Anda di halaman 1dari 95

GROWTH AND DEVELOPMENT

OF THE TEETH AND OCCLUSION


DSP 2
Erupsi Gigi
Urutan pertumbuhan gigi susu
Gigi atas waktu Erupsi waktu Tanggal
Insisive Sentral antara 8-12 bln antara 6-7 thn
Insisive Lateral antara 9-13 bln antara 7-8 thn
Caninus antara 16-22 bln antara 10-12 thn
Molar pertama antara 13-19 bln antara 9-11 thn
Molar kedua antara 25-33 bln antara 10-12 thn

Gigi bawah waktu Erupsi waktu Tanggal


Insisive Sentral antara 6-10 bln antara 6-7 thn
Insisive Lateral antara 10-16 bln antara 6-7 thn
Caninus antara 17-23 bln antara 9-12 thn
Molar pertama antara 14-18 bln antara 9-11 thn
Molarkedua antara 23-31 bln antara 10-12 thn
PRIMARY DENTITION
The Embryonic Growth &
Development of Deciduous Teeth
Ada 4 tahap:
1. Inisiasi
2. Bud Stage (stadium tunas)
3. Cap Stage (stadium topi)
4. Bell Stage (stadium lonceng)
Inisiasi
 Perkembangan gigi dimulai pada minggu ke
3 intrauterin
 dimulai dari penebalan epitel mulut
(ektoderm)  berkontak dengan jaringan
ikat mesenkim dibawahnya (krista neuralis)

 Pada minggu ke 6.
Penebalan, ada sturuktur lapisan basal epitel
membentuk huruf C  Dental lamina

 Inisiasi seluruh diciduous teeth berlangsung


selama 2 bulan (minggu ke 8)
Bud Stage
Dental lamina terus tumbuh
(mitotik)  menghasilkan semacam
titik-titik  tunas, di 10 dental
lamina masing-masing rahang

Dimulai minggu ke6 hingga minggu


ke8 semua bud (tunas) muncul
Cap Stage
Permukaan dalam tunas invaginasi 
cekungan  cap
Minggu ke 10
Terdiri dari:
1. Papila dentis
2. Epitel gigi:
a) Epitelium enamelum externum
b) Epitelium enamelum internum
3. Enamel knot (simpul email) .
Bell Stage
3 bulan
Invaginasi semakin dalam
1. Sel mesenkim papila diferensiasi
 odontoblas (seumur hidup) 
predentin  dentin
2. Sel lain  pulpa dentis
3.Epitelium enamelum
internum  ameloblas
 email
4. Persatuan epitel gigi 
selubung akar
5. Dentin terus dibentuk 
rongga pulpa menyempit
 saluran berisi pembuluh
darah
6. Jaringan mesenkim di luar
gigi berkontak dengan
dentin  sementoblas 
sementum
7. Mesenkim lain 
ligamentum periodontal
Neonatal
Bantalan Gusi
Saat lahir, prosessus alveolaris dilindungi oleh
bantalan gusi, yang segera tersegmentasi untuk
menunjukkan lokasi gigi yang sedang berkembang.
Gusi tersebut kuat, seperti dalam mulut edentulous
orang dewasa. Bentuk dasar lengkungan ditentukan
dalam kehidupan intrauterine.
Ukuran bantalan gusi saat lahir dapat ditentukan oleh
salah satu dari faktor-faktor berikut, menurut Leighton;
(1) Keadaan bayi saat kelahiran;
(2) Berat bayi saat lahir;
(3) Ukuran gigi primer yang berkembang dan
(4) Murni faktor genetik. Lengkungan maksilaris
berbentuk tapal kuda dan bantalan gusi cenderung
meluas secara buccal dan labial, lebih jauh lagi,
lengkungan mandibularis terletak pada posterior
lengkung maksila ketika bantalan gusi kontak.
Hubungan Rahang Neonatal
Simpson dan Cheung menemukan bahwa hanya 2%
dari semua neonatus memiliki hubungan bantalan gusi
dengan gigitan terbuka anterior
Hubungan rahang biasanya belum terlihat
Mulut neonatal adalah sistem panduan indera yang
menyediakan input untuk banyak fungsi
neuromuskuler yang vital, misalnya, menyusui,
pernapasan, menelan, menguap, dan batuk.
Postnatal Growth and Development of
Primary Teeth
Kalsifikasi
Inisiasi kalsifikasi Incisiv sentral (14 minggu)
M1 (15 ½ minggu)
Incisiv lateral (16 minggu)
Canine (17 minggu)
M2 (18 minggu)
Erupsi
Pemunculan gigi menuju posisi oklusi. Terjadi setelah ada pembentukan mahkota
dan akar gigi.
Faktor-faktor yang memengaruhi:
Gen: paling banyak mempengaruhi erupsi
Nutrisi
Mekanik: pertumbuhan tulang alveolar, tarikan serat- serat periodontal,
dorongan pemanjangan akar
Jenis kelamin: wanita lebih cepat erupsi kecuali pada M3
ERUPSI
Dimulainya ERUPSI
(pergerakan gigi melewati
Mahkota tulang rahang dan mukosa
Terbentuk untuk tampak dan berfungsi di
dalam rongga mulut)
• POST ERUPSI
• PRE FUNGSIONAL
• PRE ERUPSI
FASE
Fase Pre-erupsi

Merupakan fase-fase
yang telah dibahas pada
bab sebelumnya,yaitu
yang terdiri dari 4 tahap:
inisiasi, bud, cap, bell
stage.
Fase Pre-fungsional
Terdiri dari 5 kejadian:
1. Fase secretory, dari amelogenesis
lengkap sampai sebelum terbentuknya
akar

2. Fase intraosseous, ketika


terbentuknya akar

3. Fase supraosseous, gigi bergerak ke


oklusal sehingga reduced enamel
epitelium yang menutupi mahkota
sampai berkontak dengan oral
epitelium.
Setelah aposisi enamel berhenti
pada mahkota gigi susu dan
permanent, Ameloblas menempati
selaput aseluler gigi pada
permukaan baru enamel.
gigi masih di cover oleh lapisan
ameloblas dan lapisan organ
enamel (yang terdiri dari : Epitel
enamel luar, stratum retikulum ,
stratum intermedium )

mekanisme
4. Ujung mahkota masuk ke kavitas
oral. Mahkota erupsi secepatnya
dan batas lateral dari mukosa oral
menjadi dento ginggival
junction.
5. Pergerakan oklusal adalah hasil
dari erupsi aktif. Ketika gigi
bergerak ke oklusal, pemisahan
dari epitelium tambahan dari
mahkota menghasilkan
perubahan apikal dari ginggiva.
-epitel akan
berdempetan dengan gigi
pada daerah cerviks
-karena gigi menembus
epitel, epitel yang hilang
dan epitel oral akan
membentuk epitel
junction awal dan beubah
menjadi Dentogingival
junction

mekanisme
Fase Fungsional erupsi (Post-Erupsi)
gigi mencapai oklusinya
tinggi processus alveolaris meningkat
akarnya akan terus tumbuh
Kepadatan tulang alveolar meningkat dan dasar serabut
dari ligamen periodontal dibentuk oleh serabut itu sendiri
kedalam grup yang terpisah yang dihadapkan pada
ginggival, alveolar crest, dan permukaan alveolar di
sekitar akar.
Nervus untuk merasakan sakit, panas, dingin, dan gaya
tekan diatur di dalam periodontal ligamen
Dari apex ke ginggiva, nervus melewati bagian sentral
dari periodontal ligamen bersama pembuluh darah.
REVIEW
KRONOLOGI
ERUPSI GIGI
•Awal perubahan yang terlihat di jaringan gigi
terlihat sebelum erupsi akar, adalah perubahan
dari jaringan ikat pada dental folikel untuk
membentuk pola dari gigi erupsi.
•jaringan ikatnya menghilang, sel telah
berdegenerasi dan jumlahnya berkurang,
pembuluh darah lebih sedikit, dan saraf
terminal rusak dan berdegenerasi.

Perubahan Jaringan Overlying Gigi


Dental folikel mengubah jaringan ikat halus. menjadi
kuat, memanjang antara akar sampai dengan permukaan
tulang alveolar. Berkas serat periodontal yang paling pesat
terlihat pada area cervical dari akar dan memanjang pada
sudut coronal alveolar.
Pada waktu yang sama, tulang alveolar dari crypt
mengalami remodelling untuk mengakomodasi
pembentukan akar. Daerah ini mulai padat dengan
fibroblas. Selama pergerakan erupsi, formasi kolagen dan
penggantian serat sangat cepat (kemungkinan 24 jam).

Perubahan pada Jaringan sekitar Gigi


Gigi bergerak secara cepat dalam rongga (socket) selama
erupsi pre-fungsional dibandingkan dengan periode lain.
Tulang trabekula yang halus terlihat di area fundic.
Tulang trabekula menyeimbangkan dari erupsi gigi dan
memberikan beberapa bantuan ke jaringan apical.

Perubahan di dalam Jaringan Dasar Gigi


Erupsi Gigi Primer

Erupsi dini Erupsi terlambat

•gangguan sistemik dari nutrisi


kadang gigi insisivus susu satu
atau endokrin
bawah sebuah atau dua buah
telah erupsi pada waktu bayi
•sebab umum adalah crenitism,
dilahirkan
rickets, mongolism, dan siphilis
cirinya: mudah tanggal,
kongenital
pembentukan akar, struktur
dan kalsifikasi yang tidak
sempurna

Efek sistemik
Tidak menimbulkan efek sistemik yang berarti. Namun
dapat menimbulkan efek lokal seperti pembengkakan gingiva
dan eritema pada pipi.
Ukuran Gigi Sulung
Laki-laki > perempuan
MIXED DENTITION
Periode dimana terdapat gigi sulung dan gigi
permanen di dalam mulut secara beramaan, disebut
sebagai periode pertumbuhan gigi campuran.
Gigi permanen yang mengikuti tempat kedudukan gigi
primer yang terdahulu disebut sebagai gigi pengganti,
contohnya incisive, caninus, dan premolar.
Gigi permanen yang erupsi pada bagian posterior dari
gigi sulung disebut sebagai gigi tambahan.
Periode Transisi I
Merupakan fase yang tidak estetik
karena satu atau dua gigi anterior
tanggal
Dimulai dengan emerge M1 RB
kemudian diikuti oleh emerge M1
RA
2 bulan kemudian I1 RB tanggal
dan munul penggantinya
1 tahun kemudian I1 RA
mengalami transisi diikuti
I2 RB
1 tahun berikutnya I2 RA
diganti dengan gigi tetap
Pola ini tidak banyak bervariasi  dalam waktu
banyak variasi
Periode ini berlangsung selama 2 tahun (usia 6 – 8
tahun)
Arah erupsi M1 mengikuti kedudukan M2  oklusi
cusp to cusp
Insisif RA dan RB mencapai oklusi deep bite
Periode Intertransisi
Dimulai saat usia 9 tahun
Insisif erupsi penuh dan
berakhir saat pergantian gigi
sulung posterior
Mandibula bertambah panjang ke arah horizontal
untuk memberi tempat bagi M2
Tinggi rahang bertambah karena adanya
perkembangan tulang muka dan prosesus alveolaris
Periode Transisi II
Pada wanita dimulai pada usia 10 tahun dan pada laki-
laki 10 ⅟₂ tahun
Merupakan fase perkembangan yang besar variasinya
baik dalam hal emergence dari gigi yang normal.
Ditambah pengaruh faktor lingkungan
Periode transisi II ditandai dengan 3
gambaran klinis:
Pergantian gigi sulung C dan M
Emergence dan erupsi gigi C dan P
Emergence dan erupsi M2
Tahap akhir dari periode trasisi II
Semua gigi sulung sudah taggal
Semua gigi penggantinya sudah
erupsi penuh dan beroklusi kecuali
kaninus RA
Karakteristik pola lengkung gigi normal pada mixed
dentition stage
Class I molar dan hubungan antara gigi caninus
Positif leeway space
Tidak ada rotasi atau incisor crowding
Sumbu inklanasi buccolingual yang normal
Sumbu inklanasi mesiodistal yang normal
Hubungan kuat bagian proksimal
Ridge marginal secara vertikal
Flat occlusal plane
Faktor yang mempengaruhi lengkung gigi
Tanggalnya gigi sulung
Interproksimal karies
Kondisi patologi
Ankylosis pada gigi sulung
Oral habit
trauma
Karakteristik pada mix dentition stage
Spacing
Diastema merupakan ruangan atau jarak yang ada
diantara kedua gigi yang bersebelahan
Pada mixed dentition stage, midline diastema antara I1
RA itu sering terjadi dan kebanyakan pada berbagai
kasus, ukuran dari diastema itu kurang lebih antara 1-3
mm
Diastema mulai menutup pada permanent dentition stage
Molar relationship
Beberapa pengertian mengenai
hubungan antara gigi molar:
Class I molar relationship, cusp
mesiobukal dari M1 tetap RA
beroklusi dengan bukal groove
dari M1 tetap RB
Class II molar relationship, cusp
mesiobukal dari MI tetap RA
beroklusi dari sisi mesial dengan
bukal groove dari M1 RB
Class III molar relationship,
cusp mesiobukal M1 tetap
RA beroklusi dari sisi distal
dengan bukal groove M1
RB

Perubahan yang terjadi antara


molar yaitu dari primary
dentition stage menjadi
permanent dentition stage
terjadi pada usia 8 tahun
atau antara 5-13 tahun.
61,6%
56%

34,3%

44% 4,1%
The Leeway Spaces
Leeway space adalah
perbedaan jarak antara
dimensi mahkota mesial-
distal dari gigi caninus,
P1, P2 permanen yang
belum erupsi dengan
caninus, M1, dan M2
sulung

Kadang, jarak dimensi


mahkota mesial-distal
gigi yang belum erupsi
lebih besar dari gigi
sulung, hal ini disebut
Leeway space deficiency,
menyebabkan crowding
PERMANENT DENTITION
Mekanisme Erupsi
Pengertian Erupsi
Suatu proses perkembangan gigi berupa pergerakan
gigi dari dalam rahang, baik maksila maupun
mandinula, melewati tulang alveolar ke dalam rongga
mulut hingga oklusi dengan gigi antagonisnya
(Moyers)
Fase Pergerakan yang Mendorong Erupsi
Gigi
1. Fase pre-erupsi
2. Fase prefungsional erupsi
3. Fase fungsional post-erupsi
Fase pre-erupsi
Merupakan fase persiapan
Terdiri dari pergerakan untuk perkembangan dan
pertumbuhan benih gigi didalam procesus alveolaris
sebelum pembentukan akar
Fase prefungsional erupsi
Dimulai dengan pembentukan akar
Diakhiri dengan pertemuan aspek oklusal
Berlangsung dalam 5 peristiwa:
Fase pengeluaran amelogenesis
Tahap intraosseous
Tahap supraosseous
Ujung mahkota memasuki rongga mulut
Erupsi gigi
Fase fungsional post-erupsi
Dimulai ketika gigi oklusi dan berlanjut sepanjang
masing-masing gigi mengisi sisa rongga mulut
Dari awal procesus alveolaris akan meninggi dan akar
melanjutkan pertumbuhannya
Terjadi pemadatan proc. alveolaris
Pembuluh darah memasuki ligamen dari tulang
alveolar
Saluran akar menyempit
MOLAR RELATIONSHIP
Molar relationship & development of dental primary
occlusion
Stages of dental development
1. Gum pads
2. Primary dentition
3. Mixed dentition
4. Permanent dentition
Gum pads
Tahap ini berawal dari lahir
hingga erupsinya gigi
sulung pertama

Gumpad RA:
> ke anterior 2,7 mm
(laki-laki) 2,5 mm
(perempuan)
Patokan : sulkus lateral,
tempat erupsi gigi kaninus
lebih besar & lebih lebar
Primary dentition
Tahap ini berawal dari erupsinya gigi sulung sampai
erupsinya gigi permanent yang terjadi sekitar umur
enam tahun.

pada tahap ini akan dibahas overbite, overjet, spacing,


dan molar relationship.
 Overbite : merupakan kejadian dimana terjadi
overlap/kelebihan yang terjadi antara insisivus maxilla
dan insisisvus mandibula yang dilihat secara vertikal.
 Overjet/protrusion : merupakan kejadian dimana
terjadi overlap/kelebihan yang terjadi antara insisivus
sentral maxilla dan insisisvus sentral mandibula yang
dilihat secara horizontal.
 Spacing : merupakan jarak yang terjadi antar dua gigi
yang bersebelahan
 Molar relationship : pada tahap ini dideskripsikan dalam
terminal planes. Terminal planes adalah permukaan distal
gigi molar ke dua dari maxilla dan mandibulla
Molar relationship ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Flush terminal
2. Mesial terminal
3. Distal terminal
Mixed dentition
Mixed dentition mulai semenjak erupsiya gigi
permanen pertama (biasanya insisivus sentral
mandibula) dan selesai saat gigi sulungnya tanggal
Lee way space
Occlusion
Occlusion : the way mandibular and maxillary teeth
articulate. Oklusi bersifat dinamis: berubah-ubah sesuai
perkembangan umur

Relationship in dental occluision involves :


 Study of the teeth
 Their morphology and angulation
 Muscle of mastication
 Skeletal structures
 TMJ
Perkembangan dari primary oclusion
Perkembangan primary oklusi berkaitan dengan neuromuscular
, primary arkus, serta hubungan oklusi pertama kali.

 Neuromuscular
pada saat gigi pertama mucul, gigi tersebut akan diarahkan
untuk bisa melakukan oklusi dengan baik oleh matriks otot
skeleton dan otot facial/wajah.
 Primary arkus
pada saat baru lahir hingga umur 12 bulan tdak terjadi
perubahan yang signifikan pada arkusnya, tetapi arkus pada
bagian rahang atas (maxilla) lebih panjang dari rahang bawah
(mandibulla). Erupsi gigi sendiri juga mempengaruhi
perkembangan ramus
 Relationship of occlusion
pada saat lahir, gum pads maxilla dan mandibulla akan
berkontak. Oklusi akan mulai ditentukan pada saat
molar pertama primary muncul.
Occlusion in Permanent Dentition
Stage
Occlusion
Kontak antara gigi-geligi dari lengkung yang
berlawanan
Occlusion in Permanent Dentition Stage
Occlusal relationship pada maksila/mandibula dimulai
ketik gigi deciduous yang terakhir tanggal
Karakteristik Normal Occlusion
1. Overlap
2. Overbite dan overjet
3. Angulations
4. Occlusions
5. Posterior relationship
6. Arch curvature
Karakteristik Normal Occlusion
1.Overlap
Gigi RA labial/buccal terhadap gigi RB
2. Overbite dan overjet
Overbite : 10-50%
Overjet : 1.0-30 mm
Impinging overbite
Vertical overlap yang berlebihan pada gigi anterior
3. Angulations

Gigi memiliki
faciolingual dan
mesiodistal
angulations
4. Occlusion
Setiap gigi permanen
oklusi dengan 2 gigi
pada rahang yang
berlawanan (kecuali:
central incisor RB dan
M2 RA)
5.Posterior Relationship
6. Arch curvatures
Anteroposterior curvature pada
mandibula disebut curve of
Spee, sedangkan pada maksila
disebut compensating curve
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan dan Pertumbuhan Gigi
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Erupsi
Gigi
Genetik dan ras urutan dan waktu erupsi, cth: orang Eropa dan
Amerika dari suku Eropa asli cenderung lebih lambat erupsi giginya
dibandingkan Amerika-Negro, Indian, Asia
Kelamin erupsi pada anak perempuan 5 bulan lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki kecuali pada molar 3
Lingkungan pengaruh ±20%
Sosial Ekonomi (kesehatan, keadaan nutrisi, dan lain-lain)
Nutrisi pengaruh 1%
Penyakit/Sistemik
Lokal jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi
berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gusi yang menebal, dan
gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya (
Faktor-Faktor yang Menentukan Posisi Gigi
Selama Tahapan Erupsi
Pada tahap pre-erupsi
Gen
Pada tahap intra-alveolar
Ada tidaknya gigi yang digantikan
Kecepatan resorpsi gigi sulung
Kondisi patologis lokal
Premature loss gigi sulung
Pada tahap intra oral
Pergerakan pipi, lidah, bibir
Objek yang masuk ke dalam mulut (jempol, jari, pensil, gigi)

Pada tahap Occlusal


Interdigitasi cusp dari otot mastikasi
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Penyesuaian oklusi

Pertumbuhan ke anterior dan maksila


Lee Way Space pada maksila
Pertumbuhan ke anterion dan mandibula
Lee Way Space pada mandibula

Anda mungkin juga menyukai