Anda di halaman 1dari 19

STATUS PERIODONSIA

DISKUSI BEDAH ENAP

Firda Rima Kustiawati


160112160018

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
STATUS PERIODONSIA
Diskusi Kasus Bedah Enap Gigi 42 dan 43

Mahasiswa : Firda Rima Kustiawati


NPM : 160112160018

STATUS PASIEN
Nama Pasien : Nita Juanita Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Cireungit No. 20 No. RM : 2016-06719
Agama : Islam
Menikah / Belum : Menikah
Tgl. Pemeriksaan : 1 Maret 2017

KELUHAN UTAMA
Pasien perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan gigi goyang di bagian depan bawah
sejak ± 8 tahun lalu. Tidak ada hal yang meringankan keluhan. Keluhan belum pernah diobati
sebelumnya. Riwayat penyakit sistemik dan keluarga disangkal. Pasieningin keluhannya
diobati.

PENGAMATAN DATA PERIODONTIK


1. Riwayat perawatan gigi yang lalu
a. Tanggal terakhir : 29 September 2017
b. Jenis perawatan terakhir : Splinting
c. Frekuensi perawatan rutin : Tidak ada

2. Alasan hilangnya gigi :


a. Berlubang (karies) : (+) di gigi 14, 24, 45, 46, 35, 36, 37.
b. Trauma :-
c. Gangguan / tidak erupsi :-
d. Terlepas sendiri (goyang) :-
e. Alasan tidak diganti :-
3. Pengetahuan tentang penyakit periodontal yang diderita
a. Permulaan terasa ada kelainan : ± 8 tahun yang lalu
b. Daerah yang terganggu : Pada rahang bawah bagian depan
c. Derajat keparahan kelainan dihubungkan dengan
 Jenis makanan tertentu :-
 Siklus menstruasi :-
 Frekuensi dan teknik menyikat gigi : -
d. Keluhan pada
 Gusi (sensitif, membengkak) : Membengkak dan sensitif
 Perdarahan gusi (spontan / trauma): Trauma sikat gigi
 ANUG :-
 Kebiasaan buruk (oral) :-
 Impaksi makanan :-

4. Perawatan periodontal yang lalu


a. Tanggal terakhir : 29 September 2017
b. Jenis perawatan : Splinting
c. Dirawat oleh ahli / bukan : Ahli

5. Pemeliharaan oral hygiene


a. Frekuensi menyikat gigi : 2x sehari (saat mandi)
b. Jenis sikat yang dipakai : Sikat gigi manual, bulu sikat medium, bulu
sikat datar, tangkai lurus
Metode : Horizontal
Pasta gigi : Berfluoride (ciptadent)
c. Alat bantu lain : Sikat interdental

6. Riwayat pemeriksaan medis


a. Tanggal terakhir :-
b. Jenis perawatan :-
c. Dirawat oleh :-
7. Pemeriksaan khusus (Tidak dilakukan)

Darah Penderita Normal Kesimpulan

Hb 14,8 L: 13-18, P:12-16

Leukosit 5.900 4.000-10.00

Eritrosit 4,6 L: 4,5-5,4, P: 4,0-5,0

LED Jam ke-1/Jam ke-2 35 L: 0-10, P: 0-15 Abnormal

Jumlah Trombosit 230.00 150.000-420.000

Masa perdarahan / BT 1’ 1’-3’

Masa pembekuan / CT 9’ 11” 5’-11’

Glukosa puasa 88 70-100

Glukosa 2 jam PP 65 <150

Golongan darah -

8. Evaluasi kelainan / kondisi sistemik dan pengetahuan tentang kesehatan gigi


Pasien dalam keadaan sehat. Pengetahuan mengenai kebersihan gigi dan mulut cukup
baik. Tidak terdapat kelainan sistemik.

9. Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral


A. Keadaan Ekstraoral :
 Muka : Simetris
 Mata : Pupil isokhor, konjungtiva non-anemis, sklera non-ikterik
 Leher : TAK
 Bibir : TAK , normal, kompeten
 TMJ : Kliking kiri

B. Keadaan Intraoral :
 Mukosa : Pada mukosa bukal kanan regio molar terdapat teraan gigi
berwarna putih di sepanjang garis oklusal
 Gingiva :
- Bentuk : Oedem di 32-43
- Warna : Merah tua di 32-43
- Konsistensi : Lunak di 32-43
- Pitting test : (+) di 32-43
- Stippling : (-) di 41-42
- Permukaan : Licin di 41-42
- Resesi : (+) di 15, 16, 25, 26, 27, 31, 41, 42, 44
- Interdental papil : Membulat di seluruh regio
- Stillman’s cleft : (+) di 41
- Mc.Call’s festoon : (+) di 22, 32, 33, 41, 42
 Frenulum : Normal
 Eksudat sulkus : (-)
 Perkusi : (+) di 22, 23, 25, 26
 Mobility : Grade I di 41, 42

10. Oklusi
a. Kontak prematur :-
b. Faset permukaan
 Atrisi :-
 Abrasi :-
 Erosi :-
c. Geligi tidak beraturan : Anterior RA, RB, 17-18

11. Gambaran Radiografik


a. Bentuk resorbsi tulang alveolar
 Vertikal : mesial 27, mesial 32, distal 31, mesial 31, mesial 41, distal 41,
mesial 42
 Horizontal : distal 27, mesial 28, distal 32, mesial 33, distal 44, distal 47
 Kawah :-
b. Luas resorbsi : Terlokalisasi di RA, menyeluruh di RB
c. Banyaknya resorbsi
 Hebat : 42
 Sedang : 31, 42
 Sedikit : 44, 27, 28, 47, 43
d. Keterlibatan daerah furkasi : -
e. Perbandingan abnormal mahkota dengan akar
1:1 :11
1:2 : -
2:1 : -
3:1 : -
4:1 : -
f. Karies : 22, 17.
g. Kelainan periapikal :-
h. Lain-lain :-
i. Prognosis menyeluruh : Fair

12. Evaluasi Oral Hygiene


a. Nilai Plak : Sedang
b. Kalkulus : Supragingival; sedang; terlokalisir pada anterior RB

13. Model Studi : Rahang Atas dan Rahang Bawah

14. Evaluasi pra perawatan :


a. Diagnosis : Periodontitis kronik generalisata disertai dengan resesi miller kelas
IV gigi 41
b. Etiologi
 Initial factors : Plak, bakteri
 Predisposing factors : Kalkulus, ekstrusi gigi 16, 15, 27, 26, 41, crowding
anterior, kehilangan gigi 14, 24, 45, 46, 35, 37
 Modifying factors : Teknik menyikat gigi (horizontal)
 Aggrevating factors :-
 Perpetuating factors : OH buruk
c. Sikap pasien : Kooperatif
d. Prognosa : Fair

15. Tahapan Perawatan Gigi (menyeluruh)


1) Fase pendahuluan : -

2) Fase inisial :
a. OHI
b. Pro scaling RA dan RB + kontrol
c. Pro root planing + kontrol
d. Pro penambalan gigi 22, 17, 45
e. Pro Perawatan orthodontik
f. Pro odontektomi 18
g. Pro occlusal adjustment gigi 41, 31
h. Pro splinting gigi 33-44

3) Fase bedah :
Pro kuretase terbuka gigi 16, 26, 27, 43, 42, 47
Pro bedah flap gigi 17, 41

4) Fase restoratif : Pro GTSL gigi 14, 24, 35, 37, 45, 46

5) Fase pemeliharaan :
a. Homecare
b. Recall setiap 6 bulan sekali

Nilai Plak
Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III Kunjungan IV
Tanggal : 01/03/2017 Tanggal :30/03/2017 Tanggal : 8-6-2017 Tanggal : 6-9-17
Persentase : 76,25% Persentase : 13,75% Persentase : 16,25% Persentase : 8%
Kunjungan V Kunjungan VI Kunjungan VII Kunjungan VIII
Tanggal: 8-11-17 Tanggal: 19-12-17 Tanggal Tanggal
Persentase: 8% Persentase: 23% Persentase Persentase
Catatan Keadaan Intra Oral
Maxilla
Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
- 33 -
Kunjungan I 663 523 222 - 222 223 311 322 422 112 - 214 224
4
Facial
Kunjungan 22
- 663 523 222 - 212 312 312 213 433 322 - 314 324 -
III 4
- 32 -
Kunjungan I 644 524 422 - 222 424 222 222 423 223 - 224 425
5
Palatal
Kunjungan 32
- 644 514 422 - 222 424 222 222 423 223 - 214 325 -
III 5
Kunjungan I - - - - - - - - - - - - - - - -
Mobility Kunjungan
- - - - - - - - - - - - - - - -
III
Kunjungan I - - + + - - - - - - - - + + + -
Resesi Kunjungan
- - + + - - - - - - - - + + + -
III
Kunjungan I - + + + + + + + + + + + + + + -
BOP Kunjungan
- + + - - - + + - - - - - - - -
III

Mandibula
Gigi 48 47 46 45 44 43 42 41 35 31 32 33 34 36 37 38
Kunjungan I - 333 - - 234 425 525 424 525 515 626 524 - - - -
Facial
Kunjungan
- 313 - - 222 425 425 424 425 525 626 522 - - - -
III
Kunjungan I - 433 - - 234 424 422 324 222 333 333 433 - - - -
Lingual
Kunjungan
- 433 - - 234 424 422 324 322 322 333 433 - - - -
III
Kunjungan I - - - - - Gr I Gr I Gr II Gr I Gr I - - - - - -
Mobility Kunjungan
- - - - - Gr I Gr I Gr II Gr I Gr I - - - - - -
III
Kunjungan I - - - - + - + + + - - - - - - -
Resesi Kunjungan
- - - - + - + + + - - - - - - -
III
Kunjungan I - + - - + + + + + + + - - - - -
BOP Kunjungan
- - - - - - + + + + - - - - - -
III

Data Probing Terbaru (19/12/17)


Gigi 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Fasi - 6 4 3 - 2 2 2 3 3 3 - 2 2 3 -
al 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3
Prob 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 4 4
ing Ling - 3 3 3 - 2 3 2 2 3 2 - 2 3 2 -
ual 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2
3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4
Mobility - - - - - - - - - - - - - - - -

Gigi 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Fasia - 22 - - 11 22 52 41 31 32 22 31 - - - -
Probi l 3 2 4 3 4 3 3 2 2
ng Lingu - 43 - - 33 33 33 33 22 22 22 22 - - - -
al 3 3 3 3 3 2 2 2 2
Mobility - - - - - - - - - - - - - - - -

Perawatan yang akan dilakukan:


Perawatan bedah ENAP gigi 42, 43
Operator : Firda Rima K. (160112160018)
As. Operator : Prapitta Anindya (160112150082)

Persiapan pra operasi


1. Pemeriksaan radiologi
2. Pencetakan RA dan RB
3. Scaling RA dan RB serta kontrol
4. Root planing RA dan RB serta kontrol
5. Splinting gigi 44, 43, 42, 41, 31, 32, 33, 34
6. Occlusal adjustment gigi 31 dan 41
7. Pemeriksaan laboratorium
Excisional New Attachment Procedure (ENAP)

ENAP, yang dikembangkan dan digunakan oleh U.S. Naval Dental Corp, merupakan
prosedur kuretase gingiva definitif yang dilakukan menggunakan pisau (Carranza, 2002).
ENAP didesain untuk mengeliminasi masalah teknis pada kuretase subgingiva dengan
menghasilkan akses yang lebih baik, visualisasi permukaan akar yang baik dan penghilangan
epitel poket secara menyeluruh serta menghasilkan perlekatan baru pada area poket supraboni
(Deas, et al., 2016). ENAP, berbeda dengan scaling dan kuretase, ia dikembangkan untuk
memastikan penghilangan secara menyeluruh epitel sulkus, epitelial attachment, jaringan
granulasi dan terinflamasi, kalkulus subgingiva dan sementum lunak. Pada ENAP, dokter gigi
menggunakan scalpel untuk membuat insisi sehingga dihasilkan visualisasi yang baik
terhadap permukaan akar. Tidak dibuat insisi vertikal pada ENAP, dan prosedur ini terbatas
pada jaringan berkeratin (Cohen, 2007).

Indikasi

1. Poket supraboni
2. Terdapat jaringan berkeratin yang adekuat
3. Ketika estetik tidak penting

Kontraindikasi

1. Poket melebihi mucogingival junction


2. Poket infraboni
3. Jaringan edematous
4. Kurangnya jaringan berkeratin
5. Kerusakan tulang yang harus dirawat
6. Jaringan hiperplastik
7. Keterlibatan furkasi

Keuntungan

1. Meningkatkan visualisasi akar


2. Penghilangan menyeluruh epitel sulkus dan epithelial attachment
3. Trauma gingiva minimal
4. Tidak terjadi kehilangan gingiva berkeratin
Kerugian

1. Sulitnya menentukan batas apikal dari epithelial attachment

Prosedur

1. Persiapan pasien, operator, alat dan bahan.


Persiapan alat dan bahan
a. Instrumen dasar: kaca mulut, sonde, probe, pinset
b. Instrumen operasi:
 4 buah cawan untuk: betadine solution 10%, akuades, H2O2, dan NaCl
 Tampon
 Duk bolong steril
 Macroscaler
 Microscaler
 Handscoon
 Water syringe
 Nierbeken
 Spuit injeksi
 Blade no. 12 dan 15
 Scalpel
 Kuret gracey
 Ekskavator bedah
 Glass slab dan spatel semen
c. Bahan dan obat:
 Betadine solution 10%
 NaCl fisiologis
 Anestesi pehacain
 Periodontal pack
 Akuades
 H2O2 3%

2. Melakukan profilaksis; membersihkan plak pada gigi dan gingiva


3. Teknik Operasi:
a. Tutup wajah dengan duk steril bolong
b. Lakukan sterilisasi area kerja dengan menggunakan tampon yang dibasahi betadine
pada bagian ekstraoral dengan cara diusap memutar dari bagian tengah bibir ke
bagian tepi. Lalu bagian intraoral menggunakan tampon yang berbeda dengan cara
diusap pada daerah injeksi anestesi dan daerah operasi.
c. Pemberian anestesi yang adekuat, anestesi yang digunakan adalah anestesi blok
fischer. Dengan cara:
 Posisi pertama
Jari telunjuk diletakkan dibagian belakang gigi terakhir, kemudian digeser ke
lateral untuk mencari linea oblique eksterna, lalu geser ke media untuk mencari
line oblique interna (melalui trigonum retromolar).
Pastikan punggung jari menyentuk bukooklusal gigi terakhir, jarum dimasukkan
kira-kira pada pertengahan lengkung kukudari sisi rahang yang tidak dianestesi
yaitu regio premolar sampai terasa kontak dengan tulang.
 Posisi kedua
Syringe digeser kearah sisi yang akan dianestesi, harus sejajar dataran oklusal,
jarum ditusukkan lebih lanjut sedalam kurang lebih 6 mm, lalu aspirasi
sebanyak 2x, bila negatif, depositkan larutan anestesi lokal sebanyak 0,5 cc
untuk menganestesi nervus lingualis,
 Posisi ketiga
Syringe digeser lagi ke arah pertama namun tidak penuh, hanyak sampai regio
caninus, jarum ditusukkan lebih dalam menyusuri tulang kurang lebih 10-15
mm sampai terasa kontak jarum dengan tulang terlepas. Lakukan kembali
aspirasi sebanyak 2x,bila negatif, depositkan cairan anestetikum sebanyak 1 cc
untuk menganestesi nervus alveolaris inferior.
Gambar 3 – Teknik anestesi blok fischer

d. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap poket untuk memastikan area jaringan


berkeratin cukup dan poket tidak melebihi mucogingival junction. Tandai dasar
poket dengan menggunakan dua probe atau dengan pocket marker.
e. Dengan menggunakan scalpel blade no. 11 atau 15, dibuat insisi internal bevel
(0,5-1mm) dari margin gingiva dengan sudut 45o hingga titik dibawah dasar poket.
Kemudian lakukan insisi crevicular/intrasulcular dengan posisi blade sejajar sumbu
panjang gigi dan masuk ke dalam sulkus gusi hingga sebatas tulang.
f. Insisi diperluas ke interproksimal pada sisi fasial dan lingual, berusaha untuk
mempertahankan jaringan interproksimal sebanyak mungkin. Tujuannya adalah
untuk memotong bagian dalam dinding jaringan lunak poket disekeliling gigi.
g. Hilangkan seluruh jaringan yang tereksisi dengan menggunakan kuret, dan secara
hati-hati lakukan root planing pada seluruh permukaan akar yang terkespos hingga
dihasilkan permukaan sementum yang halus dan keras (periksa dengan sondasi).
Pertahankan jaringan yang masih melekat pada permukaan akar.
h. Spooling area tersebut dengan cairan NaCl fisiologis untuk menghilangkan debris,
bekuan darah dan jaringan sisa.
i. Dekatkan kedua tepi luka, bila kedua tepi luka tidak bertemu secara pasif,
recontouring tulang mungkin diperlukan hingga dieroleh adaptasi ujung luka
dengan baik.
j. Adaptasi tepi luka dengan tekanan ringan
k. Aplikasikan dressing atau periodontal pack dengan syarat: melebihi 1 gigi di
mesial dan distal daerah operasi, sebatas 1-2 mm diatas mukobukal fold, menutupi
1/3 servikal gigi agar tidak mengganggu oklusi.
Gambar 2 – A dan B gambaran preoperatif menunjukkan poket supraboni dan jaringan
keratin yang adekuat. C. Dibuat insisi pada margin gingiva. D insisi diperluas
hingga dasar poket. E dan F gambaran fasial dan cross-sectional menunjukkan
papilla interproximal sebagian didiseksi untuk menghilangkan jaringan triangual
wedge yang tebal. G papila sedikit direfleksikan untuk akses dan akar discaling
serta dirootplaning. H dinding dalam poket dihilangkan. I flap dijahitkan pada
ketinggian prabedah. J Jaringan yang sehat dengan eliminasi poket sebagai hasil
pengerutan dan adaptasi jaringan pada gigi.
Gambar 3 – Excisional new attachment procedure
Modified ENAP Modification

Pada modified ENAP, batas insisi berada pada alevolar crest bukan pada dasar poket,
kemudian jaringan inflamasi dibuang dan flap dijahitkan pada ketinggian prabedah. Teknik
ini pada dasarnya sama dengan ENAP biasa.

Gambar 4 – ENAP (atas) dan Modifikasi ENAP (bawah)


Desain Daerah Operasi

Intruksi Pasca Operasi

1. Hindari makanan yang merangsang seperti asam, pedas dan

keras

2. Jangan berkumur terlalu keras

3. Pasien dianjurkan untuk tidak makan panas 3 jam setelah

operasi, tidak konsumsi minuman panas selama 24 jam setelah operasi.

4. Obat diminum sesuai petunjuk.


5. Harus menjaga kebersihan gigi dan mulut

6. Selama pemakaian periodontal pack, daerah operasi tidak

disikat

7. Jika terjadi perdarahan, daerah ditekan dengan gauze dibentuk

U selama 20 menit. Jika periodontal pack lepas, namun tidak ada rasa sakit tidak perlu

khawatir. Namun, jika ada rasa sakit harus langsung ke dokter gigi terdekat.

8. Pasien diminta kontrol 1 minggu setelah operasi.

Resep:

R/ Amoxicillin 500 mg no IX

∫ 3 dd 1 tab

R/ Asam Mefenamat 250 mg no IX

∫ 3 dd 1 tab

R/ Minosep gargle fls no I

∫ col. oris

Bandung, 2 November 2017


Pembimbing Diskusi

Dr. drg. Ira Komara Sp.Perio(K)


DAFTAR PUSTAKA

Cohen, E. S. 2007. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery. USA: PMPH
BC Decker. Pp. 30-34.

Newman, M. G.; H. H. Takei; F. A. Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology 9th ed.


USA: WB Saunders Company.

Deas, E. D.; A. J. Moritz, R. S. Sagun Jr.; S. F. Gruwel; C. A. Powell. 2016. Scaling and root
planing vs. conservative surgery in the treatment of chronic periodontitis.
Periodontology 2000. Vol 71, pp. 128-139.

Anda mungkin juga menyukai