Anda di halaman 1dari 14

Probing Circumferential (pocket periodontal)

Pemeriksaan periodontal memberi kita gambaran mengenai keadaan lingkungan subgingiva dan attachment
periodontal, dan teknik pemeriksaan sirkumferensial/berkeliling memberikan pemahaman terbaik tentang attachment.

 Setelah probe menyentuh dasar sulkus, "walking" stroke / gerak berjalan diaplikasikan ketika probe dipindahkan
koronal sekitar 2 mm dan kemudian menyentuh kembali dasar sulkus dalam pengulangan saat memajukan probe di
sekitar gigi.
 Pertahankan probe dalam sulkus saat memajukan probe.
 Hindari pemeriksaan spot probing periodontal. Spot probing hanya berfungsi sebagai skrining sepintas dari
permukaan-permukaan kecil di mana probe telah dimasukkan.

PROBING JARINGAN SEHAT VERSUS JARINGAN SAKIT


1. Sulcus Normal Secara Klinis
a. Dalam keadaan sehat, gigi dikelilingi oleh sulkus. Epitel junctional (JE) membentuk dasar sulkus dengan menempel
pada enamel mahkota di dekat persimpangan cemento-enamel (CEJ).
b. Kedalaman sulkus gingiva normal secara klinis adalah dari 1 sampai 3 mm, yang diukur dengan probe periodontal.
2. Poket Periodontal
a. Poket periodontal adalah sulkus gingiva yang menjadi lebih dalam oleh karena penyakit. Dalam poket periodontal,
JE membentuk dasar poket dengan menempel ke permukaan akar di suatu tempat yang apikal terhadap CEJ. Poket
periodontal merupakan hasil dari kerusakan tulang alveolar dan serat ligamen periodontal yang mengelilingi gigi.
b. Kedalaman poket periodontal, yang diukur dengan probe periodontal, lebih besar dari 3 mm. Adalah umum
memiliki kantong berukuran 5 sampai 6 mm.

Penampang cross section Jaringan Gingiva. A, struktur periodonsium sehat pada penampang. B, Sulkus adalah ruang
dangkal berbentuk-V di sekitar gigi. Dasar sulkus dibentuk oleh epitel junctional.

Posisi probe pada Sulcus yang Sehat. Ujung probe menyentuh JE yang terletak di atas persimpangan CEJ. Sulkus yang
sehat sedalam 1 sampai 3 mm, diukur dengan probe periodontal.
Posisi Probe dalam poket Periodontal. Ujung probe menyentuh JE yang terletak di akar di suatu tempat di bawah CEJ
Kedalaman poket periodontal, lebih besar dari 3 mm.
CALIBRATED PERIODONTAL PROBES AND BASIC PROBING TECHNIQUE
Bagian 3
Konsep Dasar Teknik Probing
Probing adalah gerakan ujung probe sepanjang epitel junctional dalam sulkus atau poket untuk menilai status
kesehatan jaringan periodontal.
THE WALKING STROKE
Walking stroke adalah gerakan probe yang dikalibrasi di sekeliling dasar sulkus atau poket. Walking stroke digunakan
untuk mencakup seluruh bagian dari dasar sulkus atau poket. Sangat penting untuk mengevaluasi seluruh "panjang"
dasar sulkus karena epitel junctional belum tentu berada pada tingkat yang sama di sekitar gigi. Faktanya, perbedaan
kedalaman dua area yang berdekatan di sepanjang dasar poket adalah umum.

Pengerjaan Walking Stroke


1. Walking Stroke adalah serangkaian gerakan naik turun yang dibuat di dalam sulkus atau poket. Stroke/gerakan
dimulai ketika probe dimasukkan ke dalam sulkus sambil menjaga ujung probe terhadap permukaan gigi.
2. Probe dimasukkan sampai ujung probe bertemu dengan resistensi/tahanan epitel junctional yang membentuk dasar
sulkus. Epitel junctional terasa lembut dan resilien/elastis/lenting ketika disentuh oleh probe.
3. Lakukan walking stroke/ gerakan berjalan dengan menggerakkan probe ke atas dan ke bawah ( ↕) dengan gerakan
bobbing/naik turun yang pendek dan maju dengan kenaikan/tambahan 1 mm (↔). Dengan setiap down
stroke/gerakan turun, probe kembali menyentuh epitel junctional.
4. Probe tidak diangkat dari sulkus dalam setiap gerakan ke atas. Mengeluarkan dan memasukkan kembali probe
secara berulang dapat membuat trauma jaringan pada margin gingiva.
5. Tekanan yang diberikan dari ujung probe terhadap epitel junctional harus diantara 10 dan 20 gram. Penskalaan
sensitif yang mengukur berat dalam gram dapat digunakan untuk menstandarkan tekanan probing Anda.

The Walking Stroke.


Gerakan berjalan adalah serangkaian gerakan bobing stroke/naik turun di sepanjang epitel junctional (JE). Setiap
gerakan naik dan turun harus sekitar 1 hingga 2 mm (↕). Gerakan harus sangat berdekatan, berjarak sekitar 1 mm
(↔). GM, margin gingiva.

ADAPTASI
Sisi ujung probe harus tetap bersentuhan dengan permukaan gigi.

1. 2.
1. Adaptasi yang Benar. Ujung probe tetap kontak dengan permukaan gigi.
2. Adaptasi Salah. Ujung probe tidak boleh dijauhkan dari gigi.
PARALEL
Probe diposisikan sejajar mungkin dengan permukaan gigi. Probe harus paralel dalam dimensi mesiodistal dan dimensi
fasiolingual.
3. 4.
3. Probe Paralel dengan Sumbu Panjang/long axis. Posisi probe benar sejajar dengan sumbu panjang gigi.
4. Probe Tidak Sejajar dengan Sumbu Panjang. Probe berada dalam posisi salah terhadap sumbu panjang gigi.

TEKNIK INTERPROXIMAL
Ketika dua gigi yang berdekatan berkontak, teknik khusus digunakan untuk melakukan probing pada area tepat di
bawah area kontak. Teknik dua langkah digunakan:
1. Langkah 1: Posisikan probe dengan ujung probe bersentuhan dengan permukaan proksimal. Sambil menjaga ujung
probe kontak dengan permukaan gigi, berjalan di antara gigi sampai menyentuh area kontak. Area di bawah area
kontak tidak dapat diperiksa secara langsung karena probe tidak akan tepat berada di antara area kontak gigi yang
berdekatan.
2. Langkah 2: Miringkan probe sedikit sehingga ujung probe mencapai bawah bidang kontak. Ujung probe memanjang
di bawah area kontak sementara bagian atas menyentuh area kontak. Dengan probe pada posisi ini, tekan perlahan ke
bawah untuk menyentuh epitel junctional.

1. 2. 3
1. Langkah 1 2. Langkah 2
3. Pocket Dentistry 4a. Periodontal sehat, b defek crater/defek kawah

PROBING MOLAR MAXILA


Teknik untuk Molar Maxila.
Seringkali sulit untuk melakukan probing pada permukaan distal molar maxila karena mandibula menghalangi. Masalah
ini dapat diatasi dengan memposisikan pegangan instrumen ke sisi wajah pasien.

BAGIAN 4
Pengukuran Kedalaman Probing
Kedalaman probing adalah pengukuran kedalaman sulkus atau poket periodontal.Diitentukan dengan mengukur jarak
dari margin gingiva ke dasar sulkus atau poket dengan probe periodontal yang dikalibrasi.

CHART KEDALAMAN PROBING


Pengukuran kedalaman probing dicatat pada grafik periodontal dan menjadi bagian permanen dari grafik pasien.
1. Enam area per gigi. Pengukuran kedalaman probe dicatat untuk 6 area spesifik pada setiap gigi: (1) distofasial, (2)
fasial, (3) mesiofasial, (4) distolingual, (5) lingual, dan (6) mesiolingual (Kotak 11-2).
2. Satu pembacaan per area. Hanya satu bacaan per area yang dicatat. Jika kedalaman probing bervariasi dalam suatu
area, pembacaan terdalam yang diperoleh di area tersebut yang dicatat. Misalnya, jika kedalaman probing di area
fasial berkisar antara 2 hingga 6 mm, hanya bacaan 6 mm yang dimasukkan pada bagan.
3. Pengukuran Milimeter Penuh. Kedalaman probing dicatat hingga milimeter penuh terdekat. Pembulatan
pengukuran ke bilangan bulat lebih tinggi berikutnya; misalnya, pembacaan 3,5 mm dicatat 4 mm, dan pembacaan 5,5
mm dicatat 6 mm.

Pengukuran kedalaman probing dicatat untuk 6 area spesifik pada setiap gigi:
1. distofasial line angle ke garis tengah permukaan distal
2. permukaan fasial
3. sudut garis mesiofacial hingga garis tengah permukaan mesial
4. sudut garis distolingual ke garis tengah permukaan distal
5. permukaan lingual
6. mesiolingual line angle ke garis tengah permukaan mesial

Teknik berjalan/stroke. Adalah umum kedalaman dasar sulkus bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Catat pengukuran Terdalam Per area. Dalam ilustrasi yang ditunjukkan, kedalaman dasar poket bervariasi pada titik A,
B, dan C di fasial. Karena hanya satu ukuran yang dapat dicatat, ukuran terdalam pada titik C yang dicatat.

CHART/ BAGAN PERIODONTAL


Pengukuran kedalaman probing dicatat pada chart periodontal. Kebanyakan grafik periodontal mencakup deretan kotak
yang digunakan untuk merekam kedalaman probing pada aspek fasial dan lingual gigi.
POSISI DAN URUTAN PROBING
Teknik yang digunakan untuk probing berbeda dari yang digunakan dengan instrumen periodontal lainnya. Sebagai
contoh, tidak perlu menggunakan posisi jam yang berbeda saat memeriksa permukaan anterior dan jauh dari tangan
yang tidak dominan. Diagram ini menunjukkan (1) posisi jam dokter yang direkomendasikan dan (2) urutan yang
disarankan untuk memeriksa maksila dan mandibula. Urutan ini adalah yang logis untuk diikuti saat memeriksa gigi dan
mencatat pengukuran probing pada grafik periodontal.
BAGIAN 5
Teknik: Gigi Posterior
1. Untuk praktik teknik ini, Anda akan mengerjakan molar pertama mandibula kanan, aspek fasial.
2. Ingat: "Saya, Pasien Saya, Cahaya Saya, Tangan Saya yang Dominan, Tangan Saya yang Tidak Dominan, Finger Rest,
Adaptasi."
3. Masukkan pada line angle distofasial.
Masukkan probe ke sulkus di dekat sudut garis distofasial molar pertama. Jaga agar sisi ujung kontak dengan
permukaan gigi saat Anda dengan perlahan menggeser probe ke dasar sulkus. (Ilustrasi menunjukkan tampilan fasial.)

4. Mulai probing pada area 1.


Probe sekarang diposisikan untuk mengevaluasi area 1 gigi ini — distofacial line angle pada garis tengah permukaan
distal. Jaga ujung probe bersentuhan dengan gigi, mulai serangkaian “bobbing strokes” / gerakan naik turun pendek ke
arah permukaan distal. Gunakan “walking strokes“/ gerak berjalan, jaga agar gerakan probing tetap berdekatan.

5. Arahkan probe ke permukaan proksimal.


Arahkan probe melintasi permukaan distal hingga menyentuh area kontak.

6. Pengukuran di bawah bidang kontak.


Miringkan probe sehingga ujung probe mencapai di bawah area kontak (bagian atas probe menyentuh area kontak).
Tekan probe perlahan ke bawah untuk menyentuh epitel junctional.

7. Pemeriksaan teknik: tampilan distal.


Dalam foto ini, gigi yang berdekatan dihilangkan untuk memberikan pandangan tentang posisi probe yang benar untuk
menilai jaringan di bawah area kontak dari aspek wajah. Miringkan probe dengan cara yang sama.

8. Masukkan kembali probe pada line angle distofasial.


Pindahkan probe dari sulkus, masukkan kembali pada line angle distofasial. Probe dalam posisi permukaan fasial.
9. Area Probe 2. Buat serangkaian gerakan berjalan pendek “ walking stroke” melintasi area 2 — permukaan fasial —
bergerak ke arah permukaan mesial.

10. Area Probe 3. Arahkan probe melewati permukaan mesial hingga menyentuh bidang kontak.

11. Pengukuran di bawah bidang kontak. Miringkan probe dan tempatkan ujung probe di bawah bidang kontak.
Tekan ke bawah dengan lembut untuk menyentuh epitel junctional.

12. Urutan pemeriksaan untuk sextant. Ilustrasi menunjukkan urutan probing seluruh sextant posterior kanan rahang
bawah. Urutan ini memungkinkan Anda untuk melakukan probing pada sextant dengan cara yang paling efisien.

BAGIAN 6
Teknik: Gigi Anterior
1. Saat memeriksa sekstan anterior, mulailah dari distofacial atau distolingual caninus yang paling jauh dari tangan Anda
yang tidak dominan.
2. Untuk teknik ini, probing dikerjakan pada caninus mandibula kiri, aspek fasial.
3. Masukkan pada distofasial line angle. Mulailah dengan memasukkan probe pada distofasial line angle kaninus kiri.

4.Gerakan menuju permukaan distal. Arahkan probe melintasi permukaan distal hingga menyentuh area kontak.

5. Probing di bawah bidang kontak. Miringkan probe dan rentangkan ujung probe di bawah bidang kontak. Tekan ke
bawah dengan lembut untuk menyentuh epitel junctional.

6. Masukkan kembali pada sudut garis distofasial. Pindahkan probe dari sulkus dan masukkan kembali pada distofasial
line angle. Sekarang dalam posisi untuk probing permukaan fasial caninus.
7. Ukur permukaan fasial. Lakukan serangkaian walking stroke/gerakan berjalan melintasi permukaan fasial.

8. Berjalan menuju permukaan mesial. Berjalan melintasi permukaan mesial sampai probe menyentuh area kontak.

9. Probing di bawah bidang kontak. Pada gigi anterior yang berdekatan, hanya sedikit kemiringan yang diperlukan untuk
menyelidiki area col. Selidikilah area col dengan lembut.

Batasan probing periodontal. A, Angulasi probe yang salah. B, Penyelidikan diblokir oleh kalkulus. C, Penyelidikan
diblokir dengan menggantung restorasi.

Kalibrasi Tekanan Probing.


Dapatkan scale/timbangan yang dikalibrasi dalam gram. Persiapkan timbangan dengan melapisi bagian atas platform
timbangan dengan spons tipis (seperti yang dijual untuk membersihkan meja dapur). Tutupi spons dengan sepotong
rubber dam, dan rubber dam di sekitar tepi bawah platform timbangan. Pegang probe yang dikalibrasi dalam modified
pen grasp. Berikan tekanan pada platform timbangan dengan ujung probe. Kalibrasi tekanan Anda menjadi antara 10
dan 20 gram.

Tekanan Saat Probing


 Harus ada tekanan lateral yang lembut untuk mempertahankan kontak dengan gigi.
 Tekanan harus cukup lembut untuk menjaga sensitivitas taktil/sentuhan anatomi dan kalkulus akar.
 Di dasar sulkus / poket, gunakan tekanan yang cukup untuk memberikan sensitivitas taktil kontak dengan jaringan
ikat.
 Terlalu banyak tekanan tidak akan memberikan sensasi taktil pada kantong, yang dapat menyebabkan pengukuran
kedalaman poket yang salah dengan memeriksa melalui perlekatan epitel dan menyebabkan ketidaknyamanan pada
pasien.
 Tekanan probing yang sesuai harus 25 g. Karena skala untuk pengukuran umumnya tidak ada, tekanan 25 g umumnya
sama dengan tekanan yang diperlukan untuk menekan pad ibu jari 1–2 mm.

Posisi Operator
Rentang posisi operator dalam kaitannya dengan pasien
Posisi operator: Posisi (a) menyediakan akses ke permukaan gigi yang digambarkan dalam diagram; (d);
Posisi (b) menyediakan akses ke permukaan gigi yang digambarkan dalam diagram (e);
Posisi (c) memberikan akses ke permukaan gigi yang terlihat pada gambar (f)
Meskipun di atas adalah pedoman untuk posisi klinisi dan pasien untuk mengakses dan merawat area mulut tertentu,
penting untuk dicatat bahwa setiap klinisi akan mengembangkan posisi nyaman untuk perawatan pasien yang paling
cocok untuk mereka.

“Fundamental of Periodontal Instrument” karangan Jill S.Nield-Gehrig.


 untuk memegang instrumen-instrumen kecil  menggunakan tehnik memegang instrumen yang disebut pen graps.
Yaitu tehnik memegang instrumen seperti kita sedang memegang pulpen untuk menulis.
 Tehnik lainnya adalah pinch grasp, tehnik ini biasanya digunakan untuk memegang instrument besar seperti bein atau
cryer. Tehnik ini seperti menggenggam alat tersebut, sehingga bagian handle berada pada telapak tangan.
 Nield-Gehrig menyebutkan bahwa untuk mendapatkan pegangan instrumen yang stabil, maka perlu digunakan tehnik
“Modified Pen Grasp“.

Modifeid pen grasp A. tangan kanan B. Tangan kiri

1. Ibu jari dan jari telunjuk


Kedua jari ini digunakan untuk memegang instrument, kedua jari diletakkan pada bagian handle yang dekat dengan
shank dan ujung kedua jari ini TIDAK saling bertemu.
Kedua jari ini harus dalam kondisi relaks dan membentuk kurva menyerupai huruf C. Sedangkan posisi kedua jari kita
yang KURANG TEPAT apabila dilihat kedua jari ini membentuk kurva menyerupai huruf U, pada kondisi ini jari-jari tidak
dalam keadaan relaks.
Posisi ibu jari dan telunjuk A. C-shape B. U-shape
2. Jari tengah
Bantalan jari tengah bagian mesial diletakkan pada bagian shank, sedangkan bantalan jari bagian distal bersandar
ringan pada jari manis. Jari ini berfungsi untuk mengontrol pergerakan instrument, supaya tidak terlalu jauh
pergerakannya.

3. Jari Manis
Gunakanlah ujung jari manis, bukan bantalan jari manis. Jari ini berfungsi sebagai tumpuan dan diletakkan pada
bangunan intra oral, sebaiknya pada bagian yang immobile seperti gigi.

4. Jari Kelingking
Jari ini tidak berperan dalam Modified Pen Grasp, jari ini bersandar relaks pada bagian distal jari manis.
INSTRUMENTASI PERIODONTAL
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU INSTRUMENTASI
1. PEMEGANGAN
2. TUMPUAN & SANDARAN JARI
3. GERAK PERGELANGAN TANGAN DAN LENGAN
4. ADAPTASI
5. ANGULASI
6. SAPUAN
7. POSISI OPERATOR DAN PASIEN
8. AKSES KE RONGGA MULUT

1. PEMEGANGAN
Mengapa perlu diperhatikan ?
Dengan grasp yang benar sisi pemotong mata pisau dapat dikontrol, sehingga operator dapat menggerakkan alat di
sekeliling gigi dan mengarahkan tekanan ke permukaan gigi tanpa mencederai periodonsium.
Grasp yang baik ? Modified pen grasp
Keuntungannya ?
1.Adanya efek tripod yg mencegah terputarnya alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu
instrumentasi.
2. Didapatnya sensasi taktil.

2.TUMPUAN & SANDARAN JARI


Pengertian
Penempatan jari manis tangan yg memegang alat (intra / ekstra oral) untuk mengontrol kerja alat dengan lebih baik.
Sandaran jari digunakan untuk memperbesar aksi instrumen, sehingga berperan sebagai tuas / pengungkit yang akan
memperbesar daya ungkit mata pisau terhadap permukaan gigi.
Apa keuntungannya ? Aplikasi tekanan ke gigi bertambah baik, dan stabilisasi alat semakin terjamin.
Bagian tangan mana yang berperan ?
Pergelangan tangan dan lengan Pergelangan tangan dan lengan tuas yang merupakan satu kesatuan dengan tumpuan
Dimana titik keseimbangan tuas ?
Pada jari manis.
Sandaran jari
Intra oral : 1. Konvensional 2. Berseberangan 3. Berlawanan 4. Jari di atas jari

Ekstra oral : 1.Telapak menghadap ke atas 2.Telapak menghadap ke bawah

3.GERAK PERGELANGAN TANGAN & LENGAN


Bagaimana cara yang benar ? Sewaktu instrumentasi gerak pergelangan tangan dan lengan (wrist and arm motion) harus
berlangsung mulus dan efisien.
Cara yang salah yang sering dilakukan : Cara yang salah yang sering dilakukan : Instrumentasi dengan menekukkan
pergelangan tangan, atau gerak jari ke atas dan ke bawah.
Apa akibat gerakan yang salah ? Inflamasi ligamen dan saraf pergelangan tangan disertai nyeri sakit 
instrumentasi tidak efektif & efisien.

4.ADAPTASI
Pengertian :
Penempatan mata pisau alat secara benar pada permukaan gigi.
Khusus untuk skeler dan kuret dimaksudkan penempatan mata pisau sehingga sisi pemotong berkontak ke gigi,
sedangkan punggung alat berkontak dengan jaringan periodonsium.
Bagaimana adaptasi kuret pada waktu melakukan penskeleran subgingival ?

5.ANGULASI
Pengertian : Sudut yang dibentuk sisi pemotong alat dengan permukaan gigi.

6. SAPUAN
Pengertian :
Aksi mata pisau alat sewaktu alat bergerak sepanjang permukaan gigi, pada waktu pemeriksaan, penskeleran da waktu
pemeriksaan, penskeleran dan penyerutan akar.
Variasi : -Besar tekanan yang dikenakan ke gigi
-Arah sapuan
Arah sapuan :

1. Sapuan eksploratori Sapuan ringan yang memungkinkan diperolehnya sensasi taktil dari ujung alat.
2. Sapuan kerja :Sapuan yg menimbulkan tekanan yg terkontrol terhadap sisi gigi yang diinstrumentasi pada sudut yang
tepat.
2.1. Sapuan penskeleran
Sapuan yang dilakukan dengan tekanan lateral yang kuat yang berangsur-angsur dikurangi sampai sedang dengan tujuan
menyingkirkan kalkulus dari permukaan akar gigi atau mahkota gigi.
2.2. Sapuan penyerutan
akar gigi atau mahkota gigi.
Sapuan akhir yang dilakukan dengan tekanan lateral sedang sampai ringan untuk membuat permukaan gigi serata
mungkin
7.POSISI OPERATOR DAN PASIEN
Dimana posisi operator (thd pasien) ?
Bervariasi, tergantung sisi mana yang dikerjakan.
Bagi yang bukan kidal pada posisi antara pukul 8 -12 Bagi yang kidal pada posisi antara pukul 12 -4

8.Akses ke rongga mulut


Bagaimana cara mencapai akses yang maksimal ke rongga mulut pasien ?
-Posisi kepala pasien diatur sedemikian rupa untuk mengarahkan dagunya. Untuk instrumentasi di RA, dagu pasien
diarahkan ke atas. diarahkan ke atas.
-Untuk instrumentasi di RB, dagu pasien diarahkan ke bawah.
Bagaimana cara memperbaiki visibilitas dan iluminasi? Kepala pasien diputar ke arah atau menjauhi operator.

Anda mungkin juga menyukai