Anda di halaman 1dari 3

LO 5

Penetapan gigit sesuai skenario dengan menggunakan metode Niswonger

Dari LO sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pada pasien dengan


diagnosa full edentulous ridge dilakukan penetapan gigit dengan cara Niswonger
dan dibuat galengan gigit (oklusal rim) pada pasien karena sudah kehilangan
dimensi vertikal oklusal (DVO).
Berikut langkah-langkah penetapan gigit yang dilakukan pada pasien:
1. Pasien didudukkan dengan posisi kepala pada tragus dan alanasi sejajar
dengan lantai
2. Dibuat titik pada ujung hidung dan ujung dagu

Gambar. Membuat titik pada ujung hidung dan ujung dagu pasien.
(https://www.youtube.com/watch?v=Pn2BJHQMXvg)
3. Pasien diinstruksikan untuk menelan dan membiarkan rahangnya dalam
keadaan posisi istirahat (untuk mengukur dimensi vertical fisiologis).
Setelah itu diukur kedua titik tersebut menggunakan pengaris atau jangka
sorong dan catat hasilnya (missal x mm)

Gambar. Kiri: pasien diinstruksikan menelan. Kanan: dilakukan


pengukuran pada kondisi istirahat (fisiologis).
(https://www.youtube.com/watch?v=Pn2BJHQMXvg)
4. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk dimensi vertikal oklusal (DVO)
tanpa menggunakan oklusal rim dengan cara DVO = DVF Free way
space. Misal hasil yang ditemukan adalah y mm.
5. Selanjutnya oklusal rim yang telah dibuat dimasukkan kedalam mulut
pasien. Pasien diinstruksikan untuk menelan dan membiarkan rahangnya
kondisi istirahat.

Gambar. Pemasangan oklusal rim (galengan gigit) pada pasien.


(https://www.youtube.com/watch?v=Pn2BJHQMXvg)
6. Ukur kedua titik tersebut pada saat pasien menggunakan oklusal rim.
Sesuaikan dengan hasil pengukuran DVF yaitu x mm.
7. Selanjutnya pasien diinstruksikan mengontakkan oklusal rim hingga
mencapai pengukuran DVO sebelumnya sebesar y mm.

Gambar. Dilakukan pengukuran pada pasien.


(https://www.youtube.com/watch?v=Pn2BJHQMXvg)
8. Bila selisih x dan y adalah 2-4 mm maka dimensi vertical yang didapatkan
benar. (Itjiningsih, 1993)
9. Setelah perhitungan dicatat, goreskan dia garis vertikal menyilangi garis
kontak antara galengan gigit atas dan bawah pada daerah sekitar premolar
di kedua sisi. Pasien diminta membuka tutup mulut pada posisi ini
beberapa kali dan periksa apakah garis-garis tersebut bertepatan.
10. Bila telah memuaskan, garis tengah mulut ditandai dibawah filtrum bibir
saat pasien tersenyum. Kemudian tandai garis tinggi bibir untuk
menggambarkan posisi bibir yang tertinggi selama tersenyum. Serta pada
permukaan labial dari galengan gigit, posisi dari batas bibir bawah pada
saat pasien tersenyum. Garis lengkung ini menunjukkan kontur dari tepi-
tepi insisal gigi atas.
11. Periksa garis-garis tersebut. Bila sudah pas galengan gigit bisa dilepas.
12. Pada kedua sisi galengan gigit atas dibuat cekungan berbentuk V diantara
garis yang digoreskan ini.
13. Lekatkan sebutir kecil malam yang telah dilunakkan pada kedua sisi
galengan gigit bawah diantara garis yang tertera
14. Galengan gigit dipasangkan kembali pada pasien selama malam yang
dilekatkan masih lunak, lalu tunggu hingga mengeras.
15. Setelah mengeras dan garis-garis saling bertepatan, galengan gigit dilepas
secara bersamaan dan ditempatkan pada model kerja masing-masing.
(Watt dan McGregor, 1992)

Sumber:
Watt, David M dan McGregor, A. Roy. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan
Legkap. Jakarta: Hipokrates. PP: 187-197
W. H. Itjiningsih. 1993. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Jakarta: EGC. PP: 62-73
https://www.youtube.com/watch?v=Pn2BJHQMXvg

Anda mungkin juga menyukai