LEPASAN (GTSL)
Tugas Mahasiswa Kelompok-4 Semester V
MT-13 Diagnosis Penyakit Gigi dan Mulut
Dosen Pembimbing :
drg. Dewi Farida Nurlitasari, Sp.Pros.
BAGIAN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Denpasar, 10 Oktober 2020
Disusun Oleh :
Ni Kadek Priyantini 1806122010050
Ni Kadek Sri Yuliantari 1806122010051
Ni Kadek Susanti Dewi 1806122010052
Ni Komang Ayu Tania Purnama Dewi 1806122010053
Ni Komang Vedya Purnaningsih 1806122010054
Ni Luh Putu Putri Pravita Laksmi 1806122010056
Ni Luh Widiarti Purnami Nantra 1806122010057
Ni Made Ester Aprillia Sudarna 1806122010058
Ni Made Regitha Dwicahya Pradnyaswari 1806122010059
Ni Made Winda Preliyani 1806122010060
Ni Nyoman Nadia Kurnia Dewi 1806122010061
Ni Nyoman Premawati 1806122010062
Ni Putu Ratih Berliana Eka Sari 1806122010063
Ni Putu Shantika Dewi 1806122010064
Nike Prista Purnamita 1806122010065
Pande Luh Gede Lenny Wulandari 1806122010066
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Radiologi yang berjudul “DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN”
ini bisa diselesaikan secara tepat waktu.
Kami sampaikan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
menyadari segala keterbatasan yang ada saat ini. Untuk itu, demi sempurnanya
makalah ini, kami sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kiranya berkat Tuhan Yang Maha Esa akan selalu menyertai kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
1.2 RUMUSAH MASALAH ............................................................................ 2
1.3 TUJUAN ..................................................................................................... 3
1.4 MANFAAT ................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) ........... 4
2.2 KOMPONEN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) .............. 4
2.3 KLASIFIKASI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) ............ 9
2.4 PRINSIP DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) .... 12
2.5 TAHAPAN PEMBUATAN DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN (GTSL) ........................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yakni:
1. Untuk mengetahui maksud dari gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
2. Untuk mengetahui komponen gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
3. Untuk mengetahui klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip desain gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
5. Untuk mengetahui tahap pembuatan desain gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan mengenai desain gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
2. Menambah pengetahuan mengenai komponen gigi tiruan sebagian lepasan
(GTSL).
3. Menambah pengetahuan mengenai klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan
(GTSL).
4. Menambah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip desain gigi tiruan sebagian
lepasan (GTSL).
5. Menambah pengetahuan mengenai tahap pembuatan desain gigi tiruan sebagian
lepasan (GTSL).
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
a. Konektor Mayor
Konektor mayor merupakan komponen dari GTSL yang menghubungkan
bagian-bagian gigi tiruan yang terletak pada sisi kiri dan kanan rahang. Bagian-
bagian lain dari gigi tiruan terhubung secara langsung maupun tidak langsung
pada konektor mayor. Komponen ini juga memberikan stabilitas untuk membantu
menahan pergerakan dari tekanan fungsional.
Bentuk umum konektor mayor rahang atas adalah batang palatal tunggal,
plat palatal, batang palatal ganda, plat palatal berbentuk U/usher U
Bentuk umum konektor mayor rahang bawah yaitu batang lingual, plat
lingual, batang lingual ganda, batang labial.
b. Konektor Minor
Konektor minor merupakan komponen GTSL yang menghubungkan
antara konektor mayor dengan basis atau klamer atau indirect retainer atau
sandaran oklusal. Konektor minor dapat berfungsi untuk menyalurkan tekanan
fungsional ke gigi penyangga. Syarat konektor minor harus rigid, biasanya
5
diletakkan pada daerah embrasure gigi dan berbentuk lancip ke arah gigi
penyangga (Gunadi dkk., 2012).
Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusi atau beban
oklusi ke gigi pegangan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan,
menghubungkan bagian-bagian GTSL dengan konektor mayor, menyalurkan efek
penahan, sandaran dan bagian pengimbanagan kepada sandaran serta mentransfer
efek retainer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.
2. Rest / Sandaran
Sandaran merupakan komponen GTSL yang memberikan dukungan vertikal
pada gigi tiruan. Sandaran harus ditempatkan pada permukaan gigi yang sudah
dipreparasi, disebut dengan dudukan sandaran.
Macam-macam bentuk sandaran yaitu sandaran oklusal,sandaran oklusal yang
diperluas, sandaran oklusal interproksimal, sandaran oklusal internal, sandaran
lingual, sandaran insisal.
3. Retainer/ Penahan
Penahan atau retainer merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang
berfungsi memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada
tempatnya. Penahan dapat dibagi menjadi dua kelompok :
6
a. Direct Retainer/ Penahan Langsung
Bagian dari cengkeram GTSL yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi
tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/ cengkeram dan
presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Fungsi direct
retainer adalah mencegah terlepasnya gigi tiruan kearah oklusal.
Dua tipe umum direct retainer yaitu direct intra koronal dan direct ekstra
koronal. Direct intra koronal adalah penahan yang terletak dalam batas kontur
anatomi mahkota gigi penyangga. Direct intra koronal pada umumnya disebut
kaitan internal atau presisi. Direct ekstra koronal adalah penahan yang dilekatkan
pada permukaan gigi penyangga. Bentuk direct ekstra koronal yang paling umum
digunakan adalah cengkeram.
Berdasarkan desain, cengkeram dapat dibagi menjadi dua yaitu cengkeram
oklusal dan cengkolan gingiva:
1. Cengkeram Oklusal
adalah cengkeram yang mengarah ke daerah gerong dari oklusal
7
Keterangan Gambar: Kelompok Cengkeram Gingiva : a.cengkeram T;
b.Cengkeram I
Salah satu keuntungan pemakaian klasifikasi ini adalah bahwa cara ini
memungkinkan orang melihat dengan cepat bagian rahang yang tidak bergigi lagi.
Cara ini juga memungkinkan pendekatan logis bagi masalah – masalah
pembuatan desain.
Namun, klasifikasi ini sulit diterapkan untuk tiap keadaan, tanpa syarat –
syarat tertentu. Untuk memudahkan aplikasi atau penerapannya, Applegate
membuat 8 ketentuan berikut :
1. Klasifikasi dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan
2. Bila molar tiga hilang dan tidak akan diganti, maka gigi tersebut tidak dimasukkan
10
dalam klasifikasi
3. Bila gigi molar tiga masih ada dan akan digunakan sebagai gigi penahan, maka
gigi tersebut dimasukkan ke dalam klasifikasi
4. Bila gigi molar kedua sudah hilang dan tidak akan diganti, maka gigi tersebut
tidak dimasukkan dalam klasifikasi
5. Bagian tak bergigi paling posterior selalu menentukan kelas utama dalam
klasifikasi.
6. Daerah tak bergigi lain selain yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi, masuk
dalam modifikasi dan disebutkan sesuai jumlah daerah tak bergigi.
7. Luasnya modifikasi (jumlah gigi hilang) tidak dipermasalahkan. Yang perlu
diperhatikan adalah jumlah tambahan daerah tak bergigi.
8. Tidak ada modifikasi bagi Kelas IV
13
jaringan dalam mulut, akibat ketidaktepatan pada pola perencanaan, kesalahan
yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Tahap-Tahap Pembuatan Desain GTSL
Dalam pembuatan desain dikenal empat tahap yaitu (1) tahap I: menentukan
kelas dari masing-masing daerah tak bergigi, (2) tahap II: menentukan macam
dukungan dari setiap sadel, (3) tahap III: menentukan macam penahan/retainer,
dan (4) tahap IV: menentukan macam konektor (Gunadi et al., 1995).
14
II. Tahap II : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup
(paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Sesuai dengan sebutan ini,
bentuk sadel dari geligi tiruan dibagi dua macam juga dan dikenal dengan sebutan
serupa, yaitu sadel tertutup (paradental saddle) dan sadel berujung bebas (free
end saddle) (Gunadi et al., 1995).
Dukungan untuk protesa sebagian lepasan dapat diperoleh dari mukosa yang
didukung tulang di bawahnya dan dari gigi (ligamen periodontal). Terdapat tiga
macam jenis dukungan gigi tiruan sebagian lepasan :
a. tooth borne : dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga /
gigi yang masih dapat dijadikan sebagai pendukung.
b. mucose tissue borne : dukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.
c. mucosa and tooth :dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan
mukosa.
15
Terdapat tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari
gigi, dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi). Sebaliknya, untuk sadel
berujung bebas, dukungan hanya bisa berasal dari mukosa atau dari gigi dan
mukosa (kombinasi) (Gunadi et al., 1995).
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh jika
faktor keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan
rahang yang akan dipasang geligi tiruan tersebut diperhatikan dan
dipertimbangkan (Gunadi et al., 1995).
Keterangan Gambar : Garis fulkrum klasifikasi Kennedy pada rahang tak bergigi
sebagian. (Sumber: Loney, 2008.)
Pada kasus Kennedy kelas I, garis fulkrum adalah garis yang melalui
sandaran pada gigi penyangga paling posterior dari kedua sisi. Pada kasus
Kennedy kelas II, garis ini ditarik melalui sandaran-sandaran oklusal gigi
penyangga pada sisi berujung bebas dan gigi penyangga paling distal dari sisi
17
lainnya. Bila pada sisi ini terdapat daerah modifikasi, maka gigi penyangga
sekunder yang letaknya jauh dari garis fulkrum, dianggap sebagai pendukung
penahan tak langsung (Suryatenggara et al., 1991).
Pada kasus Kennedy kelas IV, garis ini melalui kedua sandaran pada gigi
penyangga yang membatasi daerah tak bergigi. Pada kasus Kennedy kelas III,
terdapat gigi yang tidak sanggup menahan tekanan kunyah, maka gigi ini
dianggap tidak ada dan dianggap sebagai kasus berujung bebas (Suryatenggara et
al., 1991).
18
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :
1. Perlu adanya penahan tak langsung
2. Desain cengkram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang bekerja
pada gigi penahan jadi seminimal mungkin
3. Perlu dilakukan pencetakan ganda agar keseimbngan penerimaan beban kunyah
antara gigi dan mukosa dapat dicapai
4. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi
5. Dalam pembun hal ini harus mudatan deasain perlu dipikirkan kemungkinan
perlunya pelapisan atau penggantian basis di kemudian hari dan hal ini harus
mudah dilakukan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dan didukung oleh gigi dan
atau jaringan di bawahnya, serta dapat dibuka dan dipasang oleh pemakainya.
Komponen gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) terdiri dari konektor mayor,
konektor minor, rest/rest, direct retainer, indirect retainer, saddle serta elemen gigi
tiruan.
Organ di dalam mulut seperti bagian-bagian tubuh lainnya mempunyai
batas toleransi terhadap gaya atau tekanan yang diterima. Mengingat batas
toleransi tersebut sukar diketahui serta berakibat buruk bila terlampaui, maka
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan perlu diketahui dua faktor yang
saling mempengaruhi yaitu faktor mekanik dan faktor biologi.
Dalam pembuatan desain GTSL, dokter gigi harus mempertimbangkan
kenyamanan pasien, estetis, aspek biomekanis dari gigi tiruan, dan prognosis dari
gigi penyangga. Konsep dan desain dari gigi tiruan dapat mengakibatkan
terjadinya kegagalan mekanis dari GTSL. Dengan prinsip desain GTSL seperti
biomekanis, statis-dinamis, biologis, estetis dan kenyamanan.
Pembuatan GTSL itu sendiri terdiri dari beberapa tahap pembuatan
diawali dengan menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi;
menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel; menentukan macam
penahan/retainer; dan diakhiri dengan menentukan macam konektor yang akan
digunakan sesuai desain dan kebutuhan bagi pasien pemakai gigi tiruan.
3.2 Saran
Dari makalah ini diharapkan para mahasiswa serta dokter gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat memahami materi
mengenai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) sehingga dapat menambah ilmu
20
pengetahuan serta wawasan mengenai konsep dasar daripada desain GTSL serta
meningkatkan komunikasi antara dokter gigi, tekniker, maupun pasien.
21
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi Hariyanto A, Dkk, 1995. Buku Ajar Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid
II. Jakarta :Hipokrates. 243 halaman.
Haryanto, A. G. 1991. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid I
Cetakan I. Jakarta: Hipokrates
22