ISI
d. Ligamentum
Ligamentum adalah pita jaringan ikat yang menghubungkan tulang
atau menyokong organ dalam (kamus kedokteran Dorland Ed.29). Fungsi
dari ligamentum yang membentuk Temporomandibular joint ini yaitu
sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan processus
condylaris dari tulang mandibula serta membatasi gerak mandibula
membuka, menutup mulut, pergerakan ke samping, dan gerakan lain.
Ligamentum yang menyusun temporomandibular joint terdiri dari :
1. Ligamentum temporomandibulare
Serabut ligamentum temporomandibulare berjalan oblik ke bawah
dan posterior dari lateral eminentia articularis (tuberculum
glenoidalis) ke posterior collum mandibula. Karena TMJ bilateral
maka ligamentum yang berlawanan berfungsi sebagai ligamentum
colateral medial.
Fungsi dari ligamentum temporomandibulare yaitu menghalangi
pergeseran ke posterior dan inferior dari prosessus condylaris.
Gambar 4, Ligamentum temporomandibulare.
2. Ligamentum accesorius
Ligamen ini terdiri dari:
a) Ligamentum stylomandibulare
Ligamentum stylomandibulare berjalan dari processus
styloideus os. Temporalis ke angulus mandibularis. Memisahkan
regio parotidea dari regio infratemporalis.Ligament ini berfungsi
sebagai bagian anterior capsula parotidea yang menebal.
b) Ligamentum sphenomandibulare
Berjalandari ala os. Sphenoidalis berupa jaringan fibrosa
yang menebal ke lingua mandibula.
g. Eminentia articularis
Eminentia yaitu istilah umum untuk suatu tonjolan atau prominentia
khususnya pada permukaan tulang (kamus kedokteran Dorland, Ed. 29).
Perbedaannya dengan tuberkulum, tuberkulum yaitu istilah umum dari tata
nama anatomi untuk tuberkel, nodul, atau tonjolan kecil terutama
digunakan untuk menunjukan tonjolan kecil pada tulang (kamus
kedokteran Dorland, Ed. 29). Perbedaanya terletak pada tingginya, seperti
pada pengertian di atas, eminentia dan tuberkulum berarti tonjolan, yang
membedakan yaitu pada eminentia lebih tinggi daripada tuberkulum
karena tuberkulum hanya tonjolan kecil.
Gambar 8, Eminentia articularis.
Hasil Gambar:
b. Transorbital Projection
Transorbital projection adalah teknik radiografi untuk melihat
eminentia artikularis dan kepala kondilus pada penampang melintang
coronal oblique.
d. Tomografi
Metode tomografi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Conventional Tomography
Tomography sendi temporomandibular dihasilkan melalui
pergerakan yang sinkron antara tabung X-ray dengan kaset film
melalui titik fulkrum imaginer pada pertengahan gambaran yang
diinginkan termasuk juga Linear tomography dan complex
tomography.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa tomografi merupakan
metode yang baik untuk menggambarkan perubahan tulang dengan
arthrosis pada sendi temporomandibular. Untuk mengevaluasi posisi
kondil pada fossa glenoid, tomografi lebih terpercaya daripada
proyeksi biasa dan panoramik. Secara klinis, posisi kondil tetap
merupakan aspek yang penting dalam melakukan bedah orthognati
and orthodontic studies. Kerugian yang paling besar dalam tomografi
adalah kurangnya visualisasi jaringan lunak sendi
temporomandibular, juga pada radiography biasa.
2. Computed Tomography
Tomografi adalah teknik radiografi untuk mendapatkan
rangkaian gambaran potongan melintang dengan mula-mula
mengamati suatu irisan jaringan dari berbagai sudut pandang dengan
menggunakan sinar X yang diameternya kecil, kemudian
menghitung atenuasi (jaringan tertentu diukur relatif terhadap air)
linier untuk berbagai elemen jaringan pada irisan tersebut dan
akhirnya membentuk gambaran abu-abu. Angka CT yang paling
tinggi adalah tulang, yang terendah adalah udara.
Keuntungan dari tomografi adalah tumpang tindihnya gambar
berkurang, tetap mempertahankan detail jaringan lunak, bisa
memperbesar daerah tertentu yang ingin diamati.
Indikasi penggunaan tomografi adalah:
1. Penilaian sendi secara keseluruhan untuk mengetahui keberadaan
dan tempat dari penyakit pada tulang atau abnormality.
2. Menyelidiki kondilus dan fossa artikularis ketika pasien tidak bisa
membuka mulut.
3. Penilaian jika terjadi fraktur pada fossa artikularis dan
intrakapsular.
Keuntungan:
1. Cakupan yang luas dari facial tulang dan gigi
2. Dosis radiasi pasien yang rendah
3. Pemeriksaan yang menyenangkan untuk pasien
4. Dapat digunakan pada pasien yang tidak dapat membuka mulut
5. Waktunya singkat, biasanya 3-4 menit
6. Bantuan visual dalam edukasi pasien dan presentasi kasus
7. Bisa digunakan pada pasien yang tidak bisa toleransi dengan
prosedur intra oral
Kelemahan:
1. Tidak menunjukkan detail anatomi yang baik yang didapatkan
dari intra oral (gambaran periapikal).
2. Tidak digunakan untuk deteksi karies kecil, struktur halus jar.
Periodontum tepi atau penyakit periapikal.
3. Permukaan proksimal gigi-gigi premolar tercetak overlap.
h. MRI
2.3.3 Penatalaksanaan
Pada kasus ini dilakukan tindakan bedah karena diagnosa dislokasi
ditentukan setelah satu bulan dari waktu terjadinya, tindakan yang
dilakukan berupa gap arthroplasti yaitu pemotongan tulang pada leher
kondilus, sehingga terjadi gap kira – kira 2 cm dan interposisi facia
temporalis insitu untuk mencegah terjadinya ankilosis. (
www.pustaka,unpaj.ac.id )
BAB III
PENUTUP