Anda di halaman 1dari 7

Pulpotomi

Pulpotomi mengacu pada ekstirpasi koronal jaringan pulpa vital (Garg,

2014). Pulpotomi dilakukan pada gigi sulung dengan karies yang luas namun tidak

terdapat patologi pada radikular ketika pembuangan karies menyebabkan

tereksposnya pulpa. Setelah kamar pulpa diisi dengan zinc oxide eugenol atau base

lainnya, gigi direstorasi dengan seal yang baik untuk melindungi gigi dari

mikroleakage. Restorasi yang efektif dalam jangka panjang yang telah terbukti

adalah stainless-steel crown. Namun jika tidak didukung oleh sisa enamel,

amalgam atau resin komposit dapat menjadi alternatif jika waktu sisa gigi sulung

sebelum gigi permanen tumbuh maksimal 2 tahun (Torabinejad, 2014)

Tujuan Pulpotomi:

1. Melindungi vitalitas pulpa

2. Meningkatkan apeksogenesis dengan mempertahankan pulpa pada kanal

gigi dewasa muda

3. Meredakan rasa sakit pada kasus pulpitis akut

4. Untuk mencegah gejala klinis yang merugikan

5. Mendapatkan bukti radiografi perkembangan akar yang cukup untuk

perawatan endodontik. Dapat terjadi peningkatan panjang akar

6. Mencegah kerusakan jaringan pendukung periradikular

7. Mencegah defek resorptif atau percepatan kalsifikasi kanal yang dapat

ditentukan dengan evaluasi radiografi periodik


8. Jaringan radikular yang tersisa harus asimtomatik tanpa gejala klinis seperti

sensitifitas, nyeri atau bengkak

9. Tidak terdapat gambaran patologis dari radiorafi seperti resorpsi eksternal

setelah dilakukan perawatan, resorpsi internal dapat terjadi namun sifatnya

self-limitting dan stabil

10. Operator harus memonitor resorpsi internal, membuang jaringan gigi yang

terinfeksi jika perforasi menyebabkan hilangnya jaringan pendukung tulang

dan atau menyebabkan gejala klinis infeksi dan inflamasi

11. Tidak boleh membahayakan gigi permanen yang akan tumbuh

Kriteria Keberhasilan Pulpotomi:

1. Tidak ada indikasi resorpsi akar

2. Tidak ada gambaran radiografi periodontitis periradikular

3. Gigi harus merespon pada tes pulpa

4. Gigi yang asimtomatik

5. Perkembangan akar yang berkelanjutan menjadi bukti pada gambaran

radiografi

Indikasi:

1. Pulpa vital yang terekspos atau pulpitis irreversible pada gigi sulung atau

setelah pembuangan jaringan karies atau setelah trauma. Gigi sulung yang

tidak didukung oleh struktur akar yang baik, resorpsi internal, perforasi
furkasi atau terdapat patosis periradikular dapat membahayakan gigi

permanen yang akan tumbuh tidak diindikasikan pada perawatan pulpotomi

2. Jaringan koronal diamputasi, sisa jaringan radikular vital tanpa supurasi,

purulensi, nekrosis atau perdarahan yang berlebih yang tidak dapat

dikontrol dengan damp cotton pellet setelah beberapa menit (AAE)

3. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan resorpsi patologis pada gambaran

radiografi (AAE)

4. Sebagai perawatan emergency pada gigi permanen hingga perawatan

saluran akar dapat diselesaikan. Perlu dilakukan pulpal debridement.

5. Sebagai prosedur interim pada gigi permanen dengan pembentukan akar

yang belum lengkap untuk melanjutkan perkembangan akarnya

(apexogenesis).

Calcium Hydroxide Pulpotomy

Indikasi: Gigi dewasa muda dengan pembentukan akar yang belum lengkap untuk

meningkatkan apexogenesis

Gambar xx Pulpotomi parsial diindikasikan pada pasien dengan pembentukan

akar yang belum sempurna (Garg, 2014)


Pulpotomi Parsial

Pulpotomi parsial dilakukan dengan membuang jaringan pulpa koronal sampai

sebatas jaringan pulpa yang sehat. Kalsium hidroksida digunakan sebagai material

of choice untuk gigi dewasa muda untuk merangsang pembentukan dentine bridge

pada gigi dengan karies pulpa yang terekspos.

Gambar xx. Pulpotomi Parsial (Garg, 2014)

Teknik:

1. Setelah gigi dianestesi, rubber dam ditempatkan

2. Preparasi kavitas sedalam 1-2 mm dengan bur diamond

Gambar xx. Preparasi kavitas dengan kedalaman 1-2 mm (Garg, 2014)

3. Menempatkan selapis tipis kalsium hidroksida yang dicampur dengan

larutan saline atau larutan anestesi dan akses kavitas ditutup dengan

restorasi sementara
Gambar xx. Penempatan Kalsium Hidroksida (Garg, 2014)

Formocresol Pulpotomy

Formokresol dipilih untuk gigi sulung karena tingkat keberhasilan yang tinggi

Indikasi:

1. Gigi sulung vital dengan karies atau accidental exposure

2. Tidak terdapat rasa nyeri pada pulpa

3. Menunjukan gambaran klinis pulpa sehat

Kontraindikasi:

1. Terdapat nyeri spontan

2. Rasa sakit saat perkusi

3. Perdarahan pada lokasi yang terekspos

4. Mobilii yang abnormal

5. Terdapat pembengkakan

6. Resorpsi eksternal atau internal

7. Terdapat patologi pulpa

Teknik:

1. Lakukan anestesi lokal yang adekuat


2. Penempatan rubber dam untuk mengisolasi gigi

3. Membuang dentin yang terinfeksi sebelum memasuki kamar pulpa dengan

bur bundar atau spoon excavator

4. Ekstirpasi koronal pulpa pada orifis kanal dengan bur bundar atau spoon

excavator

Gambar xx. Membuang jaringan pulpa hingga

mencapai orifis kanal (Garg, 2014)

5. Lakukan tekanan secara ringan dengan cotton pellet untuk menekan

perdarahan pulpa

6. Cotton pellet dilembabkan dengan Buckley’s formocresol dan peras pada

kain kasa untuk membuang kelebihan formokresol.

Gambar xx. Penempatan cotton pellets yang sudah dilembabkan dengan

formokresol (Garg, 2014)


7. Setelah perdarahan dapat dikontrol, cotton pellets dengan formokresol

ditempatkan ke dalam kavitas agar kontak dengan pulpa selama 5 menit

sehingga menyebabkan fiksasi jaringan pulpa. Jika perdarahan tidak

dikontrol setelah amputasi pulpa, maka harus mempertimbangkan prosedur

pulpektomi.

8. Angkat cotton pellet, tempatkan zinc oxide eugenol.

Gambar xx. Penempatan Zinc Oxide Eugenol (Garg, 2014)

Bahan lain yang digunakan pada pulpotomi:

1. Glutaraldehid

2. Ferric sulphate

3. MTA

4. Lase

Anda mungkin juga menyukai