Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION

BLOK BIOMEDIK II TOPIK 9-12

KELOMPOK 3

ANGGOTA KELOMPOK:

Ni Wayan Novita Sari Dewi (1902551004)


Nabilah Rafifah Putri Hidayat (1902551005)
Elimia Leoni Putri (1902551008)
Yoshe Kartika Sentosa (1902551012)
Elizabeth Hendrawan (1902551026)
Komang Ayu Juni Adiyanti (1902551027)
I Ketut Suandika Dharma Yanta(1902551030)
Made Nadia Maharani (1902551035)
Nyoman Ari Pranata (1902551047)

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi dan Profesi Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
2019
TOPIK 9 : BIOENERGETIKA

1. Jelaskan tentang konsep oksidasi dan reduksi!


 Oksidasi:
- Merupakan penangkapan oksigen oleh suatu zat atau unsur yang akan
membentuk suatu oksida. Contoh: 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 Pada reaksi diatas
logam besi (Fe) menagkap oksigen membentuk fero oksida (Fe2O3)
persamaan reaksinya disetarakan dengan matematika.
- Merupakan proses pelepasan electron oleh suatu zat atau senyawa. Oksidaari
akan selalu disertai reduksi akseptor elektron
- Pertambahan bilangan oksidasi
- Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi
 Reduksi:
- Merupakan pelepasan oksigen oleh suatu zat atau unsur dalam reaksi redoks.
Contoh: Karat merupakan suatu oksida besi yang dalam reaksi dapat
dijelaskan sebagai berikut: Fe2O3(s) + 3CO(g)2Fe(s) + 3CO2(g) Reaksi
diatas melibatkan gas karbon monoksida (CO) menjadi gas karbon dioksida
(CO2). Oksigen tersebut diambil dari oksida (Fe2O3) oleh gas karbon
monoksida sehingga terbentuk logam besi (Fe)
- Merupakan proses penangkapan electron oleh suatu zat atau senyawa.
- Penurunan bilangan oksidasi
- Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi

Prodi, B. et al. (2017) ‘Pendekatan Ilmu Fisika Dan Matematika Dalam Memahami Konsep
Reaksi Oksidasi-Reduksi (Redoks)’, 1(2), pp. 252–256.

2. Sebutkan lintasan metabolik yang dapat menghasilkan ATP!


Lintasan metabolik yang menghasilkan ATP yaitu katabolisme. Reaksi katabolisme terbagi
menjadi 3, yaitu : katabolisme karbohidrat, katabolisme lemak dan katabolisme protein. Reaksi
katabolisme meliputi: Glikolisis, siklus krebs, transport elektron dan fosforilasi oksidatif.

Pada glikolisis sendiri, terbagi menjadi 3 stage, yaitu: investment stage, splitting stage, dan
harvesting stage. Pada investment stage, diinvestasikan 2 ATP, dan glikolisis akan dihasilkan 4
ATP yang dihasilkan pada harvesting stage. Pada siklus krebs, dihasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2
FADH 2 dan 4 CO2.
Medh, J.D. (2005). Glicolysis. [online] Available at:
http://www.csun.edu/~jm77307/Glycolysis.pdf [Accessed 11 Feb. 2020].

3. Jelaskan tahapan oksidasi bahan bakar metabolik!


Oksidasi-E Asam lemak Asam lemak yang berada dalam sitoplasma terlebih dahulu harus
diaktifkan (sebagai asil-KoA) dengan jalan mereaksikannya Koenzim A, dengan bantuan
katalisis enzim tiokinase. Pirophospat yang terbentuk pada reaksi ini, selanjutnya dihidrolisis
menjadi phospat anorganik. Hal ini menyebabkan keseimbangan reaksi mengarah pada
terbentuknya asil-KoA (Murray,K., 2002).
Aktivitas asam lemak tersebut bukanlah suatu proses yang khas untuk oksidasi-saja.
Pembentukan asil-KoA dengan dikatalisis enzim tiokinase ini diperlukan pada semua reaksi
biokimiawi yang menggunakan asam lemak, seperti pada sintesis TG dan pemanjangan
rantai. Di dalam sel terdapat bermacam-macam tiokinase yang bekerja spesifi k pada asam-
asam lemak dengan panjang rantai yang berbeda.
Proses aktivasi asam lemak terjadi pada mikrosom dan permukaan luar mitokondria. Asil-
KoA rantai panjang yang terbentuk tidak dapat, menembus membran dalam mitokondria,
sehingga harus ada mekanisme untuk memindahkan asil-KoA dari luar, masuk kematrix
mitokondria, tempat terjadinya tahap selanjutnya dari oksidasi-E.
Pemindahan asil-KoA ini dilakukan oleh sistem transporter carnitin, yang terdiri atas enzim-
enzim karnitin asil transferase I, Kamitin asil transferase II dan karnitin asilkarnitin
translokase (Gambar 3.10). Mula-mula asil-KoA rantai panjang bereaksi dengan karnitin,
membentuk asil karnitin. Reaksi dikatalisis oleh karnitin asil transferase 1 yang terdapat pada
permukaan luar membran dalam mitokondria. Koenzim A yang terlepas dapat digunakan
untuk aktivasi asam lemak yang lain Asil-karnitin yang terbentuk, berlainan dengan KoA
semula, dapat menembus membran dalam mitokondria dengan bantuan enzim translokase
yang terdapat pada membran mitikondria.
Sesampainya pada permukaan dalam membran mitokondria, asil karnitin dengan katalisis
asil tranferase II, bereaksi dengan KoA. Dengan demikian, asil-KoA berpindah ke dalam
matrik mitokondria. Karnitin yang dibebaskan berpindah kembali kepermukaan luar
membran dalam, juga dengan bantuan enzim translokase Karnitin asil tranterase I adalah
”rate limiting enzyme” pada proses oksidasi beta, yang mengendalikan keseluruhan
rangkaian reaksinya.
Dafpus : Wahjuni,Sri 2013, Metabolisme Biokimia, Udayana University Press, Bali.

4. Apa yang dimaksud dengan sistem transpor elektron mitokondria?


Sistem transport elektron mitokondria merupakan rantai pernafasan yang terletak pada membran
dalam mitokondria. Mengandung empat kompleks protein besar dan dua molekul kecil yang
independen, yaitu ubiquinon dan sitokrom c.
5. Bagaimana aliran elektron dalam sistem transport elektron mitokondria?
Elektron bergerak dari komponen dengan potensial reduksi yg lebih negatif ke yg lebih
positif. Elektron bergerak dari koenzim tereduksi menuju ke oksigen. Energi bebas yg
dihasilkan menggerakkan transport proton dari matrik ke ruang inter membran via pompa
proton. Sebelumnya, proses metabolik siklus asam nitrat menghasilkan NADH dan FADH2.
Selanjutnya NADH dan FADH2 akan menuju ke rantai pernapasan di membrane dalam
mitokondria dimana kedua senyawa tersebut berfungsi sebagai koenzim pereduksi karena
keduanya membawa elektron. Di membrane dalam mitokondria terdapat 4 buah kompleks
besar yang mengalirkan elektron.
Sumber : ppt dr. I Wy Surudarma, M.Si.
6. Bagaimana proses pembentukan ATP dalam fosforilasi oksidatif?
Rantai Respirasi
Rantai respirasi adalah rangkaian proses transfer elektron hidrogen yang terjadi pada bagian
membran dalam mitokodria dengan melibatkan sejumlah enzim. Hasil akhir dari rangkaian
proses transfer electron ialah sejumlah energi berbentuk ATP yang diperlukan dalam berbagai
aktivitas organisme hidup.
Respirasi sebagai suatu proses oksidasi yang terdiri banyak tahapan reaksi dan juga respirasi
adalah oksidasi selular di mana energi yang disimpan dalam molekul-molekul makanan
dilepaskan dan digunakan oleh sel. Dalam reaksi tersebut, H 2O dan CO2 merupakan hasil akhir
dan energy terlepas. Reaksi umum respirasi:
C6H12O6+ 6 O2 +6 H2O —–> 6 CO2 +12 H2O + ATP
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi
molekul anorganik berupa CO2 dan H2O. Tujuan respirasi adalah untuk mendapatkan energi
melalui proses glikolisis. Senyawa gula diperoleh dari proses fotosintesis. Butiran amilum yang
tersimpan dalam jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah kembali dalam
bentuk glukosa fosfat di dalam sitoplasma sel. Kemudian glukosa fosfat akan dipecah menjadi
piruvat dan masuk ke dalam siklus Krebs. Selama glikolisis berlangsung dan dalam siklus Krebs
akan dihasilkan gas CO2 yang akan dikeluarkan dari dalam sel. Gas tersebut dengan berdifusi
akan terkumpul dalam rongga-rongga antar sel dan bila tekanan telah cukup akan keluar dari
jaringan.
Aliran electron dari substrat ke oksigen merupakan sumber energy ATP
Pada setiap putaran siklus asam sitrat, 4 pasang atom hydrogen dipindahkan dari isositrat, α-
ketoklutarat, suksinat, dan malat melalui aktifitas dehidrogenase spesifik. Atom hidrogen ini,
pada beberapa tahap memberikan elektronnya kepada rantai transport electron dan menjadi ion
H+ yang terlepas kedalam medium cair. Electron tersebut diangkut disepanjang rantai molekul
pembawa electron, sampai electron-elektron ini mencapai oksidase sitokrom, yang menyebabkan
pemindahan electron ke oksigen, yakni molekul penerima electron pada organisme aerobic. Pada
saat masing-masing atom oksigen menerima 2 elektron dari rantai tersebut, 2 atom H +, yang
setara dengan 2H+ yang dilepaskan sebelumnya dari 2 atom hydrogen yang dipindahkan oleh
dehidrogenase diambil dari medium cair untuk membentuk H2O.
Rantai respirasi terdiri dari serangkaian protein dengan gugus prostetik yang terikat kuat, dan
mampu menerima dan memberikan electron. Setiap anggota dapat menerima electron dari
anggota sebelumya, dan memindahkan electron ke molekul anggtoa berikutnya, dalam uraian
reaksi yang spefisik. Elektron yang masuk ke dalam rantai transport electron yang kaya akan
energy, tetapi pada saat electron tersebut melalui rantai, menuju ke oksigen dengan cara setahap
demi setahap, electron tersebut kehilangan kandungan energy bebasnya. Banyak dari energy
tersebut yang disimpan dalam bentuk ATP oleh mekanisme molekul pada membrane mitokondria
sebelah dalam. Pada saat masing-masing pasangan elektron melalui rantai respirasi dari NADH
menuju oksigen sintesis 3 molekul ATP dari ADP dan posfat berlaangsung bersama-sama. Ketiga
bagian rantai respirasi yang memberikan energy untuk menghasilkan ATP melalui fosforilasi
oksidatif disebut sisi penyimpanan energi.
Senyawa pengangkut electron selalu berfungsi dalam urutan spesifik
Pertama, potensial redoks bakunya secara berturut-turut semakin positif pada arah menuju
oksigen, karena electron cendrung mengalir dri sistem elektro negative ke sistem elekro positif
menyebabkan penurunan dalam energy bebas. Kedua, setiap rantai anggota respirasi bersifat
spesifik bafi senyawa pemberi dan penerima electron tertentu. Sebagai contoh. NADH dapat
memindahkan electron ke NADH dehidrogenase, tetapi tidak dapat memindahkan electron ini
secara lagsung ke sitokrom b atau ke sitokrom c. Ketiga, kompleks structural protein pengangkut
electron yang fungsinya serupa telah dapat diisolasi dari membrane mitokondria. Kompleks I
terdiri dari NADH dhidrogenase dan pusat besi-sulfurnya yang erat berhubungan dalam
fungsinya. Kompleks II terdiri dari saksinat dehidrogenase dan pusat besi sulfurnya. Komplek III
terdiri dari sitokrom b dan c2, serta pusat besi sulfur spesifik. Sitrokrom a dan a3 bersama-sama
menyusun kompleks IV. Ubikuinon merupakan rantai penghubung di antara kompleks I, II, dan
III, serta sitokrom c merupakan rantai penghubung diantra kompleks III dan IV.
Fosforilasi Oksidatif
Ranti respirasi terjadi di dalam mitokondria sebagai pusat tenaga. Di dalam mitokondria inilah
sebagian besar peristiwa penangkapan energi yang berasal dari oksidasi respiratorik berlangsung.
Sistem respirasi dengan proses pembentukan intermediat berenergi tinggi (ATP) ini dinamakan
fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif memungkinkan organisme aerob menangkap energi
bebas dari substrat respiratorik dalam proporsi jauh lebih besar daripada organisme anaerob.
NADH dan FADH2 yang terbentuk pada reaksi oksidasi dalam glikolisis, reaksi oksidasi asam
lemak dan reaksi-reaksi oksidasi dalam siklus asam sitrat merupakan molekul tinggi energi
karena masing-masing molekul tersebut mengandung sepasang elektron yang mempunyai
potensial transfer tinggi. Bila elektron-elektron ini diberikan pada oksigen molekuler, sejumlah
besar energi bebas akan dilepaskan dan dapat digunakan untuk menghasilkan ATP. Fosforilasi
oksidatif merupakan proses pembentukan ATP akibat transfer electron dari NADH atau
FADH2 kepada O2 melalui serangkaian pengemban electron. Proses ini merupakan sumber utama
pembentukan ATP pada organisme air. Sebagai contoh, fosforilasi oksidatif menghasilkan 26 dari
30 molekul ATP yag terbentuk pada oksidasi sempurna glukosa menjadi CO2 dan H2O.
Aliran electron dari NADH atau FADH2 ke O2 melalui kompleks-kompleks protein, yang
terdapat pada membran dalam mitokondria, akan menyebabkan proton terpompa keluar dari
matriks mitokondria. Akibatnya, terbentuk kekuatan daya gerak proton yang terdiri dari gradient
ph dan potensial listrik trans membran. Sintesis ATP teradi bila proton mengalir kembali kedalam
matriks mitokondria melalui suatu kompleks enzim. Jadi, oksidasi dan fosforilasi terangkai
melalui gradient proton melintasi membran dalam mitokondria.
Proses fosforilasi oksidatif
Organisme kemotrop memperoleh energi bebas dari oksidasi molekul bahan bakar, misalnya
glukosa dan asam lemak. Pada organisme aerob, akseptor elektron terakhir adalah oksigen.
Namun elektron tidak langsung ditransfer langsung ke oksigen, melainkan dipindah ke
pengemban-pengemban khusus antara lain nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) dan flavin
adenin dinukleotida (FAD).
Pengemban tereduksi ini selanjutnya memindahkan elektron ke oksigen melalui rantai transport
elektron yang terdapat pada sisi dalam membran mitokondriaGradien proton yang terbentuk
sebagai hasil aliran elektron ini kemudian mendorong sintesis ATP dari ADP dan P i dengan
bantuan enzim ATP sintase. Proses tersebut dinamakan fosforilasi oksidatif. Dalam hal ini energi
dipindahkan dari rantai transport elektron ke ATP sintase oleh perpindahan proton melintasi
membran. Proses ini dinamakan kemiosmosis.
Secara ringkas fosforilasi oksidatif, terdiri atas 5 proses dengan dikatalisis oleh kompleks enzim,
masing-masing kompleks I, kompleks II, kompleks III, kompleks IV dan kompleks V
Tabel 1 Informasi tentang enzim yang berperan dalam fosforilasi oksidatif
Nama Penyusun kDa Polypeptides
Kompleks I NADH dehydrogenase (or)800 25
NADH-coenzyme Q reductase
Kompleks II Succinate dehydrogenase (or)140 4
Succinate-coenzyme Q reductase
Kompleks III Cytochrome C – coenzyme Q oxidoreductase 250 9-10

Kompleks IV Cytochrome oxidase 170 13

Kompleks V ATP synthase 380 12-14

Dalam fosforilasi oksidatif, daya gerak elektron diubah menjadi daya gerak proton dan kemudian
menjadi potensial fosforilasi. Fase pertama adalah peran komplek enzym sebagai pompa proton
yaitu NADH-Q reduktase, sitokrom reduktase dan sitokrom oksidase. Komplek-komplek
transmembran ini mengandung banyak pusat oksidasi reduksi seperti flavin, kuinon, besi-
belerang, heme dan ion tembaga. Fase kedua dilaksanakan oleh ATP sintase, suatu susunan
pembentuk ATP yang digerakkan melalui aliran balik proton kedalam matriks mitokondria.

Transport electron dan fosforilasi oksidatif terjadi pada Membran Mitokondria sebelah dalam
Pada sel eukariotik, hampir semua dehidrogenasa spesifik yang diperlukan pada oksidasi piruvat
dan bahan bakar lain melalui siklus asam sitrat terletak pada bagian sebalah dalam mitokondria,
yaitu matriks. Molekul pemindahan elektron dari rantai respirasi dan molekul enzim yang
melakukan sitesa ATP dari ADP dan fosfat terbenam dalam membran sebelah dalam. Bahan
bakar siklus asam sitrat seperti piruvat, harus dipindahkan dari sitosol ( tempat dilakukannya
sintesi molekul-molekul tersebut) melalui membran mitokondria kedalam bagian matrik
disebelah dalam sebagai tempat aktivitas dehidrogenase. Demikian pula, ADP yang dibentuk dari
ATP selama aktivitas yang memerlukan energy didalam sitosol harus dipindahkan didalam
metrics mitokondria, untuk mengikat posfat kembali menjadi ATP. ATP baru yang terbentuk
harus dikembalikan kesitosol. Sistem transport membran yang khusus pada membrane
mitokondria sebah dalam tidak hanya melangsungkan masuknya piruvat dan bahan bakar lain
kedalam mitokondria, tetapi juga masuknya posfat dan ADP. Dan keluarnya ATP selama
fosforilasi oksidatif. Jadi, membrana mitokondria sebalah dalam merupakan sruktur komplek
yang mengandung molekul pembawa electron, sejumlah enzim, dan beberapa sistem transport
membran. Yang bersama-sama menyusun sampai 75% atau lebih berat total membrane, sisanya
merupakan lipida. Struktur membrane sebelah dalam amat komplek, berliku-liku, dan bersifat
mosaic; integritas membran ini penting bagi pembentukan ATP yang menunjang aktivitas hidup.
Budiarto. (2003). Pengantar Epidemiologi. Ed. 2. Jakarta: EGC.
7. Jelaskan tentang inhibitor dari fosforilasi oksidatif!
Aktivitas suatu enzim dapat dihambat oleh suatu senyawa yang dikenal sebagai inhibitor.
Inhibitor digolongkan menjadi 2 jenis utama, yaitu: a) yang bekerja secara tidak dapat balik
(irreversible), b) yang bekerja secara dapat balik (reversible).

Penghambat yang irreversible adalah golongan yang bereaksi dengan, atau merusakkan
suatu gugus fungsional pada molekul enzim yang penting bagi aktivitas katalitiknya. Sebagai
contoh, adalah senyawa diisoprofilfluorofosfat (DFP), yang menghambat enzim
asetilkolinesterase, yaitu enzim yang penting di dalam transmisi impuls syaraf.
Asetilkolinesterase mengkatalisis hidrolisis asetilkolin, suatu senyawa neurotransmitter yang
berfungsi di dalam bagian sinaps yang dihasilkan oleh ujung syaraf (akson) yang telah menerima
impuls. Asetilkolin yang dihasilkan diteruskan ke sel syaraf lainnya atau ke efektor (misalnya
otot) untuk meneruskan impuls syaraf. Akan tetapi, sebelum impuls kedua dapat dipancarkan
melalui sinaps, asetilkolin yang dihasilkan setelah impuls pertama harus dihidrolisis oleh
asetilkolisnesterase pada sambungan sel syaraf. Produk 124 Dasar-dasar Biokimia penguraian
asetilkolin oleh asetilkolinesterase adalah asetat dan kolin, dan tidak memiliki aktivitas
transmitter.

Penghambat DFP sangat reaktif, dan bereaksi dengan bagian sisi aktif dari enzim
asetilkolinesterase, yaitu gugus hidroksil dari residu serin essensial, sehingga enzim tidak aktif
untuk mengkatalisis asetilkolin. DFP merupakan gas syaraf yang pertama kali ditemukan, jika
diberikan pada hewan, hewan tersebut menjadi lemah, tidak dapat lagi melaksanakan fungsi
bagian-bagian tertentu, karena impuls syaraf tidak lagi dapat ditransmisikan secara normal.
Tetapi, terdapat manfaat lain dari DFP. Senyawa ini menyebabkan berkembangnya malation dan
insektisida lain yang relatif tidak beracun bagi manusia. Malation diubah oleh enzimenzim pada
insekta, menjadi penghambat aktif asetilkolinesterase insekta ersebut.

DFP telah ditemukan menghambat semua jenis enzim, banyak diantaranya yang mampu
mengkatalisis hidrolisis ikatan peptida atau ester. Golongan ini tidak hanya mencakup
asetilkolinesterase, tetapi juga tripsin, khimotripsin, elastase, fosfoglukomutase, dan kokoonase,
suatu enzim yang dihasilkan oleh larva ulat sutra untuk menghidrolisis serat-serat sutra
kepompong, dan menyebabkan larva dapat dibebaskan. Semua enzim yang dihambat oleh DFP
memiliki residu serin essensial pada sisi aktifnya, yang berpartisipasi dalam aktivitas
katalitiknya.

Jenis kedua adalah, penghambat enzim yang dapat balik, yang dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu: 1) zat penghambat yang bersaingan (kompetitif), 2) zat penghambat yang
tidak bersaingan (non-kompetitif).

Zat penghambat yang bersaingan itu mempunyai struktur mirip dengan struktur molekul
substrat. Suatu penghambat kompetitif berlomba dengan substrat untuk berikatan dengan sisi
aktif enzim, tetapi, sekali terikat tidak dapat diubah oleh enzim tersebut. Ciri penghambat kom-
Pengantar Tentang Enzim 125 petitif adalah penghambatan ini dapat dihilangkan dengan
meningkatkan konsentrasi substrat.

Contoh jenis penghambatan kompetitif adalah penghambatan kompetitif dehidrogenase


suksinat oleh anion malonat dan oksaloasetat. Dehidrogenase suksinat adalah anggota golongan
enzim yang mengkalatisis siklus asam sitrat yang dapat membebaskan 2 atom hidrogen dari
suksinat. Dehidrogenase suksinat dihambat oleh malonat yang struktur molekulnya mirip
suksinat.

Sedangkan zat penghambat yang tidak bersaingan (non kompetitif) dapat menempel pada
enzim, pada sisi regulasi enzim, sehingga mengubah konformasi molekul enzim, sehingga
menyebabkan inaktifasi enzim.

Sumber:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196512271991031-
SUHARA/9._BAB-9__Enzim__ppt_UPI.pdf

TOPIK 10 : NUTRISI

1. Jelaskan perbedaan metode 4 sehat 5 sempurna dan gizi seimbang!

• Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna lebih menekankan susu sebagai penyempurnanya dan
menekankan pentingnya empat golongan makanan (karbohidrat untuk tenaga, protein sebagai
zat pengatur, lemak sebagai sumber energi, vitamin dan mineral pada sayur serta buah-
buahan berguna untuk pemeliharaan). Padahal, susunan makanan tersebut belum tentu sehat
terntaung pada porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika sebagian
besar porsi pola makan kita terdiri dari sumber karbohidrat, sedikit protein, sedikit sayur dan
buah sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut dianggap tidak sehat.

• Prinsip gizi seimbang memiliki empat pilar utama, yaitu mengonsumsi makanan yang
beraneka ragam, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga berat badan ideal, dan
pola hidup aktif. Komposisi zat gizi seimbang yang dikonsumsi oleh tubuh setiap kali makan
sebaiknya terdiri atas karbohidrat (55-60%), lemak (30%), protein (15%). Intinya adalah kita
mengonsumsi beragam jenis makanan namun dalam jumlah yang tidak berlebihan. Atur
jadwal makan sehari dengan 3 kali makan utama, 2 kali selingan dan susu cukup 2 kali,
terutama untuk anak-anak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2015/01/07/152646623/Apa.Beda.Gizi.Seimbang.dengan.4.Se
hat.5.Sempurna..

2. Jelaskan tentang piringku!


Kementerian Kesehatan telah mengenalkan panduan makan sehat melalui metode ‘Isi
piringku’ yang dapat menjadi acuan sajian sekali makan.
Keragaman makanan dalam satu piring merupakan hal yang tak bisa ditawar, mencakup
protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral seimbang.
Dalam satu porsi sajian, sayur-sayuran dan buah-buahan disarankan porsinya adalah
separuh bagian piring. Separuh bagian piring lainnya dapat diisi dengan karbohidrat dan
protein.
Aturan pembagian makanan dalam ‘Isi Piringku’ adalah:
Setengah porsi piring makan, terdiri dari sayur dan buah-buahan dengan beragam jenis dan
warna.
Seperempat piring makan diisi dengan protein. Bisa diisi ikan, ayam atau kacang-
kacangan. Batasi konsumsi daging merah ataupun daging olahan.
Seperempat piring makan dipenuhi dengan karbohidrat dari biji-bijian utuh, nasi merah,
gandum utuh, atau pasta. Hati-hati dalam pemilihan sumber karbo, misalnya roti atau beras
putih karena kandungan gulanya tergolong tinggi. Lengkapi dengan sedikit minyak sehat,
seperti minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kanola. Sebaiknya
hindari minyak yang mengandung lemak jenuh atau kolesterol tinggi.

Konsumsi air putih yang cukup, namun batasi susu serta produk turunannya. Batasi
konsumsi susu hingga 2 gelas per hari, jus sekitar satu gelas per hari, dan hindari
minuman dengan kandungan gula tinggi.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang!
1) Ukuran tubuh. Semakin besar ukuran tubuh maka semakin besar pula kebutuhan
kalorinya.
2) Usia. Anak-anak dan remaja butuh kalori lebih tinggi dibanding orang dewasa atau tua
karena digunakan untuk pertumbuhan.
3) Jenis kelamin. Laki –laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori karena
fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyk otot dan juga lebih aktif.
4) Aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Pekerja berat akan membutuhkan kalori dan
protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang maupun ringan. Besarnya
kebutuhan kalori tergantung banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta
lamanya penggunaan otot-otot tersebut. Selainitu protein yang diperlukan juga lebih
tinggi dari normal karena harus mengganti atau membentuk jaringan baru yang lebih
banyak dari keadaan biasa untuk mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara
normal.
5) Kondisi tubuh tertentu. Pada orang yang baru sembuh dari sakit, wanita hamil akan
membutuhkan kalori dan zat gizi yang lebih banyak.
6) Kondisi lingkungan. Saat musim penghujan membutuhkan kalori lebih tinggi
dibandingkan saat musim panas. Dimana tambahan 14 kalori pada tempat-tempat dingin
diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh

Depkes. (2005). Wanita Butuh Nutrisi Lebih Banyak. Dikutip tanggal 22 September
2011,dari http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=50&Itemid=2

4. Jelaskan mengapa asupan gula dapat menimbulkan ketergantungan/ketagihan!


Memakan sesuatu yang manis akan merangsang hormon serotonin di otak kita. Serotonin
adalah hormon yang bisa menyebabkan kita berasa nyaman dan senang. Maka dari itu,
jika kita makan makanan manis, kita bisa sedikit meredakan stress kita. Makanan manis
meningkatkan serotonin secara drastis tetapi tidak lama kemudian, seperti halnya juga
gula darah, akan secara drastis juga turun. Sehingga kita akan merasa membutuhkan
untuk mengkonsumsi makanan manis ini secara terus menerus dan bisa dikatakan
menjadi ‘kecanduan’ makanan yang manis.
Sumber:
https://repository.maranatha.edu/12253/3/0764019_Chapter1.pdf

5. Jelaskan satu perbedaan prinsip metabolism karbohidrat protein dan lemak dalam tubuh!
Metabolism karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan initerjadi di
usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transferaktif, sedangkan
fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanyadapat diserap dalam
bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa,sukrosa dan laktosa dalam
urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak.Akhimya berbagai jenis karbohidrat
diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakandalam proses metabolisme. Proses metabolism
karbohidrat adalah glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, transfer electron,
glikogenesis.

Metabolisme Lemak Ada 3 fase:

1. â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A


2. Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
3. Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATPMetabolisme
Lemak:
a. Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian
suhutertentu pada saat lemak dikunyah di mulut.
b. Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan
enzimmenjadi bentuk yang lebih sederhana.
c. Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
d. Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan
senyawayang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil
pemecahantersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak
dan gliserol.
e. Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan
bergabungdengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus
besar.

Metabolism protein

Protein bersama karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi bagi tubuh.Protein tersusun
dari molekul-molekul yang disebut asam amino. Di dalam tubuhmamalia asam amino terbagi
menjadi dua bagian yaitu asam amino esensial dan nonesensial. Asam amino esensial ialah asam
amino yang tidak dapat disintesis olehtubuh. Asam amino esensial dapat disintesis oleh tubuh
namun tetap diperlukanasupan dari makanan untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut
di dalam tubuh (Burnama, 2011).

Metabolisme protein meliputi:

1. Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler)menjadi asam amino.


2. Oksidasi asam amino.
3. Biosintesis asam amino
4. Biosintesis protein

TOPIK 11 : HISTOLOGI RONGGA MULUT

1. Kasus 1 : Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun diantar oleh ibunya berobat kedokter gigi
dengan keluhan sariawan dan sakit di mulut. Sakit dirasakan sejak 3 hari yang lalu, dan semakin
hari semakin berat. Sejak kemarin pasien mengeluhkan rasa sakit semakin hebat, susah makan
dan ada bau kurang sedap dari mulut. Menurut ibunya pasien suka makan makanan ringan
(snack) dan jarang mau menyikat gigi dan tidak pernah mau makan buah-buahan/sayur. Pada
pemeriksaan didapatkan ulkus multiple pada bibir bagian dalam, pipi dan langit-langit.
Pertanyaan:

a. Jelaskan epitel yang melapisi rongga mulut dan hubungkan dengan proses pengolahan
makanan di rongga mulut !

Pada mukosa mulut terdapat tiga jenis


1. Masticatory mucosa : epitel dengan lapisan keratin terdapat
pada gingiva dan hard palate
2. Lining ephitelium : epitel tidak berkeratin melapisi soft palate,
bibir bagian dalam pipi dan lantai rongga mulut.
3. Specialized mucosa : terdapat pada papilla lingualis
b. Jika terjadi ulkus pada rongga mulut, struktur apa saja yang mengalami kerusakan ?
Ulkus traumatikus sering terjadi pada mukosa bagan labial dan bukal karena posisi
tersebut terletak berdekatan dengan daerah kontak oklusi gigi sehingga lebih sering
mengalami gigitan pada waktu gerakan pengunyahan. Insidensi dari ulkus
traumatikus dapat ditemukan pada mukosa rongga mulut, antara lain pada gingiva,
lidah, bibir, lipatan mukosa bukal, palatum, mukosa labial, mukosa bukal dan dasar
mulut, hampir setiap orang pernah mengalami ulkus pada mukosa rongga mulut
(83,6%), dan tidak ada perbedaan bermakna yang terjadi baik antara pria dan wanita.
Biasanya pada pria berkisar 81,4% dan pada wanita biasanya berkisar 85%. Ulkus
traumatikus adalah satu dari tiga kondisi yang umum ditemukan dalam rongga mulut
(15,6%), setelah varises dasar mulut (59,6%), dan fissured tongue (28%) (Delong dan
Burkhart, 2008). Ulkus traumatikus yang sering ditemukan mempunyai ukuran
bervariasi, bulat, atau berbentuk sabit, ditandai dengan tepi merah dan tidak ada
indurasi (Birnbaum, 2010). Ulkus traumatikus dapat ditemukandi sisi lateral lidah
pada pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) dengan sayap terlalu panjang
dan kasar.
Subijanto, E. (2004). Makanan Dan Kesehatan. PT. Bumi Aksara.

c. Kenapa pasien merasakan nyeri pada rongga mulut ?

Karena ulkus diartikan sebagai kerusakan epitel rongga mulut yang menyebabkan terbukanya
ujung saraf bebas pada lamina propia dan menyebabkan rasa sakit pada penderita.

d. Apa peran konsumsi snack, konsumsi buah/sayur dan menyikat gigi dengan penyakit
pasien ?
Peran konsumsi snack serta pola sikat gigi yang kurang dapat menyababkan oral cavity menjadi
memiliki ph yang terlalu asam sehingga dapat berakibat pada perkembangan bakteri dan juga
membuat timbulnya ulkus (luka terbuka) yang cenderung mengalami kesulitan repair
(penyembuhan) sedangkan kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur dapat menyebabkan
kekurangan gizi seperti kekurangan zat besi, asam folat atau vitamin B12 yang dapat
mempengaruhi pasien untuk berulang ulserasi mulut dan dapat memperburuk RAU.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/c28ca32dc303fb6d95695fbcfc4e15fb.pdf

2. Bedakan struktur dorsal dan ventral lidah !

Bagian atas, permukaan dorsal lidah, memiliki midline depression, median lingual sulcus, sesuai
dengan posisi struktur fibrosa midline di dalam lidah dan area fusion tissue. Bagian dorsal lidah
juga memiliki banyak lingual papilla, yang memberikan permukaan dorsal struktur halus dan
lembutnya. Jauh ke posterior permukaan dorsal lidah dan lebih sulit untuk melihat secara klinis
adalah groove berbentuk V terbalik, sulcus terminalis. Sulcus teminalis memisahkan basis
dengan badan lidah, ditandai dengan garis jaringan yang berfusi pada perkembangan lidah.

Bagian bawah, atau permukaan ventral lidah, ditandai dengan pembuluh darah besar yang
tampak, vena lingual yang dalam, yang muncul dekat dengan permukaan. Bagian lateral dari tiap
vena lingual yang dalam ada plica fimbriota dengan proyeksi seperti jahitan.

3. Bedakanlah struktur papilla lingualis (filiformis, fungiformis, dan sirkumvalata) !

 Papilla filiformis
Papila filiformis adalah papila yang umumnya berjumlah paling banyak. Papila ini
berukuran sempit dan berbentuk seperti filamen. Papila filiformis membantu lidah
untuk menangkap dan membawa ingesta makanan menuju ke ruang mulut. Aktivitas
ini didukung oleh posisi papila yang mengarah ke faring .Papila filiformis
terdistribusi di permukaan dorsal lidah terutama di apex dan corpus lidah. Papilla ini
tidak memiliki taste bud dan memiliki fungsi untuk memberi struktur kasar pada
lidah.
 Papilla sircumvalata
Papila valata atau disebut juga sebagai sirkumvalata adalah papila yang memiliki
fungsi berhubungan dengan pengecap rasa. Papila ini merupakan papila dengan
jumlah terendah, namun memiliki ukuran terbesar dibandingkan papila lain. Putik
pengecap terdapat di sisi lateral tepi papila sirkumvalata. Papila sirkumvalata pada
manusia berjumlah 10 sampai 12 buah dan terdistribusi simetris membentuk segitiga
sama kaki di radix lidah. Papilla ini memiliki jumlah taste bud paling banyak per
papilanya dibandingkan dengan papilla jenis lain.
 Papilla fungiformis
Papila fungiformis merupakan papila yang memiliki badan berbentuk seperti jamur
besar yang meluas sampai ke apikal papila filiformis yang mengelilinginya. Putik
pengecap dapat ditemukan pada papila fungiformis. Papilla ini terletak pada apex
lidah.

Sumber:
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/77758/1/B15iko.pdf

4. Jelaskan struktur bibir, bedakan antara bagian luar, vermilion dan dalam !

 Bagian luar / external / skin

- Seperti kulit tipos

- Ada kelenjar keringat

- Folikel rambut

- Kelenjar minyak

 Vermilion zone

- Epitel berlpis pipih dengan keratin

- Pemberi warna merah pada bibir

- Sudah tidak ada kel minyak  bibir kering

 Bagian dalam / internal / mucus

- struktur sama dengan mukosa rongga mulut

- sudah mulai ada kelenjar ludah minor


5. Jelaskan secara umum stuktur gigi !

• Bagian Keras (mineralized)


– Enamel
• Bagian luar gigi yang paling keras dan putih
• Melindungi jaringan vital di dalam gigi
• Terdiri dari 96% kalsium
• Enamel rods dibungkus oleh matriks organik
– Dentin
• Lapisan di bawah enamel
• Terdiri dari 70% kalsium
• Dentinal tubules
• Jika enamel rusak, suhu panas dan dingin dapat masuk dan menyebabkan
sensitifitas gigi
– Cementum
• Lapisan jaringan ikat yang mengikat akar gigi dengan kuat ke gusi dan
tulang rahang
• Terdiri dari 50% kalsium
• Cementocytes dalam lakuna
• Pulpa
• Jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah dan sabut saraf
• Peiodontal Ligament
• Melekatkan gigi pada soketnya
• Disusun oleh jaringan ikat padat (kolagen)
• Alveolus
• Tulang mandibula dan maksila
• Ginggiva
• Dilapisi epitel berlapis pipih dengan keratin
• Jaringan ikat padat (kolagen) melekat pada tulang

6. Kasus 2 : Seorang anak laki-laki berumur 8 tahun datang dengan diantar orang tuanya berobat
kedokter dengan keluhan sakit menelan. Sakit dirasakan sejak 2 hari yang lalu, dan semakin hari
semakin sakit. Sakit dirasakan bertambah berat jika makan atau minum. Pasien juga
mengeluhkan demam sejak kemarin. Pada pemeriksaan dokter mendapatkan kemerahan pada
faring dan ada pembesaran tonsila palatina. Pertanyaan :

a. Jelaskan struktur histologis faring.

b. Jelaskan stuktur dan peran tonsil pada system pertahanan tubuh khususnya pada system
perncernaan atas !

Tonsil dapat menjadi sistem imun dikarenakan adanya sel imunoreaktif, dimana sel imunoreaktif
pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retrikuler, area ekstrafolikular, mantle zone pada
folikel limfoid dan pusat germinal pada folikel limfoid. Setelah sel imunoreaktif, terdapat pula
limfosit. Limfosit yang di diferensiasi sehingga dapat mengahasilkan atau memproduksi antibodi
dari sel plasma yang dihasilkan oleh diferensiasi limfosit B yang berguna untuk membunuh
protein asing yang masuk secara oral maupun secara inhalasi. Limfosit terbanyak yang
ditemukan dalam tonsil adalah limfosit B. Bersama-sama dengan adenoid limfosit B berkisar 50-
65% dari seluruh limfosit pada kedua organ tersebut. Limfosit T berkisar 40% dari seluruh
limfosit tonsil dan adenoid. Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit
0,1-0,2% dari keseluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa. Tonsil berfungsi mematangkan sel
limfosit B dan kemudian mendistribusikan sel terstimulus menuju mukosa dan kelenjar sekretori
di seluruh tubuh. Antigen dari luar, kontak dengan permukaan tonsil akan diikat dan dibawa sel
mukosa, antigen presenting cells dendrit yang terdapat pada tonsil ke sel T di sentrum
germinativum. Kemudian sel T ini akan melepaskan mediator yang akan merangsang sel B. Sel
B membentuk imunoglobulin M pentamer diikuti oleh pembentukan Imunoglobulin G dan
Imunoglobulin A. Sebagian sel B menjadi sel memori. Imunoglobulin G dan Imunoglobulin A
secara fasif akan berdifusi ke lumen. Bila rangsangan antigen rendah akan dihancurkan oleh
makrofag. Bila konsentrasi antigen tinggi akan menimbulkan respon proliferasi sel B pada
sentrum germinativum sehingga tersensititasi terhadap antigen, mengakibatkan terjadinya
hiperplasia struktur seluler. Regulasi respon imun merupakan fungsi limfosit T yang akan
mengontrol proliferasi sel dan pembentukan Imunoglobulin. Limfosit B dan limfosit T pada
tonsil lah yang akan menjadi cikal bakalnya tonsil menjadi sistem imun pada rongga mulut.

c. Kenapa pada kasus ini Tonsil membesar ?

Pada kasus ini tonsil palatina membesar dikarenakan penumpukan jaringan limfa yang
membantu tubuh untuk melawan infeksi. Amandel, bertindak sebagai filter penjebak kuman
yang bisa masuk ke saluran udara dan menyebabkan infeksi dan juga menghasilkan antibodi
untuk melawan infeksi. Tetapi kadang-kadang amandel sendiri bisa terinfeksi. Apbila amandel
dibanjiri oleh bakteri atau virus, hingga membengkak dan menjadi meradang. Kondisi inilah
yang dikenal sebagai tonsilitis.

TOPIK 12 : STRUKTUR KALENJAR LIDAH


1. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kesulitan untuk
mengunyah dan menelan makanan sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan memperoleh pengobatan diuretik untuk menurunkan tekanan darahnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya gangguan pada kelenjar ludah.

a. Kenapa pasien merasakan gangguan mengunyah dan menelan ?

Masalah yang mengganggu fungsi kelenjar ludah dapat menghalangi saluran ludah hingga
mengakibatkan air liur tidak dapat mengalir ke rongga mulut. Padahal, air liur memiliki peranan
yang penting seperti memproduksi air liur (ludah) dan mengeluarkannya ke mulut melalui
bukaan yang disebut saluran. Air liur melumatkan makanan hingga lembap sehingga membantu
kita dalam mengunyah dan menelan. Air liur membantu untuk mencerna makanan dan juga
membersihkan mulut, serta mengandung antibodi yang dapat membunuh kuman. Jadi jika
produksi air liur terganggu maka akan terjadi gangguan pada saat mengunyah dan menelan.

b. Adakah penyebab lain yang dapat menyebabkan gangguan seperti yang terdapat pada pasien
ini?

Penyebab lain yang dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar ludah ialah yakni dapat dipicu
oleh dehidrasi, mengkonsumsi makanan terlalu sedikit, atau pengobatan yang mengurangi
produksi air liur seperti obat antihistamin, obat hipertensi, dan obat psikiatri.

c. Apakah gangguan yang terjadi pada kelenjar ludah pasien ini?

Karena obat diuretik sendiri merupakan obat yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam
dan air dari dalam tubuh melalui urine. Obat diuretik memiliki salah satu efek samping yaitu
menghasilkan rasa haus berlebih yang disebabkan oleh berkurangnya cairan ludah yang disekresi
oleh kelenjar ludah. Akibatnya, apabila mulut dan kerongkongan kerap dalam kondisi kering,
maka makanan akan sulit dicerna oleh tubuh. Akibatnya, terjadi gangguan mengunyah dan
menelan makanan.

Roush, et al. (2013). Diuretics: A Review and Update. Journal of Cardiovascular Pharmacology
and Therapeutics, 19(1), pp. 5-13.

2. Jelaskan struktur histologis kelenjar ludah!

- Parenkim
o Asinus = bagian sekretoris yang mengeluarkan secret
o Ductus = saluran tempat secret dialirkan kemana mestinta
- Stroma
o Jaringan ikat antara asinus dan ductus
o Membungkus organ (kapsel) dan masuk ke dalam organ dan membagi organ
menjadi lobus dan lobulus
o Ditemukan pembuluh darah, saraf dan lemak
3. Jelaskan klasifikasi kelenjar ludah!

A. Kelenjar Ludah Kecil

 Terdapat pada mukosa dan submucosa rongga mulut

 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam

 Langsung mengeluarkan secret ke dalam rongga mulut

 Diberi nama menurut lokasi dan nama pakar penemunya

1. Kelenjar Labialis, terdapat di bibir menghasilkan seromukus

2. Kelenjar Bukalis, terdapat di pipi menghasilkan seromukus

3. Balandin-nuhn (kelenjar lingualis anterior), terdapat di ujung lidah, menghasilkan


seromukus

4. Von ebner (kelenjar lingualis posterior), terdapat di pangkal lidah, menghasilkan


serus

5. Weber (kelenjar lingualis posterior), terdapat di pangkal lidah, menghasilkan


mukus

B. Kelenjar Ludah Besar

1. Parotis

• Merupakan kelenjar ludah terbesar

• Merupakan tubuloasiner bercabang ganda

• Terletak di bawah telinga, di belakang ramus mandibula

• Muaranya pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi
dihadapan molar 2 atas

• Stroma: jaringan ikat fibroelastis

• Parenkim: asinus mengeluarkan serus murni, duktus interkalaris, secretory


duct agak pendek dan ekskretoriusnya stenon
2. Submaksilaris/ submandibularis

• Merupakan tubuloasiner bercabang ganda

• Memproduksi air liur terbanyak

• Terletak pada bagian bawah korpus mandibula

• Muaranya pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah, di belakang gigi
seri bawah

• Stroma: Jaringan Ikat fibroelastis

• Parenkim: asinus menghasilkan mukoserus, duktus  interkalaris pendek,


sekretorius Panjang dan ekskretoriusnya Wharton

3. Sublingualis

• Merupakan tubuloasiner bercabang ganda

• Terletak di dasar rongga mulut di bawah mukosa


• Muaranya pada dasar rongga mulut di belakang muara duktus Wharton
pada frenulum lidah

• Stroma: Jaringan Ikat fibroelastis

• Parenkim: asinus seromukus, duktus  interkalaris sangat pendek,


sekretorius sangat pendek, dan ekskretorius :Rivinus

4. Jelaskan distribusi kelenjar ludah minor pada rongga mulut! Bedakan struktur histologis ketiga
jenis kelenjar ludah besar pada rongga mulut!

Kelenjar Saliva Minor


Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar-kelenjar kecil yang dapat dapat ditemui pada hampir
seluruh epitel di bawah rongga mulut dan orofaring. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit
sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut.
Kelenjar-kelenjar kecil ini membentuk beberapa kelompok kelenjar mengikut lokasi seperti
kelenjar labial, bukal, glosopalatinal, palatal, dan lingual.
Kelenjar Glossopalatinal
Kelenjar ini terletak di dalam isthmus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian
posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum mole. Cairan sekresinya
bersifat mukus.
Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir dan banyak ditemui pada garis tengah dan memiliki
banyak duktus. Cairan sekresinya bersifat mukus dan serous.
Kelenjar Bukal
Lokasi dari kelenjar ini adalah pada mukosa pipi. Kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial dan
mensekresi cairan yang bersifat campuran, yaitu mukus dan serous.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65003/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai