Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN GIGI TIRUAN PENUH

A. ANAMNESIS
a. Sebab kehilangan gigi / kerusakan
: lubang besar / gigi goyang / benturan *
gigi
b. Pencabutan terakhir

 Pada gigi atas : depan kanan / kiri *, belakang kanan / kiri *

 Pada gigi bawah : depan kanan / depan kiri *, belakang kanan /


belakang kiri *
c. Pemakaian gigi tiruan : pernah / tidak pernah *

 Bila pernah : - pada rahang atas / pada rahang bawah / pada


rahang atas dan rahang bawah *
- gigi tiruan cekat / gigi tiruan lepas *
- masih dipakai / tidak dipakai *

 Pengalaman : …………………………………………………..…………
d. Tujuan membuat gigi tiruan : fungsi estetik / fungsi pengunyahan /
fungsi bicara *

Penjelasan :
a. Bila sebab kehilangan gigi karena karies, kemungkinan besar pasien kurang memperhatikan kebersihan
mulutnya, dengan demikian pengetahuan kesehatan giginya harus ditingkatkan.

Bila disebabkan karena gigi goyang, penyakit sistemik dan penyakit periodontal harus diperhatikan.

Bila karena benturan, kadang-kadang perlu dilakukan roentgen foto untuk mengetahui apakah masih ada sisa akar
gigi yang tertinggal, atau adakah tulang yang tajam.

b. Waktu/kapan pencabutan terakhir perlu diketahui untuk memperkirakan kecepatan resorbsi tulang alveolar dan
pergeseran gigi atau penyakit sistemik.

c. Pasien yang pernah memakai gigi tiruan adaptasinya akan lebih mudah dibandingkan pasien yang belum pernah.
Namun pasien ini biasnya senang membanding-bandingkan protesa lamanya dengan protesa yang baru. Untuk itu,
perlu dilihat dan diperhatikan protesa lamanya. Apabila tidak mengganggu prinsip dasar perawatan, protesa yang
baru jangan terlalu berbeda dengan protesa lama, baik desain, macam, dan jenisnya.

Pengalaman pasien dengan gigi tiruan lamanya juga perlu ditanyakan, kapan mulai dipakai, apa yang
disukai dan yang tidak disukai dari gigi tiruan lamanya, supaya diketahui apa yang dikehendaki oleh
pasien.
d. Untuk mengetahui tujuan utama (motivasi) pembuatan gigi tiruannya, untuk estetika (misalnya seorang
pemain sinetron, guru), fungsi pengunyahan (orang tua, penderita penyakit lambung), fungsi bicara
(penyiar, imam) dll., atau hanya memenuhi permintaan orang lain.
B. PEMERIKSAAN KLINIK
1. EKSTRA ORAL :
a. Muka : lonjong / persegi / segitiga / kombinasi *
b. Profil : lurus / cembung / cekung *

Bentuk dan profil muka perlu diperiksa untuk pemilihan bentuk dan susunan elemen gigi, juga
sebagai pedoman untuk penetapan hubungan rahang.

c. Pupil : sama tinggi / tidak sama tinggi *


d. Tragus : sama tinggi / tidak sama tinggi *
e. Hidung : simetris / asimetris * pernafasan melalui hidung : lancar / tidak *

Pemeriksaan ini terutama diperlukan untuk menentukan garis interpupil dan garis Camper (garis yang
ditarik dari tragus ke basis hidung) pada kehilangan banyak gigi. Garis interpupil ditentukan untuk
kesejajaran dengan bidang insisal galengan gigit anterior, sedangkan garis Camper ditentukan untuk
kesejajaran dengan bidang oklusal galengan gigit posterior. Selain itu, garis yang ditarik dari tragus ke
foramen infraorbita juga dapat dipakai sebagai pedoman untuk mencetak rahang atas, yaitu garis
tersebut harus sejajar dengan lantai, supaya posisi kepala pasien agak menunduk.
Pemeriksaan cara bernafas pasien dilakukan menggunakan kaca mulut yang ditempelkan pada lubang
hidung pasien, kemudian pasien diminta untuk bernafas melalui hidung dengan mulut dalam keadaan
tertutup. Bila kaca mulut terlihat berembun, berarti pernafasan melalui hidung lancar. Bila pernafasan
tidak lancar, akan menimbulkan kesulitan pada waktu dilakukan pencetakan karena pasien sulit
bernafas yang mengakibatkan rasa ingin muntah. Salah satu jalan keluarnya adalah memilih bahan
cetak dengan waktu pengerasan yang cepat.

f. Rima oris : - empit / normal / besar *


- panjang / normal / pendek *

Rima oris yang sempit biasanya akan menghalangi penempatan sendok cetak dan bahan cetak ke
dalam mulut, maupun pada saat pengeluarannya. Pemilihan ukuran sendok cetak harus lebih
diperhatikan.

g. Bibir atas : hipotonus / normal / hipertonus *, tebal / tipis *


simetris / asimetris, panjang / pendek *
h. Bibir bawah : hipotonus / normal / hipertonus *, tebal / tipis *
simetris / asimetris *

Tonus dan tebal tipisnya bibir berhubungan dengan inklinasi labio-lingual gigi anterior.
Panjang pendeknya bibir untuk menentukan letak bidang insisal dan garis tertawa.
Pada bibir yang asimetris, penyusunan gigi harus dibuat sedemikian rupa sehingga keadaan tersebut
tidak begitu terlihat (dentogenik).

i. Sendi rahang : Kanan : bunyi / tidak *, sejak …………………………………………


Kiri : bunyi / tidak *, sejak ………………………….……………...
Buka mulut : deviasi ke kanan / deviasi ke kiri / tidak ada deviasi *
Trismus : ............... mm / tidak trismus *

Letakkan jari pada garis eye-ear line (garis yang ditarik dari tragus ke sudut mata), kira-kira 11-12 mm
dari tragus, kemudian pasien diminta untuk membuka dan menutup mulutnya berkali-kali secara
perlahan-lahan, dan dengarkan apakah terjadi bunyi ‘klik’ pada waktu membuka atau menutup mulut.
Bila bunyinya tidak keras, operator tidak bisa mendengar bunyi yang terjadi (kecuali dengan stetoskop),
tetapi pasien sendiri dapat mendengarnya.
Pada saat pasien membuka dan menutup mulutnya, perhatikan juga apakah ada penyimpangan gerak
(deviasi), dan apakah pasien mengalami kesulitan pada waktu membuka mulutnya (trismus).
Bila ketiga gejala tersebut ada, pasien mungkin mempunyai kelainan sendi rahang, dan dianjurkan
untuk memeriksakan dan merawat sendinya ke bagian Gnatologi.
j. Kelainan lain :
Pembengkakan / celah bibir / celah langit-langit / tic doloreux / angular cheilitis / pasca bedah
maksilektomi / mandibulektomi / THT */........................................................................................

Tuliskan di sini bila ada kelainan lain yang terlihat dalam rongga mulut

2. INTRA ORAL
a. PEMERIKSAAN UMUM :
1. Saliva : - Kuantitas : sedikit / normal / banyak *
- Kualitas : encer / normal / kental *

Kuantitas dan kualitas saliva mempengaruhi retensi terutama untuk gigi tiruan lengkap

2. Lidah : - Ukuran : kecil / normal / besar *


- Posisi Wright : Kelas I / II / III *
- Mobilitas : normal / aktif *

Lidah yang terlalu besar akan menyulitkan pada waktu pencetakan dan pemasangan gigi tiruan. Pasien
akan merasakan ruang lidahnya sempit, sehingga terjadi gangguan bicara dan kestabilan protesa.
Posisi Kelas I : posisi ujung lidah terletak di atas gigi anterior bawah.
Kelas II : posisi lidah lebih tertarik ke belakang
Kelas III : lidah menggulung ke belakang sehingga terlihat frenulum lingualis.
Posisi yang paling menguntungkan adalah Kelas I.
Lidah yang aktif atau mobilitas aktif/tinggi akan mengganggu retensi dan stabilisasi gigi tiruan.

3. Refleks muntah : tinggi / rendah *


Mempengaruhi proses mencetak. Bila refleks muntah tinggi, perlu diupayakan misalnya dengan
menyemprotkan anestetikum ke bagian palatum pasien. Cara lain adalah dengan mengalihkan
perhatian pasien pada hal-hal lain, mengajak pasien mengobrol dll.

4. Gigitan : ada / tidak ada *


Bila ada : stabil / tidak stabil *
Tumpang gigit anterior : ..... mm, posterior : ..... mm
Jarak gigit anterior : ..... mm, posterior : ..... mm
Gigitan terbuka : ada / tidak ada *, regio: ............................................. ............
Gigitan silang : ada / tidak ada *, regio: ...................... ...................................
Hubungan rahang : ortognati / retrognati / prognati *

Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan rahang bawah dapat dikatupkan dengan
baik di luar mulut, dan terlihat adanya 3 titik bertemu yaitu 1 di bagian anterior, dan 2 di bagian posterior.
Tetapi bila terlihat banyak gigi yang aus dan kontak antara rahang atas dan bawah kurang meyakinkan,
dikatakan gigitan ada tetapi tidak stabil.

Tumpang gigit adalah overbite, sedangkan jarak gigit adalah overjet, keduanya diukur dengan
milimeter. Dalam keadaan normal, overbite dan overjet berkisar antara 2-4 mm. Bila lebih, harus
diwaspadai adanya perubahan dalam relasi maksilo-mandibula. Dengan demikian, oklusi yang lama
tidak dapat dipakai sebagai pedoman penentuan gigit.
Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, tuliskan regionya. Hal ini harus diperhatikan terutama pada
pembuatan gigi tiruan cekat yang mempunyai antagonis dengan regio tersebut.

Hubungan rahang ditentukan dengan meletakkan jari telunjuk pada dasar vestibulum anterior rahang
atas dan ibu jari pada dasar vestibulum anterior rahang bawah.
Ortognati, bila ujung kedua jari terletak segaris vertikal;
Retrognati, bila ujung ibu jari lebih ke arah pasien;
Prognati, bila ujung jari telunjuk lebih ke arah pasien.

Hubungan rahang dapat juga diperiksa dengan cara mengatupkan model rahang atas dan bawah,
kemudian dilihat hubungan yang ada.
5. Artikulasi : Cuspid protected / group function / artikulasi seimbang *
Kanan :ada / tidak ada *
Kiri :ada / tidak ada *
Kontak prematur :ada / tidak ada *
Blocking :ada / tidak ada *

Cuspid protected occlusion atau yang disebut juga mutually protected occlusion atau organic
occlusion adalah terjadinya disklusi gigi posterior pada saat gerak lateral / protrusif dari mandibula,
dan gigi kaninus bertindak sebagai pelindung bagi gigi posterior. Kontak hanya terjadi pada gigi kaninus
atas dan bawah pada setiap posisi oklusal, kecuali interkuspasi maksimum.
Pada interkuspasi maksimum, gigi posterior melindungi gigi anterior dengan cara mendukung oklusi
sehingga tidak terdapat beban pada gigi anterior.

Pada group function, saat mandibula bergerak ke lateral, tonjol bukal gigi posterior pada sisi kerja
dalam keadaan kontak dengan gigi lawan (artikulasi seimbang pada satu sisi).

Artikulasi seimbang atau balanced occlusion, apabila terdapat keseimbangan pada sisi kerja maupun
sisi keseimbangan pada saat mandibula bergerak ke lateral.

Kontak prematur diperiksa dengan meletakkan kertas artikulasi di seluruh permukaan oklusal gigi
dalam mulut pasien, kemudian pasien diminta untuk mengatupkan mulutnya berulang kali dalam
keadaan oklusi. Perhatikan tanda-tanda merah atau biru yang terjadi pada gigi geligi di dalam mulut.
Bila ada warna yang lebih gelap, tebal, dan atau lebar, berarti pada daerah tersebut terjadi kontak
prematur yang harus diperbaiki dengan cara occlusal adjustment.

Selanjutnya pasien diminta untuk menggerakkan rahangnya ke lateral kiri, kanan, dan ke depan. Bila
pasien tidak dapat melakukan gerakan ini, berarti ada gigi, tambalan, atau restorasi yang menghambat.
Daerah mana yang menghambat atau menyebabkan blocking dapat diketahui dengan melihat jejas
warna yang lebih gelap. Bila terlihat adanya blocking pada gigi kaninus, jangan cepat-cepat diasah,
karena kemungkinan itu adalah cuspid protected occlusion yang harus dipertahankan.

6. Daya kunyah : normal / besar *


Bila terlihat banyak gigi-geligi yang aus atau atrisi dengan faset yang tidak tajam dan permukaan yang
mengkilap, kemungkinan tekanan kunyah pasien ini besar. Pada keadaan ini, apalagi bila ridge sudah
rendah, hindarilah pemakaian elemen gigi porselen terutama untuk gigi posterior, dan bidang oklusal
gigi-gigi jangan dibuat terlalu besar.

7. Kebiasaan buruk : bekertak gigi / clenching / mengigit bibir / menggigit benda keras /
mendorong lidah / mengunyah satu sisi kanan atau kiri /
hipermobilitas rahang * / ............................................................

Dengan cara anamnesis, pasien ditanya mengenai adanya kebiasaan buruk di atas. Bekertak gigi
(bruxism) atau clenching juga dapat dilihat dari adanya faset tajam pada gigi. Adanya kebiasaan ini
dapat menyebabkan gigi tiruan yang dibuat menjadi cepat aus, tidak stabil, dan dapat merupakan
etiologi kelainan sendi rahang.

Kebiasaan menggigit bibir atau benda keras berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan cekat pada gigi
anterior, yaitu dalam penentuan bahan yang akan dipakai.

Kebiasaan mendorong lidah dan mengunyah satu sisi biasanya menyebabkan stabilitas gigi tiruan
berkurang, selain itu mengunyah satu sisi juga dapat menimbulkan kelainan sendi rahang.

Pada hipermobilitas rahang, kesulitan yang akan timbul adalah kesulitan pada penentuan relasi sentrik.

a. Pemeriksaan gigi geligi dan tulang alveolar:


1. Bentuk umum gigi / besar gigi : besar / normal / kecil *
2. Fraktur gigi : pada gigi ....................................................... ..................................
Arah : horizontal / diagonal / vertikal *
Ukuran : < 1/3, 1/3, ½, 2/3, serviko insisal / serviko oklusal / mesio distal *

Bila terlihat adanya gigi yang fraktur, tuliskan elemennya, arah garis fraktur, lokasi garis fraktur
dan diagnosis gigi fraktur tersebut.

3. Perbandingan mahkota dan akar: .......................... gigi : ............................ ..........


4. Lain-lain: gigi kerucut / mesiodens / diastema / impaksi / miring / berjejal
/labio versi / linguo versi / hipoplasia * / ......................................... .....
5. Ketinggian tulang alveolar (sesuai dengan foto panoramik)
Gambar dengan tinta biru, tinggi tulang alveolar sesuai dengan yang tampak pada foto
panoramik.

b. Pemeriksaan lain:
1. Vestibulum :
Post. Kanan Post. Kiri Anterior
Rahang Atas:
dalam/sedang/dangkal* dalam/sedang/dangkal* dalam/sedang/dangkal*
Rahang dalam/sedang/dangkal* dalam/sedang/dangkal* dalam/sedang/dangkal*
Bawah:

Vestibulum adalah ruangan yang terdapat di antara mukosa bukal/labial prosesus alveolaris dan
pipi/bibir. Kedalamannya diperiksa menggunakan kaca mulut nomor 3 yang dimasukkan ke dalam
ruangan tersebut.
Bila pada regio tersebut terdapat gigi yang hilang, pengukuran dilakukan pada regio yang tidak
bergigi, yaitu batas atas diukur dari puncak prosesus alveolaris (alveolar crest) sampai ke dasar
vestibulum (batas mukosa bergerak dan tidak bergerak).
Sedangkan bila masih ada gigi geligi, batas atasnya adalah servikal gigi, dan batas bawahnya
adalah dasar vestibulum.

Vestibulum dikatakan dalam bila pada pemeriksaan, lebih dari setengah kaca mulut terbenam,
dikatakan sedang bila setengah kaca mulut terbenam, dan dikatakan dangkal bila yang terbenam
kurang dari setengah kaca mulut.
Vestibulum yang menguntungkan pada pembuatan gigi tiruan adalah yang dalam, karena sayap gigi
tiruan dapat dibuat lebih panjang, sehingga menambah retensi.

2. Prosesus alveolaris / residual ridge regio :


Rahang atas Post. Kanan Post. Kiri Anterior

Bentuk segi 4/oval/segi 3* segi 4/oval/segi 3*\ segi4/oval/segi3*

Ketinggian tinggi/sedang/rendah* tinggi/sedang/rendah* tinggi/sedang/rendah*

Tahanan jaringan flabby/tinggi/rendah* flabby/tinggi/rendah* flabby/tinggi/rendah*

Bentuk permukaan rata/tidak rata* rata/tidak rata* rata/tidak rata*


Rahang bawah Post. Kanan Post. Kiri Anterior

Bentuk segi 4/oval/segi 3* segi 4/oval/segi 3*\ segi4/oval/segi3*

Ketinggian tinggi/sedang/rendah* tinggi/sedang/rendah* tinggi/sedang/rendah*

Tahanan jaringan flabby/tinggi/rendah* flabby/tinggi/rendah* flabby/tinggi/rendah*

Bentuk permukaan rata/tidak rata* rata/tidak rata* rata/tidak rata*

Relasi rahang :
- Anterior : prognati / normal / retrognati *
- Posterior : kanan : normal / gigitan silang / scissors bite *
kiri : normal / gigitan silang / scissors bite *

Bentuk prosesus alveolaris berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi gigi tiruan lepas, serta
pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat.

Ketinggian prosesus alveolaris mencerminkan besarnya resorpsi yang terjadi. Bila resorpsi besar,
prosesus menjadi rendah. Hal tersebut diperiksa dengan cara dibandingkan dengan gigi sisa di
sebelahnya. Bila pasien sudah tidak mempunyai gigi sama sekali, tingginya diukur dengan
menggunakan kaca mulut nomor 3 seperti pada pemeriksaan kedalaman vestibulum.

Tahanan jaringan berpengaruh terhadap cara pencetakan. Cara pemeriksaannya adalah dengan
menekankan burnisher pada mukosa di atas prosesus alveolaris. Bila burnisher tidak terlalu
terbenam, dan warna mukosa menjadi pucat, maka mukosa dikatakan keras, atau tahanan
jaringannya rendah. Bila burnisher bisa ditekan lebih dalam, mukosa dikatakan lunak, atau tahanan
jaringannya tinggi. Mukosa dikatakan flabby bila mukosa bisa bergerak dalam arah bukolingual
saat ditekan dengan burnisher.

Tahanan jaringan pada usia muda, biasanya rendah karena mukosanya masih padat. Sedangkan
pada pasien yang sudah pernah memakai gigi tiruan yang kurang baik, mukosanya cenderung
menjadi lunak dan flabby.
Tahanan jaringan yang tinggi biasanya terdapat pada regio gigi yang baru dicabut, dan pada regio
retromolar pad pada kasus free-end.

Relasi rahang diperiksa pada daerah anterior dan posterior. Pada daerah anterior : relasi normal,
prognati atau retrognati. Daerah posterior : gigitan normal, gigitan silang / terbuka / terbalik.

3. Frenulum :
- Labialis superior : tinggi / sedang / rendah
*
- Labialis inferior : tinggi / sedang / rendah
*
- Bukalis rahang atas kanan : tinggi / sedang / rendah
*
- Bukalis rahang atas kiri : tinggi / sedang / rendah
*
- Bukalis rahang bawah : tinggi / sedang / rendah
kanan *
- Bukalis rahang bawah kiri : tinggi / sedang / rendah
*
- Lingualis : tinggi / sedang / rendah
*

Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir / pipi / lidah terhadap prosesus alveolaris. Frenulum
dikatakan tinggi bila perlekatan ototnya mendekati puncak prosesus alveolaris, dikatakan rendah
bila menjauhi, dan sedang bila berada di tengah antara puncak prosesus alveolaris dengan dasar
vestibulum.
Frenulum yang tinggi dapat mengurangi retensi gigi tiruan lepas karena mengganggu sayap gigi
tiruan.
4. Palatum:
- Persegi / oval / segititiga *
- Dalam / sedang / dangkal *
- Torus palatinus : besar / kecil / tidak ada *
- Palatum molle : House kelas I / II / III *

Bentuk dan dalam palatum berkaitan dengan retensi dan stabilisasi gigi tiruan lepas.

Torus yang besar akan mengganggu stabilitas gigi tiruan. Pada torus yang besar, agar tidak terjadi
fulkrum, dilakukan relief pada saat dilakukan pencetakan fisiologis.

Palatum molle merupakan jaringan lunak di bagian posterior palatum durum. Daerah ini memiliki
jaringan yang sangat kuat yang disebut aponeurisis, sebagai tempat posterior palatal seal
(postdam).
House membagi palatum molle menjadi 3 :
Kelas I : gerakan palatum durum yang paling kecil, dapat dibuat postdam bentuk kupu-kupu.
Kelas II : gerakan palatum durum membentuk sudut >30 derajat, postdam dibuat bentuk kupu-
kupu dengan ukuran lebih kecil.
Kelas III : gerakan palatum durum membentuk sudut >60 derajat, postdam dibuat dengan
cekungan bentuk V atau U (berbentuk parit).

5. Tuber Maksila :
- Kanan : besar / kecil *
- Kiri : besar / kecil *

Disebut juga tuberositas maxillare atau alveolar tubercle. Daerah ini ditutup oleh jaringan fibrous
dengan ketebalan yang berbeda-beda. Disebut kecil bila tuber ini lebih kecil dari prosesus alveolaris,
dan besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau lateral.
Tuber yang besar dapat mengganggu retensi gigi tiruan.

6. Undercut :

Rahang Atas Rahang Bawah


- kanan : ada / tidak ada * ada / tidak ada *
- kiri : ada / tidak ada * ada / tidak ada *

Undercut biasanya mengganggu perluasan basis protesa yang dapat mempengaruhi retensi dan
stabilisasi gigi tiruan, serta menghalangi pemasukan dan pengeluaran gigi tiruan. Bila diperkirakan
akan mengganggu, perlu dilakukan alveolotomi atau alveolektomi sebelum dilakukan pencetakan
untuk pembuatan model kerja.

7. Ruang retromilohioid :
- kanan : dalam / sedang / dangkal *
- kiri : dalam / sedang dangkal *

Ruang ini berada di antara prosesus alveolaris rahang bawah dan lidah. Kriteria penentuannya
adalah sama dengan vestibulum, yaitu dengan menggunakan kaca mulut nomor 3. Ruang
retromilohiod yang dalam memungkinkan sayap lingual gigi tiruan penuh dibuat lebih panjang,
sehingga dapat menambah retensi dan stabilitasnya.
8. Bentuk lengkung rahang :
- Rahang atas : persegi / oval / segitiga *
- Rahang bawah : persegi / oval / segitiga *

Bentuk lengkung rahang segitiga adalah yang paling menyulitkan terutama saat penyusunan elemen
gigi tiruan penuh yang tidak mengganggu artikulasi dan selanjutnya tidak mengganggu stabilisasi.
9. Ruang gigi tiruan regio ......... : besar / sedang / kecil *
Jarak mesio distal (span) : ............. mm (>, n, <) *
Tinggi serviko oklusal : ............. mm (>, n, <) *

Ruang gigi tiruan adalah jarak vertikal antara prosesus alveolaris rahang atas dan rahang bawah.
Ruang gigi tiruan yang besar adalah menguntungkan dalam hal penyusunan gigi, dan penentuan
tinggi bidang oklusal.

10. Perlekatan dasar mulut : tinggi / normal / rendah *

Diperlukan untuk menentukan panjang sayap lingual gigi tiruan rahang bawah, yang akan
mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan.

11. Lain-lain :
Eksostosis : ada / tidak ada * Bila ada, regio
:........................................................................
Torus mandibularis : ada / tidak ada * Bila ada, regio :
.........................................................

Tuliskan di sini bila ada penonjolan tulang, sekaligus dengan lokasinya, dan perhatikan apakah
akan menyulitkan pemasangan gigi tiruan.

C. SIKAP MENTAL: Filosofis / exacting / indifferent / histerical *

House mengelompokkan pasien protodonsia menjadi empat kelompok tersebut di atas.


1. Filosofis : adalah tipe yang terbaik. Pasien biasanya bersikap rasional dan percaya terhadap
dokter yang merawatnya. Motivasi juga baik untuk memelihara kesehatan gigi dan penampilan. Tipe
pasien ini juga cepat untuk beradaptasi.
2. Exacting : adalah tipe yang hampir menyerupai tipe pertama tetapi lebih banyak tuntutannya. Sifat
pasien ini metodikal dan akurat. Ingin diikut-sertakan dalam perawatan dan minta penjelasan secara
rinci. Untuk mencapai keberhasilan yang optimal, perlu dilakukan pendekatan dan penjelasan yang
lebih baik.
3. Indifferent : adalah tipe pasien yang apatis, tidak peduli akan penampilannya, tidak merasakan
perlunya perawatan gigi tiruan, jadi tidak mempunyai motivasi. Selain itu pasien juga tidak
memperhatikan instruksi yang diberikan, tidak koperatif, dan cenderung menyalahkan dokter yang
merawatnya. Untuk memperoleh keberhasilan, diperlukan seorang pendamping atau keluarga untuk
memberikan penjelasan sehubungan dengan perawatannya. Prognosis kurang menguntungkan.
4. Histerical : adalah pasien yang sangat emosional, tidak stabil, mempunyai reaksi berlebihan dan sangat
sensitif. Pasien biasanya takut terhadap perawatan kedokteran gigi, dan yakin bahwa pemasangan gigi
tiruan akan berakhir dengan kegagalan. Prognosis seringkali kurang baik, dan kadang-kadang
diperlukan bantuan psikiater sebelum perawatan dimulai.

D. KUMPULAN DATA UTAMA :


Dalam Prostodonsia yang dimaksud dengan Kumpulan Data Utama adalah data yang berhubungan
dengan perawatan yang akan dilakukan. Terdiri dari data yang dapat mempermudah atau mempersulit
perawatan, dan merupakan data-data yang diperlukan yang berkaitan dengan perawatan yang akan
dilakukan.

E. DIAGNOSIS :

Pengertian Diagnosis dalam Prostodonsia berbeda dengan pengertian diagnosis pada umumnya. Dalam
bidang Prostodonsia, Diagnosis merupakan identifikasi, evaluasi, dan kesimpulan tentang kondisi yang
ditemukan dalam pemeriksaan, beserta perawatan pilihan yang akan dilakukan pada pasien.
Contoh : Bentuk kasus kehilangan gigi ………………………….. memerlukan rehabilitasi dengan
pemasangan Mahkota Tiruan Penuh / Mahkota Tiruan Pasak / Gigi Tiruan Jembatan / Gigi Tiruan
Sebagian Lepas / Gigi Tiruan Penuh / Gigi Tiruan penuh Tunggal, dan lain-lain.
F. RENCANA PERAWATAN

1. GIGI TIRUAN LEPAS : Sebagian / Penuh *


a. Perawatan Pra Prostodontik :
1. Perawatan periodontal : ada / tidak ada *
Bila ada : - Macam perawatan : ……………………………
2. Perawatan bedah : ada / tidak ada *
Bila ada : - Pencabutan gigi, elemen :……………………
- Lain-lain : ……………………………………….
3. Konservasi gigi : ada / tidak ada *
Bila ada, pada gigi-geligi : …………………………………
Bila ada : - Pembuatan mahkota :…………………………
- Pengasahan gigi miring : ……………………
- Pengasahan gigi extrude : …………………..
- Lain-lain : ……………………………………….
5. Persiapan tempat cengkeram : ada / tidak ada *
Bila ada, pada gigi-geligi: ………………………………..
6. Tissue conditioning : perlu / tidak perlu *
Bila perlu, pada regio : ……………………………………
7. Macam cetakan :
- RA : mukostatis / mukokompresi / mukofungsional / selective pressure *
- RB : mukostatis / mukokompresi / mukofungsional / selective pressure *

8. Warna gigi : ………………………………………………….

b. Desain:
1. Alternatif I :
2. Alternatif II :

Gambarkan desain perawatan yang akan Anda buat pada gambar Alternatif I. Gambar Alternatif II adalah
untuk desain yang merupakan alternatif perawatan lain dari kasus yang sama, misalnya untuk desain
kerangka logam dll.

2. GIGI TIRUAN CEKAT:

Perawatan Pra Prostodontik :


1. Perawatan periodontal : ada / tidak ada*; bila ada, macam perawatan: ……………………..
2. Konservasi gigi : ada / tidak ada *; bila ada, pada gigi: ..............................................
3. Pencabutan gigi : ada / tidak ada *; bila ada, pada gigi: ..............................................
4. Pengasahan selektif : ada / tidak ada *; bila ada pada gigi : ............................................................
5. Perawatan ortodonsi : perlu / tidak perlu *; bila perlu pada gigi : ....................................................

a. Mahkota Tiruan Penuh / Sebagian * :


Gigi : ……………………………
Warna : …………………………..
Tipe : ……………………………
Preparasi servikal : ……………………………
Bahan : all porcelain; metal; fully / partly veneer metal porcelain *
Catatan gigit : perlu / tidak perlu *
Bahan cetak : alginate / rubber base * /……………………………….
Macam artikulator : okludator/artikulator rata-rata/artikulator semi adjustable */ ......................

b. Mahkota Pasak :
Gigi : …………………………
Warna : …………………………
Tipe : terpisah / bersatu * (detached / attached); inti penuh / sebagian *
Bahan : - Pasak : fabricated / pre fabricated
- Mahkota : all porcelain; fully veneer / partly veneer metal porcelain*
Catatan gigi : perlu / tidak perlu *
Bahan cetak : alginate / rubber base * / …………………………….
Macam artikulator : okludator / artikulator rata-rata / artikulator semi adjustable* /..............
c. Gigi Tiruan Jembatan :
Regio : …………………………….
Warna : …………………………….
Tipe : rigid / semi rigid / cantilever / adhesive bridge / kombinasi *
Bahan : all metal; fully / partly veneer metal porcelain *
Retainer : I FVC / PVC / DC *, preparasi servikal ……………………
II FVC / PVC / DC *, preparasi servikal ……………………
III FVC / PVC / DC *, preparasi servikal …………………...

Pontik : - Ridge lap, ovoid, conical, modifikasi ridge lap *


- Sanitary: radical / moderate *
Konektor : Rigid, gigi .........................; Non rigid, gigi ..................... sisi mesial/sisi
distal*
Catatan gigit : perlu / tidak perlu *
Bahan cetak : alginate / rubber base* / ................................
Macam artikulator : okludator / artikulator rata-rata / artikulator semi adjustable* /...................

G. PROGNOSIS : Baik / sedang / buruk *

Prognosis adalah prakiraan keberhasilan perawatan atau evaluasi ilmiah tentang kondisi yang ada.

H. PEMERIKSAAN ULANG :
1. Relining : Regio ..........................................Tanggal :................................
2. Reparasi : Regio ..........................................Tanggal :................................
3. Lain-lain : ...................................................Tanggal : ...............................
Keterangan :………………………………………………………………………………

Setiap pasien sesudah kontrol terakhir dimohon kembali lagi untuk pemeriksaan setiap enam
bulan. Hal ini dimaksudkan agar semua kelainan misalnya keradangan pada mukosa, gigi tiruan
yang tidak stabil, atau adanya kerusakan pada gigi penjangkaran dll dapat diketahui secara dini
sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan.

Anda mungkin juga menyukai