tidak diperbolehkan mengikuti skills lab pada hari tersebut.
12. Selama bekerja mahasiswa diwajibkan memakai masker dan sarung tangan.
13. Diwajibkan mempelajari buku petunjuk terlebih dahulu sebelum melakukan tahapan
pekerjaan.
14. Setiap akan melakukan pekerjaan mahasiswa harus lapor terlebih dahulu kepada instruktur.
15. Selama skills lab handphone wajib dimatikan/diatur nada tidak bordering dan dimasukkan
ke dalam tas.
16. Membersihkan atau meletakkan kembali alat- alat yang telah digunakan untuk skills lab
setiap selesai kegiatan skills lab.
BAB I
KEGIATAN SKILLS LAB
1.7. BACAAN
• Handbook of Pediatric Dentistry-Cameron, 2013
• McDonald and Avery’s. Dentistry for the Child and Adolescent-Dean, 2016
• Paediatric Dentistry-Welbury, 2017
• Pediatric Dentistry Infancy through Adolescence-Nowak, 2019
• Pediatric Dentistry. A Clinical Approach-Koch, 2009
BAB II
POKOK BAHASAN
- Bristle brush
- Rubber cup / prophy cup
- Dental floss
- Microbrush
- Mata bur (round, fissure, fine finishing bur)
- Alpine bur
- Semprotan air
- Semprotan udara (chip blower)
- Contra angle hand piece
- Tempat sampah kecil
Posisi kanan samping. pada posisi ini operator berada di samping kanan pasien. Tepat digunakan
untuk preparasi permukaan fasial geligi rahang atas dan rahang bawah posterior kanan dan
permukaan oklusal gigi rahang bawah kanan.
Posisi kanan belakang. Posisi ini paling sering digunakan, seluruh area rongga mulut dapat
dijangkau dan dilihat langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan kaca mulut. Fungsi
utama dari kaca mulut adalah memantulkan cahaya. Operator berada di samping kanan pasien
agak ke belakang. Lengan kiri operator berada di atas kepala pasien. Permukaan lingual dan insisal
(oklusal) rahang atas dapat terlihat menggunakan kaca mulut., sedangkan rahang bawah terutama
sisi kiri dapat dilihat secara langsung.
Posisi belakang. Posisi ini mempunyai jangkauan terbatas, terutama digunakan untuk permukaan
lingual gigi anterior rahang bawah.
dan memiliki kemampuan retensi yang lebih kecil dibandingkan resin komposit
konvensional.
Gambar 1 . Gigi molar dengan groove yang dalam dan retentif. Gigi ini ideal untuk aplikasi
sealant. Adanya stainless steel crown menandakan pasien memiliki resiko karies yang tinggi
Gambar 2. Noncavitated incipient caries. A. Gigi premolar dengan gambaran dark brown early
caries; B. Gigi molar dengan gambaran demineralisasi di sekitar pit dan fissure serta pewarnaan
kecoklatan pada pit dan fissure. Kedua gigi ini indikasi untuk aplikasi pit dan fissure sealant serta
tidak membutuhkan preparasi mekanik sebelum aplikasi sealant
2. Isolasi
Metode isolasi yang paling sering digunakan adalah dengan cotton roll. Pasien diposisikan
pada posisi supine dengan kepala menyandar ke belakang dan dagu diangkat untuk
meningkatkan visibilitas dan kontrol kelembaban.
Untuk isolasi rahang atas : triangular buccal isolation shield diletakkan pada mukosa bukal
pada duktus Stensen dengan apeks segitiga diletakkan di posterior. Cotton roll diletakkan
pada vestibulum maksila untuk menjaga agar jaringan bukal tidak mengenai gigi. Kaca
mulut digunakan selama prosedur hingga selesai polimerisasi. Kaca mulut ini berfungsi
untuk visualisasi indirect dan menjaga pergerakan lidah.
Untuk rahang bawah : cotton roll diletakkan di sebelah bukal dan lingual gigi. Untuk
menjaga posisi cotton roll dapat digunakan cotton roll holder atau tekanan jari. Triangular
isolation shield dapat digunakan di antara cotton roll lingual dan alveolar ridge sehingga
sebagain besar shield berada di atas lidah. Hal ini berguna untuk mencegah lidah
mendorong saliva melewati cotton roll lingual. Tidak diperlukan penambahan atau
penggantian cotton roll. Jika saliva berlebih maka dapat dilakukan suction. Oleh karena
itu dalam melakukan tindakan perlu four-handed delivery method untuk meningkatkan
keberhasilan isolasi yang adekuat.
Gambar 4 . Isolasi molar rahang bawah menggunakan cotton triangle. Cotton triangle ini
juga digunakan untuk menahan lidah
3. Etsa
Setelah diisolasi, gigi dietsa menggunakan phosphoric acid 37%. Etsa harus diaplikasikan
pada pit dan fissure, groove palatal pada molar rahang atas dan pit bukal pada molar rahang
bawah. Etsa harus diperluas hingga cuspal line angle, 2-3 mm melebihi margin sealant.
Etsa dipertahankan pada permukaan gigi selama 15-20 detik.
Gambar 5. Aplikasi etsa pada molar rahang bawah. Aplikasi etsa meluas hingga groove
bukal dan lingual
Gambar 6 . Gambaran enamel setelah etsa (A) Enamel yang telah dietsa terlihat frosted
(B) Perbedaan warna antara enamel yang telah dietsa, terlihat chalky/frosty (panah) dan
enamel yang belum dietsa, terlihat mengkilap
Gambar 7 . Molar rahang bawah yang sudah diaplikasi sealant. Sealant meluas hingga ke
seluruh fissure, termasuk groove bukal (panah)
6. Evaluasi sealant
Setelah polimerisasi, operator harus melihat dan memeriksa sealant dengan sonde sebelum
melepas bahan isolasi. Jika terdapat kekurangan bahan maka dapat segera ditambahkan
saat itu. Retensi sealant dievaluasi menggunakan sonde. Jika dilakukan aplikasi ulang,
maka pastikan debris sudah dihilangkan. Area aplikasi harus dietsa ulang, dibilas dan
dikeringkan kemudian bahan sealant diaplikasikan kembali.
Filled sealant dan flowable composite memerlukan occlusal adjusment, sedangkan
unfilled sealant akan mengalami „self-adjusting“.
7. Evaluasi periodik
Sealant harus dievaluasi secara periodik. Retensi bahan sealant menentukan
keberhasilannya. Terlepasnya sebagian atau seluruh sealant menyebabkan gigi memiliki
resiko karies seperti sebelum diaplikasi sealant.
Berdasarkan warnanya, sealant biasanya berwarna bening atau putih opak. Warna putih opak
bertujuan agar sealant lebih mudah dibedakan dengan warna gigi pada saat aplikasi dan
memudahkan untuk memonitor retensinya pada saat kontrol. Sealant yang berwarna bening
membutuhkan eksplorasi dengan sonde untuk melihat retensinya pada permukaan gigi.
Terdapat juga bahan sealant yang berwarna merah muda saat diaplikasi kemudian berubah
menjadi putih opak saat disinar (light cured). Meskipun demikian, tidak terdapat perbedaan
efektivitas klinis antara beberapa warna sealant ini.
Terdapat variasi kandungan filler dalam sealant. Kandungan filler memiliki karakteristik fisik
tergantung pada viskositas, kemampuan mengalir dan resistensi terhadap abrasi. Unfilled
sealant memiliki beberapa keuntungan. Unfilled sealant mengalami microleakage yang lebih
rendah dan dapat penetrasi ke dalam fissure dengan baik. Unfilled sealant penetrasi lebih
dalam ke fissure karena memiliki viskositas yang rendah dan membuat resin tag yang lebih
panjang sehingga retensinya lebih baik. Unfilled sealant juga tidak memerlukan occlusal
adjusment. Tetapi karena tidak terdapat kandungan filler, unfilled sealant mudah mengalami
abrasi. Filled sealant memerlukan occlusal adjustment sehingga waktu dan biaya yang
diperlukan dalam aplikasi menjadi meningkat. Tetapi filled sealant lebih resisten terhadap
abrasi dan tingkat porositasnya rendah.
Beberapa penelitian meneliti tentang penggunaan flowable composite sebagai bahan sealant.
Flowable composite memerlukan bahan bonding untuk meningkatkan penetrasi pada fissure
dan menurunkan microleakage. Dalam hal retensi, flowable composite memiliki kemampuan
yang sama dengan bahan sealant konvensional.
Berdasarkan pengetahuan tentang keuntungan fluor yang dilepaskan oleh bahan glass
ionomer, maka dikembangkan fluoride-releasing resin sealant (FRS). Tetapi penelitian klinis
menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna dari bahan ini dalam kemampuan
pencegahan karies dibandingkan dengan sealant konvensional.
12. Keringkan permukaan gigi dengan chip blower sampai permukaan enamel terlihat frosty
/ chalky. Bila permukaan tidak tampak frosty / chalky, etsa ulang
13. Aplikasikan sealant di daerah pit dan fissure. Hindari gelembung udara.
14. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik
15. Pastikan seluruh pit dan fissure telah tertutup oleh bahan sealant. Jika terdapat bagian
yang tidak tertutup oleh sealant, maka sealant dapat segera ditambahkan. Pastikan tidak
ada debris, lakukan etsa ulang, aplikasi sealant dan polimerisasi.
16. Lepaskan cotton roll
17. Periksa oklusi dengan articulating paper dan hilangkan sealant berlebih menggunakan
alpine finishing bur
KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna
Gambar 9 . Gigi molar dengan fissure yang dalam dan karies pada pit
1. Bersihkan permukaan gigi menggunakan bristle brush dan pumice murni pada seluruh
permukaan gigi untuk menghilangkan debris
3. Eksplorasi karies dengan eksplorer tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering
4. Lakukan preparasi minimal menggunakan low speed round diamond bur no ¼ atau ½
5. Aplikasi bahan etsa dengan phosphoric acid 37% selama 20 detik pada groove (groove
oklusal dan palatal, serta pit bukal gigi molar) dan enamel di sekitarnya
6. Lepaskan cotton roll. Bilas etsa selama 30-40 detik kemudian isolasi kembali dan
keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky / frosty
7. Aplikasi bahan sealant (unfilled resin sealant) di atas enamel yang dipreparasi serta
permukaan pit dan fissure di sekitarnya
8. Ratakan bahan sealant dengan brush atau sonde dan pastikan tidak ada udara yang
terjebak di dalamnya
9. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik
Gambar 20. Gigi molar yang telah diaplikasi bahan sealant. S = sealant
b. Tipe B
Tahapan restorasi :
1. Bersihkan permukaan gigi menggunakan bristle brush dan pumice murni pada seluruh
permukaan gigi untuk menghilangkan debris
2. Bilas / irigasi dengan semprotan udara, isolasi dengan cotton roll dan keringkan dengan
semprotan angin
3. Eksplorasi karies dengan eksplorer tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering
dengan bantuan kaca mulut dan sinar lampu
4. Buat tanda kontak oklusal gigi menggunakan articulating paper. Karies tidak boleh
melibatkan area yang mendapat tekanan dari gigi antagonis
5. Buka akses kavitas dan lakukan preparasi minimal menggunakan round diamond bur
no ¼ atau ½ hingga tidak terdapat karies dan akses visual tercapai. Enamel yang tidak
didukung dentin tidak perlu dihilangkan jika akses aplikasi bahan dan akses visual
telah tercapai.
7. Lepaskan cotton roll, bilas etsa selama 30-40 detik kemudian isolasi gigi dengan cotton
roll kembali dan keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky
/ frosty
8. Aplikasi selapis tipis bahan bonding pada kavitas dan polimerisasi selama 20 detik
(tidak dilakukan jika tahapan selanjutnya menggunakan GIC/RM-GIC)
9. Aplikasi GIC/RM-GIC, kompomer atau resin komposit dan polimerisasi dengan light
curing unit selama 20 detik (jika menggunakan kompomer atau komposit) hingga
dentino-enamel junction
10. Aplikasi bahan sealant (unfilled resin sealant) pada di atas resin serta permukaan pit
dan fissure di sekitarnya
11. Ratakan bahan sealant dengan brush atau sonde dan pastikan tidak ada udara yang
terjebak di dalamnya
12. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik
Gambar 29. Gigi molar yang sudah diaplikasi resin dan sealant. R = resin; S = sealant
c. Tipe C
Tahapan restorasi :
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 20
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB
1. Bersihkan permukaan gigi menggunakan bristle brush dan pumice murni pada seluruh
permukaan gigi untuk menghilangkan debris
2. Bilas / irigasi dengan semprotan air, isolasi dengan cotton roll dan keringkan dengan
semprotan udara
3. Eksplorasi karies dengan eksplorer tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering
dengan bantuan kaca mulut dan sinar lampu
4. Buat tanda kontak oklusal gigi menggunakan articulating paper. Karies tidak boleh
melibatkan area yang mendapat tekanan dari gigi antagonis
5. Buka akses dan lakukan preparasi minimal menggunakan round diamond bur no ¼
atau ½ hingga tidak terdapat karies dan akses visual tercapai. Bersihkan jaringan karies
dalam dengan ekscavator tajam atau round metal bur kecepatan rendah. Enamel yang
tidak didukung dentin tidak perlu dihilangkan jika akses aplikasi bahan dan akses
visual telah tercapai.
6. Aplikasi Ca(OH)2 fast setting (tanpa penyinaran) pada kavitas terdalam dengan ball
aplicator
15. Aplikasi bahan etsa dengan phosphoric acid 37% selama 20 detik pada groove (oklusal
dan palatal serta bukal pit) dan enamel di sekitarnya
7. Lepaskan cotton roll, bilas etsa selama 30-40 detik kemudian isolasi kembali dengan
cotton roll dan keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky /
frosty
16. Aplikasi selapis tipis bahan bonding pada dinding kavitas dan polimerisasi selama 20
detik (jika menggunakan kompomer/resin komposit pada tahap selanjutnya)
17. Aplikasi GIC/RM-GIC, kompomer atau resin komposit pada kavitas hingga dentino-
enamel junction dan polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik (jika
menggunakan kompomer atau komposit)
18. Aplikasi bahan sealant (unfilled fissure sealant) di atas resin serta permukaan pit dan
fissure di sekitarnya
19. Ratakan bahan sealant dengan brush atau sonde dan pastikan tidak ada udara yang
terjebak di dalamnya
20. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik
Gambar 38. Gigi molar yang telah diaplikasi resin dan sealant. R = resin; S = sealant
16. Ratakan bahan sealant dengan sonde dan pastikan tidak ada gelembung udara yang terjebak
di dalamnya.
17. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik.
18. Pastikan semua pit dan fissure telah tertutup sealant. Jika terdapat bagian yang tidak tertutup
oleh sealant, maka sealant dapat segera ditambahkan. Pastikan tidak ada debris, lakukan etsa
ulang, aplikasi sealant dan polimerisasi.
19. Periksa oklusi dengan articulating paper
20. Buang sealant yang berlebih menggunakan alpine finishing bur
Gambar 39. Conservative Adhesive Restoration (CAR). A. Karies oklusal pada pit dan fissure
dieksplorasi dengan sonde. B. Karies dihilangkan sampai dentin. C. Aplikasi bahan etsa. D.
Aplikasi bonding agent. E. Aplikasi resin komposit. F. Aplikasi bahan sealant di atas resin serta
pada seluruh pit dan fissure. G. Polimerisasi sinar. H. Cek oklusi dan penghilangan sealant yang
berlebih.
Fluoride varnish dapat diaplikasi pada semua permukaan gigi atau khusus pada area
dengan tingkat karies tinggi (misalnya pada gigi anterior yang megalami dekalsifikasi pada
kasus early childhood caries). Varnish langsung kering ketika berkontak dengan cairan
rongga mulut.
Varnish fluoride dapat diaplikasi 1-4 kali per tahun. American Dental Association
merekomendasikan minimal dua kali aplikasi per tahun atau setiap 6 bulan. Aplikasi setiap
3 bulan direkomendasikan pada pasien yang memiliki resiko karies tinggi. Aplikasi
fluoride varnish yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari :
• Gigi desidui : 0,25 mL (6 mg F-)
• Gigi bercampur : 0,40 mL (9 mg F-)
• Gigi permanen : 0,75 mL (17 mg F-)
Dalam skills lab ini digunakan Fluor Protector® (Ivoclar Vivadent) yang merupakan varnish
bening, memiliki kandungan 0,9% difluorosilane dalam polyurethane varnish base dengan ethyl
acetate dan isoamyl propionate solvent. Kandungan fluoride ekuivalen dengan 0,2% atau 1000
ppm dalam larutan.
Teknik aplikasi :
1. Gigi dikeringkan
2. Varnish bersifat lengket, sehingga isolasi akan lebih baik jika tidak menggunakan
cotton roll
3. 0,3-0,5 mL (6,9 – 1,5 F) varnish diperlukan untuk aplikasi semua gigi
4. Aplikasi pertama dilakukan pada rahang bawah karena saliva lebih cepat terkumpul
pada rahang bawah, kemudian dilanjutkan aplikasi pada rahang atas dengan
menggunakan brush dimulai dari permukaan proksimal
5. Pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 1 jam serta tidak makan
makanan yang padat hingga keesokan paginya. Prosedur ini berguna untuk
mempertahankan kontak antara varnish dan permukaan gigi kurang lebih sekitar 18
jam untuk memperpanjang interaksi antara varnish dan enamel.
2. Concentrated fluoridated gels, foams, solutions dan creme
Concentrates fluoridated gels lebih efektif pada gigi permanen dibandingkan gigi desidui.
Dosis yang bervariasi saat aplikasi, ditambah dengan refleks menelan dapat menyebabkan
tertelannya fluoride dalam jumlah yang besar yang dapat menyebabkan mild fluorosis
pada gigi permanen. Oleh karena itu penggunaan bahan ini harus dilakukan dengan sangat
hati-hati dan tidak boleh digunakan pada anak kurang dari 10 tahun.
3. Acidulated phosphate fluoride gels
Acidulated phosphate fluoride (APF) gels mengandung 12.3000 ppm F- (1,23% APF) yang
terdiri atas campuran sodium fluoride, hydrofluoric acid dan orthophosphoric acid.
Terdapat juga gel yang mengandung 5000 ppm F- yang terdiri atas campuran sodium
fluoride, phosphoric acid dan sodium phosphate monobasic.
Pencampuran water-soluble polymer (sodium carboximethyl cellulose) ke dalam aqueous
APF menghasilkan larutan kental sehingga mudah digunakan dengan tray khusus. Gel
thixotropic dalam tray mengalir ketika mendapatkan tekanan, memungkinkan gel masuk
di sela-sela gigi.
Teknik aplikasi :
1. Profilaksis gigi
2. Isolasi gigi dengan cotton rolls pada permukaan lingual dan bukal gigi
3. Posisi pasien duduk tegak dan digunakan saliva ejector saat aplikasi gel. Hal ini
berguna untuk mencegah tertelannya fluoride
4. Tuangkan gel pada tray hingga mengisi 1/3 bagian tray
Gambar 41. Pengisian fluor ke dalam tray hingga mengisi 1/3 bagian tray
5. Letakkan tray pada rahang dan tekan permukaan bukal serta lingual sehingga gel
terdorong ke arah bukal dan lingual
6. Biarkan tray berada di dalam mulut selama 4 menit
7. Instruksikan pasien untuk meludah dan tidak boleh makan serta minum selama 30
menit
8. Rekomendasi frekuensi aplikasi topikal APF adalah 6 bulan sekali
7. Aplikasi ke dua, ke tiga dan ke 4 dilakukan dengan interval 1 minggu pada usia 3,7,11
dan 13 tahun
Teknik aplikasi :
1. Profilaksis gigi
2. Isolasi gigi dengan coton roll
3. Keringkan gigi dengan semprotan angin
4. Aplikasi dapat dilakukan pada tiap kuadran atau langsung pada 1 rahang
5. Larutan segar SnF2 diaplikasi pada gigi secara kontinyu dengan cotton aplicator dan
reaplikasi larutan pada gigi dilakukan setiap 15-30 detik sehingga gigi dipertahankan
tetap basah selama 4 menit
6. Frekuensi aplikasi yang direkomendasikan adalah satu kali per tahun
LAMPIRAN 1
PENILAIAN KETERAMPILAN PIT DAN FISSURE SEALANT
NAMA :
NIM :
INSTRUKTUR :
TANDA TANGAN INSTRUKTUR :
KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna
CATATAN :
LAMPIRAN 2
PENILAIAN KETERAMPILAN CONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)
NAMA :
NIM :
INSTRUKTUR :
TANDA TANGAN INSTRUKTUR :
KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna
CATATAN :
LAMPIRAN 3
PENILAIAN KETERAMPILAN TOPIKAL APLIKASI FLUOR
NAMA :
NIM :
INSTRUKTUR :
TANDA TANGAN INSTRUKTUR :
KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna
CATATAN :
DAFTAR PUSTAKA
Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. 4th ed. 2013. Canberra, Mosby
Elsevier
Dean JA, Avery DR, McDonald RE. McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and
Adolescent. 10th ed. 2016. St. Louis, Elsevier
Duggal M, Cameron A, Toumba J. Paediatric Dentistry at a Glance. 2013. Chichester, john Wiley
& Sons Ltd.
Koch G, Pulsen S, Ivar E. Pediatric Dentistry : A Clinical Approach. 3rd ed. 2017. Chichester,
John Wiley & Sons
Nowak AJ, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH. Pediatric Dentistry Infancy
throuh Adolescent. 10th ed. Philadelphia, Elsevier
Soxman JA. Handbook of Clinical Technique in Pediatric Dentistry. 2015. Chichester, john Wiley
& Sons Ltd.
Welbury R, Duggal M, Hosey MT. Paediatric Dentistry. 4th ed. 2012. Oxford, Oxford University
Press