Anda di halaman 1dari 22

BLOK PERAWATAN DAERAH TAK

BERGIGI I
PENCETAKAN DAN TEKNIK MENCETAK

Dosen Pembimbing:
Mirna Febriani, Dr, drg, M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas B

Bonita Suroso (201911031) Christina Johny (201911036)


Bunga Latifah (201911032) Cynthia Triska F (201911037)
Carenina Claudia H. (201911033) D Jihan Tasya Firna (201911038)
Carissa Devina Putri (201911034) Diah Ayu Sri R (201911039)
Choi Jae Hyeon (201911035) Dianna Brilianty R (201911040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama
dalam pembuatan makalah, serta dosen yang telah membimbing dan memberi
masukkan dalam pembuatan makalah yang berjudul “Pencetakan dan Teknik
Mencetak”.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang
“Pencetakan dan Teknik Mencetak”.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menunggu kritik dan saran yang
membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca yang membaca makalah ini
demi keberhasilan pembuatan makalah selanjutnya.

Jakarta, 26 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3.Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Definisi dan Tujuan Pencetakan ................................................................ 3
2.2 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mencetak ..................................... 3
2.3 Persiapan Pencetakan ................................................................................ 5
2.4 Alat dan Bahan Mencetak ......................................................................... 6
2.4.1 Sendok Cetak ......................................................................................... 6
2.4.2 Bahan Cetak ........................................................................................... 8
2.5 Teknik Mencetak ....................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18
3.1.Kesimpulan ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi tiruan merupakan pengganti komponen rongga mulut yang hilang yaitu
gigi geligi. Pembuatan gigi tiruan ini bertujuan untuk memperbaiki estetika,
fungsi pengunyahan, fungsi bicara serta melindungi jaringan pendukung di bawah
gigi tiruan. Perawatan gigi tiruan yang baik sangat penting untuk meningkatkan
kesehatan rongga mulut yang berimplikasi pada peningkatan kualitas hidup
seseorang. Dalam pembuatan gigi tiruan diawali dengan melakukan pencetakan
pada rongga mulut pasien yang biasa disebut pencetakan anatomis. Pencetakan
anatomis adalah pencetakan untuk mendapatkan suatu bentuk negative dari suatu
permukaan objek yang menghasilkan bentuk struktur gigi dan jaringan
disekitarnya. Keberhasilan suatu gigi tiruan sangat tergantung pada tahap
pencetakan, dimana hasil cetakan yang akurat menghasilkan gigi tiruan dengan
adaptasi yang baik. Ada banyak variabel yang mempengaruhi hasil suatu cetakan
diantaranya teknik mencetak dan bahan cetak yang digunakan operator.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari blok perawatan daerah
tak bergigi I ini yang akan disajikan pada topik 6 yaitu “Pencetakan dan Teknik
Mencetak”. Sehingga, kita sebagai mahasiswa kedokteran gigi mampu
memanfaatkan blok perawatan daerah tak bergigi I secara optimal dan dapat
menambah pengetahuan yang akan kita aplikasikan kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dan tujuan pencetakan?
2. Apa saja hal yang perlu diperhatiakan sebelum mencetak?
3. Bagaimana persiapan pencetakan?
4. Apa saja alat dan bahan untuk mencetak?
5. Bagaimana teknik mencetak?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dan tujuan pencetakan
2. Untuk memahami hal yang perlu diperhatikan sebelum mencetak
3. Untuk memahami bagaimana persiapan pencetakan
4. Untuk memahami alat dan bahan untuk mencetak
5. Untuk memahami teknik mencetak

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Tujuan Pencetakan
Pencetakan rahang merupakan salah satu tahap pembuatan gigi tiruan berupa
pembuatan tiruan berbentuk negatif dari jaringan rongga mulut yang didapat dari
peletakan bahan cetak berupa alginat kedalam rongga mulut sampai bahan cetak
tersebut setting atau mengeras.1 Tujuan utama mencetak adalah menghasilkan
permukaan jaringan yang akan menyangga gigi tiruan (denture-bearing tissues)
sehingga didapatkan basis gigi tiruan yang mampu beradaptasi secara akurat
dengan jaringan penyangga dan mampu menahan beban (tercapainya support,
retensi, dan stabilitas gigi tiruan yang baik). Salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan pembuatan gigi tiruan lepasan (GTL) adalah keakuratan dimensi dan
detail kontur model studi dan kerja yang didapat dari pencetakan.1
Selain itu, tujuan dari prosedur pencetakan adalah untuk mendapatkan
cakupan daerah yang maksimal dengan tekanan yang minimum. Tepi
retromylohyoid yang cukup panjang sangat baik untuk border seal dan retensi
gigi tiruan serta melatih pasien untuk mempertahankan posisi lidah, yaitu dalam
posisi protrusif dan berkontak dengan ridge anterior bawah ketika mulut tebuka.
Tujuan pencetakan fungsional adalah untuk memperoleh retensi, kestabilan, dan
dukungan bagi gigi tiruan.Retensi untuk gigi tiruan adalah daya tahan terhadap
gaya yang melepaskannya dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan,
atau dengan kata lain, retensi adalah cara memegang gigi tiruan pada posisinya di
dalam mulut.2,3,4
Jenis cetakan yang akan dibuat, harus memperhatikan bagian-bagian terpenting dari
prosedur pembuatan cetakan, seperti sendok cetak, bahan cetak, hal yang harus
diperhatikan Ketika mencetak serta teknik mencetak.4,5

2.2 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mencetak


Prosedur mencetak untuk gigi tiruan lepasan (GTL) harus memperhatikan hal-hal
berikut ini (Rahn et al, 1993):1

3
1. Preservasi Jaringan
Secara fisiologis dengan hilangnya stimulasi dari gigi asli maka
akan berakibat atrophy atau resorpsi alveolar ridge. Proses tersebut
bervariasi pada tiap individu dan dapat dipercepat ataupun diperlambat oleh
faktor local, antara lain teknik mencetak dan bahan cetak yang dipilih
berpengaruh pada pembuatan gigi tiruan lepasan (GTL)nya. Bila tekanan
berlebih digunakan saat mencetak maka basis GTL pun akan menekan
jaringan penyangganya saat pemakaian sehingga terjadi kerusakan pada
jaringan lunak dan resorpsi tulang yang berlebih.1
2. Support atau Penyangga
Semakin luas area jaringan penyangga yang tercetak maka semakin luas
dan merata distribusi beban pada gigi tiruan lepasan (GTL). Hal tersebut
dapat membantu preservasi jaringan, menambah stabilitas, dan retensi pada
gigi tiruan lepasan.1
3. Stabilitas
Adaptasi yang baik terhadap mukosa yang tidak mengalami distorsi akan
menambah resistensi gigi tiruan lepasan (GTL) terhadap pergerakan
horizontal. Oleh karena itu, berkurangnya dataran alveolar ridge atau
bertambahnya flabby tissue maka stabilitas gigi tiruan lepasan (GTL) akan
berkurang.1
4. Estetika
Ketebalan tepi gigi tiruan lepasan (GTL) area vestibulum harus disesuaikan
dengan kebutuhan tiap-tiap pasien, jangan sampai terlalu tebal karena akan
mempengaruhi kontur fasial atau profil wajah pasien.1
5. Retensi
Apabila hal di atas tercapai maka akan didapatkan retensi gigi tiruan lepasan
(GTL) yang baik. Selain itu, terdapat hal-hal lain yang berpengaruh pada
retensi gigi tiruan lepasan (GTL) antara lain:1
a. Tekanan atmosfer. Tergantung pada peripheral seal gigi tiruan lepasan
(GTL). Batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak haruslah jelas

4
dan tidak mengakibatkan kerusakan pada mukosa bergerak akibat
perluasan basis GTP yang berlebih.
b. Adhesi. Perlekatan saliva terhadap gigi tiruan lepasan (GTL).
c. Kohesi. Perlekatan di antara molekul-molekul saliva.
d. Mechanical Locks. Adanya undercut (misalnya eksositosis) terbukti
kurang dapat ditoleransi oleh pasien sehingga dapat mengiritasi jaringan
lunak terutama saat prosedur pemasangan dan pelepasan gigi tiruan
lepasan (GTL).
e. Kontrol Otot dan Toleransi Pasien. Terkadang gigi tiruan lepasan (GTL)
terlihat melekat dengan baik dalam rongga mulut pasien, akan tetapi tidak
disebabkan ke akuratan support, melainkan dikarenakan adapatasi otot
bibir, lidah, pipi, dan toleransi pasien yang baik.1

2.3 Persiapan Pencetakan


Untuk mencapai hasil optimal seorang pasien, terutama yang baru pertama
kali mengalami pencetakan perlu dipersiapkan secara teknis maupun
psikologis. Pencetakan tidak jarang menggelisahkan pasien. Beragamnya alat-
alat, banyaknya bahan cetak yang diperkirakan akan masuk ke dalam
mulutnya dan mungkin menyumbat saluran pernafasan merupakan gambaran
yang dipikirkan oleh pasien.6
Informasi yang jelas, bahwa pencetakan hanyalah prosedur yang
rutin dalam pembuatan geligi tiruan dan sama sekali tidak perlu
dikhawatirkan, biasanya akan menenangkan penderita. Selain itu, usahakan
jangan sampai cara kerja operator mengusik ketenangan yang baru saja
diperoleh pasien. Perkataan seperti muntah atau yang sejenisnya dapat
membangkitkan refleks muntah pada pasien yang peka, begitu pula
mengaduk bahan cetak dan memasukkannya ke dalam sendok langsung di
depan mata pasien.6
Mengingat hal-hal di atas tersebut, sebelum pencetakan dilakukan perlu
dipikirkan beberapa langkah persiapan. Langkah-langkah ini meliputi segi

5
pasien, peralatan dan bahan cetaknya sendiri.6

2.4 Alat dan Bahan Mencetak


2.4.1 Sendok Cetak
Pencetakan hanya akan berhasil bila didukung pemilihan bentuk
maupun ukuran sendok yang tepat, sesuai dengan bahan cetak yang
digunakan. Selama ini dikenal beberapa macam sendok cetak yang
digunakan, antara lain sendok cetak siap pakai (stock tray), sendok cetak
perorangan (custom tray), dan sendok cetak siap pakai dengan modifikasi
(modified stock tray).6
a. Sendok Cetak Siap Pakai
Sendok jenis ini biasanya terbuat dari logam dan tersedia
dalam ukuran S, M, L dengan bentuk Ovoid, Tapering, dan Square.
Sendok cetak harus dipilih dengan ukuran lebih lebar atau besar kira-
kira 4 mm dari ukuran rahang yang akan dicetak, supaya bahan cetak
yang menempati bagian lateral cukup tebal dan tidak akan mengalami
perubahan bentuk. Sendok cetak siap pakai dapat digolongkan
menurut beberapa hal:6
1. Menurut bagian rahang yang akan dicetak, dikenal
normal stock tray untuk kehilangan gigi paradental;
depressed anterior tray untuk kasus kelas I Kennedy;
dan sendok cetak untuk sebagian rahang. Sendok
cetak untuk rahang tak bergigi mempunyai bentuk
khusus. 6

6
Gambar 2.1 Macam-macam sendok cetak6

2. Menurut bahan cetak yang dipakai, dikenal sendok


cetak perforasi untuk alginate, sendok cetak tak
berperforasi untuk Impression Compound dan Plaster
of Paris. Bila bahan yang akan digunakan adalah
Reversible Hydrocolloid, digunakan sendok cetak
dengan pendingin air (water cooled tray).6
b. Sendok cetak perorangan
Kasus yang seluruh tepi jaringan mulutnya harus tercetak
dengan tepat atau yang ukurannya tidak biasa, memerlukan sendok
cetak khusus, berupa sendok cetak perorangan. Dengan penggunaan
sendok jenis ini, ketebalan bahan dapat dikontrol, dukungan pada
bahan cetak lebih baik karena bentuknya sesuai dengan rahang yang
akan dicetak.6
Sendok ini dirasakan kurang praktis karena pasien harus dicetak
dua kali, pertama untuk membuat model yang jadi basis pembuatan
sendok perorangan, dan kedua untuk pencetakan yang sebenarnya.
Sendok cetak perorangan dapat dibuat dari Resin Akrilik, Guttapercha
atau Shellac Base Plate.6

7
c. Sendok cetak modifikasi
Sesuai dengan namanya, sendok jenis ini dimodifikasi dengan
menempelkan modelling compound atau malam sesuai bentuk yang
diinginkan.
Sendok ini dipakai untuk pencetakan rahang yang bentuknya
tidak beraturan, sehingga tidak dapat dicetak dengan sendok cetak siap
pakai biasa. Dibanding sendok perorangan, dengan sendok modifikasi
hanya perlu dilakukan satu kali pencetakan saja. Dengan sendirinya
bagian tepi tidak dapat dicetak secermat seperti pada sendok
perorangan.6
2.4.2 Bahan Cetak
Sampai saat ini banyak dikenal dan digunakan bahan cetak
dalam proses pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan. Setiap jenis bahan ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan karena itu harus dilakukan seleksi
dengan cermat, sesuai dengan indikasinya.
Bahan cetak dapat digolongkan menurut beberapa pertimbangan.
Berdasarkan sifatnya, dikenal kelompok berikut ini:6
1) Bahan cetak tegar (rigid material), yang setelah mengeras
konsistensinya kaku, seperti Plaster of Paris dan Metallic
Oxyde Paste.
- Plaster of Paris
Bahan ini dipakai dengan indikasi membantu penentuan
letak gigit dan pencetakan seksional, sudah dikenal dalam
dunia kedokteran gigi sejak 200 tahun lalu. Bahan cetak ini
terdiri dari bubuk yang dicampur dengan air. Contohnya
Plastigum, Calspar, dan Xanthano.
- Pasta Oksida Metal
Banyak digunakan untuk cetakan kedua, membantu
penentuan letak gigit dan pelapisan atau penggantian basis
protesa, bahan ini tidak dapat dipakai untuk cetakan

8
pendahuluan dan harus memakai sendok cetak perorangan.
Contohnya Cavex dan 55 White Impression Paste. Sesuai
dengan namanya, pasta ini terdiri dari kombinasi Zinc-oxyde
dan Eugenol.6
2) Bahan cetak termoplastik (thermoplastic materials), yang
menjadi plastis pada suhu tinggi tetapi menjadi keras kembali
seperti semula bila suhu diturunkan, contohnya Modelling
Plastic dan Impression Waxes.6
- Modelling Plastic
Berbentuk cake dan stick, dalam warna hijau, merah,
dan abu-abu, bahan cetak ini digunakan pada pencetakan kedua
untuk merekam bentuk fungsional dari lingir, pelapisan basis
dan pembentukan tepi (border molding). Pemanasan terlalu
tinggi akan menjadikan bahan ini getas (brittle) dan dapat
menyebabkan luka bakar pada jaringan lunak mulut.6
- Impression Waxes dan Resin
Bahan yang tidak akan mengalami distorsi setelah
dikeluarkan dari mulut pada suhu kamar ini, dikenal dengan
nama Mouth Temperature Waxes. Contohnya Iowa dan
Korecta Impression Wax.
3) Bahan cetak elastik (elastic material), yang tetap dalam
keadaan elastis atau fleksibel setelah dikeluarkan dari mulut,
seperti agar-agar, alginat, mercaptan dan silikon.6
- Agar-agar
Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan cetak untuk
duplikasi model di laboratorium. Walaupun pada awalnya
digunakan dalam pencetakan mulut, bahan ini sudah tidak
dipakai lagi karena memerlukan peralatan yang rumit.
Contohnya Surgident dan Hydrocoll.6
- Alginat

9
Ditemukan pada tahun 1930, bahan ini paling banyak
digunakan dalam pembuatan geligi tiruan. Pada umumnya
dikenal dengan dua macam alginat atau Irreversibel Hydrocoll:
1. Quick setting alginate, yang mengeras dalam 1 menit
dan digunakan untuk mencetak rahang anak-anak atau
pasien yang mudah mual.
2. Regular setting alginat, mengeras dalam 3 menit dan
dipakai untuk pemakaian rutin.6
2.5 Teknik Mencetak
Pencetakan untuk pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan
berbeda dari cetakan untuk geligi tiruan lengkap. Pada kasus geligi
tiruan sebagian ada dua jenis jaringan yang harus di cetak. Pertama
mukosa yang merupakan jaringan lunak, lalu gigi-gigi yang
merupakan jaringan keras. Prosedur ini jadi lebih kompleks, karena
sering kali posisi geligi yang masih tinggal tidak beraturan. Bahan
cetak yang digunakan harus mampu masuk ke semua detil gigi dan
jaringan, tetapi setelah cetakan dilepas mampu kembali ke bentuk
semula seperti ketika berada dalam mulut.6
Selama ini dikenal beberapa cara pencetakan yang dapat
digolongkan atas dasar beberapa pertimbangan. Dari cara yang
digunakan, dikenal Metode Mulut Terbuka , dimana sendok yang
sudah diisi bahan cetak dimasukkan ke dalam mulut pasien dan
dibiarkan sampai bahan mengeras. Pada Metode Mulut Tertutup,
digunakan sendok cetak perorangan yang diberi galengan gigit atau
geligi tiruan lama (lengkap). Setelah sendok masuk ke dalam mulut,
pasien diminta menahannya sambil mengoklusikan gigi, sampai bahan
mengeras. Cara ini biasanya dipakai untuk pelapisan dan penggantian
basis.6
Ditinjau dari tekanan yang diberikan pada saat pencetakan,
dikenal Pencetakan Tanpa Tekanan atau Mukostatik, yang

10
menunjukkan lingir dalam keadaan statis. Bentuk lingir akan didapat
dalam bentuk anatomik, karena pada saat pencetakan bagian ini tidak
mendapat tekanan. Cetakan dengan Alginat dan Rubber Base jenis
Light Bodied adalah contoh kelompok ini. Cetakan ini dipakai untuk
Pencetakan Pendahuluan untuk pembuatan model studi atau cetakan
untuk pembuatan geligi tiruan dukungan gigi. Di lain pihak lingir bisa
pula dicetak dengan tekanan yang akan menghasilkan Pencetakan
dengan Tekanan atau Mukokompresi. tekanan jari tangan dan
konsistensi bahan cetak pada saat pencetakan dianggap sesuai dengan
tekanan yang akan didapat pada saat fungsi. Itulah sebabnya cara ini
disebut pula Pencetakan Fungsional. Contohnya pencetakan
mukokompresi adalah cetakan dengan Impression Compound, atau
Rubber base jenis Heavy Bodied.6
Sudah diketahui bahwa maksila dan mandibula diliputi jaringan
mukosa yang berbeda ketebalannya, bahkan berbeda pula pada suatu
bagian dengan bagian lainnya dari rahang yang sama. Sebagai contoh,
suatu penekanan akan menyebabkan jaringan retromolar tertekan lebih
banyak dibanding bagian tengah palatum. Tujuan cetakan fungsional
adalah mendapat dukungan maksimal dari basis geligi tiruan dan
menyalurkan tekanan oklusal pada gigi penyangga dan lingir residual.
Cara ini juga mengurangi gerak basis geligi tiruan sehingga
kemungkinan terjadinya gaya torsional pada gigi jadi mengecil.6

2.5.1 Teknik Pencetakan Khusus


Untuk kasus-kasus tertentu dikenal pula metode pencetakan
khusus, antara lain Pencetakan Dua Tahap dan Pencetakan Seksional.
a. Pencetakan Dua Tahap
Pencetakan yang dikenal juga dengan sebutan Pencetakan
Komposit (composite impression two piece impression) ini
menggunakan dua bahan cetak berbeda dalam dua tingkat atau

11
tahap kerja terpisah. Cara ini biasanya diterapkan untuk rahang
atas dengan sisa enam buah gigi depan.6
Prosedur Pencetakan Dua Tahap
1) Cetakan pertama dibuat dengan sendok perorangan dari resin
akrilik. Bagian tidak bergigi dicetak dengan Pasta Zn Oxyde
atau Rubber Base setelah sebelumnya bagian ini diberi batas
pada sendok cetak dengan kompon.
2) Cetakan kedua untuk gigi-gigi yang masih ada, dibuat dengan
bahan Hi-drokoloid.
Cara pencetakan ini sering digunakan untuk pembuatan geligi
tiruan lengkap imidiat atau kadang-kadang untuk kasus GTS
Kelas I Kennedy pada rahang atas. Cara ini mempunyai
keuntungan karena dapat mencetak bagian yang akan ditempati
protesa, termasuk daerah postdam, dengan cermat.
b. Pencetakan Seksional
Prosedur pencetakan seksional ini memerlukan sendok
cetak perorangan dari Shellac Base Plate, yang terbagi dalam
tiga atau empat bagian. Pencetakan dilakukan seksi demi
seksi, karena bahan cetak yang digunakan disini tidak mampu
melewati gerong jaringan maupun gigi, tanpa menyebabkan
distorsi. Bahan cetak yang dipakai biasanya Impression
Compound atau Pasta Zn Oxyde Eugenol. Cara ini sudah
tidak digunakan lagi setelah Golongan Hidrokoloid
ditemukan.

2.5.2 Prosedur Pencetakan


Pencetakan Pendahuluan Dengan Alginat
1) Pemilihan Sendok
Sendok cetak perforasi yang dipilih harus sesuai dengan
ukuran rahang (lebih besar 4-5 mm untuk memberi tempat bagi

12
bahan cetak) dan mencapai batas palatum lunak dan keras serta
hamular notch untuk rahang atas dan retromolar pad untuk rahang
bawah. Pada pasien dengan palatum tinggi, sendok hendaknya
dimodifikasi dengan kompon cetak atau malam, sehingga
permukaan sendok padan dengan palatum. Hal ini akan mencegah
bahan mengalir keluar dari permukaan palatum, sehingga terjadi
distorsi cetakan (Gambar 2.2 A). Untuk rahang bawah, mungkin
perlu penambahan sayap lingual pada daerah retromilohioid dan
sayap disto-lingual untuk pencegahan jaringan lunak dasar mulut
masuk ke sendok cetak (Gambar 2.2 B). 6

Gambar 2.2 A. Modifikasi sendok cetak rahang atas. B.


Sendok cetak rahang bawah.6

2) Posisi pasien
Pasien duduk dengan posisi tegak dan bidang oklusal
sejajar lantai. Posisi mulutnya setinggi siku, untuk pencetakan
rahang bawah dan setinggi bahu operator untuk pencetakan rahang
atas.6
3) Bahan cetak
Bowl karet yang sudah disiapkan, diisi air dengan suhu kamar

13
(20 derajat celcius) sesuai takaran, lalu bubuk alginat dituang
dengan takaran sesuai petunjuk pabrik. Pengadukan dilaksanakan
selama 1 menit dengan cepat dan spatula ditekan ke dinding bowl,
sampai didapat adonan yang halus dan mengkilat. Selama
pengadukan tangan kiri memegang dan memutar bowl sedangkan
spatulasi oleh tangan kanan. Pada penuangan alginat ke dalam
sendok diusahakan jangan sampai ada udara terjebak dan semua
bagian sendok terisi dengan baik (perforasi sendok terisi semua).
Bila tidak, alginat dapat terlepas pada saat sendok dikeluarkan dari
mulut.6
4) Penempatan Sendok ke dalam Mulut
Setelah bahan cetak ditempatlan pada sendok, bagian-baian
kritos seperti preparasi sandaran, retromilohioid, tuber maksilaris dan
bagian tengah palatum boleh diulasi alginat dengan jari tangan.6
5) Posisi Operator Waktu Mencetak
Operator berdiri pada sisi kanan agak ke belakang untuk
pencetakan rahang atas dan sisi kanan agak ke depan untuk rahang
bawah.
6) Pencetakan Rahang Atas
Masukkan sendok cetak dengan salah satu sisinya masuk
terlebih dahulu. Untuk memudahkan pemasukan, sudut mulut pada
sisi berlawanan, disingkapkan dengan kaca mulut. Sesudah sendok
masuk, tempatkan sendok cetak pada posisi yang direncanakan,
sehingga garis tengah sendok berimpit dengan garis median
wajah.6
Segera setelah posisi sendok benar, sendok ditekan ke atas.
Sebelumnya bibir dan pipi pasien diangkat dengan jari telunjuk
kiri, sedangkan jari manis, tengah, dan kelingking turut menekan
sendok. Penekan sendok diawali dengan bagian posterior dahulu,
baru kemudian bagian anterior. Setelah sendok ditekan ke

14
tempatnya, bibir dan pipi ditarik perlahan ke bawah untuk
memperoleh lipatan bukal yang baik (Gambar 2.3).6

Gambar 2.3 A. Posisi pencetakan rahang atas yang benar.6

Gambar 2.3 B Posisi pencetakan rahang atas yang salah.6

7) Pencetakan Rahang Bawah


Sudut kanan mulut disingkapkan dengan kaca mulut, lalu sisi
kiri sendok dimasukkan dengan arah memutar. Lakukan
penempatan sendok sehingga mencapai posisi yang diinginkan,
sambil menginstruksikan pasien untuk mengangkat lidahnya
sebentar. Bibir bawah dan pipi ditarik ke depan dan samping
dengan ibu jari dan telunjuk kiri. Sendok cetak ditekan sambil

15
meminta pasien menurunkan kembali lidahnya dan rileks.
Akhirnya bibir bawah dan pipi ditarik ke atas untuk mencetak
lipatan bukal (Gambar 2.4).6

Gambar 2.4 A. Posisi pencetakan rahang bawah yang benar.6

Gambar 2.4 B. Posisi pencetakan rahang bawah yang salah.


8) Pengeluaran Cetakan
Gelasi alginat yang normal akan tercapai dalam tiga menit.
Selama itu sendok dipegang dengan tekanan jari ringan pada daerah
gigi premolar kiri dan kanan. jangan sampai terjadi gerakan pada
waktu gelasi berlangsung, supaya tidak terjadi internal stress.
Sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan gerakan sejajar sumbu
panjang gigi. Kadang-kadang sendok harus dikeluarkan dengan cara
melepas penutupan tepi (seal) pada sisi kiri atau kanan, tetapi
hendaknya hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati untuk

16
mencegah terjadinya distorsi. Keluar dari mulut, sendok langsung
dicuci dengan air mengalir untuk membersihkan saliva dari
permukaannya.6
Setelah bersih cetakan diperiksa dengan seksama untuk
mengecek apakah semua detil tercetak. Pengisian cetakan dengan
bahan gipsum harus dilakukan secepatnya, selambat-lambatnya 15
menit. Bila karena suatu sebab, pengisian ini tak dapat dilakukan
segera, cetakan harus disimpan dalam humidor atau dibungkus kain
basa.6

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencetakan rahang merupakan salah satu tahap pembuatan gigi tiruan
berupa pembuatan tiruan berbentuk negatif dari jaringan rongga mulut yang
didapat dari peletakan bahan cetak berupa alginat kedalam rongga mulut
sampai bahan cetak tersebut setting. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
sebelum mencetak adalah preservasi jaringan, support, stabilitas, estetika,
retensi, dan bahan serta alat mencetak.
Salah satu yang paling penting adalah memerhatikan sendok cetak.
Sendok cetak terdiri dari berbagai macam, yaitu sendok cetak siap pakai
(stock tray), sendok cetak perorangan (custom tray), dan sendok cetak siap
pakai dengan modifikasi (modified stock tray). Selain sendok cetak, terdapat
juga berbagai bahan cetak yang dibagi berdasarkan sifatnya ada bahan cetak
tegar (rigid material), bahan cetak termoplastik (thermoplastic materials) dan
bahan cetak elastik (elastic material). Teknik mencetak memiliki 4 macam
teknik, yaitu mukostatik, mukokompresive, mukokompresive selektif, dan
closed atau open mouth impression. Selain keempat teknik tersebut ada juga
teknik pencetakan khusus yang digunakan untuk kasus-kasus tertentu yaitu
pencetakan dua tahap dan pencetakan seksional.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Dlscrib https://wiac.info/doc-viewer
2. Anusavice, K.J. 2003. Philips Science of Dental Materials. 10thed. WB
Saunders: Philadelphia. 27-30
3. Varvara G, Murmura G, Sinjari B, Cardelli P, Caputi S. 2015. Evaluation
of defects in surface detail for monophase, 2-phase, and 3-phase
impression techniques: An in vitro study. J Prosthet Dent. 113(2):108-13.
4. Zarb GA, Bolender CL, Carlsson GE. 1999. Boucher's Proshodontic
Treatment For Edentulous Patients.11th ed. Mosby: St Louis. 284-323.
5. Boucher LJ, Renner RP. 1982. Treatment of Partial Edentolus Patient.
Mosby: St Louis-Toronto-London. 43-61
6. Gunadi HA. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid
1 ed 2.. Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai