Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION

BLOK BIOMEDIK II TOPIK 9-12

KELOMPOK 3

ANGGOTA KELOMPOK:

Ni Wayan Novita Sari Dewi (1902551004)


Nabilah Rafifah Putri Hidayat (1902551005)
Elimia Leoni Putri (1902551008)
Yoshe Kartika Sentosa (1902551012)
Elizabeth Hendrawan (1902551026)
Komang Ayu Juni Adiyanti (1902551027)
I Ketut Suandika Dharma Yanta(1902551030)
Made Nadia Maharani (1902551035)
Nyoman Ari Pranata (1902551047)

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi dan Profesi Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
2019
TOPIK 13 : Gigi dan Jaringan Penyangga
Struktur Histologi Gigi
1. Seorang anak laki2 berusia 4 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan nyeri
dan lubang pada gigi taring atas kanannya. Setelah dilakukan pemeriksaan maka drg
mendiagnosis dengan karies gigi Canine atas kanan. Terkait kasus tersebut diatas
jawablah pertanyaan berikut :
a. Kenapa anak tersebut merasakan nyeri ?
rasa nyeri yang ditimbulkan akibat adanya sensitifitas dentin atau sudah terjadi iritasi
pada pulpa. Pada saat mengunyah makanan timbul rasa nyeri karena makanan
tersebut mendapat tekanan hingga serabut saraf yang terdapat dipulpa.

Sutiadi, H 2002 ‘Penanggulangan Karies Serta Keluhannya Pada Anak’, Jurnal


kedokteran gigi Universitas Indonesia, file:///C:/Users/ACER/Downloads/664-1880-
1-SM.pdf

b. Sebutkan struktur histologi/ lapisan gigi apa saja yang mengalami kerusakan.

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan


keras gigi. Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang.Jaringan keras yang terpengaruhi
karies yaitu enamel, dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies
mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat
memengaruhi dentin hingga sementum. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi
akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka

 Enamel atau email adalah lapisan luar gigi yang bisa dilihat. Lapisan ini
mengandung 5% air dan 95% zat inorganik hidroksi apalit (senyawa kalsium fospat)
dan zat organik (protein dan mukopolisakarida). Enamel merupakan bagian terkuat
dalam tubuh manusia..
 Dentin gigi adalah lapisan yang terletak di bawah enamel atau email. Dentin
merupakan bagian antara lapisan email dengan ruang pulpa gigi. 
 Sementum adalah suatu jaringan mesenchymal terkalsifikasi yang membentuk
lapisan luar akar gigi antomis, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan ligamentum
periodontal ke gigi.
Sumber :

Dental Cavities, MedlinePlus Medical Encyclopedia, page accessed August 14, 2006.

c. Jelaskan struktur penyusun lapisan –lapisan tersebut.


2. Seorang pria berusia 41 tahun datang ke Poli gigi dengan keluhan gigi depan nya rusak.
setelah dilakukan pemeriksaan klinis, drg mendiagnosa dengan Amelogenesis Imperfecta.
terkait kasus diatas
a. Struktur apa pada gigi yang mengalami kerusakan ?
Amelogenesis Imperfecta adalah kelainan genetic yang menyebabkan kerusakan pada
pertumbuhan email gigi.
b. Jelaskan struktur histologi sel yang terlibat.

Amelogenesis adalah proses pembentukan Enamel, yang terbagi menjadi 3 tahapan


proses yaitu sekresi, transisi, dan maturasi. Amelogenesis melibatkan sekresi dari matriks
protein di mana enam kristal HA yang belum matang diendapkan.

Struktur histologis enamel yaitu:

• Melapisi dentin pada bagian mahkota


• Tersusun oleh :
• 99 % kristal hidroksiapatit
• 1 % materi organik (Enamelin) dan air
• Struktur paling keras pd tubuh
• Disusun oleh enamel rods (prisma email) yang dibungkus oleh matriks organik (selubung
batang prisma)
• Enamel bersifat transparan
Enamel adalah material kristalin yang paling keras yang
merupakan jaringan terkalsifikasi dalam tubuh manusia. Di dalam enamel tidak terdapat
pembuluh darah dan juga tidak memiliki persarafan. Walaupun enamel merupakan
jaringan yang paling keras, namun enamel dapat hilang selamanya karena enamel tidak
dapat digantikan. Enamel yang telah matang memiliki berat 96% mineral atau material
inorganic, 1% materialorganic, dan 3% air. Bahan paling utama dalam enamel adalah
calciumhydroxyapatite. Enamel terdiri dari permukaan keras yang digunakan untuk
mastikasidan berbicara. Enamel juga menghasilkan putihnya gigi. Enamel pada gigi
sulung memiliki bentuk kristalin opaque sehingga kelihatan lebih putih daripada gigi
permanen.
Smith, C.E.L., Poulter, J.A., Antanaviciute, A., Kirkham, J., Brookes, S.J., Inglehearn,
C.F. and Mighell, A.J. (2017). Amelogenesis Imperfecta; Genes, Proteins, and
Pathways. Frontiers in Physiology, [online] 8. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5483479/.

Scribd. (n.d.). Struktur Histologi Gigi.docx. [online] Available at:


https://www.scribd.com/doc/167034804/Struktur-Histologi-Gigi-docx [Accessed 22 Feb.
2020].

3. Jelaskan perbedaan gigi desidua dan gigi permanen

1. Berbeda Jumlah

Total jumlah gigi susu hanya 20 buah, yang akan lengkap sekitar usia 2,5 tahun.
Sedangkan jumlah total gigi permanen adalah 32 buah. Oleh karena itu gigi permanen
berjarak lebih rapat daripada gigi susu karena jauh lebih banyak. Jumlah gigi permanen
yang banyak ini akan membantunya mengunyah makanan lebih baik.

2. Berbeda Kekokohan

Gigi permanen mempunyai enamel yang lebih tebal dibandingkan gigi susu. Enamel
adalah permukaan terluar pada gigi anak yang keras dan berguna untuk melindungi gigi
dari kerusakan. Karena memiliki enamel yang tipis, gigi susu lebih mudah karies dan
menyebar daripada pada gigi permanen.

3. Berbeda Warna

Gigi susu tampak berwarna lebih putih dibandingkan gigi permanen. Hal ini berkaitan
dengan enamel gigi susu yang lebih tipis.

4. Berbeda Ukuran

Gigi susu tentu lebih kecil dibandingkan gigi permanen yang didesain untuk digunakan
seumur hidup. Ukuran gigi susu juga menyesuaikan pada rahang anak yang kecil.

5. Berbeda Bentuk
Begitu gigi seri permanen anak sudah tumbuh, Anda pasti mendapati gigi anak sedikit
bergerigi. Hal itu disebut mamelon yang akan perlahan menghilang seiring berjalannya
waktu. Sementara gigi susu tidak memiliki mamelon meski baru tumbuh.

6. Berbeda Akar

Gigi susu memiliki akar yang lebih pendek dan tipis dibandingkan gigi permanen.
Tujuannya agar gigi permanen dapat berkembang di bawah gigi susu. Akar yang lebih
pendek juga membantu gigi susu lebih mudah tanggal.

4. Jelaskan stadium-stadium pertumbuhan gigi serta struktur histologi apa saja yang
ditemukan pada stadium-stadium tersebut.
Stadium pertumbuhan gigi, yaitu :
1. Initiation stage
2. Bud stage
3. Cap stage
4. Bell stage
5. Apposition stage
6. Maturation stage
NO TAHAPAN MASA PROSES DESKRIPSI
BERLANGSUNG UTAMA YANG
BERLANGSUNG
1. Initiation stage Minggu ke-6 Induksi Ectoderm lining
sampai ke-7 Intra stomodeum
uterine mengangkat
epitel-epitel
rongga mulut
yang melekat
pada
ectomesenchyme
lebih dalam
akibat pengaruh
sel-sel neural
crest. Kedua
jaringan
dipisahkan oleh
membrane di
dasar jaringan.
2. Bud stage Minggu ke-8 intra Proliferasi Pertumbuhan
uterine dental lamina
menjadi bud
(kuncup)
kemudian
menyatu ke
dalam
ectomesenchyme
yang sedang
berkembang.
3. Cap stage Minggu ke-9 Proliferasi, Organ enamel
sampai ke-10 intra diferensiasi, membentuk
uterine morfogenesis seperti cap (topi)
dikelilingi
sekelompok
papilla dental
oleh
ectomesenchyme
juga dikelilingi
dental sac dari
ectomesenchyme
. Merupakan
proses
pembentukan
benih gigi.
4. Bell stage Minggu ke-11 Proliferasi, Pemisahan :
sampai ke 12 intra diferensiasi, Organ enamel
uterine morfogenesis menjadi bentuk
bell (lonceng)
dan menjadi 4
jenis sel.
Papilla dental
menjadi 2 jenis
sel.

5. Apposition stage Bervariasi tiap Induksi, Jaringan


gigi Proliferasi pembentuk gigi
disekresi
berbentuk
matriks di dalam
lapisan yang
telah terbentuk
sebelumnya.
6. Maturation stage Bervariasi tiap Induksi, Jaringan
gigi Proliferasi pembentuk gigi
disekresi
berbentuk
matriks di dalam
lapisan yang
telah terbentuk
sebelumnya.

Sumber : https://www.slideshare.net/PSPDG-UNUD/proses-tumbuh-kembang-gigi

5. Jelaskan struktur histologi sementum serta perbedaan nya dengan struktur tulang.
●Sementum melapisi dentin pada bagian akar
●Sebagai perbatasan dengan enamel (cemento-enamel junction)
●Komposisinya sangat mirip dengan tulang
○Selular: terdapat sel cementocytes (osteosit) yang terletak dalam lakuna dengan
kanalikuli, tetapi tidak terdapat Harvesian system (apikal)
○Aselular: tidak terdapat sementocytes (coronal)
○Pada bagian luar terdapat cementoblast (osteoblast cementoclasts) yang meresorpsi
cementum
●Sementum berfungsi merapatkan dan melekatkan akar gigi dengan socket gigi (alveolus)

Struktur Histologi Jaringan Penyangga

1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, mengeluh nyeri pada gigi geraham 3 bawah kanan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan lubang pada giginya namun gusi terlihat
bengkak dan berwarna kemerahan, serta tampak adanya nanah yang masih terperangkap
di bawah jaringan gusi.
a. Keluhan pada pasien tersebut kemungkinan mengenai struktur apa saja….

Keluhan pada pasien tersebut kemungkinan mengenai struktur pulpa pada gigi.
Berdasarkan gejala pasien berupa rasa nyeri pada gigi tanpa adanya karies,
pembengkakan pada gusi dan ditemukannya nanah terperangkap di bawah gusi
mengidentifikasikan pasien mengalami Abses gigi. Abses gigi adalah abses yang
terjadi pada pulpa dan peripekal sehingga menyebabkan adanya penumpukan
nanah yang kemudian menyebar dari gigi yang sakit ke jaringan yang berada
didekat gigi.
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/56810/4/BAB%20I.pdf

b. Jelaskan struktur histologis yang terdampak!


Gingiva secara histologis disusun oleh epitel berlapis pipih dengan keratin,
jaringan ikat padat (kolagen) menempel pada tulang.

2. Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke dokter gigi ingin merapikan giginya yang
berantakan. Oleh dr gigi tersebut disarankan untuk memasang kawat gigi sehingga gigi
dapat direposisi menjadi lebih estetis. Jelaskan kaitannya dengan struktur histologis pada
jaringan penyangga bagaimana intervensi tersebut dapat dimungkinkan
Jawab:
Jaringan periodontal adalah jaringan yang berada di sekitar gigi yang berfungsi untuk
mempertahankan gigi pada soketnya. Jaringan periodontal terdiri dari jaringan gingiva,
sementum, ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Jaringan gingiva merupakan
bagian mukosa rongga mulut yang melapisi tulang alveolar pada rahang atas dan rahang
bawah serta mengelilingi leher gigi, dengan fungsi yaitu menyangga gigi, melindungi
tulang alveolar dan ligamen periodontal dari serangan bakteri, trauma, atrisi dan sejumlah
besar stimulus. Gingiva termasuk dalam jaringan lunak yang berada dalam rongga mulut
sehingga mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan rongga mulut merupakan
bagian pertama dari daerah awal masuknya makanan dan terpapar oleh sejumlah stimulus
seperti temperatur, konsistensi makanan dan minuman, komposisi kimia, asam dan basa
sangat bervariasi, selain itu juga dapat terpapar oleh trauma dan iritasi.
Mekanisme kerja kawat gigi yakni gigi bergerak ketika archwire menekan braket dan
gigi. Terkadang pegas atau rubber band dipakai sebagai kekuatan untuk lebih menekan
pada arah yang lebih spesifik. Braket menekan dengan kekuatan konstan, yang secara
terus menerus menggerakkan gigi ke posisi yang diinginkan. Gerakan yang dihasilkan
oleh alat cekat seperti gerakan tipping, uprighting, torqueing, bodily, dan rotasi. Ketika
band telah disemen atau braket telah dilekatkan pada gigi dan tersambung dengan
archwire maka terjadilah tekanan yang dapat menyebabkan pergerakan gigi. Tekanan ini
diperoleh dengan membuat archwire sedemikian rupa melengkung sesuai dengan bentuk
rahang yang diinginkan.
TOPIK 14 : Anatomi Sistem Saraf Kepala dan Leher

Kasus 1.

Seorang pasien dengan DM type 2 yang tidak terkontrol datang dengan keluhan mulut bau dan
bengkak nyeri pada gusi rahang atas. Ia juga mengeluh tidak bisa merasakan atao mengecap
makanan dan minuman. Saraf apa yang melayani gusi rahang atas dan rasa kecap lidah? Saraf
apa yang melayani otot lidah?

Jawab:

Saraf yang melayani gusi rahang atas: Maxillary Nerve Block (CN V2)

Saraf yang melayani rasa kecap lidah: Facial Nerve (CN VII)

Saraf yang melayani otot lidah: Hypogossal Nerve (CN XII)

source: https://www.anatomynext.com/nervous-system/

Kasus 2.

Pasien datang dengan panas tinggi kejang kaku kuduk dan tidak bisa membuka mulut. Diduga
menderita tetanus. Otot apa yang berperan dalam membuka dan menutup mulut dan saraf apa
yang melayani? Jelaskan percabangan saraf ini dan struktur yang dilayani!

Jawab:

Saraf kranial  (Latin: nervii craniales) adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat


dari otak, berbeda dari saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial
merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori
(saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan
(saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga
belakang, lazimnya menggunakan angka romawi Saraf kranial sendiri merupakan bagian dari
sistem saraf tepi namun berlokasi di dekat sistem saraf pusat yakni kranium/tengkorak. Sehingga
seringkali mereka disalah klasifikasikan.Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur
yang ada di kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I
dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.
Saraf trigeminal
Saraf yang berperan dalam mengendalikan sensasi pada sebagian area kepala dan wajah dan
mengontrol otot-otot rahang yang digunakan untuk mengunyah. Masalah pada saraf kranial
kelima ini dapat menyebabkan rasa sakit atau mati rasa di wajah, rahang yang miring ke arah sisi
wajah yang terkena, atau bahkan kesulitan untuk mengunyah.

1. Shier D, Butler J, Lewis R. Hole’s human anatomy dan physiology. 12th ed. United States:
McGraw-Hill; 2010. Halaman 354-431.

2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Pennsylvania: Elsevier
saunders; 2006. Halaman 1386-1393.

3. Fox SI. Human physiology. 12th ed. New York: McGraw-Hill; 2011.

Kasus 3

Seorang gadis tergiur melihat rujak didepannya. Air liurnya keluar. Dari mana sumber saliva?
Saraf apa yang melayani serta ganglionnya?

Jawab:

Sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda, yaitu:
1) Refleks saliva sederhana, atau tidak terkondisi
Refleks saliva sederhana terjadi saat baroreseptor di dalam rongga mulut merespons
adanya makanan.
2) Refleks saliva didapat, atau terkondisi. Pada refleks saliva didapat, sekresi saliva
dihasilkan tanpa rangsangan oral. Hanya dengan berpikir, melihat, membaui, atau
mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu pengeluaran saliva melalui refleks
ini.

Pusat saliva di medula mengontrol derajat pengeluaran saliva melalui saraf-saraf


otonom. Baik stimulasi simpatis maupun parasimpatis berfungsi meningkatkan sekresi
saliva, tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Stimulasi
parasimpatis berperan dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva
encer dalam jumlah besar dan kaya enzim, sedangkan stimulasi simpatis menghasilkan
volume saliva yang jauh lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukous.

Kasus 4

Seorang pemuda tiba-tiba saja tidak bisa menutup mata kanannya serta liur yang selalu keluar
dari sudut bibir kanannya disertai tinnitus (telinga mendenging). Diagnose sementara si pemuda
mengalami Bells palsy karena kerusakan nervus facialis. Tugas anda menjelaskan perjalanan
nervus facialis, sifat-sifatnya serta semua struktur yang dilayaninya.

Jawab:

Nervus facialis adalah nervus cranialis ketujuh yang keluar dari batang otak diantara pons dan
medulla oblonganta. Nervus ini berperan dalam hal mengontrol otototot mimik di wajah,
membawa rasa kecap pada 2/3 anterior dari lidah dan cavum oris, dan memberi serat-serat saraf
parasimpatis sekretomotor untuk kelenjar ludah, lakrimal, nasal dan kelenjar palatina.

Jalur dari nervus facialis dibagi menjadi 6 segmen :

1. Segmen intracranialis (cisternal). Bagian motorik dari nervus facialis berasal dari nucleus
nervus facialis yang terletak di pons, sedangkan bagian sensoris dan parasimpatis berasal dari
nervus intermediatus.

2. Segmen meatus (dari batang otak menuju ke meatus acouticus internus). Dari batang otak,
bagian motorik dan sensoris dari nervus facialis bergabung dan berjalan di fossa cranialis
posterior sebelum memasuki pars petrosus os temporalis melalui meatus acousticus internus.
Saat keluar dari meatus acousticus internus, saraf ini berjalan berkelok-kelok melalui canalis
facialis, yang nantinya bercabang menjadi segmen labirin, tympani, dan mastoid.

3. Segmen labirin (dari meatus acouticus internus menuju ke ganglion geniculatum). Segmen ini
pendek, yang mana nervus facialis berakhir menjadi geniculum yang berisi ganglion geniculatum
untuk sensoris. Cabang pertama dari nervus facialis yaitu nervus petrosus superficialis major
berasal dari ganglion ini. Nervus petrosus superficialis major berjalan melalui canalis
pterygoideus dan bersinaps pada gangliom pterygopalatinus. Serat saraf post sinapsis nya
melayani kelenjar lacrimalis.

4. Segmen tympani (dari ganglion geniculatum menuju ke eminensia pyramidalis). Pada segmen
ini nervus facialis berjalan di cavum tympani, medial dari incus.

5. Segmen mastoid (dari eminensia pyramidalis menuju ke foramen stylomastoideus). Pada pars
temporal dari canalis facialis, nervus ini memberikan cabang untuk stapedius dan chorda
tympani. Chorda tympani 3 memberikan innervasinya pada lidah 2/3 anteriornya dan
mengadakan sinapsis dengan ganglion submandibularis. Serat-serat saraf postsinapsisnya
melayani kelenjar sublingualis dan submandibularis.

6. Segemen ekstratemporalis (dari foramen stylomastoideus menuju ke post rami parotis). Saat
keluar dari foramen stylomastoideus, nervus facialis bercabang menjadi rami auricularis anterior.
Saraf ini kemudian melewati kelenjar parotis, tetapi tidak memberikan innervasinya pada
kelenjar ini. Saat melewati kelenjar ini, nervus facialis membentuk plexus parotidis, yang
bercabang menjadi lima dan menginnervasi otot-otot mimik wajah (temporalis, zygomaticus,
buccalis, mandibularis marginalis, dan cervicalis).

Wardana, GD 2017, ‘Aspek Anatomi Klinis Nervus Facialis’, Simdos UNUD,


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/6796d315823fbae6477d69f219009a03.p
df

Kasus 5.

Seorang pria dewasa datang dengan keluhan nyeri dan panas dahi kanan. Pada pemeriksaan
seksama tampak kulit hiperemis dan banyak vesicle. Dokter curiga dengan herps zoster yang
mengenai nervus ophthalmicus. Jelaskan perjalanan saraf ini sejak kekuar dari ganglion
trigeminale, serta daerah yang dilayaninya.

Jawab:

Saraf Trigeminus memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang atas/maksilaris dan rahang


bawah/mandibula). jadi nervus ophthalmicus atau saraf opthtalmic merupakan cabang pertama
dari saraf trigeminal. Saraf ini aalah saraf sensorik sebagian besar membawa serat aferen somarik
yang mengirimkan informasi sensorik dari struktur bola mata, kulit wajah bagian atas dan klit
kepala bagian anterior. Saraf ophthalmic memasok cabang ke kornea , badan ciliary ,
dan iris ; ke kelenjar lakrimal dan konjungtiva ; ke bagian selaput lendir rongga hidung ; dan
untuk kulit kelopak mata , alis , dahi dan hidung. Ini adalah yang terkecil dari tiga divisi
trigeminal, dan muncul dari bagian atas ganglion trigeminal sebagai pita pendek yang diratakan,
sekitar 2,5 cm. panjang, yang melewati ke depan sepanjang dinding lateral sinus kavernosa, di
bawah saraf okuliomotor dan trokulea ; sesaat sebelum memasuki orbit, melalui celah orbital
superior , ia terbagi menjadi tiga cabang, lacrimal, frontal, dan nasociliary.

Kasus 6.

Dokter memutuskan untuk melakukan blok pada ganglion pterygopalatina pada pasien yang
mengalami migrain berat. Apa itu ganglion pterygopalatina. Dimana lokasinya dan bagaimana
dokter bisa mencapainya? Struktur apa yang dilayani oleh serat postganglionernya? Bagaimana
hubungan ganglion pterygopalatina dengan nervus maxillaris?

Jawab:
Ganglion pterygopalatine (sphenopalatine) adalah satu dari empat ganglia parasimpatis yang
ditemukan di kepala. Ia berada di fossa pterigopalatina, yang terletak di fisura pterigomaksila
superior, di bagian anterosuperior fossa infratemporal (medial ke lengkung zygomatik dan proses
koronoid mandibula).Meskipun digambarkan sebagai ganglion parasimpatis, ia juga membawa
saraf simpatis dan sensorik ke daerah hidung, mulut, dan faring kepala. badan ganglion terletak
di fossa pterygopalatine. Fossa pterigopalatine adalah cekungani yang terletak di dalam fisura
pterigomaksila, lebih rendah dari foramen sphenopalatine. Fisura ini adalah alur alami yang
terbentuk antara batas posterosuperior maksila dan perbatasan anterosuperior dari lempeng
pterigoid. Secara superior, fossa dibatasi oleh pangkal tulang sphenoid. Secara medial, pelat
tegak lurus tulang palatine dan bagian dari dinding hidung lateral membentuk perbatasannya.
Secara lateral, fossa tertutup oleh proses koronoid ramus mandibula. Secara inferomedially, fossa
pterygopalatine diselesaikan oleh proses seperti piramida dari tulang palatine yang berartikulasi
dengan maxilla dan lateral plate pterygoid. Badan sel dari saraf parasimpatis dari ganglion
pterigopalatina terletak di nukleus saliva superior trus solitarius di pons dorsal batang otak.
Badan sel untuk saraf rasa yang menyertai saraf parasimpatis, serta saraf motorik dari chorda
tympani, juga terletak di wilayah ini. Serabut parasimpatis preganglionik, dan sebagian rasa,
bergerak melalui geniculum melalui cabang intermedius saraf saraf wajah (CN VII). Ia
meninggalkan geniculum melalui meatus akustik internal. Di sini, motor dan serat citarasa lain
yang membentuk komponen motor CN VII diverge sebagai chorda tympani. Chorda tympani
kemudian akan bergerak melalui foramen stylomastoid, setelah itu akan memasok lidah anterior,
kelenjar ludah dan otot-otot wajah. Cabang intermedius saraf berlanjut sebagai saraf petrosal
yang lebih besar (superfisial). Saraf simpatis dari T1 - T3 sinapsis pada ganglion serviks
superior. Serabut simpatis postganglionik berjalan melalui pleksus karotis interna dan bergabung
dengan saraf petrosus yang lebih besar dengan cara saraf petrosus yang lebih rendah (dalam)
pada foramen lacerum. Bersama-sama, saraf-saraf ini menjadi (Vidian) saraf kanal pterygoid.
Serat secretomotor dan vasokonstriktor kemudian memasuki ganglion pterigopalatina dalam
fossa pterigopalatina. Ganglion ditangguhkan - dan bergabung - oleh serat sensorik umum dari
cabang maksilaris saraf trigeminal (CN V2), yang bergerak lebih unggul dari ganglion dengan
cara foramen rotundum. Cabang-cabang ganglion pterigopalatina membawa serat parasimpatis,
simpatik, dan umum ke beberapa lokasi melalui enam cabangnya. Serabut saraf campuran
berjalan melalui ostia kranial untuk menginervasi hidung, langit-langit, dan nasofaring.Nervus
nasalis posterior superior; Gambar: Begoña Rodriguez Nervus nasalis posterior superior
(Posterior superior lateral nasal saraf)Septum nasal dan palatum anterior keras dipersarafi oleh
nasopalatina dan cabang nasosiliar lainnya dari saraf nasal superior posterior medial, yang
merupakan cabang dari saraf faring. Saraf memasuki hidung melalui foramen sphenopalatine dan
berjalan melintasi atap hidung. Saraf nasopalatine yang lebih besar mendapatkan akses ke distal
palatum keras melalui saluran insisive. Saraf nasal superior posterior lateral dinamai untuk
daerah dinding hidung lateral yang mereka persarafi. Ini juga memasuki rongga hidung melalui
foramen sphenopalatine. Ada juga saraf nasal posterior lateral inferior yang memasok daerah
tempat mereka dinamai.Saraf palatine yang lebih besar dan dua saraf palatine yang lebih rendah
masing-masing melewati foramen masing-masing di lempeng tegak lurus tulang palatine dan
maksila saat mereka melakukan perjalanan inferior. Saraf sebelumnya memberikan persarafan
campuran ke selaput lendir palatum keras, dinding hidung posteroinferior lateral dan dinding
medial sinus maksilaris. Saraf terakhir membawa serabut rasa dari saraf petrosal yang lebih besar
ke mukosa tonsil palatina dan langit-langit lunak. Melalui kanal palatovaginal, saraf faring
memasok mukosa nasofaring (khususnya oleh saraf hidung superior posterior medial). Beberapa
serabut simpatis dan parasimpatis berjalan secara superior untuk memasuki CN V2. Serat-serat
ini berjalan sepanjang cabang-cabang saraf maksila sebagai bagian dari saraf alveolar superior
infraorbital dan posteriornya. Saraf infraorbital memasok periosteum orbital di sepanjang lantai
daerah serta mukosa sinus sphenoidal dan etmoidal setelah memasuki daerah melalui fossa
infraorbital. Saraf alveolar superior posterior memasok sinus maksilaris, gigi molar atas dan
gingiva yang berdekatan dalam ruang depan oral.

Sumber: https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/pterygopalatine-ganglion
Kasus 7

Pria lansia mengeluh leher tidak bisa digerakkan kaku dan saikt. Selain itu kulit tengkuk terasa
panas. Jelaskan innervasi otot dan kulit daerah leher

1. Sternokleidomastoid diinervasi oleh Saraf Aksesori (XI) dan bercabang dari divisi anterior
cervical nerves (C02, C03).
2. Skalena diinervasi oleh divisi anterior lower cervical nerves (C03--C08).
3. Rectus Capitis Posterior Major di inervasi oleh Suboccipital nerve (posterior ramus of C1).
4. Rectus Capitis Posterior Minor di inervasi oleh Suboccipital nerve (posterior ramus of C1).
5. Obliquus Capitis Inferior dan Obliquus Capitis Superior di inervasi oleh Suboccipital nerve
(posterior ramus of C1).

Cervical plexus adalah jaringan serabut saraf yang memasok persarafan ke beberapa struktur di
leher dan trunkus. Letaknya di segitiga posterior leher, di tengah-tengah otot
sternokleidomastoid, dan di dalam lapisan prevertebral fasia servikal. Pleksus dibentuk oleh rami
anterior (pembelahan) saraf tulang belakang servikal C1-C4.

Cassidy, A. (n.d.). Muscles of the Neck. [online] TeachMeAnatomy. Available at:


https://teachmeanatomy.info/neck/muscles/ [Accessed 22 Feb. 2020].

Tjahajawati, S., Mariam, M.S., Yohana, W., Murniati, N. and Yasrin, T.A. (2016). TUTOR
GUIDE BASIC MEDICAL SCIENCE 1 (BMS1) KASUS 1. [online] Available at:
http://media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170131094239_8671.pdf [Accessed 22 Feb.
2020].


TOPIK 15 : Anatomi Sistem Sirkulasi Kepala dan Leher ( Arteri Kepala dan Leher ,
Kelenjar Limfe Kepala dan Leher , Pembuluh Limfe Kepala dan Leher, dll )

LEARNING TASK:

1. Sebutkan dan jelaskan percabangan dari external carotid artery!


External carotid artery memiliki cabang untuk seluruh wajah dan kepala bagian luar,
cabang external ini memiliki banyak cabang contohnya seperti arteri facialis, arteri
maxilaris, arteri oksipitalis arteri posterior auricle, arteri temporalis superficial, memiliki
percabangan ke lingual, dll. Cabang terbesar dari exernal carotid artery yaitu arteri
maksilaris.

2. Sebutkan dan jelaskan percabangan dari maxillaris artery!

ARTERI MAKSILA
Pembuluh darah ini adalah cabang dari arteri karotis eksternal. Arteri maksila
mempunyai 15 cabang, akan tetapi yang akan kita bahas hanya sebagian besar dari
cabang- cabang ini. Secara umum, arteri ini menyuplai otot-otot pengunyahan, gigi,
rongga mulut, otak, dan derah-daerah kecil lainnya.
Arteri maksila ini berjalan ke daerah depan yang dikenal sebagai infratemporal fossa,
dimana infratemporal fossa menyilang ke permukaan lateral dari otot pterygoid untuk
memasukkan pterygopalatine fossa di belakang dan di bawah mata.
1. Infratemporal fossa branches
Cabang-cabang yang penting dari arteri maksila di infratemporal fossa adalah inferior
alveolar, mental, temporal, masseteric, pterygoid, middle meningeal, dan buccal
branches.
a. Inferior alveolar branch
Cabang ini berjalan ke bawah untuk masuk ke foramen mandibula dan
berjalan di saluran mandibula. Inferior alveolar branch mengirimkan cabang ke tiap gigi
mandibular, periodontal ligamennya dan ke tulang. Di regio premolar, inferior alveolar
artery mempunyai cabang kecil yaitu arteri mental, yang keluar dari rahang bawah
melalui mental foramen. Ini memasok bukal gingiva dan mukosa dari premolar ke
incisive dan juga menyuplai mukosa bibir bawah.
b. Temporal branches
Dua cabang temporal muncul dari arteri maksila untuk menyuplai otot temporal – anterior
dan posterior deep temporal artery.
c. Masseteric branch
Cabang masseteric berasal dari maksila arteri dan berjalancsecara lateral melalui
lengkungan koronoid dari ramus, memasuki permukaan paling dalam dari otot masseter
untuk menyuplainya darah.
d. Pterygoid branches
Ada satu atau lebih cabang pterygoid, yang memperpanjang ke otot pterygoid medial dan
lateral otot pterygoid.
e. Middle meningeal artery
Secara umum, arteri ini berbeda dengan inferior alveolar artery dan berjalan naik
melalui foramen spinosum untuk menjadi penyuplai darah terbesar untuk
meninges otak.
f. Buccal branch
Arteri ini berjalan ke bawah dan terus untuk menyuplai mukosa pipi dan bukal mukosa
dan gingival rahang atas dan gigi posterior rahang bawah.

2. Pterygopalatine fossa branches


Di bagian anterior dari infratemporal fossa, arteri maksila dapat meraih pterygopalatine
fossa, memasukinya melalui pterygomaxillary fissure, yang ada diantara maxillary
tuberosity dan proses pterygoid dari tulang sphenoid. Pterygopalatine fossa berada di
belakang dan sedikit di bawah rongga orbita.
a. Descending palatine artery
Arteri ini meluas turun dari arteri maksila ke posterior palatum yang keras melalui
saluran pterygopalatine. Itu terbagi menjadi dua cabang – lesser palatine artery, yang
menyuplai palatum lunak, dan greater palatine artery, yang berjalan ke depan bagian
lateral dari palatum keras untuk menyuplai mukosa palatal dan lingual gingiva rahang
atas.
b. Posterior superior alveolar artery
Arteri ini keluar dari pterygomaxillary fossa melalui pterygomaxillary fisure, turun ke
maxillary tuberosity dan memasuki tulang di belakang molar tiga. Ini menyuplai ke
seluruh gigi posterior rahang atas dan bagian di rongga maksila.
c. Pterygopalatine (sphenopalatine) artery
Arteri ini berasal dari arteri maksila dan berjalan secara medial melalui foramen
sphenopalatine ke dalam rongga nasal.

INCLUDEPICTURE
"https://reader015.docslide.net/reader015/html5/20170807/5486f9eab4af9f8b628b470c/b

g4.png" \* MERGEFORMATINET
d. Infraorbital artery
Ini adalah akhir dari arteri maksila. Dengan lokasi di lantai rongga orbital, ada cabang
lagi yaitu, anterior superior alveolar artery, menuruni tulang di depan rongga sinus,
menyuplai gigi anterior rahang atas, bibir atas dan mukosanya, labial gingiva rahang atas,
bawah kelopak mata, dan sisi dari hidung.

REFERENSI: Brand, Richard W., Isselhard, Donald E. 1998. Anatomy of Oral


Structures. St Louis: Mosby.

3. Sebutkan dan jelaskan vascularisasi untuk otak!

Pendarahan otak → cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis

Sirkulasi serebral mengacu pada pergerakan darah melalui jaringan pembuluh darah yang
menyuplai otak.2-4 Arteri memberikan darah beroksigen, glukosa dan zat gizi lainnya ke otak
dan pembuluh darah vena membawa darah terdeoksigenasi kembali ke jantung,
menghilangkan karbon dioksida, asam laktat, dan produk metabolik lainnya. Karena otak
sangat rentan terhadap kompromi dalam suplai darah, sistem peredaran darah otak memiliki
banyak perlindungan. Kegagalan pengamanan tersebut menyebabkan kecelakaan
serebrovaskular, umumnya dikenal sebagai stroke. Jumlah darah yang sirkulasi serebral
bawa dikenal sebagai aliran darah otak. Kehadiran medan gravitasi atau percepatan juga
menentukan variasi dalam gerakan dan distribusi darah di otak, seperti ketika dalam keadaan
terbalik.
Suplai Darah ke Otak

Gambar  diatas dari sistem arteri yang memasok otak. Arteri utama adalah vertebrobasilaris
dan arteri karotis interna. Dua posterior dan satu arteri berkomunikasi tunggal anterior
membentuk lingkaran Willis, yang mengimbangi tekanan darah di anterior otak dan daerah
posterior otak, dan melindungi otak dari kerusakan apabila salah satu arteri tersumbat.
Namun, ada sedikit komunikasi antara arteri kecil di permukaan otak. Oleh karena itu, oklusi
arteri ini biasanya menghasilkan kerusakan jaringan lokal.

Siklus Willis

Adalah perlu untuk kita menyoroti bidang utama anatomi yang penting dalam dan di sekitar
lingkaran Willis. Pasokan darah utama ke lingkaran adalah melalui sepasang arteri karotid
internal dan arteri basilar.5 Arteri basilar menerima darah dari arteri spinal ventral dan arteri
vertebralis (arteri vertebralis adalah cabang dari arteri subklavia berjalan melalui foramen
vertebra C1 - C6). Arteri karotis interna menerima suplai darah dari arteri karotid eksternal.
Arteri karotid eksternal itu sendiri juga dapat menerima darah dari arteri maxillaris. Dalam
beberapa spesies arteri maksilaris juga langsung mampu memasok arteri karotis interna,
melewati arteri karotid eksternal melalui ramus anastomising menghubungkan karotis
interna dan arteri maxillaris.4 Anastomising ramus rahang memungkinkan darah mengalir
melalui maxillaris rete mirabile yang merupakan jaringan pembuluh yang terletak di dalam
sinus kavernosus, memfasilitasi pendinginan suhu darah dan mengurangi fluktuasi dari
aliran darah berdenyut. Sebagaimana disebutkan di atas, arteri vertebralis juga dapat
menyediakan arteri karotis interna melalui arteri oksipital tapi ini juga dapat dilewati
sehingga arteri vertebralis langsung dapat memasok arteri karotis interna melalui ramus ke
karotis interna langsung dari arteri vertebralis.

Lingkaran ini mempunyai fungsi yang penting. Susunan arteri otak ke dalam Lingkaran
Willis menciptakan redudansi atau jaminan dalam sirkulasi serebral. Jika salah satu bagian
dari lingkaran tersumbat atau menyempit (stenosis) atau salah satu arteri memasok lingkaran
tersebut tersumbat atau menyempit, aliran darah dari pembuluh darah lainnya sering dapat
mempertahankan perfusi serebral cukup baik untuk menghindari gejala iskemia.

Arteri-arteri yang terdapat dalam siklus Willis:

 A. cerebri anterior

 A. communicans anterior

 A. carotis interna 

 A. cerebri posterior

 A. communicans posterior
TOPIK 16 : Anatomi Kranium dan Tulang Rahang ( Anatomi spasia Kepala dan Leher ,
Anatomi Tulang Kranium dan Tulang Rahang , Anatomi Tulang Rahang dan Rongga
Mulut)

LEARNING TASK:

1. Sebutkan dan jelaskan tulang yang membentuk splanchnocranium


14 tulang wajah :
1) Lacrimal bones
2) Nasal bones
3) Maxxilae boness
4) Zygomatic bones
5) Palatine bones
6) Inferior nasal conchae
7) Mandible bone
8) Vomer bone
https://books.google.co.id/books?
id=uteFDwAAQBAJ&pg=PA11&dq=viscerocranium+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwi-29mI0-LnAhXuzjgGHXktC7AQ6AEIKTAA#v=twopage&q&f=false

2. Sebutkan dan jelaskan tulang yang membentuk neurocranium

Neurocranium adalah tulang-tulang pipih yang melindungi otak. Neurocranium terdiri


dari 6 tulang yaitu

a. Os. Frontal
b. b.Os. Parietal
c. c.Os. Temporal
d. d.Os. Occipital
e. e.Os. Ethmoid, dan
f. f.Os. Sphenoid
g. Pada neurocranium tulangyang satu dengan tulang lainnya dihubungkan oleh
sutura. Sutura-sutura tersebut adalah:
a. Sutura lambdoidea(Occipital-Parietal)
b. Sutura sagital(Parietal-Parietl)
c. Sutura coronal(Frontal-Temporal/Parietal)
d. d.Sutura squamosa(Temporal-Parietal)
e. e.Sutura frontonasalis(Frontal-Nasal)
Sumber: https://www.coursehero.com/file/p622psh/BAGIAN-2-SISTEM-SKELETAL-
B-Cranium-1-Neurocranium-Neurocranium-adalah-tulang/

3. Sebutkan dan jelaskan mengenai 7 vertebrae cervicalis.

Tujuh vertebrae cervical, berlabel C1 hingga C7, membentuk tulang belakang leher mulai dari
pangkal tengkorak hingga ke atas bahu. Pada setiap tingkat, vertebra serviks melindungi sumsum
tulang belakang dan bekerja dengan otot, tendon, ligamen, dan sendi untuk memberikan
kombinasi dukungan, struktur, dan fleksibilitas pada leher. Vertebrae cervical dicirikan oleh
ukurannya yang kecil dan adanya foramen di setiap proses transversal. Proses tulang belakang
biasanya singkat dan bifid. Atlas (C1), sumbu (C2), dan vertebra prominens (C7) dianggap
atypical vertebrae cervicalis karena strukturnya yang beda. Sedangkan Vertebra servikal C3
hingga C6 dikenal sebagai vertebra khas karena mereka memiliki karakteristik dasar yang sama
dengan sebagian besar vertebra sepanjang sisa tulang belakang. Tulang belakang khas memiliki:
1. Badan vertebral: Tulang tebal ini berbentuk silinder dan terletak di bagian depan tulang
belakang. Vertebral bodies membawa sebagian besar beban untuk vertebra. Pada
sebagian besar level tulang belakang, diskus intervertebralis berada di antara 2 vertebral
bodies untuk memberikan bantalan dan membantu menyerap goncangan gerakan sehari-
hari.
2. Lengkungan vertebral: Lengkungan bertulang ini membungkus sumsum tulang belakang
ke arah belakang tulang belakang dan terdiri dari 2 pedikel dan 2 lamina. Pedikel
terhubung dengan tubuh vertebral di depan, dan lamina transisi ke proses spinosus
(punuk tulang) di belakang vertebra.
3. Sendi facet: Setiap vertebra memiliki sepasang sendi facet, juga dikenal sebagai sendi
zygapophysial. Sendi ini, terletak di antara pedikel dan lamina di setiap sisi lengkung
tulang belakang, dilapisi dengan tulang rawan yang halus untuk memungkinkan gerakan
terbatas antara 2 ruas tulang belakang. Degenerasi tulang belakang atau cedera pada sendi
facet adalah di antara penyebab paling umum dari nyeri leher kronis.

Source: https://www.anatomynext.com/skeletal-system-cervical-vertebrae/

https://www.spine-health.com/conditions/spine-anatomy/cervical-vertebrae

Anda mungkin juga menyukai