Disusun oleh
Kelompok III
1. Aiga Sheira Rait 1757011007
2. Alya Rahmatina S 1757011003
3. Arifa Rahmatika S 1757011002
4. Devi Rahmawati 1717011090
5. Firyal Humaira Arif 1717011081
6. Najma Firdausi 1717011076
7. Olivia Margaretta 1717011087
8. Salsabilah Firdausiah 1617011019
9. Windi Agustina 1717011077
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
Biokimia tentang “Pengangkutan Elektron dalam Mitokondria”.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal atas bantuan dari berbaagai
pihak sehingga makalah ini bisa selesai dengan lancar. Untuk itu, kami banyak
berterima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
atas segala bantuan dan supportnya dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, guna menghasilkan laporan makalah yang baik.
Kami harapkan makalah ilmiah tentang “Pengangkutan Elektron dalam
Mitokondria” yang kami susun dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
BAB II
ISI
Transpor elektron adalah tahapan terakhir dari respirasi aerob yang merupakan
proses produksi ATP atau energi dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan
dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif dan siklus Krebs yang dibantu oleh
protein yang terdapat pada membran tersebut. Proses transpor elektron disebut
juga sebagai fosforilasi oksidatif. Transfer elektron terjadi pada membran
dalam mitokondria dan menghasilkan ATP dan H2O.
3
akumulasi asam laktat pada glikolisis aerobik. Dalam glikolisis, hasil akhirnya
berupa dua molekul asam piruvat, dua ATP dan 4H.
Tahapan yang kedua yaitu Siklus Krebs, dimana suatu urutan reaksi kimia
dimana Acetyl-CoA berikatan dengan senyawa oksaloasetat sehingga
menghasilkan sitrat. Reaksi ini dibantu oleh enzim sitrat sintase. Enzim
isositrat dehidrogenase selanjutnya mengubah isositrat menjadi alf-
ketoglutarat. Pada tahap ini akan dilepaskan molekul CO2 serta dihasilkan
NADH. Kemudian enzim suksinil ko-A sintetase mengubah suksinil ko-A
menjadi suksinat. Reaksi ini akan menghailkan GTP yang diubah menjadi
ATP. Enzim suksinat dehidrogenase, mengubah suksinat menjadi fumarat dan
menghasilkan FADH2. Dengan bantuan enzim fumarase, fumarat akan diubah
bentuk menjadi malat, dimana malat menjadi oksaloasetat dan menghasilkan
NADH. Setelah proses siklus krebs selesai maka tahap selanjutnya adalah
sistem transpor elektron.
Kompleks Protein I
Kompleks ini dinamakan NADH reduktase. Fungsi dari kompleks I adalah
memecah NADH menjadi NAD+ dan H+. Pemecahan tersebut akan
menyebabkan elektron dibebaskan dari NADH.
Kompleks Protein II
4
Kompleks ini dinamakan suksinat dehidrogenase. Fungsi dari kompleks II
adalah membebaskan elektron yang ada pada FADH2, diikuti dengan
reaksi perubahan suksinat menjadi fumarat.
Kompleks Protein III
Kompleks ini dinamakan dengan sitokrom reduktase. Elektron dari
ubiquinon akan dilalukan melalui kompleks ini. Pergerakan elektron
melintasi kompleks ini menyebabkan ion hidrogen bergerak dari matriks
menuju ruang intermembran.
Kompleks Protein IV
Kompleks ini merupakan pergerakan ion pada kompleks IV menyebabkan
aliran ion hidrogen dari matriks menuju ruang intermembran. Selain itu,
elektron akan dikembalikan ke matriks. Proses ini membutuhkan oksigen.
Oksigen berperan sebagai penangkap elektron terakhir. Reaksi
penangkapan tersebut menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).
Kompleks protein V
Kompleks ini merupakan enzim ATP sintase. Enzim tersebut berfungsi
untuk membentuk molekul berenergi, ATP, dari ADP dan Pi.
5
2.2 Tahapan Transpor Elektron
Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi)
dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam
mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-kelompok protein yang terdapat pada
membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan fosforilasi oksidatif dan
ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy dan Albert Lehninger.
Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan dalam bentuk
ATP yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi anaerob. Respirasi
aerob merupakan proses pemecahan glukosa menghasilkan energi dengan adanya
oksigen yang akan menghasilkan sisa air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi
anaerob merupakan pemecahan glukosa menghasilkan energi tanpa adanya
oksigen dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme) dan alkohol (pada jamur bersel satu / yeast).
Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih banyak (36 / 38 ATP)
dibandingkan energi yang dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh
karena itu, tubuh selalu mengutamakan terjadinya respirasi aerob dibandingkan
6
anaerob. Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.
Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya
akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron,
oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan
membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel.
Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron
dari satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH
dan FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer dari
tingkat energi tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan
melepaskan energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP.
Jadi, Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3 molekul
ATP sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan
menghasilkan 2 molekul ATP.
Disinilah akhir dari respirasi aerob molekul glukosa. Respirasi ini akan
menghasilkan energi sebanyak 36 / 38 ATP dengan hasil akhir berupa CO2 dan
H2O yang akan dikeluarkan dari tubuh sebagai zat sisa respirasi. Satu molekul
glukosa dengan 6 atom C, ketika mengalami respirasi aerob akan melepaskan 6
molekul CO2. Karbondioksida tersebut dibebaskan pada tahap Dekarboksilasi
Oksidatif dan Siklus Krebs.
7
Pelepasan atom H pada waktu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus
Krebs jika tidak ditangkap oleh NAD atau FAD akan menyebabkan peningkatan
ion H di bagian dalam sel dan akan menyebabkan sel keracunan. NAD ataupun
FAD bisa berikatan dengan atom H adalah karena sifat dari kedua molekul
tersebut (NAD/FAD) bersifat sebagai oksidator yang kuat sehingga sangat mudah
untuk berikatan dengan H.selanjutnya NAD atau FAD harus tetap tersedia di
dalam sel sebagai oksidator, oleh karenanya NAD/FAD yang sudah berikatan
dengan atom H menjadi bentuk NADH/FADH harus segeramelepas/membuang
ion H tersebut. NADH/FADH akan melepaskan atom H sebagai elektron pada
suatu sistem yang disebut Sistem Trasnport Elektron. Alasan harus digunakan
Sistem Transport Elektron adalah karena sistem ini akan melepas energi yang
besar secara bertahap. Jika atom H langsung dilepaskan dari NAD/FAD dan
diterima oleh oksigen tanpa melalui Sistem Transport Elektron maka akan terjadi
ledakan energi di dalam sel. Oleh karenanya agar tidak terjadi ledakan dilepaskan
energi itu perlahan-lahan dalam sistem ini. ATP dapat dibentuk pada waktu
elektron dipindahkan dari NADH dan FADH2 ke O2 adalah karena ada
pembebasan energi yang cukup besar untuk menyatukan 1 gugus posfat dengan 1
molekul ADP antara senyawa penerima elektron sebelum dan sesudahnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Sistem Transpor Elektron berikut ini:
8
Rantai transpor elektron membawa baik proton maupun elektron,
mengangkut proton dari donor ke akseptor, dan mengangkut proton melewati
membran. Pada mitokondria, elektron ditransfer dalam ruang antarmembran
menggunakan protein transfer elektron sitokrom c yang larut dalam air. Ia
hanya mengangkut elektron, dan elektron ini ditransfer menggunakan reduksi
dan oksidasi atom besi yang terikat pada protein pada gugus heme
strukturnya. Sitokrom c juga ditemukan pada beberapa bakteri, di mana ia
berlokasi di dalam ruang periplasma.
Banyak proses katabolik biokimia, seperti glikolisis, siklus asam sitrat, dan
oksidasi beta, menghasilkan koenzim NADH. Koenzim ini mengandung
elektron yang memiliki potensial transfer yang tinggi. Dengan kata lain, ia
akan melepaskan energi yang sangat besar semasa oksidasi. Namun, sel tidak
akan melepaskan semua energy ini secara bersamaan karena akan menjadi
reaksi yang tidak terkontrol. Sebaliknya, elektron dilepaskan dari NADH dan
dipindahkan ke oksigen melalui serangkaian enzim yang akan melepaskan
sejumlah kecil energi pada tiap-tiap enzim tersebut. Rangkaian enzim yang
terdiri dari kompleks I sampai dengan kompleks IV ini disebut sebagai rantai
transpor elektron dan ditemukan dalam membran dalam mitokondria.
Suksinat juga dioksidasi oleh rantai transpor elektron, namun ia terlibat dalam
lintasan yang berbeda.
9
pada hamper semua eukariota, dengan pengecualian pada protozoa anaerobic
seperti Trichomonasvaginalis yang mereduksi proton menjadi hydrogen
menggunakan hidrogenosom.
NADH dan FADH2 yang terbentuk pada reaksi oksidasi dalam glikolisis,
reaksi oksidasi asam lemak dan reaksi-reaksi oksidasi dalam siklus asam
sitrat merupakan molekul tinggi energi karena masing-masing molekul
tersebut mengandung sepasang elektron yang mempunyai potensial transfer
10
tinggi. Bila elektron-elektron ini diberikan pada oksigen molekuler, sejumlah
besar energi bebas akan dilepaskan dan dapat digunakan untuk menghasilkan
ATP. Fosforilasi oksidatif merupakan proses pembentukan ATP akibat
transfer elektron dari NADH atau FADH2 kepada O2 melalui serangkaian
pengemban elektron. Proses ini merupakan sumber utama pembentukan ATP
pada organisme air. Sebagai contoh, fosforilasi oksidatif menghasilkan 26
dari 30 molekul ATP yag terbentuk pada oksidasi sempurna glukosa menjadi
CO2 dan H2O.
Dalam fosforilasi oksidatif, daya gerak elektron diubah menjadi daya gerak
proton dan kemudian menjadi potensial fosforilasi. Fase pertama adalah peran
komplek enzim sebagai pompa proton yaitu NADH-Q reduktase, sitokrom
reduktase dan sitokrom oksidase. Kompleks-kompleks transmembran ini
mengandung banyak pusat oksidasi reduksi seperti flavin, kuinon, besi-
belerang dan ion tembaga. Fase kedua dilaksanakan oleh ATP sintase, suatu
susunan pembentuk ATP yang digerakkan melalui aliran balik proton
kedalam matriks mitokondria.
11
pada bagian sebalah dalam mitokondria, yaitu matriks. Molekul pemindahan
elektron dari rantai respirasi dan molekul enzim yang melakukan sitesa ATP
dari ADP dan fosfat terbenam dalam membran sebelah dalam. Bahan bakar
siklus asam sitrat seperti piruvat, harus dipindahkan dari sitosol (tempat
dilakukannya sintesis molekul-molekul tersebut) melalui membran
mitokondria kedalam bagian matrik disebelah dalam sebagai tempat aktivitas
dehidrogenase. Demikian pula, ADP yang dibentuk dari ATP selama aktivitas
yang memerlukan energi didalam sitosol harus dipindahkan didalam matriks
mitokondria untuk mengikat posfat kembali menjadi ATP. ATP baru yang
terbentuk harus dikembalikan ke sitosol. Sistem transpor membran yang
khusus pada membran mitokondria sebah dalam tidak hanya melangsungkan
masuknya piruvat dan bahan bakar lain ke dalam mitokondria, tetapi juga
masuknya posfat dan ADP. Jadi, membran mitokondria sebelah dalam
merupakan sruktur kompleks yang mengandung molekul pembawa elektron,
sejumlah enzim, dan beberapa sistem transpor membran yang bersama-sama
menyusun sampai 75% atau lebih berat total membran, sisanya merupakan
lipida. Struktur membran sebelah dalam amat kompleks, berliku-liku, dan
bersifat mosaik; integritas membran ini penting bagi pembentukan ATP yang
menunjang aktivitas hidup.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
2. ATP dapat dibentuk pada waktu elektron dipindahkan dari NADH dan
FADH2 ke O2 karena ada pembebasan energi yang cukup besar untuk
menyatukan 1 gugus posfat dengan 1 molekul ADP antara senyawa
penerima elektron sebelum dan sesudahnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2019.Sistem Transport
Elektron.www.biologigonz.blogspot.com/2009/12/sistem-transport
elektron.html.(Diakses pada 1 September 2019).
Ferdi, Parulan.2019.Rantai
Respirasi.www.academia.edu/7485455/Rantai_Respirasi.(diakses pada tanggal 2
September 2019).
14