PENDAHULUAN
terjadi bersamaan untuk semua gigi. Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu
cells. Sel ini terdapat disepanjang sisi lateral dari neural plate.
yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari
mandibula dan maksila dimana gigi akanerupsi. Dental lamina ini tumbuh dari
arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yanglebih
epithel terbentuk pada dental lamina dalam setiap rahang,yang merupakan calon
1
c. Tumbuh kembang gigi periode mixed dentition
dan studi pustaka. Metode ini dilakukan dengan cara mencari materi ataupun
artikel yang menunjang, baik melalui internet maupun buku-buku yang berkaitan
2
BAB II
KASUS : PASKALIS TEETH
During your circle in the integration clinic of RSGM, there was a patient,
Paskalis, 11 years old. She came with her mother who was very concerned about
her daughter’s teeth. She mentioned that most of her daughter’s friend at school
were having appointment with their dentist to have their teeth removed and they
had nice ad white new teeth coming alongway. Paskalis mother recalled the last
time she saw a dentist for Paskalins teeth was when she was about 8-8.5 years old.
Dental history : her first baby teeth erupted when she was around 9 months
old. Lower four anterior teeth were seen first, followed by upper anterior teeth.
Next teeth in the row were lower back teeth. The mother could not remember at
what age Paskalis had all her baby teeth present in her mouth. Her permanent
teeth started to erupt when she was around 7 years old. Some of her baby teeth
came out by themselves , only a few needed a dentist’s help to have them taken
out. Paskalis did not consume sweets or chocolates very often and she loved
16-46 and 26-36 have class I molar relationship; crossbite in 11 and 41;
3
2.1 Identitas Pasien
Nama : Paskalis
2.3 Hipotesis
2.4 Mekanisme
4
BAB III
PEMBAHASAN
Gigi manusia berasal dari dua lapisan benih primer, ektodermal dan
mesodermal, yang juga tumbuh kembang gigi dipengaruhi oleh neural crest
3.1.1 Inisiasi
buah untuk tiap rahang yang nantinya akan menjadi dens deciduas. Organ email
ini tidak saja membentuk email gigi tetapi meluas ke daerah akar gigi sebagai
terdiri dari 2-3 lapis epitel. Mula-mula tampak sebagai penebalan epitel mulut
pada waktu embrio berumur 7-8 minggu. Pada waktu itu lidah telah terbentuk
dengan baik, namun bibir atas dan bawah masih belum terpisah. Penebalan tadi
terjadi pada epitil ectoderm. Penebalan tadi kemudian masuk ke dalam jaringan
5
mesenkim di bawahnya sepanjang rahang atas dan bawah. Penebalan ini disebut
Di sebelah labial dan buccal dari penebalan tadi terjadi pula penebalan
dengan tempat dens desidua yang akan datang. Bangunan bulat tersebut adalah
primordium gigi sebagai putik gigi. Pada sekitar minggu ke-7 terbentuk kuncup
pertama gigi anterior RB. Pada minggu ke-8 semua kuncup gigi sulung terbentuk.
6
3.1.4 Dentinogenesis
Pada papila dentis terdapat banyak pembuluh darah dan fibril retikuler
diantara sel-selnya. Sel-sel diperifer dekat lapisan ameloblast akan berubah yang
predentia
2. Mineralisasi matriks
yang berasal dari fibril yang berbeda di jaringan pengikat papila dentis. Fibril-
Biasanya mineralisasi berjalan secara linear, tetapi kadang kadang dapat pula
Tooth bud juga mulai terbentuk dengan jelas yang menandakan awal
putik tidak bertumbuh menjadi bangunan seperti bola tetapi menjadi seperti
bentuk tudung yang ditandai dengan sedikit invaginasi pada ujung putik.
7
Terbentuk suatu depresi di bagian terdalam dari setiap tooth bud dan
membentuk enamel organ, atau disebut juga dental organ. Enamel organ inilah
yang akan menghasilkan enamel. Kemudian di bawah enamel organ ini terdapat
massa dari kondensasi mesenkim. Massa ini disebut sebagai dental papilla, yang
akan menghasilkan dentin dan jaringan pulpa. Membran basal yang memisahkan
periodontal.
morfodiferensiasi dari bentuk tudung (cap) kemudian menjadi bentuk yang lebih
seperti lonceng.
8
Sel di pusat mengeluarkan sebuah asam mukopolisakarida ke dalam ruang
ekstraseluler antara sel-sel epitel yang meliputi tooth bud, yang menarik air dan
membentuk ameloblast
konvex
di tengah bud
Dental lamina mulai memecah dan memisahkan epitel oral dari tooth bud.
9
Inner enamel epithelium mulai melipat sehingga memungkinkan untuk
mengenali bentuk mahkota kelas morfologi spesifik gigi. Inner dan outer enamel
(Hertwig), yang akan membentuk akar gigi. Di daerah ini, inner dan outer enamel
epithelium akan semakin menyempit hingga tersisa lubang kecil yang akan
3.1.7 Amelogenesis
10
ameloblast kemudian berdiferensiasi dan mengalami maturasi dan membentuk
ameloblast.
dengan proses yang terdapat pada sel yang menghasilkan sekrit lainnya.
b. Mineralisasi
terbentuk. Pada tahap ini, hanya 25 – 30 % dari kadar mineral yang terdapat
pada email sempurna. Pada tahap kedua, terjadi penebalan Kristal garam yang
telah ada serta pengurangan bahan – bahan organic. Tahap ini terjadi bertahap
11
3.1.8 Kalsifikasi
14), molar pertama (minggu ke 15 ½), incisivus kedua (minggu ke 16), dan molar
Mahkota gigi terus tumbuh dengan lebar sehingga terjadi kalsifikasi cusp,
saat sebagian besar diameter mahkota gigi telah muncul. Ada sedikit kontrol
Erupsi adalah pergerakan gigi dari dalam tulang rahang ke arah oklusal
dimulai dengan sumber akar, kemudian dilanjutkan dengan terlihatnya gigi dalam
rongga mulut. Tingkat maksimum erupsi gigi adalah ketika gigi sampai pada
bidang oklusalnya.
12
a. Pre-erupsi
Selama fase ini, gigi yang sedang tumbuh bergerak ke segala arah untuk
menyebabkan resorpsi tulang pada arah pergerakan gigi dan aposisi tulang
a. Prefungsional erupsi
13
Tahap intraosseous terjadi ketika pembentukan akar dimulai sebagai hasil
proliferasi dari kedua epitel pelindung akar dan jaringan mesenkim dari
dan melewati tulang dan jaringan penghubung dari mucosa mulut ->
oral epithalial Ketika hal ini terjadi, reduced enamel epithelial dari
mahkota berproliferasi dan -> ikatan yang kuat dengan oral epithelial.
Ujung mahkota memasuki rongga mulut dengan menembus pusat sel epitel
ini merupakan tahap awal dari erupsi klinik. Mahkota erupsi kemudian,
dan garis lateral dari mukosa mulut -> dentogingival junction. Ketika
terbentuk.
melewati pemisah dari ikatan epitel mahkota dan hasil pergeseran apical
gusi.
Dimulai ketika gigi oklusi, procesus alveolaris meninggi dan akar melajutkan
14
mengakomodasi pertumbuhan rahang dan memenuhi perpanjangan akar.
dengan gigi, pada zona pusat ligamen periodontal. Pembuluh darah mulai
saluran akar menyempit, sebagai hasil dari pematangan akar, apikal fibers
15
3.2.1 Perubahan Jaringan yang Ada di Sekitar Gigi
Awal : perubahan jaringan ikat dari dental follicle yang membentuk suatu
Dari aspek histologi, bagian coronal dari dental follicle dipadati oleh
banyak monosit dengan osteoklas yang berperan dalam resopsi tulang dan
Jalur erupsi tampak sebagai zona dimana jaringan ikat tak terlihat, sel
sedikit dan terminal nerves putus dan berdegenerasi. Untuk keberhasilan erupsi
gigi, harus terjadi banyak resopsi pada overlying bony crypt yang dalam keadaan
remodeling konstan sebagai perbesaran benih gigi dan pertumbuhan wajah ke arah
bony crypt di luar gigi yang erupsi -> peningkatan dimensi jalur erupsi,dan
Dental follicle membentuk jaringan ikat yang baik. Secara bertahap mulai
cervical akar dan meluas pada suatu sudut coronal untuk proses alveolar.
16
Tulang alveolar mengalami remodeling untuk akomodasi pembentukan
akar. ketika mahkota yang besar bergerak oklusal, tulang mengisi untuk
dicocokan dengan diameter akar yang lebih kecil. Ketika proses erupsi, serabut
kolagen lain terlihat sepanjang pembentukan akar. Area ini menjadi dipenuhi
permukaan akar dan tulang alveolar. Beberapa serat keluar saat pergerakan erupsi
gigi, lalu masuk dan mengikat kembali untuk menstabilkan gigi. Remodeling
tulang alveolar berlanjut selama erupsi ketika gigi bergerak ke arah oklusal.
crypt. Pada bagian atas dan sekitar mahkota, terjadi aksi osteoblas dan osteoklas.
Perubahan ini berlangsung pada jaringan lunak dan fundic (tulang yang
melingkupi ujung akar). Ketika gigi erupsi, ruang yang disediakan untuk
memperpanjang akar, karena mahkota bergerak oklusal dan meninggi pada tulang
alveolar. Selama pre-erupsi dan fase awal erupsi, folikular fibroblast dan serat
17
ditempatkan pada bidang yang paralel dengan dasar/basis akar . Akar bergerak
sebagai bony ladder. Ladder memadat sebagai lapisan alternatif dari lempeng
tulang dan jeringan ikat diletakkan. Pada akhir fase erupsi prefunctional, ketika
gigi menuju oklusinya, sekitar 1/3 enamel tertutup oleh gusi dan akar tidak
sempurna.
Bony ladder diresorbsi secara bertahap, satu lapis pada setiap waktu, untuk
dalam waktu yang lama setelah gigi tersebut bekerja sesuai fungsinya. Proses ini
terjadi selama 1-1,5 tahun pada gigi sulung, dan 2-3 tahun pada gigi permanen.
masih dianggap sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan
waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun. Variasi dalam erupsi gigi dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Stewart, dkk. faktor-faktor tersebut ialah
sebagai berikut :
a. FaktorKeturunan (Genetik)
18
erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetic terhadap
b. FaktorRas
Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi
permanen. Sebagai contoh waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran
Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika
c. JenisKelamin
Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada
setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat
d. FaktorLingkungan
tetapi tidak terlalu besar. Pengaruh faktor lingkungan terhadap erupsi gigi
Sosialekonomi
Nutrisi
19
faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar
sekitar 1%.
e. FaktorPenyakit
permanen.
Faktor lokal
Posisi abnormal
Gigi berjejal, ruang tidak cukup membuate rupsi menjadi lebih lambat
20
a. Pada permulaan, yakni pada fase pre-erupsi posisi dari germ tooth atau benih
gigi bergantung pada sifat yang diturunkan atau bergantung pada sifat
genetik.
b. Selama erupsi intra-alveolar, posisi gigi juga tergantung dari ada atau
tidaknya gigi yang diganti; kecepatan resorpsi dari gigisulung; premature loss
dari gigi sulung; kondisi patologis lokal dan faktor-faktor lain yang
kecenderungan yang kuat pada gigi untuk bergeser ke arah mesial sebelum
muncul dalam cavitas oral. Phenomena ini disebut sebagai mesial drifting
tendency.
oleh bibir, pipi dan otot lidah; objek benda asing lainnya yang dimasukkan ke
mulut (contoh: jempol, jari tangan, pensil) dan penyimpangan space atau
d. Tahap oklusal, ketika gigi beroklusi dengan lengkung gigi (dental arch) yang
berlawanan (stage oklusal pada erupsi), posisi gigi ditentukan oleh sistem
gaya / dorongan (force) yang rumit. Daya erupsi ke-atas dan pertumbuhan
21
Inklinasi axial dari gigi permanen ditentukan oleh gaya kunyah, yang
mesial melalui poin kontak dari gigi, yakni “anterior component of force”.
Kecenderungan gigi untuk bergeser ke depan sebagai hasil dari mastikasi dan
penelalan sangat bervariasi tergantung pada angulasi gigi dengan gigi lainnya.
dalam mulut
2 hingga 6 tahun : seluruh gigi sulung telah terdapat dalam rongga mulut,
kalsifikasi, akar gigi mulai terbentuk dan gigi bergerak melewati tulang alveolar
bertumbuh hingga akar mencapai bentuk yang sempurna. Pada saat yang sama
ketika gigi sulung terbentuk dan mengalami erupsi, gigi permanen telah mulai
terbentuk juga di dalam tulang rahang. Seiring dengan tumbuhnya dan kalsifikasi
22
Kalsifikasi Mahkota Gigi Sulung
Mahkota keduapuluh gigi dulung mulai kalsifikasi pada saat antara 4-6
bulan intrauterin. Crown completion seluruh gigi sulung terjadi selama tahun
pertama setelah kelahiran bayi, rata-rata butuh waktu 10 bulan dari awal
Akar gigi terbentuk dari dentin dan sementum. Pada pinggir cervical
mirip dengan jaringan tulang dan sementum menutupi akar gigi dalam lapisan
tipis. Akar dikatakan telah terbentuk sempurna ketika sementum telah sempurna
menutupi permukaan akar. Lapisan sementum yang melapisi gigi sulung lebih
tipis daripada lapisan sementum yang melapisi gigi permanen. Semenutm dapat
saat itu lah gigi memulai pergerakan ke arah oklusal melewati tulang ke rongga
mulut. Setelah mahkota gigi sulung erupsi ke rongga mulut (6 bulan – 24 bulan),
gigi sulung melanjutkan erupsinya hingga gigi beroklusi dengan gigi antagonisnya
pada rahang yang berlawanan. Gigi sulung melanjutkan erupsinya juga untuk
mengkompensasi atrisi yang terjadi pada permukaan incisal dan oklusai ketika
23
Urutan Kemunculan Gigi Sulung
Gigi uslung yang pertama erupsi adalah incisivus sentral (i1) mandibula
pada 6 bulan, dan dilanjutkan dengan erupsinya gigi incisivus lateral (i2)
mandibula pada umur 7 bulan. Setelah itu, gigi incisivus sentral (i1) maxilla
erupsi pada umur 7½ bulan, diikuti dengan erupsinya gigi incisivus lateral maxilla
pada umur 9 bulan. Molar pertama (m1) mandibula erupsi lebih dulu yaitu pada
bulan ke 12, dilanjutkan dengan erupsinya gigi molar pertama maxilla pada umur
14 bulan. Caninus mandibula erupsi pada umur 16 bulan dan caninus maxilla
erupsi pada umur 18 bulan. Erupsi molar kedua (m2) mandibula terjadi pada umur
20 bulan, diikuti dengan erupsinya molar kedua maxilla pada umur 24 bulan.
Dengan demikian, gigi molar kedua mandibula yang muncul paling akhir
Ruang mesiodistal yang dihasilkan gigi caninus sulung dengan molar lebih
besar daripada yang dihasilkan gigi caninus permanen dengan premolar karena
gigi molar sulung lebih lebar daripada premolar permanen yang akan
anterior, khususnya pada saat tulang rahang bertumbuh. Ruang ini disebut primate
space. Ruang ini bukan suatu kelainan, melainkan suatu hal yang alami bahkan
24
Crown and Root Completion Gigi Sulung
untuk molar pertama, 9 bulan untuk caninus, dan 10 – 11 bulan untuk molar
rincian pad usia 1 ½ tahun untuk incisivus sentral, 1 ½ - 2 tahun untuk incisivus
25
Resorpsi Akar dan Tanggalnya Gigi Sulung
3 tahun setelah akar gigi sulung terbentuk sempurna, akar akan mengalami
resorpsi, biasanya pada apex akar atau sisi dekat apex akar. Resorpsi gigi sulung
adalah proses hilangnya (dissolve away) gigi sulung secara perlahan karena erupsi
hingga gigi sulung lama kelamaan akan goyang dan tanggal. Proses tanggalnya
gigi susu ini sering disebut exfoliation. Sesuah gigi sulung tanggal, mahkota gigi
26
3.2.5 Mixed Dentition Stage
Masa ketika gigi susu dan gigi permanen berada dalam mulut pada waktu
yang bersamaan dikenal sebagai mixed dentition stage. Gigi permanen kemudian
ada yang disebut dengan successional teeth dan accessional teeth. Successional
teeth adalah gigi permanen yang erupsi pada tempat atau daerah yang sebelumnya
ditempati oleh gigi susu, sedangkan accessional teeth adalah gigi permanen yang
Mixed dentition stage diawali dengan erupsi gigi permanen yang pertama,
biasanya gigi incisive central mandibula, dan berakhir saat gigi susu yang terakhir
sudah tanggal. Pada periode mixed dentition ini terjadi perubahan yang signifikan
UrutanErupsi Gigi
Gigi permanen yang pertama erupsi adalah gigi molar pertama rahang
bawah, yaitu saat anak berumur 6 tahun, tetapi kadang-kadang gigi insisif pertama
rahang bawah erupsi bersamaan atau bahkan mendahului gigi molar pertama
tersebut. Setelah itu gigi insisif pertama rahang atas dan gigi insisif kedua rahang
bawah erupsi pada umur 7-8 tahun diikuti gigi insisif kedua rahang atas pada
umur 8-9 tahun. Gigi kaninus rahang bawah erupsi pada umur 9-10 tahun dan gigi
premolar pertama rahang atas pada umur 10-11 tahun, dan seterusnya.
27
Tabel Kronologi Perkembangan Gigi Permanen Maksila
28
3.3 Perkembangan Oklusi Gigi
tulang, dan sendi temporomandibula. Selain itu, melibatkan juga hubungan gigi
pada oklusi sentral (hubungan kontak maksimal antara gigi- gigi maksila dan
neuromuskular.
Sejak lahir sampai dewasa dan seterusnya, oklusi gigi akan mengalami
perkembangan gigi campuran (mixed dentition stage). Penting bagi seorang dokter
untuk mengetahui dan mengenal perubahan yang biasa atau secara normal terjadi
abnormalnya.
29
tahap yakni gum pads, primary dentition, mixed dentition, dan permanent
dentition.
Tahap ini terjadi sejak lahir sampai erupsi gigi primer pertama, biasanya
Saat lahir, prosessus alveolar dilindungi oleh gum pad yang segera tersegmentasi
untuk menunjukkan site perkembangan gigi. Gusi itu kaku, seperti dalam mulut
edentulous dewasa. Bentuk gum pad maksila seperti tapal kuda, sedangkan pada
gigi primer yang masih berkembang dalam alveolar ridges. Beberapa anak lahir
dengan satu atau lebih incisor primer yang sudah erupsi, di mana hal ini akan
menyebabkan situasi yang menyakitkan bagi ibu ketika dia harus menyusui.
30
bantalan gusi yang berlawanan memberikan cara yang lebih efisien dalam
Tahapan ini terjadi setelah erupsi gigi primer pertama sampai erupsi gigi
permanen pertama pada usia 6 tahun postnatal. Ada 4 karakteristik dari tahap ini,
yakni overbite, overjet, spacing, dan hubungan gigi primer molar kedua.
a. Overbite
mandibula. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam milimeter atau lebih sering
Jika incisal edge insisivus terletak pada garis yang sama, maka disebut “edge
31
.
b. Overjet
dinyatakan dalam millimeter. Jika incisor maksila lebih lingual dari incisor
normal.
32
c. Spacing
Pada tahap primary dentition, seorang anak mungkin memiliki space (jarak)
di antara gigi geliginya. Ukuran space tersebut bervariasi. Bisa sama besar
(generalized space), tidak sama besar (localized space), tidak ada space, atau
space terlalu kecil sehingga pertumbuhan gigi tidak rapi. Adanya space dalam
tahap primary dentition merupakan sesuatu hal yang umum terjadi. Space ini
33
Menurut Foster, space terjadi hampir pada 2/3 individu dalam tahap primary
dentition. Biasanya terdapat space yang lebih lebar atau space localized atau
disebut juga primate space. 87% terjadi pada lengkung maksila, biasanya
antara incisive lateral dan canine. 78% terjadi pada lengkung mandibula,
biasanya antara canine dan molar primer pertama. Primate space berguna
d. Hubungan Molar
distal dari molar primer kedua maksila dan mandibula. Pada dasarnya, kedua
bidang terminal dapat berhubungan satu sama lain dalam satu dari tiga cara.
Antara bidang maksila dan mandibula berada pada garis yang sama secara
anteroposterior.
34
Mesial Step (B)
mandibula.
mandibula.
Kata relatif perlu ditekankan. Deskripsi mesial step ataupun distal step tidak
mengidentifikasi mana dari dua lengkung gigi yang berada di depan atau di
belakang.
penting bagi seorang dokter karena erupsi molar 1 permanen dipandu oleh
35
Gigi sulung maksila dan mandibula ketika oklusi akan berkontak dengan
dua gigi pada rahang yang berlawanan, kecuali i1 mandibula dan m2 maksila.
Gigi sulung ada dalam penjajaran dan oklusi yang normal setelah umur 2 tahun,
dengan semua akar lengkap ketika umur 3 tahun. Setahun atau setelah semua gigi
erupsi dengan berkembangnya rahang akan terbentuk jarak kecil antar gigi
Gigi anterior berpisah dan biasanya menunjukkan jarak yang lebih besar
munculnya gigi permanen dari sisi lingual. Jarak ini biasanya dimulai antara
umur 4 dan 5 tahun. Gigi caninus dan molar biasanya dalam posisi yang tetap
Oklusi normal gigi primer pada usia 3 tahun adalah sebagai berikut: .
1. Permukaan mesial incisivus sentral maksila dan mandibula satu garis satu
5. Molar pertama maksila beroklusi dengan dua pertiga distal molar pertama
6. Molar kedua maksila beroklusi dengan 2/3 distal molar kedua mandibula.
36
7. Gigi primer m2 mandibula bagian mesiodistalnya biasanya lebih lebar
pada gigi primer. Open bite anterior pada gum pads adalah normal dan merupakan
37
Mulut neonates kaya akan sistem sensorik yang memberikan masukan
Gigi sulung tersusun pada rahang dalam bentuk dua lengkung yakni
labial dan bukal gigi maksila menggambarkan bentuk elips dan lebih besar
38
gigi untuk membentuk gigi primer di sekitarnya. Namun peranannya berkurang
seiring dengan pertambahan usia, pembentukan refleks oklusal, dan aktivitas bibir
yang lebih matang setelah erupsi incisive dan setelah berhenti disusui.
Bagian anterior lengkung gigi sedikit meningkat dari lahir sampai 12 bulan
dan perubahan terjadi sangat sedikit sesudahnya. Peningkatan terjadi sedikit lebih
meningkat lebih nyata daripada lengkung gigi bagian depan. Untuk 6 bulan
Peningkatan dimensi lengkung gigi berkaitan dengan erupsi gigi primer. Lebar
kubah palatal meningkat dari lahir sampai sekitar usia 12 bulan dan relatif
Panjang lengkung
Diameter bicanine
Diameter bimolar
39
Perubahan Lengkung Maksila
antara 3 dan 13 tahun. Akan terus mningkat antara 13 dan 45 tahun sekitar 1.7
mm.
Antara usia 3 dan 13 tahun, lebar interkanin meningkat rata – rata 3.7 mm.
Pada tahap primary dentition, terjadi peningkatan lebar intermolar 1.5 mm antara
atas dan bawah preerupsi dan post erupsi. Awalnya perkembangan maksila lebih
anterior tehadap mandibula, tetapi saat dewasa area alveolar apical anterior
maksila lebih posterior daripada area apical anterior mandibula. Insicor maksila
mandibula lebih luas dan melintang daripada posterior maksila selama periode
prenatal. Hubungan ini sampai masa dewasa. Oleh karena itu, akar gigi lebih
40
Jadi, kesimpulan tanda-tanda perkembangan gigi primer normal :
a. Space anterior,
b. Primate space,
Pada periode awal dari mixed dentition, terjadi temporary open bite, yang
biasanya terjadi karena belum selesainya erupsi dari gigi incisive atau karena
open bite ini akan ada sampai gigi incisive telah sempurna bererupsi, kecuali
a. Spacing
Diastema merupakan ruang antara dua gigi yang bersebelahan. Pada periode
berukuran antara 1.0 sampai 3.0 mm. biasanya distema ini menutup saat
orthodontic.
41
b. Molar Relationship (hubungan antara gigi molar)
Terminal planes dari gigi M2 susu mempengaruhi jalan erupsi dari gigi M1
pertumbuhan gigi susu adalah flush, maka permanen molar akan erupsi dalam
cusp to cusp atau end to end relationship pada mixed dentition stage.
(Figure 5-2,A)
42
Class III molar relationship mesiobuccal cusp dari gigi M1 permanen
Dari hasil studi pada anak selama 8 tahun (usia 5-13 tahun), didapatkan
apabila terminal plane relationship pada primary dentition stage adalah distal
mesial step saat primary dentition stage, semakin besar mesial step tersebut,
hubungan flush terminal plane, yang dianggap “normal” pada awal mixed
dentition stage, sampai Class I molar relationship yang “normal“ dalam tahap gigi
permanen.
43
The Leeway Spaces
Jarak atau jumlah lebar mesiodistal antara gigi taring susu dengan molar
susu pertama dan kedua dengan jumlah pada gigi taring permanen dengan
premolar permanen pertama dan kedua disebut leeway space. Leeway space ini
terdapat pada lengkung maxilla dan mandibula. Pola lengkung gigi yang paling
gigi taring dan premolar yang belum mengalami erupsi lebih kecil daripada daerah
maxilla. Rata-rata, gigi taring dan premolar yang belum mengalami erupsi 1.8 mm
lebih kecil, pada tiap sisi pada lengkung mandibula. Pada lengkung maxilla,
leeway space rata-rata hanya memiliki lebar 0.9 mm tiap sisi. Kadang-kadang
kombinasi ukuran dari gigi yang belum mengalami erupsi lebih besar dari tempat
yang tersedia. Kondisi ini disebut defisiensi leeway space, dan hasilnya akan
terjadi lengkung gigi yang berdesakan (crowding). Penting untuk dicatat bahwa
yang lainnya tidak akan cukup untuk mengkompensasi defisiensi leeway space.
permanen pertama untuk bergerak ke arah mesial relatif lebih banyak pada
44
Pertumbuhan mandibula
depan, tetapi selama tahap perkembangan ini mandibula berkembang relatif lebih
korelasi yang lemah terjadi antara perubahan molar relationship dan perubahan
perubahan dalam variabel lain, seperti lebar intercanine, panjang lengkung gigi,
Status lengkung gigi pada remaja merupakan suatu tanda klinis yang dapat
dengan mudah dikenali selama mixed dentition stage. Metode paling sederhana
45
untuk mengevaluasi status lengkung gigi akan adanya/predisposisi dari maloklusi
adalah dengan membandingkan lengkung gigi pasien pada mixed dentition stage
Pola lengkung gigi ideal pada mixed dentition stage setelah erupsi
b. Leeway space positif (tidak ada ketidaksesuaian antara ukuran gigi dengan
c. Rotasi minor atau tidak ada sama sekali atau insisivus yang berdesakkan
genetik. Di sisi lain, ada faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi penempatan
karies dan hilangnya gigi susu secara prematur. Menururt Northway, Wainright,
dan Demirjian, karies, sebagaimana hilangnya gigi molar susu pertama dan kedua
46
secara prematur, dapat menyebabkan berkurangnya panjang lengkung gigi.
Sebagai contoh, hilangnya gigi molar susu kedua secara prematur memiliki efek
yang paling merusak pada dental arch dan menyebabkan penutupan space
sepanjang 2-4 mm. Hilangnya molar susu pertama rahang atas secara prematur
menyebabkan gigi taring yang terhalang, sedangkan hilangnya gigi molar susu
Tahap ini dimulai setelah gigi sulung tanggal dan erupsi seluruh gigi
Bentuk lengkung rahang (arch) pada maxilla cenderung untuk lebih melebar
disebut overjet. Hubungan pada lengkung rahang dan gigi mempunyai makna
47
Overlap dari gigi maxilla melewati gigi mandibula mempunyai sifat
dan lidah.
umumnya diposisikan secara vertikal pada tulang alveolar. Selain itu, pada
c. Occlusion: selain incisivus central pada mandibula dan molar kedua pada
Kurvatur bukolingual dari satu sisi terhadap sisi yang lainnya disebut Monson
hingga 50% (mencapai 1/3 tinggi mahkota gigi insisif bawah), sedangkan
48
f. Posterior relationship: molar maksila dan mandibula berada dalam oklusi
kelas I (mesiobuccal cusp dari molar pertama maksila terletak pada buccal
groove pada molar pertama mandibula). Secara lebih spesifik, caninus pada
Oklusi Normal
yang dimaksud dengan oklusi normal dan bentuk wajah normal harus disepakati.
Oklusi normal termasuk variasi pada posisi gigi dan hubungan yang menyimpang
sedikit dari oklusi ideal. Oklusi normal sering muncul pada populasi, sementara
Class I occlusion. Gigi kunci pada klasifikasi ini adalah molar permanen
overbite, hubungan dan susunan gigi antara arches dan hubungan gigi pada
struktur tulang.
49
“Normal” secara sederhana menggambarkan kondisi umum yang ditemukan
di mana tidak ada penyakit. Tidak hanya diterima secara anatomis, namun
Angle mendeskripsikan oklusi normal sebagai barisan gigi yang tersusun rata
pada tempatnya pada kurva dengan kesesuaian antara lengkung rahang atas
dan rahang bawah. Menurut Angle, kunci pada oklusi normal pada orang
dan molar pertama rahang bawah. Konsep Angle mengenai oklusi normal
50
bahwa pengetahuan mengenai oklusi normal harus termasuk pengetahuan
mengenai hubungan normal pada permukaan oklusal gigi susu dan gigi
rahang, dan otot. Angle berpikir bahwa molar pertama dan caninus adalah
pertama dan caninus dalam oklusi normal merupakan observasi dasar di mana
beroklusi pada sulkus di antara mesial dan distal buccal cusp dari molar
2. Inklinasi mesial dan distal dari mesiobuccal cusp dari mesial dan distal
buccal cusp berada di antara mesial dan distal buccal cusp dari molar
distobuccal cusp dan molar pertama rahang bawah dan mesiobuccal cusp
5. Inklinasi distal dari kaninus rahang atas beroklusi dengan inklinasi mesial
6. Setiap gigi pada kedua rahang memiliki dua support antagonis pada rahang
yang berlawanan, kecuali pada incisivus sentral dan molar ketiga rahang
atas.
51
Angle menekankan pentingnya interdigitasi cuspal untuk menetapkan oklusi
normal selama erupsi gigi dan untuk mempertahankan oklusi yang baik.
2. support yang berasal dari kesesuaian ukuran rahang atas dan rahang
bawah,
mesiobuccal cusp dan middle buccal cusp pada molar pertama rahang
bawah
52
(2) Crown angulation: semua mahkota gigi memiliki angulasi mesial pada
53
(4) Rotation : tidak ada.
Gigi harus terbebas dari rotasi yang tidak diinginkan. Jika mengalami rotasi,
molar atau bicuspid akan menempati space lebih dari normal. Sedangkan
54
Occlusal plane yang datar merupakan syarat dari stabilitas oklusi. Diukur
dari cusp yang paling menonjol dari molar kedua rahang bawah sampai
incisive sentral rahang bawah, tidak ada kelengkungan lebih dalam 1.5 mm
pre-erupsi dan post-erupsi dan hubungan dari arkus maksila dan arkus mandibula.
dewasa daerah anterior apical alveolar rahang atas lebih posterior daripada daerah
anterior apical rahang bawah. Incisive rahang atas biasanya lebih labial daripada
incisive rahang bawah. Ukuran dari bagian posterior mandibula lebih lebar, secara
ini terjadi hingga masa kanak-kanak. Oleh karena itu, apical dari gigi terletak
lebih lateral pada posterior rahang bawah daripada posterior rahang atas. Sebagai
tambahan, inklinasi buccolingual pada gigi posterior rahang bawah biasanya lebih
jelas.
55
Dua aspek dari perkembangan rahang yang akan dibicarakan, yaitu waktu
Pada gigi pemanen, waktu kalsifikasi tidak dimulai hingga beberapa lama
setelah kelahiran, gigi molar pertama (M1) permanen merupakan gigi pertama
yang melakukan kalsifikasi selama bulan kedua postnatal. Molar ketiga (M3)
pemanen merupakan gigi terakhir yang memulai kalsifikasi sekitar usia 8-9 tahun.
Pada arkus mandibula, urutan erupsi gigi adalah sebagai berikut, molar
pertama (6), incisive sentral (1), incisive lateral (2), caninus (3), premolar pertama
(4), premolar kedua (5), molar kedua (7), dan molar ketiga (8) atau 6-1-2-3-4-5-7-
8. Untuk arkus maksila biasanya urutan erupsi gigi adalah sebagai berikut 6-1-2-
4-5-3-7-8. Pada wanita biasanya mendahului laki-laki pada waktu erupsi kira-kira
usia 5 bulan.
Pergantian dari gigi primer oleh gigi permanen sering terjadi antata usia 6-
tergantung pada gigi itu sendiri, pada incisive rahang bawah mempunyai waktu
erupsi yang bervariasi. Dengan kata lain, 90% dari gigi incisive permanen rahang
bawah erupsi dengan menghabiskan waktu 3.1 tahun. Disisi lain, tidak termasuk
molar ketiga (M3), yang mempunyai variasi terbesar dalam waktu erupsi,
premolar kedua rahang bawah menunjukan variasi yang besar pada waktu erupsi
56
Perubahan dimensi pada lengkung rahang selama perkembangan oklusal
Transisi dari tahap gigi primer ke gigi permanen berakibat pada panjang
lengkung rahang, garis keliling lengkung rahang, dan lebar intermolar serta
intercanine.
Lebar gigi akan tetap sama dan lingkar lengkung rahang, dimana gigi
meningkat. Terdapat hubungan yang erat antara germs gigi dan pertumbuhan
tulang rahang. Hanya selama postnatal, lingkungan akan mendorong mahkota gigi
untuk memberi bentuk dan ukuran pada lengkung rahang. Ukuran lengkung
rahang tidak berhubungan dengan ukuran dari gigi yang tersusun didalamnya.
diukur melalui: (1) lebar pada gigi caninus, primary molar (premolar) dan molar
satu permanen (M1), (2) panjang dan (3) lingkar lengkung rahang.
57
a. Lebar
(diukur dari caninus primer) bertambah kira-kira 3 mm. sebelum atau saat
dikarenakan tekanan ke arah distal pada saat erupsi incisive permanen pada
midpalatal. Sehingga penambahan jarak (total 4-5 mm) antara molar pertama
terjadi pada maksila, selama erupsi gigi incisive permanen (rata-rata 3mm).
bagaimana pun tidak seperti arkus maksila, tidak ada penambahan tambahan
selanjutnya dari perkembangan gigi. Setelah erupsi molar, jarak antara molar
Terdapat dua cara untuk mengukur lebar lengkung rahang. Metode yang
gigi pada cusp tips (lebar intercanine atau intermolar). Pengukuran lain
dengan meninjau gingival level pada palatal atau lingual gigi, pengukuran ini
menunjukan lebar dari tulang arkus. Peningkatan pada jarak intercanine lebih
besar ketika diukur dari cusp tips gigi daripada gingival level, bagian pada
58
Perlu dicatat bahwa hanya mandibula yang mengalami penambahan lebar
yang signifikan selama erupsi incisive, ketika cuspids primer bergerak kearah
buccolingual.
mandibula yang berupa deposisi pada batas lateral dari corpus mandibularis.
59
b. Panjang
gigi incisive sentral hingga garis yang menghubungkan titik mesial (atau
Selama masa transisi, panjang lengkung maksila sedikit bertambah (0,5 mm)
karena erupsi yang lebih labial dari gigi incisive sentral permanen pada
sedikit lebih panjang pada anak usia 3 tahun daripada usia 15 tahun.
Pada lengkung mandibula, tidak ada perubahan klinis yang signifikan terjadi
karena leeway space yang lebih panjang pada mandibula daripada maksila
60
mengakibatkan pemendekan panjang lengkung mandibula. Sehingga rata-rata
panjang lengkung mandibula sedikit lebih panjang pada anak usia 3 tahun
panjang lengkung mandibula dapat di lihat dari susunan penuh gigi primer ke
c. Circumference or perimeter
keliling) lengkung rahang, yang biasanya diukur dari permukaan distal molar
lengkung rahang hingga titik kontak dan incisal edge pada lengkung halus ke
permukaan distal dari molar 2 primer (atau permukaan mesial dari molar 1
berbeda. Baik Fisk dan Moorrees mengakatan arti reduksi pada lingkar
lengkung mandibula selama masa transisi dan awal gigi dewasa sekitar 5 mm.
Adanya penurunan yang besar akibat (1) late mesial shift dari molar pertama
kecenderungan mesial drifting pada gigi posterior terjadi sepanjang hidup, (3)
sejumlah kecil interproximal dari gigi dan (4) posisi lingual dari incisive
yang dulu. Ketika incisive permanen mandibula menjadi miring secara labial,
61
lengkung mandibula biasanya berkurang pada laki-laki dan perempuan
62
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
periode prenatal (preerupsi) dan periode postnatal (erupsi dan post erupsi).
Periode erupsi ini dibagi kembali menjadi 3 periode yaitu periode gigi sulung
(deciduous dentition), periode gigi campuran (mixed dentition), serta periode gigi
perkembangan gigi pada periode awal berperan besar dalam pertumbuhan dan
antagonis dan dengan gigi di sebelahnya harus sesuai agar didapatkan susunan
gigi yang normal. Hubungan gigi pada periode awal (periode gigi sulung) menjadi
penting karena jika hubungan gigi pada periode ini normal maka kemungkinan
hubungan gigi pada periode selanjutnya dapat menjadi normal. Namun jika pada
periode awal terdapat abnormalitas, hubungan gigi yang normal akan sulit didapat
pada periode selanjutnya. Terdapat syarat-syarat oklusi normal dan ideal yang
adalah gigi sulung pertama yang terlambat erupsi (gigi sulung pertama Paskalis
erupsi pada usia 9 bulan di mana erupsi gigi sulung pertama yang normal adalah
63
menyebabkan terlambatnya gigi sulung tanggal. Gigi sulung yang terlambat
menggantikannya menjadi terlambat juga dan berada pada posisi yang tidak
normal. Pada kasus ini, crossbite pada gigi 11 dan 41 merupakan susunan gigi
erupsi dan berada pada posisi yang tidak sesuai. Keadaan susunan gigi yang tidak
normal disebut sebagai maloklusi. Pada kasus ini Paskalis mengalami maloklusi
kelas I tipe 3.
salah satunya adalah penggunaan alat rehabilitasi gigi yaitu alat orthodonti. Maka
dari itu, Paskalis dianjurkan untuk dirujuk kepada speasialis orthodonti untuk
64
DAFTAR PUSTAKA
English, Jeryl D, dkk. 2009. Mosby’s Orthodontics Review. Elsivier: St. Louis.
65