PENDAHULUAN
traumatik, penyakit jaringan pendukung gigi. Kehilangan gigi dalam jangka waktu yang
lama, akan menyebabkan perubahan susunan gigi, kontak gigi sehingga makanan akan
sering menyangkut. Seiring bertambahnya usia, semakin besar pula kerentanan seseorang
untuk kehilangan gigi. Hal itu berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan.
Gigi tiruan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam mengunyah,
berbicara dan memberikan dukungan untuk otot wajah. Meningkatkan penampilan wajah
dan senyum. Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
gigi tiruan penuh (Full Crown) dan gigi tiruan sebagian (Partial Crown). Gigi tiruan
sebagian dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan /Removable (yang dapat dilepas
pasang sendiri oleh pasien) dan gigi tiruan cekat/ Fixed/ GTC (yang disemenkan ke gigi
pasien secara permanen). Gigi tiruan cekat atau disingkat dengan GTC diklasifikasikan
Gigi tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang mengganti satu atau lebih gigi yang
hilang, dan dilekatkan ke satu atau lebih gigi asli atau akar gigi yang bertindak sebagai
penyangga.
Preparasi gigi penyangga merupakan tindakan yang penting dalam perawatan gigi
tempat bagi bahan retainer atau mahkota, memungkinkan pembentukan retainer atau
mahkota sesuai dengan bentuk anatomi gigi yang dipreparasi, membangun bentuk retensi
1
Prinsip preparasi gigi penyangga adalah mendapatkan bentuk akhir yang
menjamin retensi yang sebesar-besarnya bagi retainer. Untuk mencapai hal tersebut
bentuk peparasi mengikuti bentuk anatomi gigi, dan pengambilan jaringan gigi yang
cukup untuk memberi ketebalan pada bahan retainer. Disamping dasar-dasar bentuk
retensi, ada faktor lain yang mempengaruhi retensi preparasi, seperti bentuk dan ukuran
gigi, luas bidang permukaan preparasi, dan kekasaran permukaan preparasi. Oleh karena
itu, agar lebih memahami tentang itu, penulis akan menulis makalah yang mencakup
preparasi gigi penyangga pada jembatan, pencetakan serta desain yang akan digunakan.
anak ?
7. Apa rencana perawatan untuk anak?
8. Apa bahan yang paling baik digunakan untuk anak?
2
6. Untuk mengetahui mahkota tiruan yang paling baik digunakan untuk gigi 11 dan 21
pada anak.
7. Untuk mengetahui rencana perawatan untuk anak.
8. Untuk mengetahui bahan yang paling baik digunakan untuk anak.
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
mata kuliah Prosthodonti I. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan
penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam menulis atau
merangkum data berupa proposal, makalah, maupun skripsi dan semacamnya di bangku
perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Prostodonsia adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi, yang berhubungan
3
kenyamanan, penampilan dan kesehatan pasien dengan cara mengganti gigi dan
jaringan maksilofasial yang hilang atau tidak sempurna terbentuk dengan alat tiruan
biokompatibel untuk pemulihan sistem stomatognasi.18 Hal ini sesuai dengan filosofi
perawatan prostodontik yaitu "restore what is missing but also preserve what is
remains", sehingga perawatan prostodontik yang dilakukan oleh dokter gigi tidak
hanya untuk menggantikan struktur yang hilang tetapi memelihara struktur rongga
dalam penampilan, merestorasi dan memelihara kesehatan gigi dan jaringan yang
masih ada serta mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut dari struktur rongga
mulut. 2,3 Hasil penelitian Roessler (2003) menyebutkan terdapat dua alasan utama
pada kasus pembuatan gigitiruan sebagian lepasan maupun gigitiruan cekat dan untuk
seluruh gigi dengan gigitiruan yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien
4
dari rongga mulut. Berdasarkan jumlah gigi yang digantikannya, gigitiruan lepasan
terdiri atas gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) dan gigitiruan penuh (GTP).
geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya baik di rahang atas dan rahang bawah.
atau beberapa gigi yang hilang dan jaringan pendukungnya pada rahang atas atau
rahang bawah serta dapat dibuka pasang oleh pasien, terdiri atas GTSL akrilik dan
4. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat atau belum erupsi sempurna.
Gigi tiruan cekat (GTC) didefinisikan sebagai gigi tiruan yang memperbaiki
mahkota gigi yang rusak atau menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang
dengan bahan tiruan dan dipasangkan ke pasien secara permanen serta tidak dapat
dibuka-buka oleh pasien, terdiri dari gigi tiruan cekat mahkota (crown) dan jembatan
(bridge). Perawatan gigi tiruan cekat berfokus untuk mengembalikan fungsi, estetik
5
2. Daerah tidak bergigi masih dibatasi oleh gigi asli pada kedua sisinya
3. Gigi yang dijadikan sebagai penyangga harus sehat dan jaringan periodontal baik
ke dalam tulang alveolar untuk mendapatkan retensi dan dukungan yang cukup
berhubungan dengan restorasi dan atau penggantian sistem stomatognatik dan struktur
wajah yang disebabkan oleh adanya penyakit, tindakan bedah dan kelainan bawaan
dengan alat tiruan yang dapat atau tidak dapat dilepas oleh pasien.18 Jenis protesa
maksilofasial terdiri atas protesa ekstra oral dan intra oral. Protesa ekstra oral adalah
protesa yang merestorasi dan atau menggantikan bagian dari wajah atau struktur
kepala yang hilang seperti protesa mata, protesa hidung dan protesa telinga. Protesa
intra oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan kelainan struktur di
dalam rongga mulut seperti obturator pada celah palatum, speech aids, palatal lifts
yaitu dokter gigi yang membuat diagnosa, persiapan rencana perawatan dan
6
dan pasien dalam hal menyesuaikan diri terhadap gigitiruan dan menerima
yang paling menentukan untuk keberhasilan perawatan prostodonti, hal ini disebabkan
perawatan prostodonti bagi pasien melibatkan banyak prosedur terpisah yang saling
berkaitan antara satu prosedur dengan prosedur lainnya sehingga harus ada
komunikasi, kerja sama yang baik serta saling menghargai antara dokter gigi dan
persyaratan, antara lain retensi dan stabilisasi gigitiruan yang baik, dukungan yang
cukup, oklusi harmonis, estetik serta nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit pada
jaringan rongga mulut. Retensi merupakan daya tahan terhadap gaya yang
melepaskan gigitiruan dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan. Retensi
disebut juga sebagai usaha mempertahankan posisi gigitiruan didalam rongga mulut
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adhesi, kohesi, tegangan
permukaan antar fasial, daya tarik-menarik kapiler, tekanan atmosfer dan otot-otot
rongga mulut dan wajah. Stabilitas merupakan kemampuan gigitiruan untuk dapat
bergerak secara horizontal dengan baik dan konstan posisinya bila tekanan jatuh
padanya. Kestabilan gigitiruan didapat dari kontak rapat antara basis gigitiruan
dengan mukosa, besar dan bentuk daerah pendukung, kualitas cetakan fisiologis,
bentuk permukaan yang dipoles serta lokasi dan susunan anasir gigitiruan. Sedangkan
Dukungan terhadap gigitiruan didapat dari tulang rahang atas dan rahang bawah serta
7
tekanan selektif yang serasi dengan kekenyalan jaringan yang tersedia untuk
dukungan.
8
2.2 Aplikasi
2.2.1 Pengertian
prinsip dan sebagainya pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Mencakup
kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah metode bekerja pada suatu kasus dan
mendemonstrasikan.
Hasil penelitian Mendez (1985) dan Singh dkk (2011), menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara prosedur yang diajarkan di fakultas, dan
mengikuti prosedur yang telah mereka pelajari selama masa pendidikan dan lebih
mengikuti prosedur singkat dan sesuai kenyamanan mereka sendiri untuk melakukan
Amerika Serikat dan di negara lain biasanya tidak menggunakan teknik restoratif
tertentu yang telah dipelajari di fakultas, terdapat teknik alternatif yang sesuai untuk
menggunakan teknik yang telah diajarkan, kebanyakan dokter gigi lebih memilih
untuk tidak menggunakannya atau memilih teknik yang berbeda yang mereka pelajari
dari luar universitas.13 Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka sebagian besar
dokter gigi tidak mengikuti prosedur yang telah mereka pelajari selama masa
pendidikan.11-13
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skenario I GTC (Konsep dasar perawatan GTC, diagnosa dan rencana perawatan)
Ibu Wati usia 45 tahun datang bersama anaknya usia 14 tahun ke praktek
dokter gigi untuk dibuatkan gigi palsu. Dari anamnesis ibu Wati, gigi depan atas
sudah di tambal tapi sering lepas dan memperbaiki fungsi pengunyahan pada gigi
bulan yang lalu sehingga gigi depan atas patah dan ompong dibuatkan gigi tiruan
yang tidak bisa dilepas dengan bahan yang bagus. Pemeriksaan intra oral anaknya,
gigi 11 fraktur 2/3 mahkota, gigi 21 missing, pemeriksan radiografi gigi 11 terlihat
foramen apikal belum tertutup dan bentuk akar normal. Pemeriksaan ekstra oral pada
Ibu Wati, dokter gigi melakukan pemeriksaan pada TMJ dan kelenjar
submandibularis. Pemeriksaan intra oral ibu Wati, gigi 11 karies bagian mesial dan
distal, tes vitalitas (-), perkusi (+), gigi 14,15,38,48 missing, sisa akar gigi 47,
kalkulus pada gigi sisa. Pemeriksaan radiografi gigi 11 terlihat radiolusen pada
periapikal.
3.2 Terminologi
a. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang rawan hipopisis dan tulang rawan
sendi.
b. Tes perkusi adalah teknik mengetuk again tubuh dg jari atau intrumen sebgai alat
10
c. Missing adalah hilangnya salah satu gigi pada satu rahang, baik rahang atas
kontak
d. Kalkulus atau jamaknya kalkuli adalah deposit saliva yang termineralisasi pada
matriks organik yg ditemukan pada gigi geligi dan protesa gigi. Pembentukan
diatas otot digatrik atau pasangan dari badan berbentuk bulat bikonveks yang
terletak dibelakang dasar mulut, disebelah otot digastrikus dan dibelakang serta
gigi masih bisa dipertahankan atau tidak. Tes vitalis digunakan untuk memastikan
jaringan nekrosis atau tidak pada gigi, jika tes vital positif maka gigi terasa ngilu
11
gigi depan atas Ibu wati sudah di tambal tapi sering lepas dan ingin
ompong.
Gigi depan atas si Anak patah dan ompong karena kecelakaan 1
Gigi 21 Missing
normal
12
3.3.2 Rencana Perawatan pada Ibu wati
a. Gigi Anterior (gigi 11)
1. Gigi 11 di preparasi
2. Selanjutnya, Gigi 11 harus dilakukan PSA sebelum dipasangkan mahkota
tiruan
3. Setelah PSA selesai, dilanjutkan dengan memasangkan mahkota tiruan dengan
jenis Deattached Dowel Crown (mahkota tiruan dengan pasak) karena giginya
non vital.
b. Gigi Posterior
Gigi 14, gigi 15 dan gigi 47
Rencana perawatannya adalah pembuatan gigi tiruan dengan
Untuk gigi 47 :
13
Karena bahan tambalan yg baik akan menentukan kekuatan dari tambalan.
3.3.4. Tindakan awal yang dilakukan dokter gigi pada ibu wati sebelum pemasangan gigi
tiruan :
3.3.5 bahan pembuatan gigi tiruan pada ibu wati yang paling bagus untuk digunakan dan
Bahan : porselen
3.3.6 Mahkota tiruan yang paling baik digunakan untuk gigi 11 dan 21 pada anak adalah
14
3.3.7 Rencana perawatan untuk anak adalah
1. gigi 11 dan gigi 22 di preparasi terlebih dahulu
2. setelah di preparasi, dilanjutkan dengan pemasangan gigi tiruan cekat jembatan
(bridge)
3.3.8 Bahan yang paling baik digunakan untuk anak adalah akrilik
Karena, indikasinya memberbaiki fraktur pada gigi anterior pada pasien usia
muda.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rencana perawatan untuk ibu pada Gigi anterior (gigi 11) yaitu memasangkan
mahkota tiruan jenis Dowel crown dengan bahan All Porcelain. Untuk gigi posterior (gigi
14, 15 dan 47) menggunakan bahan Porcelain Fused To Metal dengan jenis gigi tiruan Partial
Denture Removable.
Pada anak ibu Wati, rencana perawatannya adalah memasangkan gigi tiruan cekat
4.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil diagnosa dan rencana perawatan yang baik harus
16
DAFTAR PUSTAKA
Puspita, Widya dan Okmes Fadriyanti. Bahan Ajar Kuliah Kedokteran gigi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/47996/4/Chapter%20II.pdf
17