Oleh:
SAFIRA FARIS
NIM : 021611133070
BAB 1 ........................................................................................................................... 3
BAB 2 ........................................................................................................................... 4
2.1 Sistem Klasifikasi Kennedy ............................................................................... 4
2.1.1 Kelas I……….. ............................................................................................... 4
2.1.2 Kelas II…….. .................................................................................................. 5
2.1.3 Kelas III……….. ........................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Kelas IV………….. ........................................................................................ 5
BAB 3 ........................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..10
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses pembuatan geligi tiruan mengenal beberapa macam pencetakan rahang, tetapi
pada dasarnya ada dua tahapan pencetakan. Pada awalnya, biasanya dilakukan pencetakan
model rahang. Model rahang ini setelah disurvei merupakan alat bantu yang amat berharga
bagi seorang dokter gigi. Walaupun hanya suatu langkah awal, cetakan pendahuluan ini
tetap harus kuat. Cetakan model ini memungkinkan dokter merencenakan preparasi mulut
pencetakan utama atau kedua (master or secondary impression). Pencetakan ini hanya
dilakukan bila pasien sudah betul-betul siap menerima geligi tiruan. Dengan kata lain,
semua jaringan mulut keras maupun lunak secara klinis maupun radiografis sudah sehat
Model digunakan untuk mewakili keadaan mulut pasien selama analisa dilakukan
oleh dokter. Pada hakikatnya cetakan rahang yang dihasilkan dari suatu pencetakan adalah
bentuk negatif lengkung gigi dan jaringan lunak di sekitarnya yang dicetak, dan dari mana
dapat dibuat suatau reproduksi positif berupa model. Oleh karena itu, pencetakan rahang
akan sangat menentukan hasil tahap-tahap pekerjaan berikutnya. Beberapa faktor penting
hendaknya diperhatikan supaya didapat hasil optimal. Faktor- faktor ini antara lain,
persiapan penderita, bahan cetak, sendok cetak teknik pencetakan dan pemeriksaan serta
pemeliharaan cetakan.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Kennedy pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Edward Kennedy pada tahun
1925. Klasifikasi Kennedy merupakan metode klasifikasi yang paling umum digunakan saat
ini karena sederhana, mudah diaplikasikan pada seluruh kondisi kehilangan sebagian gigi,
dapat segera menentukan tipe kehilangan sebagian gigi, dan dapat menentukan tipe dukungan
GTSL (dukungan gigi atau dukungan gigi dan mukosa).
2.1.1 kelas I
Daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada
kedua sisi rahang (bilateral)
4
2.1.2 Kelas II
Daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada tetapi berada
hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral)
Daerah tidak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih ada di bagian posterior maupun
anterior dan unilateral
2.1.4 Kelas IV
Daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi- gigi yang masih ada dan
melewati garis tengah rahang
5
2.2 Aturan Klasifikasi Kennedy
Applegate dan Swenson dan Terkla telah menyarankan aturan untuk diterapkan
pada Sistem Klasifikasi Kennedy untuk menghilangkan beberapa ketidakpastian dan untuk
membuat klasifikasi lebih deskriptif. Penyederhanaan saran-saran ini adalah:
1. Gigi yang akan diekstraksi dianggap sebagai ruang edentulous saat mengklasifikasikan
lengkungan.
2. Ruang edentulous yang tidak akan dipulihkan dengan removable partial denture tidak
dipertimbangkan dalam klasifikasi lengkungan.
3. Ruang edentulous paling posterior menentukan kelas lengkung untuk Kelas I hingga IV.
Panjang ruang edentulous, yaitu jumlah gigi yang hilang atau jumlah gigi palsu yang akan
digunakan pada gigi palsu, tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi.
4. Bidang edentulous selain yang menentukan
kelas untuk lengkungan ditunjukkan sebagai modifikasi kelas itu dan ditunjuk oleh
frekuensi mereka dan apakah mereka ANTERIOR (A) atau POSTERIOR (P). Hanya
Kelas I, II dan III yang dapat memiliki modifikasi. Panjang ruang edentulous modifikasi,
yaitu jumlah gigi yang hilang atau jumlah gigi palsu yang digunakan pada gigi palsu, tidak
dipertimbangkan.
Pencetakan untuk pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan berbeda dari cetakan
untuk geligi tiruan lengkap. Pada kasus kelas III Kennedy ada dua jenis jaringan yang
harus dicetak. Pertama mukosa yang merupakan jaringan lunak, lalu gigi-gigi yang merupakan
jaringan keras. Prosedur ini menjadi lebih kompleks, karena sering kali posisi gigi geligi yang
6
masih tinggal tidak beraturan. bahan cetak yang digunakan harus mampu masuk kesemua detail
gigi dan jaringan, tetapi setelah cetakan dilepas mampu pula kembali ke bentuk semula
seperti ketika berada dalam mulut.
Selama ini dikenal beberapa cara pencetakan yang dapat digolongkan atas dasar
beberapa pertimbangan. Dari cara yang digunakan, dikenal ;
metode mulut terbuka, dimana sendok yang sudah berisibahan cetak
dimasukkan kedalam mulut pasien dan dibiarkan sampai bahan mengeras.
Pada metode mulut tertutup, digunakan sendok cetak perorangan yang
diberikan gelengan gigit atau geligi tiruan lama (lengkap).
Langkah-langkah dalam pembuatan impresi
1. Posisi pasien & dokter gigi
2. Pemilihan Tray
Stock tray untuk lengkungan dentental & edentulous sebagian terdiri dari 3 jenis:
-Rimlock trays
-Perforated metal trays
-Plastic disposable trays
3. Mencampur bahan & memuat ke dalam tray
4. Pembuatan & penghapusan impresi
5. Memeriksa, membersihkan & mensterilkan impresi
Pencetakan pada pasien dengan kasus kennedy kelas III didahului dengan pencetakan
pendahuluan menggunakan bahan cetak alginate. Setelah dilakukan pembuatan model studi,
dilanjutkan dengan preparasi gigi penyangga. Gigi penyangga yang dipreparasi bergantung
pada ada berapa gigi yang hilang pada bagian posterior. Proses pembuatan gigi tiruan
dilanjutkan dengan pencetakan model kerja dengan menggunakan bahan cetak polyvinyl
siloxane (PVS) dengan metode cetak one step double impression Penggunaan polyvinyl
siloxane dikarenakan bahan tersebut dapat digunakan untuk pembuatan model dengan akurasi
tinggi, pencetakan yang memerlukan kepadatan yang tinggi, digunakan untuk pencetakan yang
memerlukan dimensional stability yang lama serta digunakan untuk pembuatan model definitif.
7
2.3.1 Material cetak
Mencetak memiliki beberapa tujuan yaitu, mendapat replica keadaan didalam mulut,
bahan yang digunakan bergantung dari penggunaan nantinya, sebaiknya disertai dengan
gigi/ rahang lawan dan catatan gigitnya. Bahan cetak terdiri dari non elastis dan elastis
material. Non elastis material terdiri dari plaster, compound, waxes dan ZnO Eugenol.
Sementara elastis material terdiri dari dua kelompok besar yaitu aqueos hydrocolloids dan
non aqueos elastomer. Aqueos hydrocolloids terdiri dari agar reversible dan alginate
irreversible. Sedangkan kelompok non aqueos elastomer terdiri dari polysulfide, silicone
(condensation dan addition) dan polyeter.
Bahan cetak untuk rahang yang edentulous sebagian harus dapat mencatat
bentuk anatomi gigi dan jaringan pendukung secara akurat. Material yang dapat deformasi
permanen saat dikeluarkan dari undercut jaringan dan gigi tidak dapat dipakai, karenanya
bahan cetak termoplastik dan metallic oxide paste tidak dipakai. Rubber-base sebaiknya
tidak dipakai ketika terdapat beberapa undercut karena material ini akan mengalami distorsi
saat penarikan. Plaster of paris dan modeling plastic dapat digunakan untuk mencatat detail
jaringan secara akurat, namun harus dipisah saat penarikannya.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prosedur mencetak pada kasus kelas III Kennedy lebih kompleks, karena harus
mampu mencetak mukosa yang merupakan jaringan lunak dan gigi-gigi yang merupakan
jaringan keras dengan baik. Cetakan yang baik dapat didapat dari pemilihan sendok cetak
dan bahan yang tepat serta proses pencetakan yang baik. Bahan impresi yang dipilih harus
mampu merekam kontur jaringan seakurat mungkin tanpa distorsi, yang terjadi ketika kesan
ditarik. pada kasus kelas III Kennedy dapat digunakan sendok cetak individual dan bahan
cetak polyvinyl siloxane dengan teknik one step double impression agar mendapat hasil
9
DAFTAR PUSTAKA
Gupta, N., Reddy, G., Vinod, V., Misuriya, A., Bharathi, M. and Babu, K. (2014). Partial
10