Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK MENCETAK GIGI

Blok Perawatan Daerah Tidak Bergigi I

DISUSUN OLEH :
KELAS A
KELOMPOK 2 (DUA)

1. AGNERDHA LOVELYVHIRAN H : 201811005


2. AHMAD TSAQIF : 201811006
3. ALEYA ZEFANIA T : 201811009
4. AMBAR PURWANINGRUM K : 201811015
5. AMELIA ORIBELL F : 201811016
6. ANANDA RIZKIA A : 201811017
7. ANDINI NURFADHILA S : 201811018
8. ANNISA FAKHRANA F : 201811022

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Teknik Mencetak Gigi.  Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah Perawatan Daerah Tidak Bergigi I di program studi fakultas kedokteran
gigi di UPDM (B). Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Perawatan Daerah Tidak Bergigi
I kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Teknik Mencetak Gigi
dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca. Kami mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Jakarta, 23 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Berdasarkan Keaadaan Mulut Pada Saat Dicetak.....................................3

2.2 Berdasarkan Tekanan yang Diterima Jaringan..........................................4

2.3 Berdasarkan Cara Mencetak......................................................................7

BAB III....................................................................................................................8

PENUTUP................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan................................................................................................8

3.2 Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencetakan rahang adalah tiruan bentuk negatif dari jaringan rongga
mulut yang merupakan jaringan pendukung gigi tiruan. Cetakan dilakukan
untuk mendapatkan model yang merupakan bentuk tiruan yang sesuai
dengan bentuk dan ukuran jaringan rongga mulut. Keberhasilan suatu gigi
tiruan sangat tergantung pada proses pembuatannya, salah satu tahap
penting dalam proses pembuatan gigi tiruan adalah tahap pencetakan. Dalam
tahap tersebut digunakan 1
Teknik pencetakan yang diharapkan dapat menghasilkan suatu
cetakan yang akurat sehingga dihasilkan pula gigi tiruan yang baik. Teknik
mencetak ditentukan berdasarkan kondisi pasien, seperti dukungan terhadap
gigi tiruan ataupun mukosa yang akan menutupinya. Cetakan harus
mencangkup semua jaringan pendukung sesuai batas-batas Kesehatan dan
pergerakan jaringan pendukung ataupun sesuia dengan Batasan anatomis
dan fisiologis dari struktur rongga mulut. 1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang


akan diungkapkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Teknik mencetak?
2. Apa saja macam-macam Teknik mencetak?
3. Apa fungsi dari tiap jenis Teknik mencetak?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk menyampaikan beberapa informasi
yaitu :

1
1. Agar mahasiswa/I dapat memahami tentang yang dimaksud dengan
Teknik mencetak.
2. Agar mahasiswa/I dapat memahami tentang jenis-jenis Teknik
mencetak.
3. Agar mahasiswa/I dapat memahami tentang fungsi dari tiap jenis
Teknik mencetak

1.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pencetakan akhir bertujuan untuk membuat master cast dan basis gigitiruan. Ada
yang menggunakan bahan plaster of Paris dan ada juga yang menggunakan bahan light
body polyvinyl siloxane. Keberhasilan suatu gigi tiruan sangat tergantung pada
proses pembuatannya, salah satu tahap penting dalam proses pembuatan gigi
tiuruan adalah tahap pencetakan. Cetakan adalah hasil negatif dari jaringan
pendukung gigi tiruan (gigi, mukosa, dan residual ridge). Teknik pencetakan
dapat dipilih dengan mempertimbangkan keunggulan dan kelemahannya.2

Tujuan mencetak adalah:

1. Retensi, adalah kemampuan dari protesa. Apabila protesa dimasukan ke


dalam mulut, protesa tidak jatuh. 

2. Stabilisasi, kemampuan protesa pada saat berfungsi. Protesa dimasukan


ke dalam mulut lalu digerakkan ke kanan kiri atas bawah & tidak jatuh. 

3. Dukungan (support) 

4. Estetik, apabila kehilangan gigi anterior hilang. dapat dibantu dengan


protesa untuk mengganti gigi Mempertahankan kesehatan jaringan
pendukung gigi tiruan (preservation)

2.1 Berdasarkan Keaadaan Mulut Pada Saat Dicetak

Selama ini dikenal beberapa cara pencetakan yang dapat digolongkan


atas dasar beberapa pertimbangan. Dari cara yang digunakan, dikenal :4

a) Metode mulut terbuka (open mouth technique ), dimana sendok yang


sudah berisi bahan cetak dimasukan ke dalam mulut pasien dan
dibiarkan sampai mengeras

3
b) Metode mulut tertutup (closed mouth technique), digunakan sendok
cetak perorangan yang diberikan galangan gigit atau gigi tiruan yang
sudah pernah dipakai. Setelah sendok masuk ke dalam mulut , pasien
biasanya dipakai untuk pelapisan dan penggantian basis.

2.2 Berdasarkan Tekanan yang Diterima Jaringan


Ditinjau dari tekanan yang diberikan, terdapat tiga pendekatan utama untuk
pengambilan cetakan : muko statis (The mucostatic impression
technique/Presureless Impression), muko kompresi (The mucocompressive
impression technique/Pressure Impression) dan selektif muko kompressive
(Selective mucocompressive Impression technique/pressure impression). 2
1. Muko statis/ Presureless Impression

Teknik tanpa penekanan atau teknik mukostatik berpendapat bahwa


tegangan permukaan interfasial merupakan satu-satunya cara yang
signifikan dalam memberikan kecekatan pada gigitiruan penuh. Pencetakan
sebaiknya hanya menutupi area rongga mulut yang membran mukosanya
melekat erat pada struktur tulang di bawahnya. Mukosa tidak boleh
dikompresi, karena dapat terjadi distorsi. Oleh karena mukosa lebih
dominan komposisinya adalah air, teknik ini digunakan berdasarkan teori
hukum Pascal bahwa cairan akan memberikan tekanan ke semua arah
secara bersamaan. Hanya tekanan besar yang akan menekan jaringan, dan
tekanan yang diberikan ke mukosa akan didistribusikan secara merata ke
seluruh dukungan tulang di bawahnya. Gigitiruan yang dibuat dari teknik
mukostatik biasanya memiliki tepi sayap (flange) yang lebih pendek. Tepi
sayap ini berfungsi hanya untuk menjaga gigitiruan bergerak ke arah
lateral.6 Oleh karena teknik pencetakan tanpa penekanan bertujuan untuk
menghasilkan detail mukosa pada posisi istirahat, bahan cetaknya harus
lebih lunak dibandingkan mukosa yang terlunak. 3

Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendapatkan cetakan jaringan


dalam keadaan istirahat. Pencetakan yang demikian dilakukan dengan
menggunakan bahan yang mempunyai viskositas yang sangat
rendah, dimana hanya sejumlah kecil tekanan yang dibutuhkan,

4
sehingga pada keadaan ini sedikit atau tidak ada sama sekali terjadi
pergerakan dari mukosa. Dokter gigi menggunakan bahan cetakan yang
tidak terlalu kental dengan sedikit tekanan pada sendok cetakan. 1

Plester paris atau alginat adalah bahan cetakan pilihan. Gigi tiruan pas
pada jaringan dalam keadaan istirahat merupakan situasi yang berlaku untuk
sebagian besar saat pasien memakai gigi tiruan. Selama pengunyahan, gigi
tiruan akan cenderung berputar pada area yang paling tidak bisa ditekan,
misalnya. torus palatinus dan mungkin kehilangan retensi. Efek samping
dapat dikurangi dengan menempatkan kertas timah/ tin foil (dengan
ketebalan sekitar 0,5 mm) pada area-area cetakan di mana terdapat jaringan
yang tidak dapat dimampatkan sebelum memproses gigi tiruan. 2

Muko statis diperlukan untuk bahan cetak dengan flow yang tinggi.
Sendok cetak perseorangan tidak langsung dan dibuat di atas model. Muko
statis digunakan pada tahanan jaringan/ resiliency yang tinggi, resorbsi
processus alveolaris yang besar/ cepat, dan residual ridge yang rendah, tipis,
dan runcing.1

Beberapa kelemahan telah dikemukakan terhadap pencetakan


dengan teknik tanpa penekanan. Oleh karena beban yang jatuh ke
gigitiruan tidak didistribusikan seluas dudukan basis (basal seat), maka
kesehatan jaringan dan retensi gigitiruan akan terganggu. Gigitiruan dengan
tanpa penekanan akan memberikan dukungan yang tidak adekuat pada
wajah pasien pada kasus resorpsi residual ridge yang parah dan jumlah
jaringan yang melekat pada tulang pendukung sedikit. Karena basis
gigitiruannya akan menjadi pendek, yang dibutuhkan untuk meletakkan
elemen gigitiruan di atas puncak residual ridge. 3

2. Muko kompresi/ Pressure Impression


Teknik penekanan dilakukan untuk mencetak tepi-tepi gigitiruan yang
diperoleh dalam keadaan berfungsi. Teknik ini berasumsi bahwa beban
oklusal saat pencetakan sebanding dengan beban oklusal saat berfungsi.
Alasannya karena gerakan jaringan dalam rongga mulut dicetak sama
seperti gerakan aktivitas normal harian seperti saat menelan, batuk, makan,
dan bicara.3

5
Dengan mukokompresi, jaringan bantalan gigi tiruan
dikompresi/ditekan selama pengambilan cetakan dan selanjutnya akan
dikompresi selama memakai gigi tiruan. Karena viskoelastisitas jaringan
lunak pada mulut, mereka akan tetap terkompresi selama berjam-jam setelah
fungsi. Ketika gigi tiruan diproses, karena itu akan menjadi maksimal retensi
selama fungsi ketika permukaan yang pas memiliki kontak terdekat dengan
jaringan. Gigi tiruan akan mengurangi retensi saat tidak ada beban, misalnya
ketika pasien sedang istirahat atau berbicara. Tekanan dapat diterapkan
secara manual ke jaringan mulut menggunakan bahan cetak dengan
viskositas tinggi, misalnya impression compound. Atau, jaringan bantalan
gigi tiruan dapat dikompresi menggunakan closed mouth technique/ teknik
cetak saat keadaan mulut tertutup. 1

Dengan metode ini, beban diterapkan ke jaringan menggunakan pelek


catatan lilin dengan plat dasar akrilik, daripada menggunakan impression
trays. Pasta zinc oxide/ eugenol diaplikasikan pada permukaan tepi yang
agak tebal dan pasien mentrapkan beban oklusal. Beberapa masalah dapat
terjadi dengan teknik ini. Jika tekanan oklusal yang berlebihan, maka
permukaan pemasangan plat dasar dapat terlihat melalui cetakan pada area
yang luas. Beban oklusal akan terkonsentrasi di area ini. Kedua, oklusi harus
seimbang, jika tidak perpindahan mukosa yang berlebihan dapat terjadi
secara unilateral.2

Secara singkat untuk melakukan pencetakan dengan Teknik


Mukostatis diperlukan bahan cetak dengan flow rendah, sendok cetak
persorangan langsung dan dapat dibuat diatas model. Muko kompresi
digunakan pada tahanan jaringan/ resiliency yang rendah, resorbsi processus
alveolaris yang kecil/ tidak cepat dan residual ridge yang tinggi/sedang,
tebal, ocoid/square.1

Kelemahan dari prosedur ini adalah gigitiruan dalam keadaan


berfungsi hanya dalam jangka waktu yang pendek setiap hari. Gigitiruan
yang dibuat dengan cara pencetakan ini akan sangat cekat saat
pengunyahan, tetapi tidak bisa beradaptasi baik pada jaringan saat pasien
tidak mengunyah. 3

3. Selective Pressure Impression

6
Teknik penekanan selektif mengkombinasikan prinsip dengan
penekanan dan dengan penekanan minimal. Jaringan pendukung yang tidak
mendapat penekanan (nonstress-bearing tissue) dicetak dengan penekanan
minimal dan memberikan penutupan yang maksimal dengan intervensi
minimal terhadap kesehatan jaringan di sekitarnya. Filosofi dari teknik
penekanan selektif pada area tertentu secara alami mendapatkan adaptasi
yang lebih baik untuk menahan beban pengunyahan yang berlebihan.
Sebagai contoh, buccal shelf pada mandibula, yang terutama terdiri dari
tulang kortikal, lebih mampu menahan beban dan tekanan. Mengurangi
tekanan pada residual ridge mandibula, yang terdiri dari tulang cancellous,
akan membantu preservasi jaringan, karena tulang cancellous lebih rentan
untuk menekan atropi. Pada maksila, jaringan di bawah regio posterior
palatal seal memiliki glandular dan jaringan lunak di antara membran
mukosa dan periosteum yang menutupi tulang. Jaringan akan lebih mudah
bergerak untuk mempertahankan kedap perifer dari gigitiruan rahang atas.
Selective Pressure Impression merupakan kombinasi antara muko statis dan
muko kompresi. Dalam teknik ini, hanya area jaringan tertentu yang
mengalami tekanan tekan.3

2.3 Berdasarkan Cara Mencetak


Untuk kasus-kasus tertentu dikenal beberapa metode pencetakan,
antara lain : 4

a. Single impression, pencetakan satu tahap yang biasanya mencetak


dengan stock tray/individual tray dan hanya menggunakan 1 bahan
cetak.
b. Double impression, pencetakan menggunakan dua bahan cetak yang
berbeda dalam dua tingkat atau tahap kerja terpisah. Cara ini
mempunyai keuntungan karena dapat mencetak bagian yang akan
ditempati protesa.
c. Pencetakan seksional, prosedur pencetakan ini memerlukan sendok
cetak perseorangan yang terbagi dalam tiga atau empat bagian.
Pencetakan ini dilakukan seksi demi seksi, karena bahan cetak yang

7
digunakan tidak mampu melewati jaringan maupun gigi tanpat
menyebabkan distorsi. Bahan cetak yang biasanya dipakai adalah
impression compound atau pasta zinc oxide eugenol.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembuatan cetakan model kerja merupakan salah satu prosedur atau
tahap penting dalam pembuatan gigi tiruan lengkap. Kebutuhkan untuk
membuat cetakan yang akurat adalah dasar dalam praktek prostodonsia.
Maka dari itu perlu ketelitian dalam menilai jaringan yang akan dicetak
dalam cetakan, sendok cetak,bahan cetak, dan Teknik yang digunakan.
Teknik mencetak dibagi berdasarkan cara mencetaknya, keadaan
mulut pada saat dicetak, serta tekanan yang akan diterima jaringan. Terdapat
dua cara mencetak yaitu single impression dan double impression, dimana
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Sedangkan Teknik
mencetak berdasarkan tekanan yang diterima jaringan ada
mukostatis /presureless impression, muko kompresi /pressure impression,
selective pressure impression, dan muko fungsional. Setiap Teknik ini
mempunyai indikasi dan kontradiksinya masing-masing.

3.2 Saran
Makalah ini telah kami selesaikan dengan semaksimal mungkin. Kami
ucapkan terima kasih  atas bantuan yang telah diberikan oleh dosen,
orangtua dan juga teman-teman. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran dari para
pembaca agar makalah ini dapat disempurnakan dan juga dapat kami
jadikan pedoman untuk menulis makalah selanjutnya. Atas kritik dan
sarannya kami ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunadi HA, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan jilid 1, ed 2,
1995, EGC, Jakarta.
2. Hugh Devlin. Complete dentures, a clinical manual for the general dental
practitioner. New York: Springer; 2002
3. Ellinger CW, Rayson JH, Terry JM. Synopsis of complete dentures. London.
Henry Kimpton Publishers. 1975.
4. Carr, A. dan D.T. Brown . 2011. McCracken’s Removable Partial
prosthodontics. 12th(ed). Elseiver Mosby.

10

Anda mungkin juga menyukai