Anda di halaman 1dari 2

ksidasi adalah pengeluaran elektron dan reduksi adalah pemerolehan elektron.

Sebagai contoh adalah


oksidasi ion fero menjadi feri yang dilukiskan pada Gambar 3.3. Dengan demikian oksidasi akan selalu
disertai reduksi akseptor elektron. Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai pengeluaran electron
dan reduksi sebagai penangkapan electron, sebagaimana di lukiskan oleh oksidasi ion fero menjadi feri e
(elektron) Fe 2+ ¬ Fe3+ Dengan demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor electron. Prinsip
oksidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang
melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi. Banyak oksidasi biologi dapat berlangsung tanpa peran
serta molekul oksigen, misalnya: dehidrogenasi. Reaksi ini dilandasi oleh hokum Termodinamika.
(Nareswara, 2013)
Menurut Nareswara (2013), Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi:
energi total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan
antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah
menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya. Sedangkan kaidah kedua termodinamika: Kaidah
kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan.
Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem.
Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang
sejati. Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi Untuk
mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan energi bebas dari
lingkungannya. Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi. a.
Fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif adalah sumber terbesar dalam organisme aerobik. Energi bebas
untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam mitokondria dengan
menggunakan oksigen. b. Glikolisis. Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua yang terjadi akibat
pembentukan laktat. c. Siklus asam sitrat. Di dalam sintesis biologis ( Mardiani, 2004) 2.2 Fungsi Reaksi
Oksidasi Biologi Di dalam system biologi sel makhluk hidup, reaksi oksidasi reduksi berperan dalam
reaksi-reaksi yang menghasilkan energy. Contohnya pada oksidasi glukosa menjadi CO 2 , air dan energy.
Proses oksidasi reduksi ini dapat berlangsung secara anaerob maupun aerob. pada keadaan aerob reaksi
berlangsung tanpa adanya oksigen sebagai penerima akhir elektron atau hydrogen. Contohnya adalah
proses peragian karbohidrat oleh sel ragi. Karbohidrat seperti pati
glukosa, sukrosa, dll. Dapat diuraikan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam ragi menjadi CO 2 dan
etanol. Pada keadaan aerob reaksi berlangsung dengan menggunakan oksigen sebagai penerima akhir
elektron atau hydrogen. Keadaan ini dapat ditemukan pada berbagai sel hidup dalam lingkungan yang
cukup oksigen. Hasil akhir oksidasi aerob adalah CO 2 dan air. Dari uraian tersebut, tampak bahwa baik
pada keadaan aerob maupun anaerob, oksidasi selalu menghasilkan CO 2 . Perbedaan hanya pada
terbentuknya air (pada oksidasi aerob) dan etanol (anaerob). Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa
oksidasi aerob merupakan oksidasi lengkap. Hal ini dapat dipahami karena air tidak dapat dioksidasi lagi,
sedangkan etanol masih dapat dioksidasi lebih lanjut. Oksidasi biologi berbeda dengan oksidasi yang
terjadi dalam system bukan biologi, tidak berlangsung secara sekaligus tanpa kendali, tetapi secara
bertahap. Untuk itu diperlukan sejumlah enzim yang bekerja sama dalam memindahkan elektron atau
hydrogen. Sebuah sel memperoleh energy dari molekul gual atau protein dengan membiarkan atom-
atom karbon dan hidrogennya bersenyawa dengan oksigen membentuk CO 2 dan H 2 O. oksidasi sel
berlangsung secara bertahap. proses itu dipecah menjadi sejumlah reaksi dan hanya sebagian kecil saja
yang secara langsung melibatkan penambahan oksigen. Oksidasi tidak hanya diartikan sebagai
penambahan atom-atom oksigen, oksidasi lebih tepat bila digunakan
ntuk seua reaksi dimana elektron-elektron dipindahkan dari satu atom ke atom yang lain. Oksidasi
dalam pengertian ini didefinisikan sebagai pelepasan elektron sedangkan reduksi penambahan elektron.
Walaupun secara energy bentuk karbon yang sering dijumpai adalah CO 2 dan untuk hydrogen adalah H
2 O. kedua molekul itu sesungguhnya berada dalam keadaan stabil dan membutuhkan energy aktifasi
agar dapat mencapai konfigurasi yang lebih stabil. Katalisator protein yang sangat spesifik atau enzim
bergabung dalam molekul- molekul biologi sedemikian rupa sehingga bahan tersebut mengurangi energi
aktifasi reaksi-reaksi tertentu yang harus dijalani oleh molekul-molekul tersebut. Sebagian energi yang
dilepaskan dalam reaksi oksidasi dimanfaatkan dalam pembentukan ATP. ATP berfungsi sebagai media
penyimpan energi yang baik untuk menggerakkan berbagai reaksi kimia yang dibutuhkan oleh sel.
Didalam sel yang sedang bernafas secara aerobik oksidasi menjadi aseti co enzim A dan CO2. Oksidasi
dalam tahap ini memerlukan 3 kelompok enzim : 1. Kelompok piruvat dehidrogenase meng-oksidasi dan
mengadakan dekarboksilasi oksidatif menjadi suatu bentuk asetat yaitu tioester asetil CoA 2. Daur krebs
asam trikarboksilat mengoksidasi karbon menjadi CO 2 dan membentuk NADH dan FADH2 3. Rantai
pernafasan dari enzim pemindah elektron mengoksidasi kembali ko enzim NADH dan FADH2 yang telah
diproduksi oleh reaksi-reaksi dehidrogenase dari katabolisme. Pada pernafasan elektron dan proton
yang semula diturunkan dari molekul-molekul makanan, akhirnya bereaksi dengan O2 untuk
menghasilkan H 2 O. Rantai pernafasan enzim terletak di membran mitokondria dalam dan akseptor
elektron akhiran adalah oksigen. Energi redoks yang diperoleh dengan reaksi-reaksi pertukar elektron ini
sebagian di tersimpan oleh penggabungan pemindahan elektron pada fosforilasi ADP. Selain abekerja
sebagai akseptor elektron akhir untuk koenzim-koenzim FADH2 dan NADH yang di hassilkan pada
dehidrogenasi metokondrial, maka rantai pernafasan dapat memenfaatkan jalur-jalur reaksi tertentu
untuk bertindak sebagai akseptor elektron akhir bagi NADH yang di hasilkan didalam sito plasma
misalnya glikolisis aerobic. Semua proses ini terjadi di dalam mitokondria 2.3 Enzim-enzim yang Terlibat
dalam Proses Oksidasi Biologi Enzim-enzim yang terlibat dalam reaksi reduksi dan oksidasi dinamakan
enzim oksidoreduktase. Terdapat 4 kelompok enzim oksidoreduktase yaitu: oksidase, dehidrogenase,
hidroperoksidase dan oksigenase. 1. Oksidase
Enzim oksidase mengkatalisis pengeluaran hidrogen dari substrat dengan menggunakan oksigen sebagai
akseptor hidrogen. Enzim-enzim tersebut membentuk air atau hidrogen peroksida. Termasuk sebagai
oksidase antara lain sitokrom oksidase, oksidase asam L-amino, xantin oksidase, glukosa oksidase. 2.
Dehidrogenase Dehidrogenase tidak dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogen. Enzim-
enzim ini memiliki 2 fungsi utama yaitu: Berperan dalam pemindahan hidrogen dari substrat yang satu
ke substrat yang lain dalam reaksi reduksi- oksidasi berpasangan. Sebagai komponen dalam rantai
respirasi pengangkutan elektron dari substrat ke oksigen. Contoh dari enzim dehidrogenase adalah
suksinat dehidrogenase, asil-KoA dehidrogenase, gliserol-3-fosfat dehidrogenase, semua sitokrom
kecuali sitokrom oksidase. 3. Hidroperoksidase Enzim hidroperoksidase menggunakan hidrogen
peroksida atau peroksida organik sebagai substrat. Ada 2 tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini
yaitu peroksidase dan katalase. Enzim hidroperoksidase melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa
peroksida yang berbahaya. Penumpukan peroksida menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak
membran sel dan menimbulkan kanker serta aterosklerosise.
Oksigenase

Anda mungkin juga menyukai