TINJAUAN PUSTAKA
gambaran yang paling khas dalam perkembangan kepala dan leher adalah
tampak dalam perkembangan minggu ke-4 dan ke-5. Lengkung faring tidak ikut
Pada akhir minggu ke-4, bagian pusat wajah terbentuk oleh stomodeum yang
dikelilingi oleh pasangan pertama lengkung faring. Ketika mudigah berusia 41⁄2
minggu, dapat dikenali lima buah tonjolan mesenkim yaitu: lengkung faring
Lengkung pertama terdiri atas satu bagian dorsal, yang dikenal sebagai
prominensia maksilaris, yang meluas dibawah daerah mata, dan satu bagian
selanjutnya, tulang rawan Meckel menghilang, kecuali dua bagian kecil diujung
8
9
terutama dibentuk oleh mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan terutama
dibentuk oleh pasangan lengkung faring pertama. Tonjolan maksila dapat dikenali
disebelah ventral vesikel otak, merupakan tepi atas stomodeum. Di sisi kanan dan
invaginasi membentuk lobang hidung. Dalam hal ini, plakoda hidung ini
membentuk tonjolan hidung. Tonjolan yang berada ditepi luar lubang adalah
tonjolan hidung lateral dan yang berada ditepi dalam adalah tonjolan hidung
ukurannya. Bersamaan dengan itu, tonjolan ini tumbuh kearah medial, sehingga
mendesak tonjol hidung ke medial. Selanjutnya, celah antara tonjol hidung medial
dan tonjol maksial hilang, dan keduanya bersatu. Oleh karena itu bibir atas
10
dibentuk oleh tonjolan hidung medial dan kedua tonjol maksila itu. Tonjol hidung
lateral tidak ikut dalam pembentukan bibir atas. Bibir bawah dan rahang bawah
dibentuk dari tonjolan mandibula yang menyatu digaris tengah (Sadler, 2000).
Tonjol maksila dan tonjol hidung lateral terpisah oleh sebuah alur yang
dalam, alur nasolacrimal. Ektoderm ditandai alur ini membentuk sebuah tali epitel
padat yang melepaskan diri dari ectoderm dibawahnya. Setelah terjadi kanalisasi,
membentuk sacus lacrimalis. Setelah lepasnya tali tersebut, tonjolan maksila dan
tonjolan hidung lateral saling menyatu. Duktus lacrimalis kemudian berjalan dari
zigomatikus dari tulang temporal. Pusat penulangan tersebut berasal dari membran
lateral dan mengikuti perkembangan dari mata pada akhir bulan kedua. Bentuk
1. Faktor keturunan
dipelajari pada data-data anak kembar baik monozigot maupun dizigot. Gen dapat
perubahan erupsi gigi dan sebagainya. Penelitian pada anak kembar bahwa ukuran
gigi, lebar kepala dan lebar mandibula sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan
2. Nutrisi
3. Penyakit
ras dan etnik juga berbeda, begitu juga waktu maturasi, pembentukan tulang,
5. Pengaruh hormon
pertumbuhan yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise. Pada masa pubertas dimana
hormon seks mulai aktif, maka hormon ini juga mempengaruhi perkembangan
wajah.
12
anak laki-laki. Pada anak laki-laki pertumbuhan dimulai pada usia 12 tahun,
sehingga kebanyakan laki-laki yang mencapai remaja lebih tinggi dari pada
perempuan (Snell, 2006). Pusat kalsifikasi pada ujung-ujung tulang atau dikenal
dengan lempeng epifisis akan berakhir seiring dengan pertambahan usia, dan pada
setiap tulang, penutupan dari lempeng epifisis tersebut rata-rata terjadi pada usia
6. Aktivitas Fungsional
dan kerja lidah, fungsi otot-otot wajah dan pengunyahan. Pergerakan lidah
berhubungan dengan pertumbuhan tulang rahang atas dan rahang bawah serta
digunakan maka pertumbuhan wajah makin baik, demikian pula jika otot-otot
wajah dan pengunyahan berfungsi dengan baik akan menjadi rangsangan bagi
pertumbuhan wajah. Pada manusia purba fungsi untuk mengunyah lebih besar,
karena makanan lebih keras, sedangkan fungsi untuk berfikir kurang digunakan,
maka pada manusia purba bentuk wajahnya lebih besar dan tengkoraknya lebih
kecil jika dibandingkan dengan bentuk muka dan tengkorak manusia modern
(Tan, 1969).
13
pada bagian lingual prosessus alveolaris dan pada dinding lateral rongga hidung
serta antrum. Bertambah lebarnya wajah merupakan akibat dari adanya pusat
permukaan yang aktif pada sutura palatina media. Pertumbuhan tulang zygomatik
didalamnya.
1 sampai 3 tahun, dan gigi tetap pada usia 6 sampai 14 tahun. Hal-hal ini
1. Pada wajah bagian atas antara Trikhion (TR) dan Nation (N),
2. Pada wajah bagian tengah antara Nation (N) dan Subnation (Sn)
3. Pada wajah bagian bawah, yaitu antara Subnation (Sn) dan Gnation (Gn),
Wintoko, 2008).
masa pubertas. Laju pertumbuhan anak perempuan dua tahun lebih awal daripada
masa pubertas dan menurun lagi dan melambat sampai pertumbuhan berhenti
pada akhir masa remaja. Laju pertumbuhan wajah mengikuti pola kasar yang
sama seperti laju pertumbuhan tubuh. Hasil penelitian Lewis, dkk (1985)
rahang maksila pada masa pubertas adalah beberapa bulan lebih lambat dari pada
Ada tiga mekanisme utama pertumbuhan tulang wajah yang berperan pada
1. Pertumbuhan kartigelanosa
lebih kedepan dari posisi semula dibawah bagian depan kranium. Pertumbuhan
2. Pertumbuhan sutura
kranium.
kepala dalam segala dimensi. Akibat lain adalah tulang-tulang menjadi sangat
1. Pertumbuhan Maksila
atas. Pertumbuhan endokhondral dari basis kranium ke septum nasi penting untuk
2. Pertumbuhan Mandibula
Saat bayi baru lahirkan kedua ramus mandibula yang berasal dari
prosessus mandibularis belum bersatu dengan yang lain dan masih terpisah oleh
simfisis yang terdiri dari jaringan fibrikartilago dan jaringan ikat. Rami mandibula
ini pada waktu lahir berukuran pendek dan bagian kondilus sama sekali belum
berkembang. Memasuki umur empat bulan sampai satu tahun, simfisis kartilago
yang terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan dan diperlukan untuk menjaga
2012).
Fungsi rongga mulut periode neonatal antara lain menyusui dan menelan,
pemeliharaan jalan nafas, menangis, batuk dan gagging. Sedangkan fungsi rongga
2. Kebiasaan Oral
ibu jari, bernafas melalui mulut, dan kebiasaan menjulurkan lidah. Peran
frekuensi, intensitas, dan lama durasi. Aktifitas kebiasaan buruk ini berkaitan
dengan otot-otot rongga mulut. Aktifitas ini paling sering ditemukan pada anak-
anak usia muda dan bisa dianggap normal pada masa bayi, tetapi hal ini menjadi
tidak normal apabila berlanjut hingga dewasa. Dampak perubahan dapat mengenai
morfologi fasial yaitu mengenai gigi, rahang, dan skeletal fasial (Enlow,1996).
rahang, dan ini memicu pertumbuhan sutura dan aposisi tulang yang
umur saja, tetapi juga secara anatomi ada hubungan antara perkembangan gigi-
perkembangan muka dibagi menjadi : lahir sampai dengan umur 5 tahun, umur 5
Selama periode ini, gigi sulung sudah lengkap dan pertumbuhan dalam
transversal mulai berlangsung untuk memberi tempat bagi gigi sulung, sedangkan
pertumbuhan dalam arah vertikal sedikit sekali. Pada periode ini terjadi
Terjadi pertumbuhan dalam arah vertikal disertai erupsi gigi sulung. Pada
kedua pertumbuhan rahang, yang dimulai dengan erupsi gigi molar pertama tetap.
Selama periode ini gigi sulung sudah mulai tanggal dan semua gigi tetap
mulai erupsi kecuali molar ketiga. Perkembangan wajah dalam arah transversal,
terjadi pada permukaan tulang yang bebas secara aposisi, dinding lateral palatum
muka. Perkembangan tinggi wajah tergantung dari fungsi otot, perkembangan dari
pergerakan tulang rahang ke depan dan ke bawah, hal ini berarti bahwa muka
Terjadi pertumbuhan vertikal dan horizontal (tinggi dan lebar) muka. Gigi
insisif tetap mulai beroklusi dan molar kedua tetap mulai erupsi, menurut
perempuan dalam arah tinggi, dalam, dan lebar muka (Tan, 1969).
20
Seluruh gigi tetap sudah erupsi kecuali gigi molar ketiga mulai bererupsi.
hubungan variasi bagian-bagian wajah sehingga para klinisi lebih mudah untuk
Secara umum morfologi tipe wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis
kelamin, dan usia (Kumar, 2013). Walaupun bentuk wajah setiap orang berbeda,
seseorang mampu mengenal ribuan wajah karena ada kombinasi unik dari kontur
nasal, bibir, rahang, dan sebagainya yang memudahkan seseorang untuk mengenal
satu sama lain. Bagian-bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang
pipi, hidung, rahang atas, rahang bawah, mulut, dagu, mata, dahi, dan
Perubahan tipe wajah menurut usia terbagi dalam tiga tahap, yakni pada
usia 5-10 tahun, 10-15 tahun, 15-25 tahun. Pada Usia 5-10 tahun wajah
mengalami perubahan sebesar 40%. Pada usia 10-15 tahun terjadi perubahan
sebesar 40%. Pada usia 15-25 terjadi proses pencarian keseimbangan sampai
tinggi wajah anak perempuan umur 4-5 tahun lebih besar daripada anak laki-laki,
anak laki-laki. Pada usia tersebut, anak laki-laki biasanya lebih aktif daripada anak
perempuan, sehingga masukan zat gizi untuk pertumbuhan dipakai sebagai bahan
Menurut Singh pada tahun 2007 tipe wajah berdasarkan indeks morfologi
wajah. Indeks tersebut merupakan hasil pengukuran pada tinggi wajah total (Na-
Gn) dibagi dengan lebar wajah (Zy-Zy). Dari perhitungan tersebut beliau
dengan indeks 93,0-x. Tipe wajah rata-rata yang dimiliki manusia adalah
sempit, bentuk dan sudut bidang mandibula yang sempit, bentuk wajah seperti
segitiga (tapered), tulang pipi tegak, rongga orbita berbentuk rektangular dan
apertunasal yang lebar. Kebanyakan bentuk kepala ini dimiliki oleh ras Negroid
dan Aborigin Australia (Ardhana, 2009). Tipe wajah leptoprosopic berada pada
rentang indeks 88 – 92,9 (Singh, 2007). Tipe wajah leptoprosopic dapat dilihat
menjadi bengkok bahkan turun. Oleh karena bagian hidung dari tipe wajah
leptoprosopic lebih protusif, glabela dan lingkaran tulang orbital bagian atas
23
menjadi sangat menonjol sedangkan tulang pipi menjadi terlihat kurang menonjol.
Tipe wajah juga mempengaruhi bentuk lengkung gigi. Bentuk wajah yang sempit
dan panjang akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum yang panjang,
sempit, dan dalam. Selain itu, mandibula dan bibir bawah cenderung menjadi
retrusif sehingga profil wajah menjadi cembung (Enlow and Hans, 1996).
Tipe wajah euryprosopic memiliki tulang pipi yang lebih lebar, datar, dan
kurang protusif sehingga membuat konfigurasi tulang pipi terlihat jelas berbentuk
persegi. Bola mata juga lebih besar dan menonjol karena kavitas orbital yang
dangkal. Karakter wajah seperti ini membuat tipe wajah euryprosopic terlihat
lengkung maksila dan palatum yang lebar dan dangkal. Mandibula dan dagu
cenderung lebih protusif sehingga profil wajah menjadi lurus atau bahkan cekung
(Enlow, 1996). Tipe wajah euryprosopic dapat dilihat pada gambar 2.2.
lonjong dan bentuk muka terlihat oval dengan zigomatik yang sedikit mengecil,
profil wajah ortognasi, apertura nasal yang sempit, spina nasalis menonjol dan
oleh orang Kaukasoid. Tipe wajah mesoprosopic berada pada rentang indeks 84,0-
87,9 (Singh, 2007). Tipe wajah mesoprosopic memiliki bentuk hidung, dahi,
tulang pipi, bola mata, dan lengkung rahang yang tidak selebar tipe wajah
euryprosopic dan tidak sesempit tipe wajah leptoprosopic (Enlow, 1996). Tipe
penggunaan secara hati-hati dan teliti dari titik-titik pada tubuh untuk pengukuran,
posisi spesifik dari subjek yang ingin diukur dan penggunaan alat yang benar.
maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh: panjang tungkai)
(Christopher, 2003).
ukuran mahkota gigi, posisi dan inklinasi gigi, bibir, pipi dan lidah (Robert,
1998). Bentuk lengkung gigi awalnya dibentuk oleh konfigurasi tulang pendukung
dan diikuti dengan erupsi gigi oleh otot-otot sirkum oral dan tekanan fungsional
intraoral. Peneliti pada zaman dulu mendeskripsikan bentuk lengkung gigi dalam
2010).
stabilitas hasil perawatan. Salah satu hal yang mempengaruhi stabilitas adalah
bentuk dan dimensi lengkung gigi dapat mempengaruhi perawatan secara klinis.
Setiap orang memiliki variasi lengkung gigi oleh sebab itu dokter harus
26
pertumbuhan dan perkembangan gigi dalam merawat semua kasus (Anwar, 2010).
Selain itu bentuk lengkung gigi selalu diperhatikan karena prinsip dasar perawatan
sebelum dirawat. Bentuk lengkung gigi tersebut diharapkan menjadi stabil setelah
belum ada diantara formulasi tersebut yang dapat mewakili variasi bentuk
lengkung gigi pada seluruh populasi dan ras. Ada beberapa formulasi yang dahulu
cukup popular dalam menentukan bentuk lengkung gigi (Riberio, 2012), yaitu:
bahwa bentuk tripod dari mandibula merupakan suatu segitiga yang sama sisi
dengan jarak antar kondilus sebagai dasar segitiga dan titik kontak insisif sentral
sebagai puncaknya. Panjang rata-rata tiap sisinya adalah 4 inci dengan variasi
tidak lebih dari ¼ inci (Arthadini, 2008). Bentuk lengkung Gigi Bonwill disajikan
antrior sebagai radius lingkaran, lalu gigi disusun pada lingkaran tersebut. Dari
lingkaran ini dibuat segitiga yang seimbang dengan lebar interkondil sebagai
dasar. Konstruksi ini dapat membantu untuk memprediksi bentuk lengkung gigi
normal (Al-barakati, 2010). Bentuk lengkung gigi Hawley disajikan pada gambar
2.5.
Kurva ini ditentukan berdasarkan lebar intermolar yang diukur dari sentral fossa
molar pertama kanan dan kiri. Kurva Catenary adalah kurva yang terbentuk dari
lengkung kawat halus yang ditekan pada kedua ujungnya. Graber menambahkan
bahwa bentuk kurva hanya tepat pada sekitar 27% dari total subyek penelitian
(Braun, 1998). Bentuk lengkung gigi Catenary disajikan pada gambar 2.6.
Tahun 1972 dipopulerkan suatu disain lengkung gigi Brader yang dikenal
antara molar kedua terhadap permukaan bidang fasial dan gingival. Kekurangan
dari disain elips ini adalah kurang memperhatikan region kaninus yang seringkali
menjadi sangat lebar (Braun, 1998). Bentuk lengkung gigi Brader disajikan pada
gambar 2.7.
29
narrow, wide, mid, pointed dan flat. Titik referensi pada sistem pentamorphic ini
adalah titik tengah insisal gigi insisivus sentral, puncak tonjol gigi kaninus,
puncak tonjol mesio-bukal gigi molar pertama, puncak tonjol disto-bukal gigi
molar kedua (Raberin, 1993). Bentuk lengkung gigi Raberin disajikan pada
gambar 2.8.
30
Bentuk lengkung gigi menggambarkan posisi dan hubungan dari satu gigi
ke gigi yang lainnya dalam bentuk 3 dimensi yang merupakan hasil dari morfologi
skeletal, jaringan lunak sekitarnya dan efek dari lingkungan (Shafique, 2011).
dilakukan namun kurang memiliki bukti matematika dan terdiri dari faktor-faktor
yang selalu mengarah pada pemahaman yang beragam karena tergantung pada
lengkung gigi. Metode ini mengembangkan data yang banyak serta membutuhkan
bentuk yaitu square, ovoid, dan tapered (Arthadini, 2008). Kemudian pada tahun
kawat gigi pada arch wire yang digunakan untuk perawatan ortodonti dari sebuah
lengkung gigi yang berbeda yaitu bentuk lengkung gigi square, ovoid, dan
lengkung gigi pada model cetakan baik pada rahang atas dan rahang bawah.
Bentuk lengkung gigi dipilih disesuaikan dengan template yang paling cocok
dengan model cetakan gigi (Othman, 2012). Orthoform template bentuk tapered,
ovoid, dan square disajikan masing-masing pada gambar 2.9, 2.10, dan 2.11.
32
Populasi Jawa berasal dari ras Mongoloid dan sub ras Deutero Melayu (Artaria,
2012). Orang Jawa paling banyak tinggal di tanah Jawa dan merupakan suku
terbesar di Indonesia dengan jumlah sekitar 90 juta (Suseno, 2009). Populasi Jawa
rambut hitam lurus atau berombak, rambut tubuh jarang. Bentuk lengkung gigi