Anda di halaman 1dari 67

Tujuan Instruksional Khusus :

Mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan pengertian dan proses
respirasi
2. Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi respirasi
Gula terdapat didalam sel-sel, dan O 2 berasal
dari luar atau pelepasan dari proses
fotosintesis. Oksigen yang dari luar masuk
melalui stomata daun, lnti sel, dan celah-
celah diantara sel-sel pada semua bagian
dari tumbuhan. Oksigen masuk ke sel-sel
dan langsung dipakai untuk respirasi.
Ekstraksi Energi Kimia :
Ada tiga proses penting

Perombakan Pelepasan
Oksidasi Energi/
molekul
fosforilasi
Oksidasi

Proses dehidrogenasi atau pelepasan H


adalah tidak beda dengan oksidasi.
Dalam respirasi aerobik, penerima H
yang terakhir adalah O2 (O2 sebagai
hidrogen aseptor).
Oksidasi merupakan interaksi kontak langsung
diantara molekul oksigen dan semua zat yang
berbeda dari benda mati hingga jaringan hidup
seperti tumbuhan
Oksidasi juga merupakan proses pelepasan molekul,
ion, atau atom yang mengandung elektron di udara.
Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedangkan
reduksi adalah kehilangan oksigen. Reduksi dan
oksidasi terjadi secara bersamaan
Perombakan Molekul
Akibat dari oksidasi, ikatan antara
karbon dan karbon dari molekul gula
dirombak/diputus sehingga molekul-
molekul karbon yang lebih kecil
terbentuk, dan molekul tersebut
dirombak lagi yang akhirnya hanya
tinggal satu karbon saja yaitu CO2.
Pelepasan energi/Fosforilasi
Dalam oksidasi diikuti pula
pelepasan energi. Energi yang
lepas tersebut dalam organisme
ada pula yang lepas sebagai
panas tetapi sebagian besar
ditangkap oleh suatu molekul
ADP yang kemudian menjadi
ATP, kaya energi.
3 Tahap Respirasi
3 Tahap Respirasi
• Glikolisis– Dalam sitoplasma– Ada atau tidak ada
oksigen– memecah glukosa (6C) menjadi 2 asam
piruvat (3C)
• Siklus Krebs (TCA Cycle)– Matriks mitokondria–
Hanya apabila ada oksigen– Mengubah as.piruvat via
asetil KoA menjadi CO2; menghasilkan NADH
danFADH2
• Sistem Sitokrom– Membran mitokondria = krista–
mentransfer elektron dari NADH dan FADH2 untuk
mereduksi O2 menjadiH2O dan menghasilkan ATP
Glikolisis – Merupakan istilah yang menggambarkan
urutan reaksi-reaksi dalam bermacam jaringan, yang
dimulai dari heksosa (glukosa) dan berakhir dengan
asam piruvat
 – C6H12O6------- 2C3H4O3 + 4H
heksosa asam piruvat
Glikolisis dibagi menjadi dua tahap :
1. Perubahan glukosa menjadi fruktosa 1,6 (P)
2. Pemecahan fruktosa 1,6 (P) menjadi dua molekul
senyawa karbon C tiga, yang segera diubah menjadi
asam piruvat.
3. Dalam reaksi ini terbentuk 2 molekul ATP dan 2
molekulNADH+H+ , berlangsung di dalam sitoplasma
Siklus Krebs•
Pada reaksi selanjutnya molekul-molekul asam
piruvat akan mengalami dekarboksilase di dalam
mitokondria menjadi asetil grup yang kemudian
masuk ke dalam siklus Krebs
• Asetil KoA ini akan memasuki siklus Krebs. siklus
Krebs dikemukakan oleh Sir Hans Krebs pada tahun
1937 dan telah berhasil mendapatkan penghargaan
Nobel 1953.
Siklus Krebs tersebut melengkapi proses pemecahan
glukosa menjadi karbon di oksida dan air yang
kemudian di teruskan ke dalam transport elektron.
Proses yang terjadi di dalam siklus Krebsa
Adanya kondensasi antara Asetil KoA dengan Asam
Oksalo Asetat a terbentuk Asam sitrat (enam molekul
karbon)
b) enam molekul karbon, dua digunakan
pembentukan CO2. Empat molekul digunakan
pembentukan Asam oksalo asetat yang baru, yang
juga siap menerima dua karbon group asetat dari
Asetil KoA.
c) Atom hidrogen diubah melalui beberapa tahap di
dalam siklus membentuk NADH dan FADH2.
d) Satu molekul ATP secara langsung dibentuk pada
setiap satu putaran
Transport elektron
• Langkah terakhir respirasi adalah rantai
pengangkutan elektron yang melibatkan se-jumlah
pembawa elektron dari enzim-enzim yang terdapat di
membran dalam mito-kondria.
Di dalam sistem pengangkutan elektron, NAD yang
megalami reduksi dalam glikolisis, dan NAD serta
FAD yang mengalami reduksi dalam daur Krebs akan
memberikan elektronnya kepada molekul oksigen
disertai dengan pembebasan tenaga yang cukup
besar, yang akan disimpan dalam bentuk ATP.
1.      Glikolisis:
Glukosa  —>  2 as piruvat  +  2 NADH  +  2 ATP
2.      Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——>  2 asetil KoA  +  2 CO2  + 
2 NADH  +  2 ATP
2 asetil KoA  ——>  4 CO2 + 6 NADH+2 FADH2
3.   Rantai transpor elektron:
10 NADH   +  5O2  ——>  10 NAD+   +  10 H2O  + 
30 ATP
2 FADH2    +  O2    ——>  2 FAD  +  2 H2O   +   4
ATP
Secara garis besar respirasi
dibedakan atas :
respirasi aerob yang
menggunakan oksigen sebagai
oksidator terakhir, dan
respirasi anaerob.
Contoh respirasi anaerob ini adalah fermentasi.
Fermentasi adalah produksi energi yang terjadi dalam
sel dan tidak melibatkan kandungan oksigen atau
sitosol.

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob


1. Kebutuhan oksigen
Respirasi Aerob membutuhkan oksigen,
sedangkan reaksi anaerob tidak membutuhkan
oksigen
2. Alur perbedaannya
Respirasi Aerob terjadi di mitokondria.
Sedangkan respirasi Anaerob terjadi di sitoplasma.
3. Perbedaan dalam proses dan langkah
Respirasi Aerob, prosesnya cenderung lebih lama
terdiri dari 4 langkah (glikolisis, dekarboks oksidatif,
siklus Krebs dan transpor elektron),
sedangkan anaerob hanya glikolisis atau fermentasi.
4. Produk yang diproduksi
Energi yang dihasilkan oleh respirasi aerob jauh lebih
tinggi daripada anaerob.
Respirasi aerobik menghasilkan energi bersih 36 ATP
(karena selama transisi dari proses glikolisis dalam
sitoplasma ke transfer elektron dalam mitokondria, 2
ATP diperlukan, oleh karena itu dari total 38 ATP-2
ATP),
sedangkan Anaerob hanya mengandung 2.
5. Perbedaan dalam hasil sekunder
Selain jumlah energi yang dihasilkan, residu produk /
proses juga berbeda.
Respirasi aerobik memecah substrat menjadi CO2 dan
H2O sepenuhnya. Akhirnya, semua hidrogen yang
dilepaskan oleh substrat selama proses akan bereaksi
dengan oksigen dan menghasilkan air.
Sedangkan respirasi anaerob secara tidak sempurna
menguraikan substrat menjadi air. Akibatnya,
beberapa hidrogen yang dilepaskan dari substrat akan
bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk
berbagai jenis asam.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respirasi :
Temperatur
Oksigen
Karbondioksida
Cahaya
Garam-garam an-organik
Stimulasi mekanik
Pelukaan dan Infeksi
Keadaan protoplasma
Bahan bakar
Hidrasi jaringan/protoplasma
Tempratur
Respirasi dipengaruhi oleh temperatur. Karena reaksi
enzimatis respirasi menurun pada temperatur diatas
350 C. Pada temperatur tersebut mulai timbul
kerusakan enzim.

Oksigen
Oksigen sangat diperlukan pada proses respirasi.
Penurunan oksigen akan menurunkan proses
dekarboksilasi dalam siklus krebs.
CO2
CO2 merupakan hasik akhir dari respirasi. Apabila
keberadaan CO2 melebihi kadar normal akan
menghambat proses respirasi.

CO2 meningkat fotosintesa juga meningkat pada


jaringan berklorofil dan adanya cahaya.

tapi sebaliknya

CO2 meningkat respirasi akan menurun.


Jika konsentrasi peningkatannnya sangat tinggi akan
meracun tanaman
CAHAYA
Cahaya dapat meningkatkan atau menurunkan
respirasi.
Naiknya respirasi karena meningkatnya cahaya
hanya terjadi pada bagian-bagian yang
berkhorofil.
Bila intensitas cahaya naik, akan meningkat pula
fotosintesa yang menghasilkan O 2.
Meningkatnya O2 akibat fotosintesa diduga
sebagai penyebab meningkatnya respirasi.
Garam-garam anorganik
Respirasi akan naik apabila jaringan dipindahkan dari
air ke larutan garam.
Hal ini berkaitan dengan energi yang dihubungkan
dalam penyerapan ion-ion atau garam, sedangkan
kenaikan energi itu dapat disediakan melalui
kenaikan laju respirasi.
Perlakuan daun dapat meningkatkan
respirasi untuk beberapa hari, contoh :
layu atau rusaknya pohon cengkeh
beberapa hari setelah panen merupakan
suatu gejala akibat meningkatnya
respirasi yang berlebih-lebihan karena
stimulasi mekanik.
Bila permukaan tumbuhan luka/rusak
terjadi peningkatan respirasi.
Hal ini diduga ada hubungannya
dengan meningkatnya metabolisme
yang terjadi dalam meristem
sekunder (reparasi pemulihan).
Jaringan-jaringan meristematik yang secara relatif
lebih banyak mengandung protoplasma, pada
umumnya memiliki laju respirasi lebih besar bila
dibandingkan dengan jaringan-jaringan tua yang
sel-selnya sebagian besar terdiri dari vakuola dan
dinding-dinding selnya telah menebal. Selain itu
juga dipengaruhi oleh
- kandungan air dari protoplasma,
- jumlah dan jenis enzim respirasi yang
menentukan macam lintasan.
Pada umumnya laju respirasi akan meningkat
dengan meningkatnya bahan bakar yang melarut
dalam sel.
Contoh :
100 gr daun yang miskin hidrat arang (ditumbuhkan
pada tempat gelap beberapa hari) dalam keadaan
temperatur kamar, hanya menghasilkan 89,6 mg
CO2/jam.
-Jika daun tersebut ditempatkan pada larutan
sukrosa selama 2 hari, menghasilkan 148,8 mg
CO2/jam.
Kadar air sangat mempengaruhi laju respirasi. Biji
basah respirasinya akan jauh lebih tinggi dari biji
kering.

Biji padi pada kadar air di bawah 14% respirasinya


rendah, tetapi bila kadar air naik di atas 15% laju
respirasi meningkat dengan cepat. Prinsip ini
digunakan dalam usaha menyimpan biji untuk benih
atau konsumsi. Biji yang disimpan pada kadar air
yang tinggi akan cepat kehilangan daya kecambah.
Kuosien respirasi dan substrat respirasi Setiap
senyawa organik yang tingkat oksidasinya berbeda,
dapat digunakan sebagai substrat respirasi. Jenis zat
tersebut bila mengalami oksidasi dapat diukur
berdasarkan banyaknya CO2 yang dihasilkan dengan
O2 yang digunakan. Perbandingan ini disebut kuosien
respirasi.

Umur dan jenis jaringan


Pada umumnya jaringan yang lebih muda giat
mengadakan respirasi daripada jaringan yang tua.
Peranan Respirasi
1) Untuk menghasilkan energi yang
digunakan pada pembelahan sel,
pembesaran sel, dan diferensiasi
sel.
2) Menghasilkan senyawa
intermediate
yaitu senyawa antara yang
digunakan untuk membentuk
senyawa-senyawa lain.
Bagian tumbuhan yang aktif
melakukan respirasi
yaitu bagian yang sedang tumbuh
seperti:
Kuncup bunga
Tunas
Biji yang berkecambah
Ujung batang
Ujung akar
Faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi laju respirasi

Ketersediaan substrat
Ketersediaann oksigen
Suhu
Jenis dan Umur Tumbuhan
Ketersediaan substrat
Tumbuhan yang kandungan pati/
gulanya rendah, respirasi pd laju yang
rendah. Tumbuhan yang kahat gula 
respirasi lbh cepat bila gula disediakan.
Laju respirasi daun sering lebih cepat
segera setelah matahari tenggelam, saat
kandungan gula tinggi dibandingkan
dengan ketika matahari terbit, saat
kandungan gulanya lebih rendah.
Daun yang ternaungi atau daun bagian
bawah biasanya berespirasi lebih lambat
daripada daun sebelah atas yang terkena
cahaya lebih banyak.
Bila hal ini tidak terjadi, maka daun
sebelah bawah akan lebih cepat mati.
Substrat respirasi terdiri dari:
Karbohidrat merupakan substrat respirasi
utama yang terdapat dalam sel tumbuhan
tinggi.
Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa
dan sukrosa
Pati
Lipid
Asam-asam Organik
Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies
tertentu)
Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju
respirasi. Besarnya pengaruh tersebut berbeda
bagi masing-masing spesies dan bahkan
berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah
dari oksigen yang tersedia di udara.
  Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi
tumbuhan sangat terkait dengan faktor
Quotion respirasi, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC,
namun hal ini tergantung pada masing-
masing spesies.
  Jenis dan Umur Tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolisme,
dengan demikian kebutuhan tumbuhan
untuk berespirasi akan berbeda pada
masing-masing spesies.
Tumbuhan muda menunjukkan laju
respirasi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan yang tua. Demikian pula pada
organ tumbuhan yang sedang dalam
masa pertumbuhan.
ZAT PENGHAMBAT RESPIRASI
sianida,
fluoride,
Iodo asetat,
CO diberikan pd jaringan
Eter, kloroform, aseton,
formaldehida dapat menambah
respirasi dlm waktu pendek.
Enzim dan fungsinya pada tanaman
Di dalam tubuh tanaman yang hidup
terjadi proses-proses yang beraneka
warna, akan tetapi proses-proses
tersebut di bagi dalam dua kelompok,
yaitu;
a. proses penyusunan (Anabolisme)
b. proses pembongkaran
(Katabolisme)
Keduanya merupakan aktivitas hidup
yang disebut pertukaran zat atau
metabolisme
Dalam proses penyusunan dan
pembongkaran diperlukan suatu zat
yang aktif membantu proses tersebut,
dan tanpa zat tersebut maka proses
penyusunan dan pembongkaran terjadi
sangat lambat, bahkan tidak
berlangsung sama sekali. (Fungsi enzim).
Zat tersebut disebut Ferment atau Enzim.
Enzim berasal dari kata “ In” dan “ Zyme”
yang berarti sesuatu di dalam Ragi
(Kuhne, 1878) dan zat-zat yang diperoleh
dari proses tersebut disebut Zimase, karena
zat itu berasal dari ragi (zyme). Jadi kerja
Enzim mempercepat suatu reaksi
(katalisator) dengan tidak turut mengalami
perubahan sendiri.
Susunan Kimia Enzim
Enzim berupa protein tersusun atas dua
bagian yaitu;
1. Apoenzim.
2.Koenzim
Apoenzim selalu terdiri dari protein, tetapi
koenzim mungkin terdiri dari bukan protein
diberi nama ggs prostetik (bg yg aktif).
Gugus prostetik dapat berupa ion logam,
disebut kofaktor an-organik, misalnya Cu,
Fe, Mn, Ca, K dan Lainnya .
Gugus prostetik yang berupa senyawa
organik misalnya NAD, NADP, FMN, FAD,
CoA serta berbagai vitamin.
Bagian prostetik berat molekulnya tidak
sebesar berat molekul Apoenzim, bagian ini
berupa logam seperti besi, tembaga, seng,
atau susunan suatu zat organik yang
mengandung logam.
Apoenzim dg gugus prostetik mrpk suatu
kesatuan yang disebut Holoenzim.
Bg prostetik yg lepas dsb Koenzim (bg yg aktif)
dan kebanyakan koenzim terdiri atas vitamin atau
bagian vitamin, misal:
a. tiamin (vit B1).
b. riboflavin (vit B2)
c. piridoksin (vit B6)
d. niasin
e. biotin, dan lain-lain.
DIMANA ENZIM DI DAPAT
Tiap sel hidup mengandung enzim ratusan
banyaknya.
Pada biji2an terdapat bermacam2 enzim dalam
keadaan yang paling lengkap.
Tidak semua sel mengandung jumlah dan jenis
enzim yang sama.
Ada enzim yang selalu terdapat dalam setiap
tanaman, misalnya enzim pernapasan.
Kebanyakan enzim terdapat di dalam
protoplasma,sedikit yang terdapat dalam vakuola
atau di dlm dinding sel.
. Sifat-sifat enzim
Enzim fungsinya sebagai katalisator.
Enzim suatu protein
Enzim itu khusus/Spesifik
Banyak enzim dapat bekerja bolak balik
Enzim itu suatu koloid
Jumlah enzim tidak perlu banyak
Enzim tidak tahan panas
Enzim fungsinya laksana katalisator dalam suatu
reaksi kimia. Jumlahnya tidak perlu banyak, tapi dapat
menyelenggarakan suatu perubahan zat yang beribu-
ribu kali lebih berat daripada berat molekulnya
sendiri.
Enzim adalah katalis murni, sama sekali tidak
terpengaruh dengan reaksi yang dipercepatnya. Akan
tetapi karena enzim sebagai protein sangat mudah
terpengaruh oleh suhu, pH dan lain-lain.

Enzim mempercepat reaksi, tetapi tdk


mempengaruhi keseimbangan reaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim dan
aktivitas enzim:
Pengaruh temperatur

Kebanyakan enzim tidak menunjukkan kegiatan lagi,


jika temperatur turun sampai sekitar 0oC, namun
enzim2 tersebut tidak mati. Jika dikembalikan kepada
temperatur biasa, maka kegiatan enzim pulih kembali
seperti sebelum mengalami pendinginan sampai titik
beku.
Sebaliknya akibat pemanasan jauh lebih buruk
daripada akibat pendinginan. Temperatur 40oC sudah
dapat menonaktifkan bahkan mematikan enzim.
Enzim tahan temperatur rendah sekitar 0oC, akan
tetapi mati pada temperatur di atas 50oC, atau
dengan kata lain enzim itu termolabil.
Pengaruh Substrat

Substrat ialah zat yg diubah menjd sesuatu yg


baru, sedang sesuatu yang baru ini kita sebut
hasil akhir.
Biasanya terdapat hubungan linier antara
substrat dan hasil akhir.
Jk konsentrasi enzim tetap, temperatur konstan,
pH konstan, akan ttp jmlh substrat yg tersedia 2
kali lipat, mk dlm suatu waktu tertentu, hasil akhir
akan dua kali lipat.
Pengaruh pH

Konsentrasi ion H positip benar-benar


berpengaruh pada enzim.
Jk pada pH tertentu suatu enzim mengubah
substrat menjadi hasil akhir, maka perubahan pH
dapat membalik aktivitas enzim tersebut menjadi
pengubah hasil akhir kembali menjadi substrat.

pH optimum berlainan untuk tiap2 jenis enzim.


Beberapa enzim mempunyai pH minimum 1,5
dan pH maksimum sekitar 10, dan ada yg berada
diantara 1,5-10.
Pengaruh konsentrasi Enzim
. .

Konsentrasi dan kegiatan2 reaksi


suatu enzim berbanding lurus.
Jika konsentrasi dua kali
kekuatannya, maka reaksi juga dua
kali lebih giat, bila faktor2 lain seperti
substrat, keadaan temperatur dan
keadaan pH konstan. .
Pengaruh Air

Sebagai contoh adanya temperatur


yang optimum belum dapat
menyebabkan tumbuhnya biji, jika biji
masih dalam keadaan kering.
Bila ada air imbibisi (air yang
menyelundup), mk biji mulai tumbuh.
Jd air memegang peranan dlm memulai
aktivitas enzim.
Berarti jk biji masih kering mk aktivitas
enzim sama sekali tdk tampak.
Pengaruh hasil akhir
Kecepatan reaksi dlm suatu proses kimia
biasa tdk konstan, kegiatan pd permulaan
reaksi tdk sm dg pertengahan atau akhir
reaksi. Demikian pula suatu reaksi yang
memerlukan enzim. Pada permulaan
reaksi tampak giat, kemudian berkurang.
Hal ini disebabkan oleh hasil akhir yang
bertimbun-timbun. Hasil akhir inilah
ternyata yang menghambat kegiatan
enzim.
Pengaruh zat-zat penggiat

Ada zat2 kimia yg dpt menambah kegiatan


suatu enzim atau sekelompok
enzim,contohnya garam dr logam alkali
dan logam alkali tanah dlm konsentrasi
yg encer (2%-5%)
Sedangkan ion-ion kobalt, mangan, nekel,
magnesium dan klor merupakan
penggiat bagi beberapa enzim tertentu.
Pengaruh zat-zat penghambat

Ada zat-zat kimia yg menghambat


kegiatan kerja suatu enzim , misalnya
garam-garam dari logam berat seperti air
raksa
zat-zat pengahambat tersebut:
1.Zat penghambat yang bersaingan
2.Zat penghambat yang tidak bersaingan
Zat penghambat yang bersaingan
mempunyai struktur yang mirip
dengan struktur molekul-molekul
substrat. Dengan demikian maka
baik molekul substrat maupun
molekul zat penghambat dapat
bersatu dengan molekul enzim
Jika molekul zat pengahambat lebih dulu
bersatu dengan molekul enzim, maka
molekul substrat tidak mempunyai
kesempatan lagi untuk bersatu dengan
molekul enzim.

Ada jg molekul2 zat penghambat yang


mempunyai struktur yang mirip dengan
struktur molekul enzim, terutama bagian
prostetiknya. Jika molekul demikian
bersatu dengan molekul substrat, maka
tidak terjadi reaksi.
Zat penghambat yang tidak bersaingan dapat
menempel pada enzim, sehingga enzim
kehilangan aktivitasnya. Ada kemungkinan zat
penghambat tersebut bersatu dengan hasil antara
dari suatu kegiatan enzim, sehingga terputus
urutan reaksi berikutnya.

Contoh zat penghambat enzim yang terkenal:


1.Jodium-asetat
2.Fluorida
3.Sianida
4.Azida
5.Karbon-monoksida
Nomenklatur dan klasifikasi Enzim

Nama suatu enzim dibentuk dengan


menambah akhiran ase pada nama substrat
yang diubah oleh enzim tersebut.
Contoh: Substrat Maltosa diubah oleh
enzim maltase menjd glukosa.
Enzim-enzim yang mengubah protein
merupakan kelompok protease, yang
mengubah karbohidrat merupakan
kelompok karbohidrase, yang mengubah
lemak disebut Lipase.
Enzim dapat dibagi kedalam 2 golongan:

Golongan Hidrolase
terdiri atas enzim-enzim yg menyebabkan
hidrolisis, bila terdapat air.
contoh enzim2 pencernaan seperti:
karbohidrase, protease dan lipase.
.
Golongan Desmolase
yaitu enzim-enzim oksidase, reduktase dan
enzim-enzim yg memisah hubungan C-C,
C-N.
Contoh: enzim-enzim pernapasan seperti
dehidrogenase, katalase, peroksidase,
karboksilase, transaminase.
Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
respirasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan koefisien
respirasi ?
3. Jelaskan proses glikolisis, dan siklus krebs
dan sistem sytokrom dalam respirasi?
4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
respirasi
5. Jelaskan fungsi enzim bagi tanaman
6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
enzim dan aktivitas enzim
7. Sebutkan golongan enzim dan jelaskan
Sumber Pustaka
Dwijoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi
tumbuhan. Penerbit Gramedia Jakarta. 200
hal.
Gardner, F.P., R.B.Pearce. dan R.L.Mithell.
1991. Fisiologi tanaman budidaya.
UI.Press. 428 hal.
Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB
Simbolon, Hubu, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai