Pada minggu ke 6.
Penebalan, ada sturuktur lapisan basal epitel
membentuk huruf C Dental lamina
Merupakan fase-fase
yang telah dibahas pada
bab sebelumnya,yaitu
yang terdiri dari 4 tahap:
inisiasi, bud, cap, bell
stage.
Fase Pre-fungsional
Terdiri dari 5 kejadian:
1. Fase secretory, dari amelogenesis
lengkap sampai sebelum terbentuknya
akar
mekanisme
4. Ujung mahkota masuk ke kavitas
oral. Mahkota erupsi secepatnya
dan batas lateral dari mukosa oral
menjadi dento ginggival
junction.
5. Pergerakan oklusal adalah hasil
dari erupsi aktif. Ketika gigi
bergerak ke oklusal, pemisahan
dari epitelium tambahan dari
mahkota menghasilkan
perubahan apikal dari ginggiva.
-epitel akan
berdempetan dengan gigi
pada daerah cerviks
-karena gigi menembus
epitel, epitel yang hilang
dan epitel oral akan
membentuk epitel
junction awal dan beubah
menjadi Dentogingival
junction
mekanisme
Fase Fungsional erupsi (Post-Erupsi)
gigi mencapai oklusinya
tinggi processus alveolaris meningkat
akarnya akan terus tumbuh
Kepadatan tulang alveolar meningkat dan dasar serabut
dari ligamen periodontal dibentuk oleh serabut itu sendiri
kedalam grup yang terpisah yang dihadapkan pada
ginggival, alveolar crest, dan permukaan alveolar di
sekitar akar.
Nervus untuk merasakan sakit, panas, dingin, dan gaya
tekan diatur di dalam periodontal ligamen
Dari apex ke ginggiva, nervus melewati bagian sentral
dari periodontal ligamen bersama pembuluh darah.
REVIEW
KRONOLOGI
ERUPSI GIGI
•Awal perubahan yang terlihat di jaringan gigi
terlihat sebelum erupsi akar, adalah perubahan
dari jaringan ikat pada dental folikel untuk
membentuk pola dari gigi erupsi.
•jaringan ikatnya menghilang, sel telah
berdegenerasi dan jumlahnya berkurang,
pembuluh darah lebih sedikit, dan saraf
terminal rusak dan berdegenerasi.
Efek sistemik
Tidak menimbulkan efek sistemik yang berarti. Namun
dapat menimbulkan efek lokal seperti pembengkakan gingiva
dan eritema pada pipi.
Ukuran Gigi Sulung
Laki-laki > perempuan
MIXED DENTITION
Periode dimana terdapat gigi sulung dan gigi
permanen di dalam mulut secara beramaan, disebut
sebagai periode pertumbuhan gigi campuran.
Gigi permanen yang mengikuti tempat kedudukan gigi
primer yang terdahulu disebut sebagai gigi pengganti,
contohnya incisive, caninus, dan premolar.
Gigi permanen yang erupsi pada bagian posterior dari
gigi sulung disebut sebagai gigi tambahan.
Periode Transisi I
Merupakan fase yang tidak estetik
karena satu atau dua gigi anterior
tanggal
Dimulai dengan emerge M1 RB
kemudian diikuti oleh emerge M1
RA
2 bulan kemudian I1 RB tanggal
dan munul penggantinya
1 tahun kemudian I1 RA
mengalami transisi diikuti
I2 RB
1 tahun berikutnya I2 RA
diganti dengan gigi tetap
Pola ini tidak banyak bervariasi dalam waktu
banyak variasi
Periode ini berlangsung selama 2 tahun (usia 6 – 8
tahun)
Arah erupsi M1 mengikuti kedudukan M2 oklusi
cusp to cusp
Insisif RA dan RB mencapai oklusi deep bite
Periode Intertransisi
Dimulai saat usia 9 tahun
Insisif erupsi penuh dan
berakhir saat pergantian gigi
sulung posterior
Mandibula bertambah panjang ke arah horizontal
untuk memberi tempat bagi M2
Tinggi rahang bertambah karena adanya
perkembangan tulang muka dan prosesus alveolaris
Periode Transisi II
Pada wanita dimulai pada usia 10 tahun dan pada laki-
laki 10 ⅟₂ tahun
Merupakan fase perkembangan yang besar variasinya
baik dalam hal emergence dari gigi yang normal.
Ditambah pengaruh faktor lingkungan
Periode transisi II ditandai dengan 3
gambaran klinis:
Pergantian gigi sulung C dan M
Emergence dan erupsi gigi C dan P
Emergence dan erupsi M2
Tahap akhir dari periode trasisi II
Semua gigi sulung sudah taggal
Semua gigi penggantinya sudah
erupsi penuh dan beroklusi kecuali
kaninus RA
Karakteristik pola lengkung gigi normal pada mixed
dentition stage
Class I molar dan hubungan antara gigi caninus
Positif leeway space
Tidak ada rotasi atau incisor crowding
Sumbu inklanasi buccolingual yang normal
Sumbu inklanasi mesiodistal yang normal
Hubungan kuat bagian proksimal
Ridge marginal secara vertikal
Flat occlusal plane
Faktor yang mempengaruhi lengkung gigi
Tanggalnya gigi sulung
Interproksimal karies
Kondisi patologi
Ankylosis pada gigi sulung
Oral habit
trauma
Karakteristik pada mix dentition stage
Spacing
Diastema merupakan ruangan atau jarak yang ada
diantara kedua gigi yang bersebelahan
Pada mixed dentition stage, midline diastema antara I1
RA itu sering terjadi dan kebanyakan pada berbagai
kasus, ukuran dari diastema itu kurang lebih antara 1-3
mm
Diastema mulai menutup pada permanent dentition stage
Molar relationship
Beberapa pengertian mengenai
hubungan antara gigi molar:
Class I molar relationship, cusp
mesiobukal dari M1 tetap RA
beroklusi dengan bukal groove
dari M1 tetap RB
Class II molar relationship, cusp
mesiobukal dari MI tetap RA
beroklusi dari sisi mesial dengan
bukal groove dari M1 RB
Class III molar relationship,
cusp mesiobukal M1 tetap
RA beroklusi dari sisi distal
dengan bukal groove M1
RB
34,3%
44% 4,1%
The Leeway Spaces
Leeway space adalah
perbedaan jarak antara
dimensi mahkota mesial-
distal dari gigi caninus,
P1, P2 permanen yang
belum erupsi dengan
caninus, M1, dan M2
sulung
Gumpad RA:
> ke anterior 2,7 mm
(laki-laki) 2,5 mm
(perempuan)
Patokan : sulkus lateral,
tempat erupsi gigi kaninus
lebih besar & lebih lebar
Primary dentition
Tahap ini berawal dari erupsinya gigi sulung sampai
erupsinya gigi permanent yang terjadi sekitar umur
enam tahun.
Neuromuscular
pada saat gigi pertama mucul, gigi tersebut akan diarahkan
untuk bisa melakukan oklusi dengan baik oleh matriks otot
skeleton dan otot facial/wajah.
Primary arkus
pada saat baru lahir hingga umur 12 bulan tdak terjadi
perubahan yang signifikan pada arkusnya, tetapi arkus pada
bagian rahang atas (maxilla) lebih panjang dari rahang bawah
(mandibulla). Erupsi gigi sendiri juga mempengaruhi
perkembangan ramus
Relationship of occlusion
pada saat lahir, gum pads maxilla dan mandibulla akan
berkontak. Oklusi akan mulai ditentukan pada saat
molar pertama primary muncul.
Occlusion in Permanent Dentition
Stage
Occlusion
Kontak antara gigi-geligi dari lengkung yang
berlawanan
Occlusion in Permanent Dentition Stage
Occlusal relationship pada maksila/mandibula dimulai
ketik gigi deciduous yang terakhir tanggal
Karakteristik Normal Occlusion
1. Overlap
2. Overbite dan overjet
3. Angulations
4. Occlusions
5. Posterior relationship
6. Arch curvature
Karakteristik Normal Occlusion
1.Overlap
Gigi RA labial/buccal terhadap gigi RB
2. Overbite dan overjet
Overbite : 10-50%
Overjet : 1.0-30 mm
Impinging overbite
Vertical overlap yang berlebihan pada gigi anterior
3. Angulations
Gigi memiliki
faciolingual dan
mesiodistal
angulations
4. Occlusion
Setiap gigi permanen
oklusi dengan 2 gigi
pada rahang yang
berlawanan (kecuali:
central incisor RB dan
M2 RA)
5.Posterior Relationship
6. Arch curvatures
Anteroposterior curvature pada
mandibula disebut curve of
Spee, sedangkan pada maksila
disebut compensating curve
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan dan Pertumbuhan Gigi
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Erupsi
Gigi
Genetik dan ras urutan dan waktu erupsi, cth: orang Eropa dan
Amerika dari suku Eropa asli cenderung lebih lambat erupsi giginya
dibandingkan Amerika-Negro, Indian, Asia
Kelamin erupsi pada anak perempuan 5 bulan lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki kecuali pada molar 3
Lingkungan pengaruh ±20%
Sosial Ekonomi (kesehatan, keadaan nutrisi, dan lain-lain)
Nutrisi pengaruh 1%
Penyakit/Sistemik
Lokal jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi
berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gusi yang menebal, dan
gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya (
Faktor-Faktor yang Menentukan Posisi Gigi
Selama Tahapan Erupsi
Pada tahap pre-erupsi
Gen
Pada tahap intra-alveolar
Ada tidaknya gigi yang digantikan
Kecepatan resorpsi gigi sulung
Kondisi patologis lokal
Premature loss gigi sulung
Pada tahap intra oral
Pergerakan pipi, lidah, bibir
Objek yang masuk ke dalam mulut (jempol, jari, pensil, gigi)