Pemeriksaan periodontal memberi kita gambaran mengenai keadaan lingkungan subgingiva dan attachment
periodontal, dan teknik pemeriksaan sirkumferensial/berkeliling memberikan pemahaman terbaik tentang attachment.
Setelah probe menyentuh dasar sulkus, "walking" stroke / gerak berjalan diaplikasikan ketika probe dipindahkan
koronal sekitar 2 mm dan kemudian menyentuh kembali dasar sulkus dalam pengulangan saat memajukan probe di
sekitar gigi.
Pertahankan probe dalam sulkus saat memajukan probe.
Hindari pemeriksaan spot probing periodontal. Spot probing hanya berfungsi sebagai skrining sepintas dari
permukaan-permukaan kecil di mana probe telah dimasukkan.
Penampang cross section Jaringan Gingiva. A, struktur periodonsium sehat pada penampang. B, Sulkus adalah ruang
dangkal berbentuk-V di sekitar gigi. Dasar sulkus dibentuk oleh epitel junctional.
Posisi probe pada Sulcus yang Sehat. Ujung probe menyentuh JE yang terletak di atas persimpangan CEJ. Sulkus yang
sehat sedalam 1 sampai 3 mm, diukur dengan probe periodontal.
Posisi Probe dalam poket Periodontal. Ujung probe menyentuh JE yang terletak di akar di suatu tempat di bawah CEJ
Kedalaman poket periodontal, lebih besar dari 3 mm.
CALIBRATED PERIODONTAL PROBES AND BASIC PROBING TECHNIQUE
Bagian 3
Konsep Dasar Teknik Probing
Probing adalah gerakan ujung probe sepanjang epitel junctional dalam sulkus atau poket untuk menilai status
kesehatan jaringan periodontal.
THE WALKING STROKE
Walking stroke adalah gerakan probe yang dikalibrasi di sekeliling dasar sulkus atau poket. Walking stroke digunakan
untuk mencakup seluruh bagian dari dasar sulkus atau poket. Sangat penting untuk mengevaluasi seluruh "panjang"
dasar sulkus karena epitel junctional belum tentu berada pada tingkat yang sama di sekitar gigi. Faktanya, perbedaan
kedalaman dua area yang berdekatan di sepanjang dasar poket adalah umum.
ADAPTASI
Sisi ujung probe harus tetap bersentuhan dengan permukaan gigi.
1. 2.
1. Adaptasi yang Benar. Ujung probe tetap kontak dengan permukaan gigi.
2. Adaptasi Salah. Ujung probe tidak boleh dijauhkan dari gigi.
PARALEL
Probe diposisikan sejajar mungkin dengan permukaan gigi. Probe harus paralel dalam dimensi mesiodistal dan dimensi
fasiolingual.
3. 4.
3. Probe Paralel dengan Sumbu Panjang/long axis. Posisi probe benar sejajar dengan sumbu panjang gigi.
4. Probe Tidak Sejajar dengan Sumbu Panjang. Probe berada dalam posisi salah terhadap sumbu panjang gigi.
TEKNIK INTERPROXIMAL
Ketika dua gigi yang berdekatan berkontak, teknik khusus digunakan untuk melakukan probing pada area tepat di
bawah area kontak. Teknik dua langkah digunakan:
1. Langkah 1: Posisikan probe dengan ujung probe bersentuhan dengan permukaan proksimal. Sambil menjaga ujung
probe kontak dengan permukaan gigi, berjalan di antara gigi sampai menyentuh area kontak. Area di bawah area
kontak tidak dapat diperiksa secara langsung karena probe tidak akan tepat berada di antara area kontak gigi yang
berdekatan.
2. Langkah 2: Miringkan probe sedikit sehingga ujung probe mencapai bawah bidang kontak. Ujung probe memanjang
di bawah area kontak sementara bagian atas menyentuh area kontak. Dengan probe pada posisi ini, tekan perlahan ke
bawah untuk menyentuh epitel junctional.
1. 2. 3
1. Langkah 1 2. Langkah 2
3. Pocket Dentistry 4a. Periodontal sehat, b defek crater/defek kawah
BAGIAN 4
Pengukuran Kedalaman Probing
Kedalaman probing adalah pengukuran kedalaman sulkus atau poket periodontal.Diitentukan dengan mengukur jarak
dari margin gingiva ke dasar sulkus atau poket dengan probe periodontal yang dikalibrasi.
Pengukuran kedalaman probing dicatat untuk 6 area spesifik pada setiap gigi:
1. distofasial line angle ke garis tengah permukaan distal
2. permukaan fasial
3. sudut garis mesiofacial hingga garis tengah permukaan mesial
4. sudut garis distolingual ke garis tengah permukaan distal
5. permukaan lingual
6. mesiolingual line angle ke garis tengah permukaan mesial
Teknik berjalan/stroke. Adalah umum kedalaman dasar sulkus bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Catat pengukuran Terdalam Per area. Dalam ilustrasi yang ditunjukkan, kedalaman dasar poket bervariasi pada titik A,
B, dan C di fasial. Karena hanya satu ukuran yang dapat dicatat, ukuran terdalam pada titik C yang dicatat.
10. Area Probe 3. Arahkan probe melewati permukaan mesial hingga menyentuh bidang kontak.
11. Pengukuran di bawah bidang kontak. Miringkan probe dan tempatkan ujung probe di bawah bidang kontak.
Tekan ke bawah dengan lembut untuk menyentuh epitel junctional.
12. Urutan pemeriksaan untuk sextant. Ilustrasi menunjukkan urutan probing seluruh sextant posterior kanan rahang
bawah. Urutan ini memungkinkan Anda untuk melakukan probing pada sextant dengan cara yang paling efisien.
BAGIAN 6
Teknik: Gigi Anterior
1. Saat memeriksa sekstan anterior, mulailah dari distofacial atau distolingual caninus yang paling jauh dari tangan Anda
yang tidak dominan.
2. Untuk teknik ini, probing dikerjakan pada caninus mandibula kiri, aspek fasial.
3. Masukkan pada distofasial line angle. Mulailah dengan memasukkan probe pada distofasial line angle kaninus kiri.
4.Gerakan menuju permukaan distal. Arahkan probe melintasi permukaan distal hingga menyentuh area kontak.
5. Probing di bawah bidang kontak. Miringkan probe dan rentangkan ujung probe di bawah bidang kontak. Tekan ke
bawah dengan lembut untuk menyentuh epitel junctional.
6. Masukkan kembali pada sudut garis distofasial. Pindahkan probe dari sulkus dan masukkan kembali pada distofasial
line angle. Sekarang dalam posisi untuk probing permukaan fasial caninus.
7. Ukur permukaan fasial. Lakukan serangkaian walking stroke/gerakan berjalan melintasi permukaan fasial.
8. Berjalan menuju permukaan mesial. Berjalan melintasi permukaan mesial sampai probe menyentuh area kontak.
9. Probing di bawah bidang kontak. Pada gigi anterior yang berdekatan, hanya sedikit kemiringan yang diperlukan untuk
menyelidiki area col. Selidikilah area col dengan lembut.
Batasan probing periodontal. A, Angulasi probe yang salah. B, Penyelidikan diblokir oleh kalkulus. C, Penyelidikan
diblokir dengan menggantung restorasi.
Posisi Operator
Rentang posisi operator dalam kaitannya dengan pasien
Posisi operator: Posisi (a) menyediakan akses ke permukaan gigi yang digambarkan dalam diagram; (d);
Posisi (b) menyediakan akses ke permukaan gigi yang digambarkan dalam diagram (e);
Posisi (c) memberikan akses ke permukaan gigi yang terlihat pada gambar (f)
Meskipun di atas adalah pedoman untuk posisi klinisi dan pasien untuk mengakses dan merawat area mulut tertentu,
penting untuk dicatat bahwa setiap klinisi akan mengembangkan posisi nyaman untuk perawatan pasien yang paling
cocok untuk mereka.
3. Jari Manis
Gunakanlah ujung jari manis, bukan bantalan jari manis. Jari ini berfungsi sebagai tumpuan dan diletakkan pada
bangunan intra oral, sebaiknya pada bagian yang immobile seperti gigi.
4. Jari Kelingking
Jari ini tidak berperan dalam Modified Pen Grasp, jari ini bersandar relaks pada bagian distal jari manis.
INSTRUMENTASI PERIODONTAL
HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU INSTRUMENTASI
1. PEMEGANGAN
2. TUMPUAN & SANDARAN JARI
3. GERAK PERGELANGAN TANGAN DAN LENGAN
4. ADAPTASI
5. ANGULASI
6. SAPUAN
7. POSISI OPERATOR DAN PASIEN
8. AKSES KE RONGGA MULUT
1. PEMEGANGAN
Mengapa perlu diperhatikan ?
Dengan grasp yang benar sisi pemotong mata pisau dapat dikontrol, sehingga operator dapat menggerakkan alat di
sekeliling gigi dan mengarahkan tekanan ke permukaan gigi tanpa mencederai periodonsium.
Grasp yang baik ? Modified pen grasp
Keuntungannya ?
1.Adanya efek tripod yg mencegah terputarnya alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu
instrumentasi.
2. Didapatnya sensasi taktil.
4.ADAPTASI
Pengertian :
Penempatan mata pisau alat secara benar pada permukaan gigi.
Khusus untuk skeler dan kuret dimaksudkan penempatan mata pisau sehingga sisi pemotong berkontak ke gigi,
sedangkan punggung alat berkontak dengan jaringan periodonsium.
Bagaimana adaptasi kuret pada waktu melakukan penskeleran subgingival ?
5.ANGULASI
Pengertian : Sudut yang dibentuk sisi pemotong alat dengan permukaan gigi.
6. SAPUAN
Pengertian :
Aksi mata pisau alat sewaktu alat bergerak sepanjang permukaan gigi, pada waktu pemeriksaan, penskeleran da waktu
pemeriksaan, penskeleran dan penyerutan akar.
Variasi : -Besar tekanan yang dikenakan ke gigi
-Arah sapuan
Arah sapuan :
1. Sapuan eksploratori Sapuan ringan yang memungkinkan diperolehnya sensasi taktil dari ujung alat.
2. Sapuan kerja :Sapuan yg menimbulkan tekanan yg terkontrol terhadap sisi gigi yang diinstrumentasi pada sudut yang
tepat.
2.1. Sapuan penskeleran
Sapuan yang dilakukan dengan tekanan lateral yang kuat yang berangsur-angsur dikurangi sampai sedang dengan tujuan
menyingkirkan kalkulus dari permukaan akar gigi atau mahkota gigi.
2.2. Sapuan penyerutan
akar gigi atau mahkota gigi.
Sapuan akhir yang dilakukan dengan tekanan lateral sedang sampai ringan untuk membuat permukaan gigi serata
mungkin
7.POSISI OPERATOR DAN PASIEN
Dimana posisi operator (thd pasien) ?
Bervariasi, tergantung sisi mana yang dikerjakan.
Bagi yang bukan kidal pada posisi antara pukul 8 -12 Bagi yang kidal pada posisi antara pukul 12 -4