Anda di halaman 1dari 2

Sefalometri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Sefalometri lateral, gambaran lateral dari tengkorak kepala. Dari sefalogram lateral dapat
dilakukan analisa profil jaringan lunak aspek lateral. Sefalometri lateral memiliki kegunaan
tinggi untuk mengamati bagian anatomi nasal bones, frontal sinus, dan sphenoid sinus.[2]
Sumber : Oral Radiology- Pinciples and Interpretation 6 th ed
b. Sefalometri postero-anterior, gambaran postero-anterior dari tulang tengkorak. Sefalometri ini
memiliki kegunaan tinggi untuk mengamati bagian anatomi orbita, nasal cavity, dan frontal
sinus.[2] Sumber : Oral Radiology- Pinciples and Interpretation 6 th ed

Syarat yg harus diperhatikan saat membuat sefalogram sbb:


a. Pada proyeksi lateral, bidang sagital kepala diarahkan ke pusat sinar tembus.
b. Pada proyeksi postero-anterior/ frontal bagian belakang kepala diarahkan ke pusat sinar
tembus.
c. Pasien duduk tegak dengan Frankfurt Horizontal Plane (FHP) sejajar lantai, kedua telinga
setinggi ear rod.
d. Kepala difiksasi pada sefalometer (ear rod), wajah sebelah kiri dekat dengan kaset film.
e. Pasien dan sinar tembus tidak boleh bergerak selama penyinaran, dan diinstruksikan untuk
menahan nafas saat penyinaran
f. Bidang midsagital pasien terletak 5 feet (152,4 cm) dari pusat sinar tembus, dan jarak bidang
midsagital terhadap film 15 cm.
g. Penyinaran sinar tembus dilakukan dengan tegangan antara 70-90 kVp, kuat arus 10-15 mA,
waktu 1-1,5 detik.

Teknik Pengambilan Gambar


Sefalometri Lateral
a. Pasien diposisikan di chepalostat dengan bidang sagital kepala tegak lurus lantai dan paralel
dengan film, sementara bidang Frankfurt tegak lurus garis lantai.
b. Gigi berada dalam keadaan intercuspation maksimal (oklusi sentris).
c. Pada radiografik sefalometri, sisi kiri muka pasien diposisikan mendekati reseptor gambar.
d. Kepala tidak boleh bergerak, ear rod plastic difiksasi kedalam external auditory meatus.
e. Pesawat sinar-X berada pada jarak kurang lebih dua meter dari pasien

Kesalahan Teknik Sefalometri


1. Kesalahan sefalometer
a. Kesalahan dalam pembuatan sefalogram: posisi subjek tidak benar, waktu
penyinaran tidak cukup, penentuan jarak sagital-film tidak tepat. Kesalahan ini
dapat diatasi dengan pengalaman dan teknik pemotretan yang benar.
b. Pembesaran dan distorsi. Makin besar jarak sumber sinar X terhadap film maka
semakin sejajar arah sinar X sehingga distorsi dan pembesaran semakin kecil.
Makin dekat jarak film terhadap objek semakin kecil terjadi pembesaran. Hal ini
dapat dikurangi dengan menggunakan teknik pemotretan yang benar.
2. Kesalahan penapakan dan metode yang digunakan
a) Kesalahan penapakan karena kurang terlatih atau kurangnya pengetahuan tentang
anatomi atau referensi sefalometrik. Hal ini dapat diatasi dengan latihan-latihan
dan pengalaman.
b) Kesalahan metode yang digunakan pada umumnya karena pengukuran 3 dimensi
menjadi 2 dimensi, kesalahan interpretasi perubahan akibat pertumbuhan dan
perawatan.

Anda mungkin juga menyukai