SEBAGIAN LEPASAN
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memeberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat
bersyukur karena telah menyelesaikan referat Prostodontia dengan topik Gerakan
Rotasi pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya referat ini. Dan penulis memahami jika referat
ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) ....................................... 3
2.1.1 Pengertian GTSL.................................................................. 3
2.1.2 Fungsi GTSL ........................................................................ 4
2.1.3 Indikasi dan Kontraindikasi GTSL ...................................... 5
2.1.4 Komponen GTSL ................................................................. 5
2.1.5 Jenis-jenis GTSL .................................................................. 6
2.2 Biomekanika GTSL ..................................................................... 8
2.3 Jenis-jenis Lever pada GTSL ....................................................... 9
BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................................... 13
3.1 Gerakan Rotasi pada GTSL ........................................................ 13
3.1.1 Gerakan Rotasi pada Bidang Sagital di Sekitar Garis Fulkrum
Horizontal .......................................................................... 13
3.1.2 Gerakan Rotasi pada Bidang Frontal di Sekitar Garis Fulkrum
Horizontal Anteroposterior ................................................. 14
3.1.3 Gerakan Rotasi pada Bidang Horizontal di Sekitar Garis
Fulkrum Verikal ................................................................. 15
3.2 Efek Gerakan Rotasi terhadap Gigi Abutment dan Jaringan Lunak
............................................................................................. 15
BAB 4 RINGKASAN ................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut
akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.1 Kehilangan gigi
merupakan suatu keadaan lepasnya satu atau lebih gigi dari soketnya. Gigi hilang
sebagian adalah hilangnya satu gigi atau lebih tetapi tidak semua gigi alami hilang
pada lengkung gigi (dental arch).2 Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies,
penyakit periodontal, trauma, dan atrisi yang berat. Sebagian besar penelitian
menyatakan bahwa karies dan penyakit periodontal merupakan penyebab utama
terjadinya kehilangan gigi. Faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal
yang menyebabkan kehilangan gigi berhubungan dengan meningkatnya usia.
Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan faktor bukan penyakit seperti faktor
sosio-demografi, perilaku dan gaya hidup juga berpengaruh terhadap kehilangan
gigi. Pola kehilangan gigi adalah struktur kehilangan gigi yang diklasifikasikan atas
kehilangan gigi sebagian berdasarkan Klasifikasi Kennedy dan kehilangan seluruh
gigi. Kehilangan gigi sebagian terjadi lebih banyak pada dewasa muda, agar
tercapai fungsi maksimal gigi geligi, pada usia dewasa harus mempunyai minimal
21 gigi di dalam rongga mulut.3 Dampak kehilangan gigi akan memberikan
perubahan secara fisiologis, anatomis maupun fungsional, sehingga kebutuhan
akan gigi tiruan semakin meningkat. Gigi tiruan memiliki fungsi dalam
peningkatan kemampuan mastikasi dan fonasi serta memberikan dukungan pada
otot wajah, sehingga meningkatkan penampilan pada wajah saat tersenyum.4
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) merupakan salah satu jenis gigi tiruan
yang diindikasikan pada pasien yang kehilangan sebagian gigi aslinya. 5 Tujuan
utama dari gigi tiruan sebagian lepasan adalah untuk mengembalikan fungsi dan
mempertahankan struktur rongga mulut yang tersisa.6 Jenis kelamin, kekuatan
1
gigitan, dan lokasi gigi yang tersisa, mempengaruhi kinerja pengunyahan pasien
dengan GTSL. Studi tentang efek biomekanik dari GTSL telah memberikan hasil
yang berbeda, tergantung pada ukuran kinerja yang digunakan dan jumlah gigi yang
hilang.7 Biomekanik struktur oral dan restorasi prostetik yang digunakan dalam
kedokteran gigi sangat mempengaruhi keberhasilan perawatan gigi dalam jangka
panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui interaksi biomekanik
antara struktur pendukung dan prostesis di atasnya, untuk mengontrolnya agar
tetap menjaga struktur yang tersisa dan mempertahankan prostesis bekerja dengan
baik. Penatalaksanaan prostetik pasien edentulous sebagian dengan gigi tiruan
sebagian lepasan masih menghadapi tantangan karena berbagai faktor termasuk
faktor gigi, faktor pasien, dan faktor yang berhubungan dengan prostesis itu sendiri.
Komponen protesa mengalami tegangan dan pada saat yang sama dapat
menghasilkan tegangan pada struktur pendukung juga. Gigi penyangga, sebagai
struktur pendukung dan penahan protesa, mengalami tekanan selama fungsi,
insersi, dan pelepasan protesa. Jika tekanan ini melebihi ketahanan alaminya, hal
ini dapat mengakibatkan resorpsi pada tulang alveolar pendukung, kehilangan
penyangga, dan, akhirnya, kegagalan protesa. Selain itu juga, gerakan mastikasi
akan menghasilkan gaya rotasi pada gigi tiruan sebagain lepasan yang pada
akhirnya akan menyebabkan pergerakan dari gigi tiruan.8 Maka perlu diketahui
lebih lanjut terkait gerakan rotasi yang terjadi pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
(GTSL) agar dapat meminimalisir pergerakan dari GTSL.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan gigi tiruan ini untuk menggantikan fungsi gigi asli yang hilang,
antara lain memegang peranan penting dalam sistem pengunyahan. Kehilangan gigi
secara langsung akan berdampak pada fungsi pengunyahan. Semakin banyak gigi
yang hilang maka gangguan atau ketidaknyamanan akan semakin bertambah.
Terganggunya sistem pengunyahan akibat kehilangan gigi akan kembali pulih
dengan penggunaan gigi tiruan, termasuk penggunaan GTSL. Prevalensi
kehilangan gigi sebagian diperkirakan lebih dari 20% di beberapa daerah, dan
jumlah individu yang kehilangan gigi tiruan sebagian diperkirakan meningkat
menjadi lebih dari 200 juta di Amerika Serikat dalam 15 tahun ke depan. Di
Amerika Serikat, rata-rata orang dewasa di atas usia 20 tahun memiliki 24,9 gigi
yang tersisa, dan 43,7% dari semua orang dewasa AS telah dicabut giginya.
3
Individu di atas 65 memiliki rata-rata 18,9 gigi yang tersisa, dengan 43,1%
kehilangan 6 gigi atau lebih. Di Inggris, Adult Dental Health Survey 2009
menemukan bahwa “hampir satu dari lima orang dewasa memakai gigi tiruan
lepasan (sebagian atau lengkap)”. Termasuk 6% orang dewasa dengan kehilangan
gigi lengkap serta 13% orang yang menggunakan kombinasi gigi tiruan dan gigi
asli.10
Pada perawatan gigi tiruan sebagian lepasan masalah dukungan dan retensi
menjadi lebih besar jika semakin banyak gigi yang tanggal dan daerah tak bergigi
menjadi lebih luas. GTSL dianggap sarana yang dapat diterima secara luas
menggantikan gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki fungsi mastikasi,
mengembalikan fungsi estetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih
ada agar tetap sehat.11 Penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan fungsi gigi asli
yang hilang memegang peranan penting dalam sistem pengunyahan. Sistem ini
merupakan unit fungsional yang terdiri dari gigi geligi, temporomandibular joint
(TMJ), otot-otot pendukung pengunyahan baik secara langsung maupun tidak
langsung, serta pembuluh darah dan saraf yang mendukung seluruh jaringan
pendukung sistem pengunyahan.5
4
2.1.3 Indikasi dan Kontraindikasi GTSL
Indikasi dan kontraindikasi penyebab terjadinya masalah pada gigi tiruan
sebagian lepasan sebagai berikut:12
1. Indikasi
a. Adaptasi basis gigi tiruan dengan residual ridge tidak baik akibat adanya
resorbsi residual ridge.
b. Immediate denture yang telah dipakai 3–6 bulan setelah insersi.
c. Bila pembuatan gigi tiruan merupakan beban bagi pasien.
d. Bila pembuatan gigi tiruan baru memerlukan beberapa kali kunjungan,
metal stress dan physical stress (pasien tua/pasien dengan penyakit
kronis).
2. Kontraindikasi
a. Estetik gigi tiruan buruk.
b. Hubungan intermaxillary sudah tidak selaras.
c. Susunan oklusal tidak benar.
d. Resorbsi sangat banyak, hubungan horizontal dan oklusal yang tidak
benar.
e. Oklusi sentris dan relasi sentris tidak sesuai.
5
kontur untuk bertindak sebagai elemen reciprocating. Umumnya digunakan untuk
menstabilkan dan mempertahankan protesa gigi lepasan.14
3. Rest
Singulum atau lingual rest memberikan kombinasi fungsi dan estetika
terbaik. kedua rest tersebut lebih dapat diterima daripada incisal rest karena dapat
disembunyikan dari pandangan, mengurangi pengaruh pada gigi penyangga
dengan memuat pada tingkat yang lebih apikal dan tidak terlalu mengganggu
lidah. Dalam kasus dimana incisal rest akan digunakan, pasien harus dibuat sangat
sadar akan dampak estetiknya. oklusal rest pada gigi posterior cukup mencolok
dan karenanya tidak menimbulkan masalah besar. Permukaan oklusal rest harus
cekung daripada cembung sehingga bentuknya mengikuti kontur oklusal normal
gigi penyangga.13
6
Untuk mendapatkan gigi tiruan yang dapat mengembalikan fungsi estetik
sangat ditentukan pada pemilihan elemen gigi artificial: warna, ukuran, dan bentuk.
Pemilihan ini harus menggunakan shade guide untuk menyesuaikan dengan kondisi
pasien. Penggunaan shade guide dengan diterangi cahaya alamiah (matahari) akan
memberikan efek yang lebih baik dan natural dibandingkan dengan apabila
menggunakan cahaya lampu. Selain itu warna, bentuk dan ukuran gigi harus
disesuaikan dengan keadaan yang ada dalam mulut pasien. Disamping itu pemilihan
dan penempatan cengkeram mempengaruhi faktor estetik. Cengkeram C dan half
Jackson lebih sering dipakai pada kasus kehilangan gigi anterior karena
memberikan daya retensi yang cukup serta segi estetik memuaskan.15
Gigi tiruan sebagian kerangka logam adalah protesa yang digunakan untuk
menggantikan beberapa gigi dalam suatu lengkung yang basisnya terbuat dari
bahan logam padu berupa chrome cobalt alloy yang sangat kuat. Sifat tahan karat
dan biokompatibel di dalam rongga mulut pasien merupakan kelebihan gigi tiruan
lepasan berbahan logam. Penggunaan paduan logam tersebut memiliki keuntungan
pada gigi tiruan yaitu, lebih nyaman dipakai (karena dapat dibuat tipis dan sempit),
cukup kaku (rigid) walaupun tipis dan sempit, semua bagian gigi tiruan merupakan
satu kesatuan dan homogen, desain bagian gigi tiruan dapat dibuat maksimal dan
ideal, gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik, sulkus
gingiva lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi), tahan terhadap abrasi, yang ditandai
dengan permukaannya yang licin dan mengkilap serta tidak dapat menyerap saliva
dan bahan logam tentu saja menyalurkan panas lebih cepat. Keuntungan lainnya
bahan gigi tiruan ini tidak memiliki mikro porus, sehingga makanan sulit untuk
melekat dan dapat dibersihkan secara mekanis serta mencegah bau mulut. Bahan
logam ini tentu saja juga memiliki kerugian atau kelemahan, diantaranya kurang
estetik bila logam terlihat dan biaya pembuatan yang lebih mahal.4,16
7
Langkah-langkah dalam pembuatan GTSL kerangka logam meliputi
evaluasi gigi penyangga, posisi gigi penyangga, preparasi gigi penyangga, adaptasi
kerangka logam GTSL, menghubungkan area edentulus dengan kerangka logam,
dan edukasi pasien untuk perawatan dan pemeliharaan di rumah. Pasien mungkin
kehilangan giginya karena kebersihan mulut yang buruk, maka kebersihan mulut,
strategi intervensi karies, dan penggunaan prostesis lepasan yang tepat penting
untuk meminimalkan komplikasi di masa depan. Variabel seperti anatomi jaringan
keras/lunak, hubungan oklusal, posisi gigi, dan keinginan pasien untuk estetika dan
kenyamanan juga menentukan desain GTSL yang dapat memenuhi kebutuhan
pasien dengan baik. Desain GTSL melibatkan pembuatan stone casts, karakterisasi
geometris gigi dan jaringan lunak yang terkait dengan jalur insersi, dan pemilihan
komponen GTSL yang tepat (konektor mayor dan minor, rest, clasp, dan retensi
basis) menggunakan metode waxing langsung.10
8
Perluasan distal pada GTSL yang mengalami gaya yang berbeda (vertikal,
horizontal, torsi) akan mengganggu stabilitas dan retensi prostesis. Rotasi distal
prostesis bertindak sebagai titik tumpu, menghasilkan gerakan pengungkit dan
menekan jaringan lunak. Gerakan ini menghasilkan gaya horizontal yang tidak
menguntungkan, menghasilkan remodeling tulang yang tidak diinginkan dan
kemungkinan hilangnya gigi pendukung.18
Lever adalah mesin mekanis sederhana yang terdiri dari rigid rod, yang
berputar pada titik tumpu. Lever berputar di sekitar titik tumpu dan memperkuat
gaya input (usaha) untuk memberikan gaya output (resistensi) yang lebih besar.
Dalam hal biomekanik gigi, gigi tiruan berputar di sekitar titik tumpu ketika
dipindahkan dari basal seat. Selama gerakan rotasi, gaya output (resistensi)
diberikan oleh direct retainer atau guiding plane surface, sedangkan fulkrum
adalah permukaan gigi, seperti oklusal rest, dan gaya input adalah gaya oklusal atau
gravitasi itu sendiri.
9
Gambar 1.1. Sistem lever kelas I, titik tumpu terletak di tengah-tengah antara
beban dan usaha yang dilakukan
Dalam kasus Kennedy kelas I dan II, tipe lever kelas I terbentuk ketika
sandaran disto-oklusal (fulkrum) ditempatkan pada gigi penyangga paling distal
dengan clasp melingkar (resistensi) (Gambar 1.2). Ketika beban oklusal diberikan
pada dasar ekstensi, ujung retentif dari clasp melingkar akan bergerak sepanjang
area undercut yang akan menghasilkan gerakan tipping distal dari gigi penyangga.
Dengan efisiensi yang besar dari sistem lever kelas I, torsi yang lebih tinggi akan
diterapkan pada gigi penyangga dengan rest di disto-oklusal, yang akan berdampak
negatif pada prognosis gigi penyangga. Tipe lain dari lever kelas I yang dibentuk
dalam desain GTSL adalah untuk mendapatkan dukungan hanya dari satu gigi di
satu sisi lengkung yang bertindak seperti kantilever dalam kasus Kennedy kelas I
dan II. Desain ini harus selalu dihindari. Untuk menghilangkan atau mengurangi
kemungkinan torsi pada gigi penyangga, sistem lever kelas II harus diterapkan saat
perencanaan perawatan.14
Gambar 1.2. Dalam kasus Kennedy kelas I dan II, tipe Lever kelas I terbentuk
ketika disto-occlusal rest (fulkrum) ditempatkan pada gigi penyangga paling
distal dengan circumferential clasp (resistensi)
10
Pada lever tipe kelas II, resistensi berada pada posisi tengah di antara titik
tumpu dan usaha yang diberikan (Gambar 1.3). Gerobak dorong atau pemecah
kacang adalah contoh untuk jenis lever ini. Gerakan yang lebih sedikit
menyebabkan lever tipe kelas II kurang efisien dibandingkan lever kelas I.14
Gambar 1.3 Sistem lever kelas II, resistensi berada di tengah di antara titik tumpu
dan usaha yang diberikan.
Gambar 1.4. Dalam kasus Kennedy Kelas I dan II, tipe lever kelas II terbentuk
ketika mesio-occlusal rest (fulkrum) ditempatkan pada gigi penyangga paling
distal dengan bar clasp (resistensi) di bawah gaya oklusal atau gravitasi.
Pada lever kelas III, usaha yang dilakukan berada di tengah antara titik
tumpu dan resistensi (Gambar 1.5). Mandibula manusia atau pinset adalah contoh
untuk lever kelas III. Lever kelas III adalah jenis lever yang paling tidak efisien, di
mana jika diberikan gaya yang sama akan menghasilkan gerakan yang lebih
minimal. Sistem lever kelas III dibentuk pada GTSL yang didukung gigi, di mana
disto-occlusal rest (fulkrum) ditempatkan pada gigi penyangga mesial dan
circumferential clasp pada gigi penyangga distal.14
11
Gambar 1.5. Sistem lever kelas III, usaha yang dilakukan berada di tengah antara
titik tumpu dan resistensi
Gambar 1.6. Dalam kasus Kennedy Kelas III, sistem lever kelas III terbentuk, di
mana disto-occlusal rest (fulkrum) ditempatkan pada gigi penyangga mesial dan
circumferential clasp pada gigi penyangga distal.
12
BAB 3
PEMBAHASAN
Garis fulkrum horizontal akan memanjang melalui rest pada gigi penyangga
yang ditempatkan paling distal, dan gerakan rotasi akan berada di sekitar sumbu
mediolateral yang akan menyebabkan ekstensi distal menjauh atau menuju jaringan
pada bidang sagital. Garis tumpuan ini disebut sebagai garis tumpuan utama. Gaya
resultan pada gigi penyangga akibat gerakan rotasi diarahkan ke mesioapikal atau
distoapikal (Gambar 1.7).14
13
Gambar 1.7. Gerakan Rotasi pada Bidang Sagital di Sekitar Garis Fulkrum
Horizontal.
Gambar 1.8. Gerakan Rotasi pada Bidang Frontal di Sekitar Garis Fulcrum
Horizontal Anteroposterior
14
3.1.3 Gerakan Rotasi pada Bidang Horizontal di Sekitar Garis Fulkrum
Vertikal
Garis fulkrum ketiga adalah garis fulkrum yang memanjang secara vertikal
pada garis tengah gigi anterior. Gerakan rotasi di sekitar garis fulkrum vertikal ini
juga akan menyebabkan gigi tiruan bergerak relatif terhadap ridge alveolar
edentulous (gerakan mediolateral) pada bidang horizontal (Gambar 1.9).14
Gambar 1.9. Gerakan Rotasi pada Bidang Horizontal di Sekitar Garis Fulcrum
Vertikal.
3.2 Efek Gerakan Rotasi terhadap Gigi Abutment dan Jaringan Lunak
Dukungan maksimal dan adaptasi yang baik dari basis gigi tiruan pada GTSL
ekstensi distal adalah faktor klinis yang paling penting mengenai dukungan residual
ridge. Beban oklusal pada GTSL, terutama pada kasus Kennedy Kelas I dan II,
dibagi antara gigi penyangga dan residual ridge. Dalam studi fotoelastis, karena
beban bersama antara residual ridge dan gigi penyangga, intensitas tegangan yang
lebih rendah dengan distribusi tegangan yang lebih seragam pada gigi penyangga
diperoleh pada GTSL bila dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian cekat dengan
desain kantilever.14
15
Desain gigi tiruan sebagian lepasan mandibula free end harus mencakup
konsep stress-releasing untuk menghindari gaya torsi yang didorong ke gigi
penyangga. Memerlukan desain khusus dari direct retainer dan lokasi rest untuk
menginduksi arah gaya aksial. Namun, gerakan rotasi dari basis free end tidak dapat
dihindari dengan garis fulkrum yang berkembang dari kompresibilitas yang berbeda
dari mukosa ridge dan ligamen periodontal gigi.19
Gigi tiruan sebagian lepasan ekstensi distal dikaitkan dengan beberapa masalah
yang berkaitan dengan stabilitas, retensi, estetika, dan efisiensi pengunyahan yang
terbatas. Gerakan rotasi GTSL dapat menghasilkan gaya torsi terminal terhadap gigi
penyangga dan jaringan lunak. Retainer yang tidak pas, ketidakharmonisan oklusal,
dan nyeri pada jaringan lunak di bawah konektor atau basis gigi tiruan sering
diamati setelah penggunaan jangka panjang. Selain itu, tekanan konstan dari basis
gigi tiruan secara bertahap menyebabkan resorpsi ridge di bawah basis gigi tiruan.
Untuk mencegah gerakan rotasi GTSL, attachment yang tepat atau sistem teleskop
digunakan pada gigi yang tersisa, dan teknik altered cast diterapkan untuk
mengimbangi perpindahan yang berbeda antara gigi yang tersisa dan jaringan lunak
selama berfungsi. Namun, perubahan rotasi GTSL tidak dapat sepenuhnya dicegah
dalam penggunaan jangka panjang bahkan jika teknik di atas digunakan.21
16
BAB 4
RINGKASAN
17
DAFTAR PUSTAKA
3. Anshary MF, Cholil, Arya IW. Gambaran Pola Kehilangan Gigi Sebagian Pada
Masyarakat Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar. Dentino Jurnal
Kedokteran GigI. 2014: II(2)
6. Goodacre CJ, Goodacre BJ. What Occlusal Scheme Should Be Used with
Removable Partial Dentures?. American College of Prosthodontists. 2021: 78-
83.
18
8. Mousa MA, Abdullah JY, Jamayet NB, El-Anwar MI, Ganji KK, et al.
Biomechanics in Removable Partial Dentures: A Literature Review of FEA-
Based Studies. Hindawi: BioMed Research International. 2021:1-16.
10. Campbell SD, Cooper L, Craddock H, Hyde TP, Nattress B, et al. Removable
Partial Dentures: The Clinical Need for Innovation. The Journal of Prosthetic
Dentistry. 2017;118(3):273-280.
11. Sari R, Sultan F. Perawatan Edentulous Klas I Applegate Kennedy dengan Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi).
2021; 4(2):35-40.
15. Silalahi PR, Catur S, Mertisia I. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan Akrilik Pada 2 Gigi Untuk Menggantikan Gigi Tiruan Sebagian
Nonformal. Jurnal Analis Kesehatan. 2017;6(2):611-615.
16. Lenggogeny P, Masulili SLC. Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam sebagai
Penunjang Kesehatan Jaringan Periodontal. Maj Ked Gi Ind. 2015; 1(2):123-129
19
18. Tribst JPM, Araujo RM, Ramanzine NP, Santos NR, et al. Mechanical Behavior
of Implant Assisted Removable Partial Denture for Kennedy Class II. J Clin Exp
Dent. 2020;12(1):38-45.
19. Oh WS, Oh TJ, Park JM. Impact of Implant Support on Mandibular Free-end
Base Removable Partial Denture: Theoretical Study. Clin. Oral Impl. Res.
2016;27:87–90.
20