Anda di halaman 1dari 4

Nama : Afifatuz Zakiyah

NIM : 31102000093

KP : DR drg Sandy Christiono Sp.KGA

RESUME PPT “Postnatal development of the Head, Face and Neck”

➢ EMBRIOLOGI
a. Embriologi Wajah
• Perkembangan wajah dimulai pada minggu keempat intra uterin. Pada saat ini
panjang embrio kurang lebih3,5 mm dan daerah wajah terdiri dari 5 buah tonjolan
(prosesus) pada sebuah lekukan yang disebut stomatodeum, yang dibentuk oleh
pasangan pertama lengkung faring
• Lengkungan faring berperan dalam proses pembentukan kepala tetapi tidak ikut
berperan dalam membentuk leher. Pada akhir minggu ke-4, lengkungan faring
mengelilingi bagian pusat wajah yang terbentuk dari stomodeum. Ketiga mudigah
yang berumur 32 hari atau 4½ minggu, terdapat lima lengkung faring yaitu (Sadler,
2015):
a.Lengkung faring pertama (tonjolan-tonjolan mandibula), disebelah kaudal
stomodeum.
b.Lengkung faring kedua (tonjolan-tonjolan maksila), terletak disebelah lateral
stomodeum.
c.Lengkung faring ketiga (tonjolan-tonjolan frontonasal), suatu tonjolan yang
berbentuk bulat disebelah kaudal stomodeum. d.Lengkung faring keempat dan
kelima yang unsur rawannya bersatu membentuk tulang rawan thyroides, cricoidea,
corniculata, dan cuneiformedari laring.
• Pada minggu ke-5, tumbuh dua penonjolan yaitu lateral processes (maxillary
swelling) dan frontonasal processes (median nasal swelling). Selama 2 minggu
selanjutnya maxillary processes akan terus berkembang semakin ke medial dan
menekan frontonasal processes kearah midline. Penyatuan kedua penonjolan ini
akan membentuk bibir. Dari maxillary processes akan tumbuh 2 shelfike yang disebut
palatina shelves yang akan terbentuk palatum primer, sekunder dan foramen
incisivus pada minggu ke-7 (Hupp, et al., 2008).
b. Development of the Face (I)
5 facial primordia
•Frontonasalprominence
•Paired maxillary prominences
•Paired mandibular prominences
•Surround primordial mouth (stomodeum)
•Neural crest: source for almost all connective tissues in the face
•Frontonasal prominence forms forehead and nose and a short margin of mouth
•Lower jaw and lip form first
•Nasal placodes(and pit): surrounded by medial & lateral nasal prominences
•Nasal pit remains connected to mouth
•Maxillary prominences grow toward each other, pushing nasal prominences
Medially
c. Development of the Face (II)
•Medial nasal prominences merge with each other and with lateral nasal &
maxillary prominences
•Nasolacrimal groove: between lateral nasal and maxillary prominences
•Becomes nasolacrimal duct
•Intermaxillary segment
•Merger of medial nasal prominences
•Gives rise to philtrum, premaxillary bones, primary palate
➢ Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Wajah
•Faktor keturunan
•Nutrisi
•Penyakit
•Perbedaan ras dan Etnik
•Pengaruh hormone
a. Arah pertumbuhan wajah berlangsung tiga arah
1. Pertumbuhan wajah kearah tranversal
Pertumbuhan wajah kearah tranversal sabagian besar disebabkan oleh
karena bertambah besarnya corpus maksila, prosessus alveolaris,
adanyaresobsi pada bagian lingual prosesus alveolaris dan pada dinding
lateral 14 rongga hidung serta antrum. Bertambah lebarnya wajah
merupakan akibat dari adanya pusat permukaan yang aktif pada sutura
palatina media. Pertumbuhan tulang zygomatic kearah tranversal akan
menambah lebar wajah. Pertumbuhan tranversal tulang zygomatic ini
disebabkan oleh aposis permukaan lateral dan permukaan di dalamya.
2. Pertumbuhan wajah ke arah ventral
Pada wajah bagian tengah antara Nation (N) dan Subnation(Sn) pertumbuhan
dipengaruhi oleh sinus –sinus maksilaris dan bertambah besarnya daerahsub
nasal. Bertambah tingginya palatum dan bertambah besarnya ukuran
prosessus alveolar pada tulangatas. 3) Pada wajah bagian bawah, yaitu
antara Subnation(Sn) dan Gnation(Gn), pertumbuhan dipengaruhi oleh
rahang bawah pada saat erupsi gigi–gigi pada pertumbuhan kondilus pada
rahang bawah.
3. Pertumbuhan wajah kearah sagital
Pertumbuhan wajah kearah depan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
Panjang dari tulang–tulang wajah kearah anteroposterior.
➢ Mekanisme pertumbuhan tulang wajah
Ada tiga mekanisme utama pertumbuhan tulang wajah yang mana masing–masing
berperan Sebagian pada pertumbuhan tengkorak dan rahang
• Pertumbuhan dari kartilago septum hidung akan menyebabkan hidung lebih
kedepan dari posisi semula dibawah bagian depan cranium.
• Pertumbuhan sutura akan memperbesar ukuran kepala pada semua dimensi.
Diperkirakan bahwa sutura–sutura yang memisahkan wajah dari cranium
tersusun sedemikian rupa sehingga pertumbuhan pada sutura–sutura
tersebut akan menggerakan wajah kearah depan dan kebawah dalam
kaitanya dengan cranium.
• Aposis tulang pada permukaan periosteum akan menambah besar ukuran
kepala dalam segal dimensi. Akibat lain adalah tulang–tulang menjadi sangat
lebar sehingga resopsi tulang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
ketebalan dan kekuatan yang akurat.
➢ MALOKLUSI
• Maloklusi adalah oklusi gigi yang menyimpang dari normal (Dewanto, 1993).
Angle cit. Bishara menyatakan maloklusi adalah kondisi yang
menggambarkan variasi biologi normal dari oklusi gigi geligi maksila dan
mandibula, makin besar penyimpangan yang dianggap atau diterima sebagai
oklusi normal atau ideal, maka makin parah tingkat maloklusi.
• Moyers mengklasifikasikan etiologi maloklusi menjadi herediter, kelainan
perkembangan yang tidak diketahui asalnya,trauma (trauma prenatal dan
postnatal), agen fisik (premature extraction gigi desidui), kebiasaan (misalnya
menghisap ibu jari, menggigit bibir), penyakit (misalnya penyakit sistemik)
dan malnutrisi (Alam, 2012). Graber cit. Singh (2007) juga mengklasifikasikan
etiologi maloklusi menjadi 2 faktor, yaitu faktor umum dan lokal. Faktor
umum tersebut meliputi herediter, kongenital, lingkungan, defisiensi nutrisi,
kebiasaan, dan postur. Faktor lokal meliputi jumlah gigi, ukuran gigi,
premature loss gigi desidui, dan erupsi gigi permanen yang tertunda.
• Klasifikasi Maloklusi :
1. Kelas I
Relasi maksila dan mandibula dalam keadaan normal. Tonjol mesiobukal
gigi molar molar pertama maksila beroklusi pada bukal groove gigi molar
pertama permanen mandibula.
2. Kelas II
Tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen maksila beroklusi
diantara tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen mandibula dan
sebelah distal premolar kedua mandibula.
3. Kelas III
Relasi mandibula lebih ke anterior terhadap maksila. Tonjol mesiobukal
gigi molar pertama permanen maksila beroklusi pada interdental antara
distal molar pertama dan mesial molar kedua mandibula.

Anda mungkin juga menyukai