Anda di halaman 1dari 43

BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

FISSURE SEALANT, CAR DAN


TOPIKAL APLIKASI FLUOR

drg. Nurdiana Dewi, M.DSc., Sp.KGA

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Lambung Mangkurat
2021
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah maka
kami dapat menyelesaikan buku petunjuk skills lab pit dan fissure sealant, CAR serta topikal
aplikasi fluor ini.
Penyusunan buku ini didasarkan pada sumber pustaka wajib dan pustaka yang dianjurkan
dengan tujuan untuk memberikan petunjuk agar skills lab pit dan fissure sealant, CAR serta topikal
aplikasi fluor dapat berjalan dengan lancar. Mahasiswa diwajibkan untuk membaca buku petunjuk
serta buku acuan yang dianjurkan.
Buku petunjuk skills lab ini dilengkapi dengan lampiran untuk pengesahan tahapan
pekerjaan skills lab yang harus ditandai dan ditandatangani oleh instruktur pada saat skills lab
berlangsung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dosen Program Studi Kedokteran
Gigi FKG ULM yang telah bersedia membantu penyusunan buku ini. Semoga buku petunjuk skills
lab pit dan fissure sealant, CAR serta topikal aplikasi fluor ini dapat dipergunakan dan bermanfaat
bagi kita semua.

Banjarmasin, Januari 2021

Penyusun

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG Tahun 2020-2021 Hal. i


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................... i


Daftar isi..................................................................................................................... ii
Tata tertib skills lab .................................................................................................... iv
Penilaian hasil skills lab ............................................................................................. v
Tim skills lab.............................................................................................................. vi

I. KEGIATAN SKILLS LAB ................................................................................. 1


1.1. Deskripsi Singkat ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Instruksional Umum ................................................................. 1
1.3. Tujuan Instruksional Khusus ............................................................... 1
1.4. Manfaat Keterampilan Klinik .............................................................. 1
1.5. Organisasi Materi ................................................................................. 2
1.6. Strategi Pencapaian16Keterampilan .................................................... 2
1.7. Bacaan .................................................................................................. 2
1.8. Tugas Keterampilan ............................................................................. 2
1.9. Penjadwalan Skills Lab ........................................................................ 3
II. POKOK BAHASAN .......................................................................................... 4
2.1. Persiapan Skills Lab ............................................................................. 4
2.1.1 Persiapan Phantom ....................................................................... 4
2.1.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 4
2.1.3 Bekerja pada Phantom ................................................................ 5
2.1.4 Posisi Operator ............................................................................ 5
2.2. Pit dan Fissure Sealant .......................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Pit dan Fissure Sealant .............................................. 6
2.2.2 Tipe Pit dan Fissure Sealant ........................................................ 6
2.2.3 Gigi yang Perlu Diaplikasi Sealant ............................................. 8
2.2.4 Prosedur Klinis ............................................................................ 9
2.2.5 Cara Kerja dalam Skills Lab ....................................................... 13
2.3. Conservative Adhesive Restoratiob (CAR) .......................................... 15
2.3.1 Pengertian Conservative Adhesive Restoration (CAR) .............. 15
2.3.2 Tipe Conservative Adhesive Restoration (CAR) ........................ 16
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG Tahun 2020-2021 Hal. ii
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

2.3.3 Prosedur Klinis Conservative Adhesive Restoration (CAR) ...... 17


2.3.4 Cara Kerja dalam Skills Lab ....................................................... 23
2.4. Topikal Aplikasi Fluor .......................................................................... 26
2.4.1 Pengertian Topikal Aplikasi Fluor .............................................. 26
2.4.2 Mekanisme Kerja Fluor .............................................................. 26
2.4.3 Sediaan Fluor .............................................................................. 31
2.4.4 Cara Kerja Dalam Skills Lab ....................................................... 32
LAMPIRAN .............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 37

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG Tahun 2020-2021 Hal. iii


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

TATA TERTIB SKILLS LAB

1. Wajib mentaati segala peratuan yang ditetapkan oleh Program Studi Kedokteran Gigi FKG
ULM.
2. Berlaku jujur dalam kegiatan skills lab.
3. Memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan di dalam ruang skills lab.
4. Menjaga kebersihan ruang skills lab dan merawat segala fasilitas pendidikan yang ada
dalam ruangan.
5. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai sepatu sandal dan baju kaos
(baik berkerah ataupun tanpa kerah) selama mengikuti kegiatan skills lab.
6. Bagi mahasiswa putri wajib mengenakan rok kain dengan panjang minimal di bawah lutut,
rambut diikat rapi jika tidak memakai jilbab dan poni rambut tidak menutupi mata.
7. Bagi mahasiswa putra tidak boleh memakai celana jeans, memakai anting, dan berambut
gondrong.
8. Menggunakan jas putih untuk praktikum yang bersih dan rapi selama berada dalam ruang
skills lab.
9. Tidak diperbolehkan meninggalkan tempat/ ruangan skills lab tanpa seijin instruktur saat
jam skills lab berlangsung.
10. Tidak tidak diperbolehkan membuat keributan yang dapat menggangu mahasiswa lain.
11. Mahasiswa yang terlambat hadir lebih dari 30 menit tanpa alasan yang sah dianggap tidak
hadir dan tidak diperbolehkan mengikuti skills lab pada hari tersebut.
12. Selama bekerja mahasiswa diwajibkan memakai masker dan sarung tangan.
13. Diwajibkan mempelajari buku petunjuk terlebih dahulu sebelum melakukan tahapan
pekerjaan.
14. Setiap akan melakukan pekerjaan mahasiswa harus lapor terlebih dahulu kepada instruktur.
15. Selama skills lab handphone wajib dimatikan/diatur nada tidak bordering dan dimasukkan
ke dalam tas.
16. Membersihkan atau meletakkan kembali alat- alat yang telah digunakan untuk skills lab
setiap selesai kegiatan skills lab.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG Tahun 2020-2021 Hal. iv


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

PENILAIAN HASIL SKILLS LAB

Penilaian hasil skills lab ditentukan berdasarkan :


- Tes masuk secara tertulis (pretest).
- Hasil skills lab berupa nilai.
- Kehadiran
- Kedisiplinan
- Perilaku (Attitude)

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG Tahun 2020-2021 Hal. v


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

TIM SKILLS LAB

Koordinator : drg. Nurdiana Dewi, M.DSc., Sp.KGA


Anggota : 1. Dr. Drg. Maharani L.A., Sp.PM
2. drg. Irham T, M.Si.Biomed., Sp.BM
3. Prof. Dr. drg. Rosihan Adhani, S.Sos., M.S
4. drg. Widodo M.M, M.Kes
5. drg. Didit Aspriyanto, M.Kes
6. drg. Deby Kania Tri Putri, M.Kes
7. drg. I Wayan Arya, M.Kes
8. drg. M. Yanuar Ichrom N. Sp.KG
9. drg. Isnur Hatta, MAP
10. drg. Renie Kumala D., Sp.KGA
11. drg. Amy Nindia C., M.Si
12. drg. Isyana Erlita, Sp.KG
13. drg. Beta Widya, Sp.Perio
14. drg. Diana Wibowo, Sp.Ort
15. drg. Majedi
16. drg. Selviana R.
17. drg. Sherli Diana, Sp.KG
18. drg. Rahmad A, Sp.Prost
19. drg. Agung S. Wardhana, M.Kes
20. drg. Juli P.
21. drg. Nida Amalia
22. drg. Erika Norfitriah
23. drg. Pimas
24. drg. Haluandry
25. drg. Gusti M. Perdana

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG Tahun 2020-2021 Hal. vi


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

BAB I
KEGIATAN SKILLS LAB

1.1. DESKRIPSI SINGKAT


Kemampuan melakukan keterampilan preventive dentistry dengan teknik pit dan fissure sealant,
Conservative Adhesive Restoration (CAR) serta aplikasi fluor secara topikal merupakan hal
penting yang harus dipahami agar dapat menunjang kelancaran prosedur di klinik Kedokteran
Gigi Anak. Untuk memperoleh keterampilan tersebut diperlukan suatu pelatihan terlebih dahulu
melalui skills lab sebelum masuk di klinik.

1.2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah selesai melakukan keterampilan pit dan fissure sealant, Conservative Adhesive
Restoration (CAR) serta topikal aplikasi fluor diharapkan mahasiswa mampu melakukan
keterampilan preventive dentistry sebelum melakukan prosedur perawatan di klinik Kedokteran
Gigi Anak

1.3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah melakukan keterampilan pada skill lab ini, diharapkan mahasiswa mampu dengan benar :
1. Melakukan prosedur pit dan fissure sealant
2. Melakukan prosedur Conservative Adhesive Restoration (CAR)
3. Melakukan prosedur aplikasi fluor secara topikal

1.4. MANFAAT KETERAMPILAN KLINIK


Memberikan pemahaman dan kemampuan kepada mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat tentang Pit dan Fissure Sealant,
Conservative Adhesive Restoration (CAR) serta Topikal Aplikasi Fluor.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 1


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

1.5. ORGANISASI MATERI

Materi keterampilan mahasiswa

Prosedur keterampilan mahasiswa

Pit dan Fissure Sealant Conservative Adhesive Topikal Aplikasi


Restoration (CAR) Fluor

1.6. STRATEGI PENCAPAIAN KETERAMPILAN


a. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dibimbing oleh satu orang
instruktur
b. Skills lab dilakukan dalam 3 kali tatap muka pada tiap materi keterampilan dengan waktu 3
jam setiap tatap muka
c. Mahasiswa diwajibkan mengikuti skills lab sesuai dengan tahap kerja di bawah bimbingan
instruktur.

1.7. BACAAN
• Handbook of Pediatric Dentistry-Cameron, 2013
• McDonald and Avery’s. Dentistry for the Child and Adolescent-Dean, 2016
• Paediatric Dentistry-Welbury, 2017
• Pediatric Dentistry Infancy through Adolescence-Nowak, 2019
• Pediatric Dentistry. A Clinical Approach-Koch, 2009

1.8. TUGAS KETERAMPILAN


a. Mahasiswa diwajibkan membaca buku pedoman skills lab sebelum melakukan tugas
keterampilan
b. Mahasiswa melakukan tugas keterampilan di bawah bimbingan instruktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 2


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

1.9. PENJADWALAN SKILLS LAB


No Materi Tatap Muka Tempat
1 Fissure sealant 3 (3 x 50 menit) Ruang skills lab
2 Conservative Adhesive Restoration (CAR) 3 (3 x 50 menit) Ruang skills lab
3 Topikal aplikasi fluor 3 (3 x 50 menit) Ruang skills lab

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 3


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

BAB II
POKOK BAHASAN

2.1. PERSIAPAN SKILLS LAB


2.1.1 PERSIAPAN PHANTOM
Untuk pekerjaan phantom dibutuhkan alat sebagai berikut :
- 1 set phantom
- Anasir gigi : 36 dan 46

2.1.2. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang disediakan PSKG :
- Micromotor
- Light Curing Unit
- Disclosing agent
- Pumice
- Topikal fluoride
- Bahan sealant
- Etsa
- Bonding
- Resin komposit
- Articulating paper
Alat dan bahan yang disediakan mahasiswa
- Kaca mulut
- Sonde halfmoon
- Ekscavator
- Pinset
- Ball aplicator
- Glass lab / glass plate
- Alas putih
- Cotton roll
- Cotton pellet
- Masker
- Sarung tangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 4
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

- Bristle brush
- Rubber cup / prophy cup
- Dental floss
- Microbrush
- Mata bur (round, fissure, fine finishing bur)
- Alpine bur
- Semprotan air
- Semprotan udara (chip blower)
- Contra angle hand piece
- Tempat sampah kecil

2.1.3 BEKERJA PADA PHANTOM


Bekerja pada phantom merupakan replika atau tiruan pekerjaan yang akan dilakukan pada pasien.
Oleh karena itu dalam bekerja mahasiswa harus berupaya seperti menghadapi pasien
sesungguhnya

2.1.4 POSISI OPERATOR


Dalam melakukan pekerjaan pada phantom, perlu diperhatikan posisi operator sebagai berikut:
Posisi kanan depan. Posisi ini digunakan untuk preparasi pada gigi anterior rahang bawah,
posterior rahang bawah (terutama sisi kanan) dan anterior rahang atas. Akan sedikit membantu
bila kepala pasien menoleh sedikit ke arah operator.

Posisi kanan samping. pada posisi ini operator berada di samping kanan pasien. Tepat digunakan
untuk preparasi permukaan fasial geligi rahang atas dan rahang bawah posterior kanan dan
permukaan oklusal gigi rahang bawah kanan.

Posisi kanan belakang. Posisi ini paling sering digunakan, seluruh area rongga mulut dapat
dijangkau dan dilihat langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan kaca mulut. Fungsi
utama dari kaca mulut adalah memantulkan cahaya. Operator berada di samping kanan pasien
agak ke belakang. Lengan kiri operator berada di atas kepala pasien. Permukaan lingual dan insisal
(oklusal) rahang atas dapat terlihat menggunakan kaca mulut., sedangkan rahang bawah terutama
sisi kiri dapat dilihat secara langsung.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 5


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Posisi belakang. Posisi ini mempunyai jangkauan terbatas, terutama digunakan untuk permukaan
lingual gigi anterior rahang bawah.

2.2. PIT DAN FISSURE SEALANT


2.2.1 PENGERTIAN PIT DAN FISSURE SEALANT
Cekungan yang dalam pada bagian pit dan fissure merupakan kondisi yang mudah terkena karies.
Pemberian fluor secara topikal banyak berpengaruh pada permukaan-permukaan gigi yang halus
saja, tetapi sedikit pengaruhnya terhadap bagian pit dan fissure. Aplikasi sealant pada gigi desidui
maupun gigi permanen dapat mencegah terjadinya karies pada pit dan fissure. Systematic review
oleh Wright et al menyatakan bahwa anak-anak dan remaja yang mendapatkan sealant pada
permukaan gigi sehat atau pada lesi karies nonkavitas pada pit dan fissure gigi molar desidui
maupun permanen, resiko timbul karies baru menurun hingga 76% dalam follow up selama 2
tahun. Pada follow up 7 tahun, anak-anak dan remaja yang mendapatkan sealant memiliki
insidensi karies 29% dan yang tidak mendapatkan sealant memiliki insidensi karies 74%.

2.2.2. TIPE PIT DAN FISSURE SEALANT


Terdapat berbagai jenis bahan, warna dan viskositas sealant. Berdasarkan jenis bahan, terdapat 3
tipe sealant :
1. Resin-based sealant
Merupakan tipe resin yang paling banyak digunakan karena memiliki kemampuan retensi
yang lebih baik dibandingkan sealant glass ionomer. Resin-based sealant ini menggunakan
prinsip adhesive dentistry. Retensi resin-based sealant didapat melalui retensi
mikromekanik. Agar adhesi sealant dan enamel terjadi dengan baik, maka gigi harus
bersih dan kering karena resin bersifat hidrofobik. Gigi dietsa dengan asam phosphoric
acid 35%-37% hingga terbentuk iregularitas permukaan sehingga ketika diaplikasi bahan
sealant akan terbentuk resin tags. Resin dipolimerisasi dan terbentuk plastic coating tipis
di atas pit dan fissure. Barier fisik ini akan mencegah proses karies.
Resin based sealant tersedia dalam bentuk unfilled, filled, bening, berwarna, visible-light
polymerized, autopolymerizing (chemically cured) dan fluoride-releasing materials.

2. Glass ionomer (tradisional dan resin-modified)


Glass ionomer cement sealant merupakan alternatif terhadap resin-based sealant karena
memiliki kemampuan melepaskan fluor, toleransi terhadap kelembaban tinggi dan mudah
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 6
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

diaplikasikan. Jika dibandingkan dengan resin-based sealant, pasien yang mendapatkan


sealant glass ionomer memiliki kemungkinan terlepasnya sealant 5 kali lebih besar dalam
2-3 tahun karena glass ionomer memiliki kemampuan melekat pada enamel yang berbeda
dengan resin-based sealant. Glass ionomer berikatan dengan enamel melalui retensi
mekanik dan kimia yang disebut dengan chelation. Bonding kimia pada glass ionomer
bersifat lemah. Glass ionomer bersifat hidrofilik dan dapat bertahan pada suasana yang
lembab.
Meskipun memiliki kemampuan retensi yang lemah, sealant glass ionomer tetap dapat
mencegah terjadinya karies. Hal ini disebabkan : (1) bahan glass ionomer masih dapat
bertahan pada bagian terdalam fissure dan tetap memberikan bariesr fisik meskipun tidak
terlihat secara klinis; (2) glass ionomer yang tertinggal pada fissure mencegah terjadinya
demineralisasi.
Penggunaan resin-based sealant merupakan kontraindikasi jika dilakukan pada gigi yang
sedang erupsi karena sulit untuk mengontrol kelembaban. Glass ionomer merupakan
pilihan bahan sealant untuk kasus gigi yang sedang erupsi. Periode erupsi merupakan
periode resiko tinggi terjadinya karies pada gigi molar. Sealant GIC merupakan metode
yang dapat dilakukan dengan cepat dan tidak beresiko pada fissure dengan karies inisial.
Glass ionomer juga banyak digunakan pada daerah dengan layanan perawatan gigi yang
terbatas sehingga sering digunakan teknik atraumatic restorative treatment (ART).
Untuk penggunaan sealant glass ionomer, gigi dibersihkan kemudian bahan kondisioner
(polyacrylic acid) diaplikasikan. Gigi dibilas dan dikeringkan, kemudian bahan glass
ionomer diaplikasikan pada permukaan oklusal. Jika digunakan resin-modified glass
ionomer, maka diperlukan light cured.
3. Polyacid-modified resin
Polyacid-modified resin composites diperkenalkan pada tahun 1990 sebagai bahan yang
mengkombinasikan kemampuan estetik dari komposit dengan kemampuan melepaskan
fluor serta adhesi dari glass ionomer. Bahan ini dikenal juga dengan kompomer. Bahan ini
mirip dengan komposit yang tidak mengandung air dan bersifat hidrofobik, setting melalui
reaksi polimerisasi, tidak memiliki kemampuan berikatan kimia dengan struktur gigi dan
membutuhkan bahan bonding seperti penggunaan resin komposit konvensional. Seperti
glass ionomer, polyacid-modified resin melepaskan fluor tetapi kadar pelepasannya tidak
sebesar glass ionomer cement. Sebagai bahan sealant, polyaacid-modified resin composite
memiliki kemampuan melepaskan fluor yang lebih rendah dibandingkan glass ionomer
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 7
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

dan memiliki kemampuan retensi yang lebih kecil dibandingkan resin komposit
konvensional.

2.2.3 GIGI YANG PERLU DIAPLIKASI SEALANT


Teori sebelumnya menyatakan bahwa indikasi pit dan fissure sealant adalah gigi molar satu dan
dua permanen tanpa karies dengan pit dan fissure yang dalam. Tetapi kemudian indikasi diperluas
pada gigi yang memiliki resiko terbentuknya karies antara lain gigi desidui; gigi molar permanen
dengan karies insipien dan lesi yang belum terbentuk kavitas; dan/atau premolar. Resin-based
sealant direkomendasikan pada gigi desidui dan glass ionomer tidak diindikasikan pada gigi
desidui karena tidak memiliki retensi yang baik.
Indikasi pit dan fissure sealant :
1. Pit dan fissure dalam dan retentif
2. Stained pit dan fissure dengan gambaran dekalsifikasi dan opacifikasi minimal (misalnya
karies insipien tanpa kavitas)
3. Tidak terdapat gambaran radiografi atau klinis dari karies interproksimal yang
membutuhkan restorasi
4. Menggunakan perawatan preventif lain misalnya terapi fluor untuk mencegah
pembentukan karies interpoksimal

Gambar 1 . Gigi molar dengan groove yang dalam dan retentif. Gigi ini ideal untuk aplikasi
sealant. Adanya stainless steel crown menandakan pasien memiliki resiko karies yang tinggi

Gambar 2. Noncavitated incipient caries. A. Gigi premolar dengan gambaran dark brown early
caries; B. Gigi molar dengan gambaran demineralisasi di sekitar pit dan fissure serta pewarnaan

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 8


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

kecoklatan pada pit dan fissure. Kedua gigi ini indikasi untuk aplikasi pit dan fissure sealant serta
tidak membutuhkan preparasi mekanik sebelum aplikasi sealant

Kontraindikasi pit dan fissure sealant adalah :


1. Pit dan fissure dangkal, self cleansing pit dan fissure
2. Terdapat gambaran radiografis maupun klinis dari karies interpoksimal yang
membutuhkan restorasi
3. Terdapat lesi atau restorasi interproksimal tetapi tidak ada rencana/perawatan preventive
lain untuk menghambat terbentuknya karies
4. Limited life expectancy dari gigi desidui

2.2.4 PROSEDUR KLINIS


1. Membersihkan gigi
Agar resin-based sealant dapat mengalir ke dalam fissure gigi, maka fissure harus bebas
dari debris. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk membersihkan fissure.
Pembersihan gigi dapat dilakukan dengan pumice dan rubber cup dan atau bristle brush.
Debris pada fissure dapat dibersihkan menggunakan sonde dan dibilas kuat dengan air-
water spray atau dengan bristle brush kering. Penelitian terkini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan retensi bahan sealant ketika pembersihan dilakukan dengan pumice
dan rubber cup. Complete debridement pada fissure sangat sulit sehingga penetrasi
lengkap dari bahan sealant jarang terjadi dengan metode pembersihan konvensional.
Metode pembersihan yang lebih baik yaitu dengan menggunakan air-polishing system
misalnya prophy jet. Metode ini menghilangkan debris lebih baik dibandingkan metode
konvensional. Metode ini juga memungkinkan penetrasi bahan sealant dan meningkatkan
jumlah resin tag untuk retensi mikromekanik. Meskipun demikian, air-polishing tidak
menjadi metode standard karena penggunaannya akan meningkatkan biaya dan
kompleksitas prosedur tetapi tidak meningkatkan retensi secara signifikan.

Gambar 3. Prophy jet

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 9


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

2. Isolasi
Metode isolasi yang paling sering digunakan adalah dengan cotton roll. Pasien diposisikan
pada posisi supine dengan kepala menyandar ke belakang dan dagu diangkat untuk
meningkatkan visibilitas dan kontrol kelembaban.
Untuk isolasi rahang atas : triangular buccal isolation shield diletakkan pada mukosa bukal
pada duktus Stensen dengan apeks segitiga diletakkan di posterior. Cotton roll diletakkan
pada vestibulum maksila untuk menjaga agar jaringan bukal tidak mengenai gigi. Kaca
mulut digunakan selama prosedur hingga selesai polimerisasi. Kaca mulut ini berfungsi
untuk visualisasi indirect dan menjaga pergerakan lidah.
Untuk rahang bawah : cotton roll diletakkan di sebelah bukal dan lingual gigi. Untuk
menjaga posisi cotton roll dapat digunakan cotton roll holder atau tekanan jari. Triangular
isolation shield dapat digunakan di antara cotton roll lingual dan alveolar ridge sehingga
sebagain besar shield berada di atas lidah. Hal ini berguna untuk mencegah lidah
mendorong saliva melewati cotton roll lingual. Tidak diperlukan penambahan atau
penggantian cotton roll. Jika saliva berlebih maka dapat dilakukan suction. Oleh karena
itu dalam melakukan tindakan perlu four-handed delivery method untuk meningkatkan
keberhasilan isolasi yang adekuat.

Gambar 4 . Isolasi molar rahang bawah menggunakan cotton triangle. Cotton triangle ini
juga digunakan untuk menahan lidah
3. Etsa
Setelah diisolasi, gigi dietsa menggunakan phosphoric acid 37%. Etsa harus diaplikasikan
pada pit dan fissure, groove palatal pada molar rahang atas dan pit bukal pada molar rahang
bawah. Etsa harus diperluas hingga cuspal line angle, 2-3 mm melebihi margin sealant.
Etsa dipertahankan pada permukaan gigi selama 15-20 detik.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 10


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Gambar 5. Aplikasi etsa pada molar rahang bawah. Aplikasi etsa meluas hingga groove
bukal dan lingual

Gambar 6 . Gambaran enamel setelah etsa (A) Enamel yang telah dietsa terlihat frosted
(B) Perbedaan warna antara enamel yang telah dietsa, terlihat chalky/frosty (panah) dan
enamel yang belum dietsa, terlihat mengkilap

4. Bilas dan keringkan


Gigi dibilas menggunakan air-water spray dan high volume suction. Tujuan pembilasan
adalah untuk menghilangkan semua etsa dari permukaan gigi. Gigi kemudian dikeringkan
sampai permukaan terlihat chalky/frosty. Enamel harus benar-benar kering untuk
memaksimalkan penetrasi sealant yang bersifat hidrofobik.

5. Aplikasi sealant dan polimerisasi


Jika digunakan bonding (disesuaikan instruksi pabrik), maka bonding diaplikasikan
dengan microbrush. Bonding agent kemudian dipolimerisasi. Sealant diaplikasikan pada
seluruh pit dan fissure, lingual groove molar rahang atas dan pit bukal molar rahang bawah.
Sealant tidak boleh berlebih dan dipastikan tidak melebihi area etsa serta terpolimerisasi
dengan baik hingga sealant terdalam. Sealant yang berlebih dapat dihilangkan dengan
brush sebelum polimerisasi. Jika terdapat gelembung udara juga harus dihilangkan
sebelum polimerisasi. Saat polimerisasi, ujung light cure harus sedekat mungkin dengan
permukaan gigi dan polimerisasi dilakukan sesuai petunjuk pabrik (biasanya 20 detik
menggunakan light-emiting diode curing light dengan output 800=1000mW/cm2). Waktu
polimerisasi yang kurang akan menyebabkan polimerisasi sealant yang tidak maksimal.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 11


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Gambar 7 . Molar rahang bawah yang sudah diaplikasi sealant. Sealant meluas hingga ke
seluruh fissure, termasuk groove bukal (panah)

6. Evaluasi sealant
Setelah polimerisasi, operator harus melihat dan memeriksa sealant dengan sonde sebelum
melepas bahan isolasi. Jika terdapat kekurangan bahan maka dapat segera ditambahkan
saat itu. Retensi sealant dievaluasi menggunakan sonde. Jika dilakukan aplikasi ulang,
maka pastikan debris sudah dihilangkan. Area aplikasi harus dietsa ulang, dibilas dan
dikeringkan kemudian bahan sealant diaplikasikan kembali.
Filled sealant dan flowable composite memerlukan occlusal adjusment, sedangkan
unfilled sealant akan mengalami „self-adjusting“.

7. Evaluasi periodik
Sealant harus dievaluasi secara periodik. Retensi bahan sealant menentukan
keberhasilannya. Terlepasnya sebagian atau seluruh sealant menyebabkan gigi memiliki
resiko karies seperti sebelum diaplikasi sealant.

Berdasarkan warnanya, sealant biasanya berwarna bening atau putih opak. Warna putih opak
bertujuan agar sealant lebih mudah dibedakan dengan warna gigi pada saat aplikasi dan
memudahkan untuk memonitor retensinya pada saat kontrol. Sealant yang berwarna bening
membutuhkan eksplorasi dengan sonde untuk melihat retensinya pada permukaan gigi.
Terdapat juga bahan sealant yang berwarna merah muda saat diaplikasi kemudian berubah
menjadi putih opak saat disinar (light cured). Meskipun demikian, tidak terdapat perbedaan
efektivitas klinis antara beberapa warna sealant ini.
Terdapat variasi kandungan filler dalam sealant. Kandungan filler memiliki karakteristik fisik
tergantung pada viskositas, kemampuan mengalir dan resistensi terhadap abrasi. Unfilled
sealant memiliki beberapa keuntungan. Unfilled sealant mengalami microleakage yang lebih

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 12


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

rendah dan dapat penetrasi ke dalam fissure dengan baik. Unfilled sealant penetrasi lebih
dalam ke fissure karena memiliki viskositas yang rendah dan membuat resin tag yang lebih
panjang sehingga retensinya lebih baik. Unfilled sealant juga tidak memerlukan occlusal
adjusment. Tetapi karena tidak terdapat kandungan filler, unfilled sealant mudah mengalami
abrasi. Filled sealant memerlukan occlusal adjustment sehingga waktu dan biaya yang
diperlukan dalam aplikasi menjadi meningkat. Tetapi filled sealant lebih resisten terhadap
abrasi dan tingkat porositasnya rendah.
Beberapa penelitian meneliti tentang penggunaan flowable composite sebagai bahan sealant.
Flowable composite memerlukan bahan bonding untuk meningkatkan penetrasi pada fissure
dan menurunkan microleakage. Dalam hal retensi, flowable composite memiliki kemampuan
yang sama dengan bahan sealant konvensional.
Berdasarkan pengetahuan tentang keuntungan fluor yang dilepaskan oleh bahan glass
ionomer, maka dikembangkan fluoride-releasing resin sealant (FRS). Tetapi penelitian klinis
menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna dari bahan ini dalam kemampuan
pencegahan karies dibandingkan dengan sealant konvensional.

2.2.5 CARA KERJA DALAM SKILLS LAB


PIT DAN FISSURE SEALANT PADA GIGI 36
1. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan
2. Posisikan phantom sesuai prosedur
3. Oklusal gigi yang dianggap memiliki area pit dan fissure yang dalam dipulas dengan
rotary brush dan pumice
4. Bersihkan gigi dengan semprotan air
5. Isolasi gigi dengan cotton roll
6. Keringkan gigi dengan chip blower.
7. Eksplorasi pit dan fissure dengan ekscavator tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan
kering dengan bantuan kaca mulut dan sinar lampu
8. Aplikasi etsa di daerah pit dan fissure oklusal serta bukal pit dengan etsa phosporic acid
37 % kemudian tunggu 20 detik
9. Lepas cotton roll di dalam mulut
10. Bilas permukaan gigi yang dietsa dengan air selama 30-40 detik
11. Reisolasi gigi dengan cotton roll

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 13


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

12. Keringkan permukaan gigi dengan chip blower sampai permukaan enamel terlihat frosty
/ chalky. Bila permukaan tidak tampak frosty / chalky, etsa ulang
13. Aplikasikan sealant di daerah pit dan fissure. Hindari gelembung udara.
14. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik
15. Pastikan seluruh pit dan fissure telah tertutup oleh bahan sealant. Jika terdapat bagian
yang tidak tertutup oleh sealant, maka sealant dapat segera ditambahkan. Pastikan tidak
ada debris, lakukan etsa ulang, aplikasi sealant dan polimerisasi.
16. Lepaskan cotton roll
17. Periksa oklusi dengan articulating paper dan hilangkan sealant berlebih menggunakan
alpine finishing bur

Gambar 8. Pit dan fissure sealant. A.


Gigi molar dengan pit dan karies yang
dalam. B. Gigi dibersihkan dengan
brush dan pumice. C. Aplikasi etsa pada
gigi. D. Permukaan gigi terlihat
chalky/frosty setelah aplikasi bahan
etsa, dibilas dan dikeringkan. E.
Aplikasi bahan bonding
(diperlukan/tidak). F. Aplikasi sealant.
G. Pemeriksaan sealant yang sudah
dipolimerisasi dengan sonde. H. Oklusi
gigi diperiksa dengan articulating paper

PENILAIAN KETERAMPILAN PIT DAN FISSURE SEALANT


NO. TAHAPAN PEKERJAAN 0 1 2
1 Persiapan alat dan bahan
2 Eksplorasi pit dan fissure menggunakan sonde
3 Pembersihan gigi dengan brush dan pumice
4 Isolasi daerah kerja dan pengeringan gigi
5 Aplikasi bahan etsa

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 14


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

6 Pelepasan isolasi dan pembilasan permukaan


gigi yang dietsa
7 Isolasi dan pengeringan gigi (permukaan gigi
tampak chalky / frosty)
8 Aplikasi bahan sealant
9 Polimerisasi bahan sealant
10 Pemeriksaan sealant dengan sonde
11 Pemeriksaan oklusi dengan articulating paper
12 Pembuangan sealant yang berlebih
TOTAL

KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna

2.3. CONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)


2.3.1 PENGERTIAN CONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)
Conservative Adhesive Restoration (CAR) merupakan istilah baru terhadap restorasi yang
sebelumnya telah diperkenalkan oleh Simonsen dan Stallard pada tahun 1977 dan disempurnakan
pada tahun 1985 dengan istilah Preventive Resin Restoration (PRR). Restorasi ini
mengkombinasikan pendekatan preventive pit dan fissure sealant dengan preparasi kavitas kelas
I pada karies di permukaan oklusal yang sama. Berbeda dengan prinsip preparasi kavitas pada
restorasi amalgam “extension for prevention” yaitu preparasi pada daerah yang terkena karies
serta pit dan fissure di sekitarnya, preparasi kavitas pada CAR atau PRR terbatas pada daerah
karies. Preparasi ini ditumpat dengan bahan adhesive, biasanya resin-based composite atau
kompomer dan permukaan oklusalnya diaplikasi sealant. Restorasi ini mempertahankan struktur
gigi dan berfungi sebagai therapeutic maupun preventive.

Gambar 9 . Gigi molar dengan fissure yang dalam dan karies pada pit

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 15


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Pembaharuan nama Preventive Resin Restoration (PRR) menjadi Conservative Adhesive


Restoration (CAR) bertujuan untuk menunjukkan bahwa bahan yang dapat digunakan tidak hanya
resin tetapi juga bahan adhesive lain. Indikasi CAR adalah pada gigi lesi karies minimal, dan jika
dilakukan prosedur “extension for prevention” akan menyebabkan hilangnya jaringan sehat dalam
jumlah yang cukup banyak. Lesi karies yang diindikasikan adalah lesi karies kecil dan terutama
pada pit. Seperti pada sealant, gigi juga harus dapat diisolasi agar tetap kering selama prosedur.
2.3.2 TIPE CONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)
a. Tipe A, yaitu lesi insipien terbatas hingga kedalaman enamel

Gambar 10. Lesi insipien dengan kedalaman enamel


b. Tipe B, yaitu lesi insipien meluas hingga kedalaman dentin

Gambar 11. Lesi insipien meluas hingga kedalaman dentin


c. Tipe C, ditandai dengan adanya karies dalam dan membutuhkan preparasi yang lebih
besar ke dentin dalam

Gambar 12. Lesi meluas hingga ke dentin dalam

2.3.4 PROSEDUR KLINIS CAONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)


a. Tipe A
Tahapan restorasi :

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 16


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

1. Bersihkan permukaan gigi menggunakan bristle brush dan pumice murni pada seluruh
permukaan gigi untuk menghilangkan debris

Gambar 13. Pembersihan permukaan gigi


2. Bilas dengan semprotan air, isolasi dengan cotton rol dan keringkan dengan semprotan
udara

Gambar 14. Pembilasan dan pengeringan gigi

3. Eksplorasi karies dengan eksplorer tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering
4. Lakukan preparasi minimal menggunakan low speed round diamond bur no ¼ atau ½

Gambar 15. Preparasi minimal

5. Aplikasi bahan etsa dengan phosphoric acid 37% selama 20 detik pada groove (groove
oklusal dan palatal, serta pit bukal gigi molar) dan enamel di sekitarnya

Gambar 16. Aplikasi etsa

6. Lepaskan cotton roll. Bilas etsa selama 30-40 detik kemudian isolasi kembali dan
keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky / frosty

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 17


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Gambar 17. Pembilasan dan pengeringan gigi

7. Aplikasi bahan sealant (unfilled resin sealant) di atas enamel yang dipreparasi serta
permukaan pit dan fissure di sekitarnya

Gambar 18. Aplikasi sealant

8. Ratakan bahan sealant dengan brush atau sonde dan pastikan tidak ada udara yang
terjebak di dalamnya
9. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik

Gambar 19. Polimerisasi sealant

10. Periksa kontak oklusi dengan articulating paper


11. Buang sealant yang berlebih menggunakan alpine finishing bur

Gambar 20. Gigi molar yang telah diaplikasi bahan sealant. S = sealant

b. Tipe B
Tahapan restorasi :
1. Bersihkan permukaan gigi menggunakan bristle brush dan pumice murni pada seluruh
permukaan gigi untuk menghilangkan debris

Gambar 21. Pembersihan permukaan gigi

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 18


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

2. Bilas / irigasi dengan semprotan udara, isolasi dengan cotton roll dan keringkan dengan
semprotan angin

Gambar 22. Pembilasan dan pengeringan gigi

3. Eksplorasi karies dengan eksplorer tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering
dengan bantuan kaca mulut dan sinar lampu
4. Buat tanda kontak oklusal gigi menggunakan articulating paper. Karies tidak boleh
melibatkan area yang mendapat tekanan dari gigi antagonis
5. Buka akses kavitas dan lakukan preparasi minimal menggunakan round diamond bur
no ¼ atau ½ hingga tidak terdapat karies dan akses visual tercapai. Enamel yang tidak
didukung dentin tidak perlu dihilangkan jika akses aplikasi bahan dan akses visual
telah tercapai.

Gambar 23. Preparasi minimal


6. Isolasi gigi dengan cotton roll, aplikasi bahan etsa dengan phosphoric acid 37% selama
20 detik pada groove (oklusal dan palatal serta bukal pit) dan enamel di sekitarnya

Gambar 24. Aplikasi etsa

7. Lepaskan cotton roll, bilas etsa selama 30-40 detik kemudian isolasi gigi dengan cotton
roll kembali dan keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky
/ frosty

Gambar 25. Pembilasan dan pengeringan gigi

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 19


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

8. Aplikasi selapis tipis bahan bonding pada kavitas dan polimerisasi selama 20 detik
(tidak dilakukan jika tahapan selanjutnya menggunakan GIC/RM-GIC)
9. Aplikasi GIC/RM-GIC, kompomer atau resin komposit dan polimerisasi dengan light
curing unit selama 20 detik (jika menggunakan kompomer atau komposit) hingga
dentino-enamel junction

Gambar 26. Aplikasi resin komposit dan polimerisasi

10. Aplikasi bahan sealant (unfilled resin sealant) pada di atas resin serta permukaan pit
dan fissure di sekitarnya

Gambar 27. Aplikasi bahan sealant

11. Ratakan bahan sealant dengan brush atau sonde dan pastikan tidak ada udara yang
terjebak di dalamnya
12. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik

Gambar 28. Polimerisasi dengan light curing unit

13. Periksa kontak oklusi dengan articulating paper


14. Buang sealant yang berlebih menggunakan alpine finishing bur

Gambar 29. Gigi molar yang sudah diaplikasi resin dan sealant. R = resin; S = sealant

c. Tipe C
Tahapan restorasi :
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 20
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

1. Bersihkan permukaan gigi menggunakan bristle brush dan pumice murni pada seluruh
permukaan gigi untuk menghilangkan debris

Gambar 30. Pembersihan permukaan gigi

2. Bilas / irigasi dengan semprotan air, isolasi dengan cotton roll dan keringkan dengan
semprotan udara

Gambar 31. Pembilasan dan pengeringan gigi

3. Eksplorasi karies dengan eksplorer tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering
dengan bantuan kaca mulut dan sinar lampu
4. Buat tanda kontak oklusal gigi menggunakan articulating paper. Karies tidak boleh
melibatkan area yang mendapat tekanan dari gigi antagonis
5. Buka akses dan lakukan preparasi minimal menggunakan round diamond bur no ¼
atau ½ hingga tidak terdapat karies dan akses visual tercapai. Bersihkan jaringan karies
dalam dengan ekscavator tajam atau round metal bur kecepatan rendah. Enamel yang
tidak didukung dentin tidak perlu dihilangkan jika akses aplikasi bahan dan akses
visual telah tercapai.

Gambar 32. Preparasi minimal

6. Aplikasi Ca(OH)2 fast setting (tanpa penyinaran) pada kavitas terdalam dengan ball
aplicator
15. Aplikasi bahan etsa dengan phosphoric acid 37% selama 20 detik pada groove (oklusal
dan palatal serta bukal pit) dan enamel di sekitarnya

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 21


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Gambar 33. Aplikasi bahan etsa

7. Lepaskan cotton roll, bilas etsa selama 30-40 detik kemudian isolasi kembali dengan
cotton roll dan keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky /
frosty

Gambar 34. Pembilasan dan pengeringan gigi

16. Aplikasi selapis tipis bahan bonding pada dinding kavitas dan polimerisasi selama 20
detik (jika menggunakan kompomer/resin komposit pada tahap selanjutnya)
17. Aplikasi GIC/RM-GIC, kompomer atau resin komposit pada kavitas hingga dentino-
enamel junction dan polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik (jika
menggunakan kompomer atau komposit)

Gambar 35. Aplikasi resin dan polimerisasi

18. Aplikasi bahan sealant (unfilled fissure sealant) di atas resin serta permukaan pit dan
fissure di sekitarnya

Gambar 36. Aplikasi bahan sealant

19. Ratakan bahan sealant dengan brush atau sonde dan pastikan tidak ada udara yang
terjebak di dalamnya
20. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik

Gambar 37. Polimerisasi dengan light curing unit


Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 22
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

21. Periksa kontak oklusi dengan articulating paper


22. Buang sealant yang berlebih menggunakan alpine finishing bur

Gambar 38. Gigi molar yang telah diaplikasi resin dan sealant. R = resin; S = sealant

2.3.4 CARA KERJA DALAM SKILLS LAB


PRR TIPE B PADA GIGI 46
1. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan
2. Buat outline kavitas
3. Posisikan phantom sesuai prosedur
4. Oklusal gigi yang dianggap memiliki lesi karies pada pit dan fissure dipulas dengan rotary
brush dan pumice
5. Isolasi gigi dengan cotton roll
6. Keringkan gigi dengan semprotan udara
7. Eksplorasi karies dengan ekscavator tajam (sonde) saat gigi dalam keadaan kering dengan
bantuan kaca mulut dan sinar lampu
8. Buat tanda kontak oklusal gigi menggunakan articulating paper
9. Buka akses kavitas dan lakukan preparasi minimal menggunakan round diamond bur no ¼
atau ½ hingga tidak terdapat jaringan karies dan akses visual tercapai
10. Aplikasi bahan etsa dengan phosphoric acid 37% selama 20 detik pada kavitas, groove oklusal
dan pit bukal serta enamel di sekitarnya
11. Lepaskan cotton roll
12. Bilas etsa selama 30-40 detik dengan semprotan air kemudian reisolasi dengan cotton roll dan
keringkan dengan semprotan udara hingga permukaan terlihat chalky / frosty, jika belum
terlihat frosty / chalky maka dilakukan etsa ulang
13. Aplikasi selapis tipis bahan bonding pada dinding kavitas kemudian polimerisasi dengan light
curing unit selama 20 detik.
14. Aplikasi resin komposit hingga dentino-enamel junction dan polimerisasi dengan light curing
unit selama 20 detik
15. Aplikasi bahan sealant di atas resin komposit serta pada pit dan fissure di sekitarnya
Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 23
BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

16. Ratakan bahan sealant dengan sonde dan pastikan tidak ada gelembung udara yang terjebak
di dalamnya.
17. Polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik.
18. Pastikan semua pit dan fissure telah tertutup sealant. Jika terdapat bagian yang tidak tertutup
oleh sealant, maka sealant dapat segera ditambahkan. Pastikan tidak ada debris, lakukan etsa
ulang, aplikasi sealant dan polimerisasi.
19. Periksa oklusi dengan articulating paper
20. Buang sealant yang berlebih menggunakan alpine finishing bur

Gambar 39. Conservative Adhesive Restoration (CAR). A. Karies oklusal pada pit dan fissure
dieksplorasi dengan sonde. B. Karies dihilangkan sampai dentin. C. Aplikasi bahan etsa. D.
Aplikasi bonding agent. E. Aplikasi resin komposit. F. Aplikasi bahan sealant di atas resin serta
pada seluruh pit dan fissure. G. Polimerisasi sinar. H. Cek oklusi dan penghilangan sealant yang
berlebih.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 24


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

PENILAIAN KETERAMPILAN CONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)


NO. TAHAPAN PEKERJAAN 0 1 2
1 Persiapan alat dan bahan
2 Pembuatan outline kavitas
3 Pembersihan gigi dengan brush dan pumice
4 Eksplorasi karies dengan sonde
5 Penentuan daerah kontak dengan articulating
paper
6 Preparasi minimal (jaringan karies hilang,
preparasi tidak melebar dan tidak terlalu dalam)
7 Isolasi daerah kerja dan pengeringan gigi
8 Aplikasi bahan etsa
9 Pelepasan isolasi dan pembilasan permukaan
gigi yang dietsa
10 Isolasi gigi dan pengeringan gigi hingga terlihat
chalky / frosty
11 Aplikasi bahan bonding pada dinding kavitas.
12 Polimerisasi bahan bonding
13 Aplikasi resin komposit hingga dentino-enamel
junction
14 Polimerisasi resin komposit
15 Aplikasi bahan sealant di atas resin komposit
serta pada pit dan fissure
16 Polimerisasi bahan sealant
17 Pemeriksaan permukaan oklusal dengan sonde
18 Pemeriksaan oklusi dengan articulating paper
19 Pembuangan sealant yang berlebih
TOTAL

2.4 TOPIKAL APLIKASI FLUOR


2.4.1 PENGERTIAN TOPIKAL APLIKASI FLUOR
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah terbukti menghambat pembentukan asam
dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Topikal aplikasi fluor adalah pengolesan
langsung fluor pada enamel. Fluor akan bereaksi dengan permukaan enamel gigi dan membentuk
fluor apatit yang akan menyebabkan enamel lebih resisten terhadap asam.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 25


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

2.4.2 MEKANISME KERJA FLUOR


Mineral pada gigi terdiri atas carbonated apatite yang mengandung ion kalsium, fosfat dan
hidroksil yang membentuk hidroksiapatit [(Ca10-(PO4)6.(OH)2]. Ketika pH turun di bawah pH
kritis (<5,5), demineralisasi terjadi dan ketika pH kembali ke 7,0 remineralisasi terjadi. Oleh
karena itu terjadi keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi. Fluor akan memacu
peningkatan pH sehingga terjadi remineralisasi dan membentuk fluoroapatite [Ca10.(PO4)6.F2]
yang lebih stabil dan tahan terhadap asam.
Mekanisme kerja fluor antara lain :
• Memiliki efek selama pembentukan gigi dengan membuat kristal enamel lebih besar dan
lebih stabil
• Menghambat bakteri plak dengan memblok enzim enolase selama glikolisis
• Menghambat demineralisasi
• Meningkatkan remineralisasi dan membentuk fluoroapatit
• Mempengaruhi morfologi mahkota dengan membuat pit dan fissure lebih dangkal

2.4.3 SEDIAAN FLUOR


1. Fluoride varnish
Varnish dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu karena kemampuannya dalam
memberikan waktu kontak yang lama antara fluor dan enamel. Fluoride varnish dapat
menurunkan karies gigi hingga lebih dari 40%. Indikasi dari fluoride varnish adalah :
• Area hipersensitif pada enamel dan dentin
• Sebagai alternatif untuk fissure sealant pada permukaan oklusal gigi molar
permanen pada anak yang cemas hingga dapat dilakukan aplikasi sealant
• Prosedur penyesuaian diri pada anak yang cemas
• Remineralisasi lokal pada lesi white spot
• Sebagai bagian dari program preventive untuk anak-anak dengan karies aktif pada
gigi desidui dan/atau gigi permanen
• Prosedur preventive rutin pada pasien medical compromised dan pasien
berkebutuhan khusus lain

Fluoride varnish mudah diaplikasikan menggunakan disposable brush. Aplikasi varnish


dapat didahului dengan profilaksis oleh dokter gigi ataupun dengan menyikat gigi. Gigi
harus dikeringkan sebelum aplikasi untuk meningkatkan adhesi fluoride dan enamel.

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 26


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Fluoride varnish dapat diaplikasi pada semua permukaan gigi atau khusus pada area
dengan tingkat karies tinggi (misalnya pada gigi anterior yang megalami dekalsifikasi pada
kasus early childhood caries). Varnish langsung kering ketika berkontak dengan cairan
rongga mulut.
Varnish fluoride dapat diaplikasi 1-4 kali per tahun. American Dental Association
merekomendasikan minimal dua kali aplikasi per tahun atau setiap 6 bulan. Aplikasi setiap
3 bulan direkomendasikan pada pasien yang memiliki resiko karies tinggi. Aplikasi
fluoride varnish yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari :
• Gigi desidui : 0,25 mL (6 mg F-)
• Gigi bercampur : 0,40 mL (9 mg F-)
• Gigi permanen : 0,75 mL (17 mg F-)

Dalam skills lab ini digunakan Fluor Protector® (Ivoclar Vivadent) yang merupakan varnish
bening, memiliki kandungan 0,9% difluorosilane dalam polyurethane varnish base dengan ethyl
acetate dan isoamyl propionate solvent. Kandungan fluoride ekuivalen dengan 0,2% atau 1000
ppm dalam larutan.
Teknik aplikasi :
1. Gigi dikeringkan
2. Varnish bersifat lengket, sehingga isolasi akan lebih baik jika tidak menggunakan
cotton roll
3. 0,3-0,5 mL (6,9 – 1,5 F) varnish diperlukan untuk aplikasi semua gigi
4. Aplikasi pertama dilakukan pada rahang bawah karena saliva lebih cepat terkumpul
pada rahang bawah, kemudian dilanjutkan aplikasi pada rahang atas dengan
menggunakan brush dimulai dari permukaan proksimal
5. Pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 1 jam serta tidak makan
makanan yang padat hingga keesokan paginya. Prosedur ini berguna untuk
mempertahankan kontak antara varnish dan permukaan gigi kurang lebih sekitar 18
jam untuk memperpanjang interaksi antara varnish dan enamel.
2. Concentrated fluoridated gels, foams, solutions dan creme
Concentrates fluoridated gels lebih efektif pada gigi permanen dibandingkan gigi desidui.
Dosis yang bervariasi saat aplikasi, ditambah dengan refleks menelan dapat menyebabkan
tertelannya fluoride dalam jumlah yang besar yang dapat menyebabkan mild fluorosis

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 27


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

pada gigi permanen. Oleh karena itu penggunaan bahan ini harus dilakukan dengan sangat
hati-hati dan tidak boleh digunakan pada anak kurang dari 10 tahun.
3. Acidulated phosphate fluoride gels
Acidulated phosphate fluoride (APF) gels mengandung 12.3000 ppm F- (1,23% APF) yang
terdiri atas campuran sodium fluoride, hydrofluoric acid dan orthophosphoric acid.
Terdapat juga gel yang mengandung 5000 ppm F- yang terdiri atas campuran sodium
fluoride, phosphoric acid dan sodium phosphate monobasic.
Pencampuran water-soluble polymer (sodium carboximethyl cellulose) ke dalam aqueous
APF menghasilkan larutan kental sehingga mudah digunakan dengan tray khusus. Gel
thixotropic dalam tray mengalir ketika mendapatkan tekanan, memungkinkan gel masuk
di sela-sela gigi.

Gambar 40. Tray untuk aplikasi fluoride gel

Teknik aplikasi :
1. Profilaksis gigi
2. Isolasi gigi dengan cotton rolls pada permukaan lingual dan bukal gigi
3. Posisi pasien duduk tegak dan digunakan saliva ejector saat aplikasi gel. Hal ini
berguna untuk mencegah tertelannya fluoride
4. Tuangkan gel pada tray hingga mengisi 1/3 bagian tray

Gambar 41. Pengisian fluor ke dalam tray hingga mengisi 1/3 bagian tray

5. Letakkan tray pada rahang dan tekan permukaan bukal serta lingual sehingga gel
terdorong ke arah bukal dan lingual
6. Biarkan tray berada di dalam mulut selama 4 menit

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 28


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Gambar 42. Aplikasi fluoride gel menggunakan tray

7. Instruksikan pasien untuk meludah dan tidak boleh makan serta minum selama 30
menit
8. Rekomendasi frekuensi aplikasi topikal APF adalah 6 bulan sekali

4. Neutral sodium fluoride gels


Gel dengan pH netral (misalnya gel 2% w/v NaF netral, 9000 ppm F-) dapat digunakan
pada kasus erosi enamel, dentin yang terekspose, karies dentin atau permukaan enamel
yang sangat porus (misalnya hipomineralisasi).
• Sodium fluoride sangat stabil secara kimia, memiliki rasa yang enak dan tidak
mengiritasi gingiva. Bahan ini tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi, restorasi
resin komposit ataupun porselen; tidak seperti APF atau stannous fluoride yang
dapat menyebabkan pewarnaan.
• Gel atau larutan fluoride dengan pH netral dipilih jika gigi direstorasi dengan GIC,
resin komposit atau porselen karena sifat asam dapat mengetsa restorasi ini.
Knutson dan Feldman (1948) merekomendasikan teknik aplikasi NaF 2% dilakukan
dengan interval 1 minggu pada usia 3,7,11 dan 13 tahun.
Teknik aplikasi (Teknik Knutson) :
1. Lakukan pembersihan dan polishing gigi
2. Isolasi dengan cotton roll pada satu kuadran dan gigi dikeringkan
3. NaF diaplikasi dengan aplikator pada satu kuadran
4. Biarkan selama 4 menit hingga kering
5. Prosedur diulangi pada kuadran yang lain
6. Pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum atau berkumur selama 30 menit
untuk memperpanjang waktu ion fluoride bereaksi dengan permukaan gigi

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 29


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

7. Aplikasi ke dua, ke tiga dan ke 4 dilakukan dengan interval 1 minggu pada usia 3,7,11
dan 13 tahun

5. Stannous fluoride (SnF2) solution


• Stannous fluoride 10% dapat digunakan secara lokal pada permukaan beresiko
misalnya pit dan fissure dalam atau lesi white spot pada permukaan proksimal yang
dapat dijangkau.
• Penetrasi yang cepat ke dalam enamel dan pembentukan fluorophosphate complex
coating yang tidak mudah larut pada enamel merupakan mekanisme utama
stannous fluoride solution. Ion stannous dapat menyebabkan pewarnaan gigi dan
staining pada margin restorasi, terutama pada area hipokalsifikasi.
• Larutan stannous fluoride harus disiapkan tepat sebelum aplikasi karena
mekanisme anti kariesnya tidak bertahan lama

Teknik aplikasi :
1. Profilaksis gigi
2. Isolasi gigi dengan coton roll
3. Keringkan gigi dengan semprotan angin
4. Aplikasi dapat dilakukan pada tiap kuadran atau langsung pada 1 rahang
5. Larutan segar SnF2 diaplikasi pada gigi secara kontinyu dengan cotton aplicator dan
reaplikasi larutan pada gigi dilakukan setiap 15-30 detik sehingga gigi dipertahankan
tetap basah selama 4 menit
6. Frekuensi aplikasi yang direkomendasikan adalah satu kali per tahun

2.4.4. CARA KERJA DALAM SKILLS LAB


APLIKASI VARNISH FLUORIDE
1. Profilaksis gigi untuk menghilangkan debris. Bidang bukal, lingual, palatinal dibersihkan
dan dipulas dengan rubber cup dan pumice. Bidang oklusal dipulas dengan bristle brush
dan pumice. Bidang proksimal dibersihkan dengan dental floss

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 30


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Gambar 43. Pembersihan gigi dengan brush dan pumice

2. Bersihkan gigi dengan semprotan air


3. Isolasi gigi pada satu kuadran dengan cotton roll yang diletakkan di daerah vestibulum bukal
serta lingual
4. Keringkan gigi dengan semprotan udara
5. Ulaskan bahan fluor pada permukaan gigi termasuk proksimal dengan aplikator, dan tunggu
hingga kering. Hindari cotton roll bergeser hingga mengenai gigi karena varnish fluor
bersifat lengket

Gambar 44. Aplikasi varnish fluoride

6. Biarkan selama 60 detik hingga kering.

Gambar 45. Gigi yang telah diaplikasi varnish fluoride

7. Lepaskan cotton roll


8. Lanjutkan dengan kuadran lain
9. Setelah semua lengkap, berikan instruksi kepada pasien dan orang tuanya agar
tidak berkumur segera setelah aplikasi serta tidak makan dan minum hingga 60
menit (sesuai instruksi pabrik)

Gambar 46. Instruksi post aplikasi fluoride

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 31


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

10. Prosedur diulangi minimal setiap enam bulan sekali

PENILAIAN KETERAMPILAN APLIKASI TOPIKAL FLUOR


NO. TAHAPAN PEKERJAAN 0 1 2
1 Persiapan alat dan bahan
2 Eksplorasi pit dan fissure dengan sonde
3 Profilaksis gigi dengan bahan pumice.
Permukaan oklusal menggunakan bristle
brush. Permukaan bukal, lingual serta
palatal dengan rubber cup. Permukaan
proksimal menggunakan dental floss
4 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 1
5 Aplikasi varnish fluor kuadran 1
6 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 2
7 Aplikasi varnish fluor kuadran 2
8 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 3
9 Aplikasi varnish fluor kuadran 3
10 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 4
11 Aplikasi varnish fluor kuadran 4
12 Instruksi pasca tindakan kepada pasien
TOTAL

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 32


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

LAMPIRAN 1
PENILAIAN KETERAMPILAN PIT DAN FISSURE SEALANT

NAMA :
NIM :
INSTRUKTUR :
TANDA TANGAN INSTRUKTUR :

NO. TAHAPAN PEKERJAAN 0 1 2


1 Persiapan alat dan bahan
2 Pembersihan gigi dengan bristle brush dan
pumice
3 Isolasi daerah kerja dan pengeringan gigi
4 Aplikasi bahan etsa
5 Pelepasan isolasi dan pembilasan permukaan
gigi yang dietsa
6 Isolasi dan pengeringan gigi (permukaan gigi
tampak chalky / frosty)
7 Aplikasi bahan sealant
8 Polimerisasi bahan sealant
9 Pemeriksaan sealant dengan sonde
10 Pemeriksaan oklusi dengan articulating paper
11 Pembuangan sealant yang berlebih
TOTAL

KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna

CATATAN :

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 33


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

LAMPIRAN 2
PENILAIAN KETERAMPILAN CONSERVATIVE ADHESIVE RESTORATION (CAR)

NAMA :
NIM :
INSTRUKTUR :
TANDA TANGAN INSTRUKTUR :

NO. TAHAPAN PEKERJAAN 0 1 2


1 Persiapan alat dan bahan
2 Pembuatan outline kavitas
3 Pembersihan gigi dengan brush dan pumice
4 Eksplorasi karies dengan sonde
5 Penentuan daerah kontak dengan articulating
paper
6 Preparasi minimal (jaringan karies hilang,
preparasi tidak melebar dan tidak terlalu dalam)
7 Isolasi daerah kerja dan pengeringan gigi
8 Aplikasi bahan etsa
9 Pelepasan isolasi dan pembilasan permukaan
gigi yang dietsa
10 Isolasi gigi dan pengeringan gigi hingga terlihat
chalky / frosty
11 Aplikasi bahan bonding pada dinding kavitas.
12 Polimerisasi bahan bonding
13 Aplikasi resin komposit hingga dentino-enamel
junction
14 Polimerisasi resin komposit
15 Aplikasi bahan sealant di atas resin komposit
serta pada pit dan fissure
16 Polimerisasi bahan sealant
17 Pemeriksaan permukaan oklusal dengan sonde
18 Pemeriksaan oklusi dengan articulating paper
19 Pembuangan sealant yang berlebih
TOTAL

KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna
CATATAN :

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 34


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

LAMPIRAN 3
PENILAIAN KETERAMPILAN TOPIKAL APLIKASI FLUOR

NAMA :
NIM :
INSTRUKTUR :
TANDA TANGAN INSTRUKTUR :

NO. TAHAPAN PEKERJAAN 0 1 2


1 Persiapan alat dan bahan
2 Profilaksis gigi dengan bahan pumice
menggunakan rubber cup untuk
permukaan bukal, lingual dan palatal.
Bristle brush untuk permukaan oklusal
serta dengan dental floss untuk permukaan
proksimal
3 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 1
4 Aplikasi varnish fluor kuadran 1
5 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 2
6 Aplikasi varnish fluor kuadran 2
7 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 3
8 Aplikasi varnish fluor kuadran 3
9 Isolasi dan pengeringan gigi kuadran 4
10 Aplikasi varnish fluor kuadran 4
11 Instruksi pasca tindakan kepada pasien
TOTAL

KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna

CATATAN :

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 35


BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

DAFTAR PUSTAKA

Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. 4th ed. 2013. Canberra, Mosby
Elsevier
Dean JA, Avery DR, McDonald RE. McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and
Adolescent. 10th ed. 2016. St. Louis, Elsevier
Duggal M, Cameron A, Toumba J. Paediatric Dentistry at a Glance. 2013. Chichester, john Wiley
& Sons Ltd.
Koch G, Pulsen S, Ivar E. Pediatric Dentistry : A Clinical Approach. 3rd ed. 2017. Chichester,
John Wiley & Sons
Nowak AJ, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH. Pediatric Dentistry Infancy
throuh Adolescent. 10th ed. Philadelphia, Elsevier
Soxman JA. Handbook of Clinical Technique in Pediatric Dentistry. 2015. Chichester, john Wiley
& Sons Ltd.
Welbury R, Duggal M, Hosey MT. Paediatric Dentistry. 4th ed. 2012. Oxford, Oxford University
Press

Kurikulum Berbasis Kompetensi FKG ULM Tahun 2020-2021 Hal. 36

Anda mungkin juga menyukai