Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK


KARBOHIDRAT DAN LIPID

KELAS :I

KELOMPOK 7

TANGGAL : 21 MARET 2023

NAMA KELOMPOK :

AGUS MAWIJAYA (2022 212 116)


DINDA ERTANTO (2022 212 117)
EKO APRIANTO (2022 212 120)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
PANCASILA JAKARTA
2023
I. JUDUL PRAKTIKUM

- KARBOHIDRAT dan LIPID

II. TUJUAN PRAKTIKUM

- Membedakan jenis karbohidrat berdasarkan reaksi spesifik dari karbohidrat

- Mengidentifikasi karbohidrat dari reaksi kimia yang paling umum sampai spesifik

- Membedakan jenis Lipid berdasarkan reaksi spesifik Lipid

III. TEORI
DASAR
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan derivat senyawa karbonil (aldehid atau keton) yang juga
mempunyai beberapa gugus hidroksil (polihidroksi). Karbohidrat dikenal juga dengan
nama Sakarida, yang tersebar luas pada tumbuhan serta hewan. Pada tumbuhan,
karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis yang mencakup selulosa dan pati sedangkan
pada jaringan hewan karbohidrat ditemukan dalam bentuk glukosa dan glikogen.

Karbohidrat dapat berupa sakarida tunggal (monosakarida) maupun dalam bentuk


polimernya (oligosakarida dan polisakarida). Berdasarkan jumlah sakarida, maka
karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida.

Monosakarida merupakan karbohidrat dengan sakarida tunggal, yang tidak dapat


dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida dapat dibedakan
berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, misalnya triosa dengan 3 atom C,
tetrosa dengan 4 atom C, pentosa dengan 5 atom C dan heksosa dengan 6 atom C.
Monosakarida juga dapat dibedakan atas gugus karbonil yang dikandungnya, yaitu
monosakarida dengan gugus aldehid (aldosa) dan monosakarida dengan gugus keton
(ketosa). Contoh monosakarida adalah griseraldehid, arabinosa, glukosa, fruktosa,
galaktosa.
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari beberapa monosakarida.
Oligosakarida dapat dihidrolisis menjadi 2 sampai 10 monosakarida. Oligosakarida yang
paling sederhana adalah disakarida. Contoh disakarida yang paling umum adalah
maltosa, sukrosa, laktosa.

Polisakarida merupakan polimer yang mempunyai unit monosakarida yang lebih


banyak.Polisakarida jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 10 molekul monosakarida.
Glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa.

Lipid

Lemak adalah senyawa ester asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah asam

organik rantai Panjang yang mempunyai atom C dari 4 sampai 24, asam lemak memiliki
gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar Panjang, yang menyebabkan
kebanyakan lemak bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak.
Penggolongan lemak dibagi menjadi golongan besar yaitu :

1. Lemak sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol,


contohnya lemak atau lemak netral atau trigliserida atau triasilgliserol, dan
lilin.
2. Lemak gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida.
3. Derivat lemak, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis
lemak, contohnya asam lemak, gliserol, sterol (kolesterol).
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan jaringan
adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan.
Karena lipid tidak larut dalam air, masalah cara pengangkutan lipid dalam plasma darah
yang berbahan dasar air, dipecahkan dengan cara menggabungkan lipid nonpolar
(triasilgriseol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta
protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air. Lipid plasma
terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester kolesterol
(36%), serta sedikit asam lemak rantai-panjang tak teresterifikasi (asam lemak bebas,
FFA) (4%).
Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial
pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Kolesterol terdapat pada hampir
semua sel hewan dan manusia. Pada manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu,
kelenjar adrenal bagian luar (cortex adrenal) dan jaringan saraf. Endapan
kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah (aterosklerosis karena dinding pembuluh darah menjadi semakin tebal.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya kelenturan/elastisitas pembuluh darah,


sehingga aliran darah dapat terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus
memompa darah lebih keras.
IV. ALAT DAN BAHAN
 Alat

Pipet tetes Vortex

Tabung reaksi Drop Plate

Rak tabung Penjepit kayu

Gelas ukur Penangas air

Lampu spirtus Kapas basah

Korek api Kertas saring

 Bahan
a. Sampel Kode : C (Karbohidrat), Z (Lipid)

b. Reagen :

Karbohidrat Lemak

- Pereaksi Molisch - KHSO4


- Pereaksi Benedict - Minyak Kelapa
- Pereaksi Barfoed - Lemak padat
- Pereaksi Bial - Margarin
- Pereaksi Seliwanoff - Kolestrerol
- Larutan Iodium - C4H6O3
- Fosfomolibdat
- H2SO4 (p)
- HCl (p)
- Larutan Hubl
V. CARA KERJA
KARBOHIDRAT

1. Tes Molisch

a. Diambil 1 mL larutan sampel

b. Dimasukan ke dalam tabung reaksi

c. Di kocok ad homogen

d. Di tambahkan asam sulfat pekat 1 mL dengan cara dialirkan melalui dinding


tabung.
e. Diamati pembentukan warna pada larutan, catat.

2. Tes Benedict

a. Diambil 1 mL benedict.

b. masukan ke dalam tabung reaksi


c. Ditambahkan 8 tetes larutan sampel.

d. Di kocok ad homogen

e. Dipanaskan diatas water bat selama 5 menit.

f. Di dinginkan di aliran air mengalir

g. Diamati pembentukan warna pada larutan, catat.

3. Tes Barfoed

a. Diambil sampel 2 mL

b. Dimasukan kedalam tabung reaksi

c. Ditambahkan 1 mL larutan pereaksi

d. Dipanaskan di water bath selama 4 menit

e. Didinginkan di air mengalir

f. Ditambahkan fosfomolibdtat 1 mL

g. Diamati pembentukan warna pada larutan, catat.


4. Uji Seliwanoff

a. Diambil sampel 0,5 mL

b. Dimasukan kedalam tabung reaksi

c. Ditambahkan pereaksi sebanyak 5 mL

d. Dipanasakan diatas lampu spritus selama 30 detik

e. Diamati pembentukan warna pada larutan, catat.

5. Tes Iodium

a. Diletakan sampel pada drapple plate

b. Ditambahkan iodium pekat sebanyak 1 tetes

c. Diamati pembentukan warna pada larutan

6. Tes Bial

a. Diambil sampel sebanyak 5 mL

b. Dimasukan ke dalam tabung reaksi

c. Ditambahkan pereaksi 10 tetes

d. Ditambahkan HCL pekat 3 mL

e. Ditutup tabung reaksi dengan menggunakan kapas basah

f. Panaskan pada water bath selama 10 menit

g. Diamati pembentukan warna pada larutan, catat.

7. Tes Hidrolisis Sukrosa

a. Diambil sampel sebanyak 10 mL

b. Ditambahkan HCL pekat sebanyak 5 tetes

c. Dipanaskan pada penangas air selama 30 menit

d. Didinginkn di air mengalir


e. Dilakukan penetralan pada PH dengan menambahkan larutan NaOH kedalam
tabung reaksi
f. Dicek PH larutan sampai menunjukan angka 7, pertahankan.

g. Dipindahkan larutan tersebut ke dalam beker gelas

h. Dilakukan pengenceran dengan menggunakan aquades sebanyak 20 mL

i. Dimasukan ke dalam 3 masing-masing tabung reaksi larutan h dan diberi label


pada masing-masing tabung tersebut
j. Dilakukan penambahan pada pada ke 3 tabung yang berisi larutan i dengan
menggunakan sampel Benedict, Barfoed dan seliwanof.
k. Dipanaskan diatas lampu spiritus

l. Diamati pembentukan warna pada masing-masing tabung, catat.

LIPID
1. Uji Asam lemak tak jenuh (reaksi addisi)

a. Diambil 2 mL sampel

b. Dilarutkan dengan larutan HuBL tiap tetses yang dilakukan digoyang

c. Dilakukan perhitungn pada tetesan iodium hingga warna tidak berubah

2. Liebermann – Buchard

a. Diambil 2 sampel

b. Ditambahkan C4H6O3 sebanyak 10 tetes

c. Ditambahkan H2SO4 sebanyak 3 tetes

d. Dihomogenkan

e. Diamati perubahan pada sampel, catat.


VI. HASIL

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM I


KARBOHIDRAT DAN LIPID
Kelompok : C

Nama/NPM anggota kelompok :

1. Agus Mawijaya 2022 212 116


2. Dinda Ertanto 2022 212 117
3. Eko Aprianto 2022 212 120

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat menyelesaikan kasus identifikasi biomolekul


Karbohidrat dan Lipid menggunakan pereaksi kimia yang tepat

A. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT dan LIPID

Metode Uji
Instruksi Pengamatan Hasil
No. yang digunakan Kesimpulan
Hasil pengamata
n
Tentukan apakah Tes Molisch (+) terbentuk Merupakan
larutan C termasuk cincin ungu karbohidrat
kelompok
1 biomolekul
karbohidrat

Tentukan apakah Tes Seliwanoff (+) terbentuk warna merupakan


larutan C termasuk merah ketosa
suatu ketosa
2
Tentukan apakahTes Benedict (-) tidak terbentuk Bukan
larutan C termasuk endapan termasuk gula
gula pereduksi kuprooksida yang pereduksi
3 berwarna

Tentukan apakahTes Barfoed (-) tidak terbentuk Bukan


larutan C termasuk warna biru tua, termasuk
monosakarida membentuk warna monosakarida
4 biru muda

Tentukan apakah Tes Bial (-) tidak terbentuk Bukan


larutan C termasuk (Modifikasi warna hijau, merupakan
suatu pentosan Summer) terbentuk warna pentosa,
5 kuning pentosan, dan
asam
glukoronat
Tentukan apakah Tes Iodium (-) tidak berbentuk Bukan
larutan C warna biru, merupakan
mengandung terbentuk warna amilum
6 amilum kuning

Tentukan apakah Uji Liebermann (+) larutan Merupakan


larutan Z termasukBuchard berubah warna senyawa
senyawa kolesterol merah – biru - kolesterol
7 hijau

Tentukan apakahTes asam lemak (-) warna larutan Bukan


larutan Z termasuktidak jenuh Hubl tidak hilang Termasuk
lemak tidakjenuh? (Reaksi Addisi) setelah 20 tetes, lemak tidak
8a larutan warna merah jenuh
Urutkan (Z) : 25 Tetes (Z): tidak
manakah (Y) : 76 Tetes termasuk asam
sampel lemak (X) : 20 Tetes lemak tidak
8b berdasarkan (W) : 27 Tetes jenuh
kejenuhannya dari (Y):termasuk
yang jenuhsampai Bilangan asam lemak
yang tidak jenuh Iodium tidak jenuh
Z,Y,X,W (X):termasuk
asam lemak
tidak jenuh
(W):termasuk
asam lemak
tidak jenuh
B. Hidrolisis Sukrosa
Instruksi : Lakukan hidrolisis disakarida sukrosa menggunakan HCl, buktikan
senyawa hasil hidrolisisnya apakah merupakan gula pereduksi? Apakah
mengandung gugus keton? Isilah lembar kerja dibawah ini.

Sampel : Larutan C
Reagen :
Prosedur Hidrolisis : 10 ml sukrosa 2% + 5 tetes HCl pekat kemudian dipanaskan
selama 30 menit. Dinginkan dan netral pH nya, lalu encerkan hingga 20 ml

Hasil uji Hasil uji Sesudah


Pengujian Sebelum hidrolisis
hidrolisis
Uji adanya Tidak berwarna (+)Terbentuk Larutan berwarna merah
gugus keton
(seliwanof)
Uji gula Tidak berwarna (+) Terbentuk endapan berwarna merah
pereduksi
(Benedict)
Kesimpulan percobaan : Sampel C terhidrolisis sehingga memiliki gugus keton
dan gula pereduksi
VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini melakukan identifikasi karbohidrat dan lipid dengan
menggunakan berbagai uji dan pereaksi. Adapun uji yang dilakukan antara lain :

1. Uji Molisch

berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sampel menunjukan hasil positif, ini
ditandai dengan terbentuknya warna kompleks ungu.hal ini terjadi karena asam sulfat
pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida
mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural.
Furfural atau hidroksi metil furfural dengan alfanaftol akan berkondensasi membentuk
senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan
karbohidrat yang telah diberi alfanaftol melalui dinding gelas dan secara hati-hati
maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat
dengan asam sulfat.

2. Uji Seliwanoff

berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukan hasil positif, ini ditandai
dengan terbentuknya warna merah pada larutan yang diujikan, hal ini terjadi karena
pembentukan 4-hidroksi metil furfural yang bereaksi dengan resorsinol membentuk
senyawa yang berwarna merah

3. Uji Benedict

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukan hasil negatif, hal ini
dikarenakan sampel bukan termasuk gula karena tidak mempunyai gugus aldehyde
atau keton bebas sehingga tidak terbentuk endapan kuprooksida yang merupakan
indicator hasil positif

4. Uji Barfoed

Prinsip uji barfoed adalah suatu sampel monosakarida dan disakarida pereduksi
dicampur dengan reagen barfoed kupri asetat dan asam asetat dalam keadaan basa.
Akibat reaksi antara reagen dan gula pereduksi membentuk endapan Cu2O berwarna
merah bata
Mekanisme reaksinya adalah cupri asetat akan direduksi oleh gugus gula pereduksi,
sehingga bilangan Cu2+ akan turun menjadi Cu2O. Mekanisme reaksi tersebut dapat
digambarkan pada reaksi dibawah ini.
R-COH + 2 Cu2+ + 2H2O R-CO + Cu2O + 4 H+
Langkah pertama yang dilakukan pada uji barfoed adalah mempersiapkan alat dan
bahan terlebih dahulu. Alat yang dibutuhkan diantaranya piper ukur, pipet tetes untuk
mengambil sampel, tabung reaksi gelas beaker, penjepit tabung reaksi untuk
memanaskan sampel di penangas air, tujuan pemanasan tidak langsung adalah karena
reagen barfoed sudah cukup reaktif, sehingga tidak perlu dengan api langsung. Hasil
uji yang didapat negatif, hal ini sudah sesuai dengan literatur, karena sukrosa sudak
tidak memiliki gula pereduksi, sukrosa sebenarnya terdiri dari glukosa dan fruktosa
yang masing-masing memiliki gugus gula pereduksi dan akan bereaksi positif dengan
reagen barfoed. Namun Ketika membentuk sukrosa, kedua gugus gula pereduksi itu
akan menyatu sehingga sukrosa jadi kehilangan kemampuan mereduksinya. Hal ini
menyebabkan apabila dilakukan uji barfoed, sukrosa tidak akan mereduksi reagen
barfoed sehingga warna lautan baik sebelum pemanasan atau reaksi maupun setelah
pemanasan warnanya tetap sama (bansal, 2009)

5. Uji Bial
Pada uji bial dengan sampel sukrosa membentuk larutan berwarna kuning, ini
disebabkan hidroksimetulfultral yang terbentuk dari hexosa akan bereaksi dengan
orsinol membentuk warna kuning kecoklatan sehingga sukrosa bukan merupakan
pentose

6. Uji Iodium
Prinsip dari uji iodium adalah larutan iodium dalam bentuk tri iodide akan masuk
kedalam struktur helical pada karbohidrat kompleks dan akan membentuk biru
pekat/biru kehitaman. Karbohidrat kompleks seperti pati memiliki gulungan helix
yang Panjang sehingga akan bereaksi dengan iodium. Sedangkan pada monosakarida
dan disakarida, gulungan helix yang dimilikinya kecil sehingga terbentu biru pudar
bahkan tidak terbentuk warna. Mekanisme uji iodium adalah kalium iodide yang
diteteskan pada sampel akan membentuk suatu ion tri iodide. Tri iodide ini kemudian
akan masuk kedalam sturuktur helix karbohidrat kompleks dan membentuk warna
biru/kehitaman. Hasil uji yang didapatkan pada uji iodium adalah negative ini ditandai
warna larutan nya adlah coklat tua, berdasarkan literatur sukrosa merupakan
disakarida. Disakarida hanya terdiri dari dua gula. Sehingga gulungan helix yang
dimilikinya kecil. Hal ini menyebabkan tri iodide susah masuk kegulungan sukrosa
sehingga tidak terbentuk warna biru tua (sinnot, 2007)
7. Uji Liebermann Burchard
Prinsip uji Lieberman Burchard untuk mengidentifikasi senyawa golongan
steroid salah satunya adalah kolesterol. Pereaksi Lieberman Burchard merupakan
campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Asam asetat anhidrat
digunakan untuk mengekstraksi kolesterol, memastikan media bebas air dan
membentuk turunan asetil dari steroid, asam sulfat pekat ditetesi melewati dinding
akan
menghasilkan warna hijau untuk senyawa steroid termasuk kolesterol. Penambahan
kloroform untuk melarutkan kolesterol, karena 1 bagian kolesterol yang bersifat non
polar larut dalam pelarut non polar yaitu 4,5 bagian kloroform sesuai dengan prinsip
“like dissolve like” maka senyawa non polar akan larut non polar (Lehninger 1988).
Hasil didapat pada uji ini sudah sesuai literatur ditandai dengan terbentuknya warna
merah, kemudian biru dan hijau ini dikarenakan mekanisme yang terjadi dalam uji ini
ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air berpindah dari gugus C 3kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi
membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang
mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna ini disebabkan karena
adanya gugus hidroksi (−OH) dari kolesterol bereaksi dengan
pereaksi Lieberman Burchard dan meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam
cincin yang berdekatan. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif
8a. Tes asam lemak tidak jenuh (Reaksi Addisi)

Pada uji sifat ini, reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh unsur halogen (bromin
atau iodin). Spesi halogen akan memutus ikatan rangkap yang terdapat pada
molekul zat, kemudian spesi tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap
tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan
berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika semuanya teradisi oleh unsur

Hasil yang didapatkan pada uji kali ini memberikan hasil negatif ini di tandai
terbentuknya warna merah, ini dikarenakan kolesterol tidak memiliki Ikatan rangkap
menunjukkan bahwa senyawa itu memiliki lemak jenuh.

8b Berdasar hasil reaksi addisi pada beberapa kelompok maka dapat diurutkan
sampel berdasarkan kejenuhannya 1. Kolesterol, 2. Lemak padat, 3. Margarin, 4.
Minyak kelapa

9. Hidrolisis Sukrosa

Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa diperoleh data bahwa sukrosa yang
ditambahkan Hcl pekat dan dipanaskan serta dinetralkan dengan dengan NaOH bila
diambil beberapa tetes dan diuji dengan benedict sebelum dipanaskan tidak berwarna
ternyata setelah dipanaskan menghasilkan suatu endapan berwarna merah bata.
Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+
oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula pereduksi
yang berlangsung dalam suasana alkali basa. Dengan uji seliwanoff yang ditambah
Hcl pekat , sebelum dipanas tidak berwarna dan setelah dipanaskan terbentuk larutan
merah. Uji seliwanoff menunjukkan hasil positif, hal ini membuktikan bahwa pada
sukrosa terkandung fruktosa setelah dihidrolisis.
PEMBAHASAN KISI-KISI :

1. Klasifikasi senyawa karbohidrat :


Berdasarkan jumlah sakarida karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan yaitu
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi, dapat
dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya yaitu triosa, tetrosa,
pentosa, heksosa, heptosa, dst.dan gugus aldehid atau keton yang dikandung
berubah menjadi aldosa dan ketosa.
Jadi berdasarkan gugus fungsional yang ada, dalam karbohidrat ada 2 macam yaitu
aldosa dan ketosa, contoh glukosa merupakan aldosa dan fruktosa merupakan
ketosa.

2. Identifikasi senyawa karbohidrat :


- Tes Molisch
Tes Molisch merupakan reaksi pendahuluan pada identifikasi karbohidrat, tes ini
digunakan untuk menguji karbohidrat dalam sampel-sampel uji yang telah
disediakan namun tidak spesifik. Sampel tersebut dicampurkan dengan pereaksi
Molisch dan H2SO4. Prinsip uji Molisch ialah suatu pembentukan furfural atau
turunan-turunan dari karbohidrat yang didehidratasi oleh suatu asam pekat.

3. Dalam pengujian karbohidrat,terdapat pengujian gula pereduksi, yaitu menguji


apakah karbohidrat tersebut merupakan gula pereduksi atau bukan.
Gula pereduksi adalah merupakan golongan gula (karbohidrat)yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan
fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus
aldehida atau keto bebas.Pengujian yang dilakukan untuk membuktikan adanya
gula pereduksi adalah tes uji Benedict. Uji Benedict menggunakan prinsip bahwa
larutan CuSO4 dalam suasana alkali (basa) akan bereaksi dengan gula yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas (gula pereduksi) sehingga cupri
oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Ketika gula
pereduksi dicampur dengan reagen Benedict. dan dipanaskan, maka menyebabkan
reagen Benedict berubah warna. Warna ini bervariasi dari hijau sampai merah bata,
tergantung pada jumlah dan jenis gula. Oleh karena itu, reaksi benedict bersifat
semi kuantitatif. Dari tes benedict ini kita dapat mengetahui kadar gula dalam
larutan melalui warna yang dihasilkan.
Interprestasi hasil tes Benedict :

(-) tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih (kadar glukosa < 0,5%) (+1)
terjadi warna hijau kekuningan (kadar glukosa 0,5% - 1%)
(+2) terjadi warna kuning keruh (kadar glukosa 1% - 1,5%)
(+3) terjadi warna jingga/lumpur keruh (kadar glukosa 2% - 3,5%) (+4)
terjadi warna merah bata (kadar glukosa > 3,5%).

4. Komposisi reagen Benedict :

Tembaga (II) sulfat (CuSO4.5H2O) 173 g


Trinotrium sitrat (Na3C6H5O2H2O) 173 g Natrium
karrbonat (Na2CO3) anhidrat 100 g
aquades ad 1000 ml

Uji Benedict menggunakan prinsip bahwa larutan CuSO4 dalam suasana alkali
(basa) akan bereaksi dengan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
(gula pereduksi) sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu2O yang
berwarna merah bata. Ketika gula pereduksi dicampur dengan reagen Benedict dan
dipanaskan, maka menyebabkan reagen Benedict berubah warna. Warna ini
bervariasi dari hijau sampai merah bata, tergantung pada jumlah dan jenis gula.
Oleh karena itu, reaksi benedict bersifat semi kuantitatif.
Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion
Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi
yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimiliki oleh
pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat, hal ini lah
yang membedakan dari tes Barfoed yang berlangsung dalam suasana asam. Uji
Benedict menggunakan prinsip bahwa larutan CuSO4 dalam suasana alkali (basa)
akan bereaksi dengan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas (gula
pereduksi) sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna
merah bata. Ketika gula pereduksi dicampur dengan reagen Benedict dan
dipanaskan, maka menyebabkan reagen Benedict berubah warna. Warna ini
bervariasi dari hijau sampai merah bata, tergantung pada jumlah dan jenis gula.
Oleh karena itu, reaksi benedict bersifat semi kuantitatif.
5. Pengujian untuk membedakan antara glukosa dan frukstosa, adalah menggunakan
pereaksi seliwanoff / Tes uji seliwanoff. yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-
benzena) dalam asam HCl. Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa diubah
menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol
membentuk senyawa yang berwarna merah. Dengan uji ini, gula ketosa seperti
fruktosa akan menghasilkan warna merah ceri, sedangkan gula aldosa seperti
glukosa akan memberikan hasil negatif dengan tidak muncul warna merah pada
larutan. Namun apabila pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih dari 5
menit), gula aldosa kadang akan menghasilkan warna merah muda Sedangkan
sukrosa (gabungan antara fruktosa dan glukosa) akan menghasilkan warna merah
ceri karena adanya fruktosa di dalamnya.

6. Pengujian untuk membedakan antara glukosa dan frukstosa, adalah menggunakan


pereaksi seliwanoff / Tes uji seliwanoff. yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-
benzena) dalam asam HCl. Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa diubah
menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol
membentuk senyawa yang berwarna merah. Dengan uji ini, gula ketosa seperti
fruktosa akan menghasilkan warna merah ceri, sedangkan gula aldosa seperti
glukosa akan memberikan hasil negatif dengan tidak muncul warna merah pada
larutan. Namun apabila pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih dari 5
menit), gula aldosa kadang akan menghasilkan warna merah muda. Sedangkan
sukrosa (gabungan antara fruktosa dan glukosa) akan menghasilkan warna merah
ceri karena adanya fruktosa di dalamnya.

7. Karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan jumlah sakarida, yaitu


monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida merupakan
karbohidrat yang tersusun dari beberapa monosakarida, yang paling sederhana
adalah disakarida. contohnya maltosa, sukrosa, dan laktosa. Sukrosa terdiri dari 2
monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari glukosa dan
galaktosa, sedangkan maltosa terdiri dari glukosa dan glukosa. Ketiga
disakarida ini dapat dibedakan dengan menggunakan tes Benedict, bila sukrosa di
beri pereaksi Benedict maka hasilnya aka negaatif karena sukrosa buka gula
pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom hemiasetal dan hemiaketal serta
tidak memiliki atom karbon monomer bebas, sedangkan maltosa dan laktosa bila di
tes Benesict maka hasil akan
Positif karena memiliki gugus OH glikosidik dan bersifat mereduksi.
Beberapa karbohidrat disebut sebagai gula pereduksi yaitu mampu
mentransfer hidrogen ( elektron) ke senyawa lain atau disebut reduksi dan
memiliki gugus aldehid dan keton bebas. Gula pereduksi mencakup
monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa.
VIII. Kesimpulan

1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya warna cincin berwarna ungu,
sehingga dapat dinyatakan sampel sukrosa yang diujikan termasuk karbohidrat

2. Pada pengujian ketosa dibuktikan dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna merah orange
pada sukrosa sehingga mengandung ketosa.

3. Pada pengujian benedict menunjukkan hasil yang negatif karena sampel sukrosa bukan termasuk gula
pereduksi

4. Monosakarida hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata. Sampel sukrosa yang di
ujikan terbentuk warna biru muda sehingga dapat disimpulkan sukrosa bukan termasuk monosakarida

5. pentosan hasil negatif ditandai dengan tidak terbentuknya warna kuning. Sampel sukrosa yang di ujikan
terbentuk wanrna merah sehingga dapat disimpulkan sukrosa bukan termasuk pentosan

6. Iodium hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna biru. Sampel sukrosa yang di ujikan terbentuk
wanrna biru muda sehingga dapat disimpulkan sukrosa bukan termasuk amilum. berdasarkan literatur
sukrosa merupakan disakarida. Disakarida hanya terdiri dari dua gula. Sehingga gulungan
helix yang dimilikinya kecil. Hal ini menyebabkan tri iodide susah masuk kegulungan sukrosa
sehingga tidak terbentuk warna biru tua

7. Pada pengujian kolesterol didapatkan hasil positif ini ditandai dengan terbentuknya warna merah, biru,
kemudian hijau

8. Pada uji ketidak jenuhan lemak (reaksi addisi) hasil yang didapatkan negatif, kerena sampel
kolesterol yang diujikan tidak memiliki ikatan rangkap

9. Berdasarkan kejenuhannya dari yang jenuh sampai tidak jenuh maka dapat diurutkan sebagai
berikut :

1. Kolesterol

2. Lemak padat

3. Margarin

4. Minyak kelapa
IX. Daftar Pustaka

DPP, dkk. 2023. Penuntun Praktikum Biokimia Klinis. Jakarta : Universitas


Pancasila.

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press


Murray, Robert K. 2012. Biokimia Harper. Jakarta : EGC Press.
Wahyuni, Sri. 2022. Praktikum Biokimia Karbohidrat. Aceh : Universitas
Malikussaleh Press
X. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai