Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM KIMIA

Disusun Oleh:

Nama : Yesa hertiana silaban


NPM : E1B021030
Hari/tanggal : Rabu 03November 2021
Dosen :1.Dra Devi Silsia, M.Si
2.Syafnil, Drs., M.Si
Coas : Shandy Mutiara Utami
Objek praktikum : Uji Molekul Kimia Hayati

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bidang karbohidrat sangat luas dapat disederhanakan melalui


pengelompokkannya ke dalam tiga golongan yaitu monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Semua monosakarida dan disakarida serta beberapa
polisakarida larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut organik. Ada
beberapa reaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat.
Kebanyakan reaksi pengenalan karbohidrat dilakukan dengan adanya larutan
pekat dari asam kuat. Asam ini menyebabkan terjadinya hidrolisis beberapa
polisakarida dan asam kuat juga dapat bereaksi dengan larutan yang
mengandung monosakarida menghasilkan furfural dan turunannya.

Ada beberapa reaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya


karbohidrat. Kebanyakan reaksi pengenalan karbohidrat dilakukan dengan
adanya larutan pekat dari asam kuat. Asam ini menyebabkan terjadinya
hidrolisis beberapa polisakarida dan asam kuat juga dapat bereaksi dengan
larutan yang mengandung monosakarida menghasilkan furfural dan
turunannya.Senyawa yang dapat berkondensasi dengan furfural atau
hidroksimetil furfural adalah pereaksi Molisch (α-naftol), pereaksi Bial
(orsorsinol), dan pereaksi Seliwanoff (resorsinol).

Molekul hayati menempati kedudukan penting dalam metabolisme.


Kelompok besar molekul hayati meliputi karbohidrat, protein, dan lemak.
Karbohidrat yang sangat luas seperti itu dapat disederhanakan melalui
pengelompokannya dalam tiga golongan monosakarida, disakarida, dan
polisakarida. Semua monosakarida dan disakarida serta beberapa polisakarida
larut dalam air tetapi tidak larut dalam perlarut organik. Seperti kebanyakan
alkohol, karbohidrat menjalani reaksi dehidrasi dengan asam sulfat pekat.
Fentosa menghasilkan furfural, sedangkan ketoheksa dan adoheksa
menghasilkan maltilfurfural.
Di dalam dunia hayati kita mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang
berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional
dalam proses metabilisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis
baik kualitatif maupun kuantitatif terhadap keeberadaan karbohidrat. Mulai
dari yang membedakan karbohidrat dari senyawa lain sampai pada yang
mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik

Produk-produk dehidrasi dari karbohidrat bereaksi dengan α-naftol


memeberikan senyawa berwarna. Semua monosakrida dan disakarida
mereduksi bahan pengoksida lemak Cu2+ dalam reagen fehling. Karbohidrat
ini disebut gula pereduksi. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi hemiasetal
yang dapat membuka menjadi aldehida. Istilah lipid digunakan untuk suatu air
tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lain yang termasuk lipid adalah
lemak dan minyak, perbedaan keduanya adalah dalam bentuk fisik padat atau
semipadat dan minyak merupakan lipid dalam keadaan fisis cair pada suhu
kamar.

1.2 Tujuan
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein.
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

arbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan
cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang
dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam
akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia
dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar
diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin, 2011).

Senyawa karbohidrat yang memiliki 3 hingga sembilan atom karbon disebut


monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan terbentuk
senyawa karbohidrat yang lebih besar ikatan penghubung antara dua buah
monosakarida disebut ikatan glikosida.dalam disakarida, terdapat satu ikatan
glikolisis yang menghubungkan dua monosakarida. Sedangkan dalam trisakarida
terdapat dua ikatan glikosida yang menghubungkan tiga buah monosakarida
disebut oligosakarida, sedangkan yang memiliki banyak unit monosakarida
disebut polisakarida (Ngili, 2010).

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang


menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Terdapat tiga golongan utama
karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida
atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tidak dapat dihihrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari
rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen.dintaranya yang paling sederhana adalah disakarida. Polisakarida adalah
rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida (Selvi,
2010).

Protein berasal dari bahasa yunani yang mengandung arti paling utama. Protein
merupakan senyawa kompleks yang berbentuk molekul tinggi yang merupakan
dari polimerisasi atau polimer dan monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan oleh satu asam lain dengan ikatan peptida. Lipid merupakan
senyawa organik yang terdapat di dalam dan tidak dapat larut dalam air. Namun
lipid dapat larut di dalam organik ataupun senyawa organik polar seperti
hidrokarbon yang bersifat plastis atau mudah dibentuk. Ada beberapa golongan
lipid yaitu gliserol (gliserida) yang terbentuk dari ester gliserol dan asam lemak
(asam karbosilat). Sedangkan pada suhu kamar lemak memiliki alkil tak jenuh.
(Rivai, 2010).

Nama karbohidrat sama dengan kelas molekul-molekul yang terdiri dari


molekul gula halus atau kecil dilarutkan ke dalam “soft drinks” menjadi
polisakarida, menjadi molekul – molekul pati atau amilum yang dikomsumsi
manusia di dalam pasta dan kentang -Kentang (Campbell, 2009).

Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau


aldehid, dan gugus hidroksi. Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat Aldosa:
karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribose –
Ketosa: karbohIdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktosa .Ditinjau dari
hasil hidrolisisnya monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya:
glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa. Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari
kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula
susu), dan maltosa (gula pati). (Riswiyanto, 2009).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

1. Botol semprot 7. Penjepit tabung reaksi

2. Gelas piala 100 mlml. 8. Pipet volume 5 ml

3. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml 9. Penangas air

4. Pipet tetes. 10. Gelas piala 1000 ml/ 500 ml

5. Erlenmeyer 250 ml 11. Kompor listrik/ kompor gas

6. Tabung reaksi + rak

Bahan :

1 Reagen Ninhidrin 14. Fehling


2 NaOH 10 M 15. NaNO2 0,15 M
3 Fruktosa. 16. Fehling B
4 Α–naftol 17. CuSO4
5 Sukrosa
6 Etanol
7 Amilum
8 Aquades
9 Madu
10 Reagen Molisch
11 HNO3
12 H2SO4
13 Reagen Millon

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Uji Karbohidrat


3.2.1.1 Uji Molisch

1. Sediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan kering.


2. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan :
-Tabung I : ditambah 2 ml glukosa 2 %
-Tabung II : ditambah 2 ml fruktosa 2 %
-Tabung III : ditambah 2 ml sukrosa (gula tebu) 2 %
-Tabung IV : ditambah 2 ml larutan kanji (amilum) 2 %
-Tabung V : ditambah 2 ml madu 50 % dalam air.
3. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes reagen Molisch (10%
α-naftol dalam etanol).
4. Selanjutnya, dengan hati-hati tambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding
tabung reaksi, Sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
5. Amati perubahan yang terjadi.

3.2.1.2 Uji Fehling

1. Ambil 1 buah tabung reaksi, diisi dengan air suling


2. Tambahkan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml Fehling B ke dalam tabung
reaksi yang lain
3. Campurkan tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua
4. Bagi larutan nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi)
5. Selanjutnya :
-Tabung reaksi I : + 2 ml glukosa 10%
-Tabung reaksi II : + 2 ml sukrosa 10%
-Tabung reaksi III : + 2 ml amilum 2%

6.Panaskan ketiga tabung reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar
600C, selama 10 menit.

7.Amati perubahan warna yang terjadi.

8.Karbohidrat mana yang mengandung gula pereduksi?

3.2.2 Uji Protein dan Asam Amino


Empat larutan yang akan disiapkan oleh koass adalah : larutan putih telur,
larutan susu, larutan ekstrak kaldu, dan larutan X. Ujilah keempat larutaan
tersebut dengan uji Biuret, Millon, Xantoprotein, Sakaguchi, dan Ninhidrin.

3.2.2.1 Reaksi Biuret

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.


2. Selanjutnya :
- Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml
NaOH 10 M
- Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2
ml NaOH 10 M
- Tabung reaksi III : + 2 ml ekstrak kaldu + 5 tetes CuSO4 0,05 M +
2 ml NaOH 10 M
- Tabung reaksi IV : + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2
ml NaOH 10 M
3. Kocok tabung reaksi I-IV, dan amati apa yang terjadi.

3.2.2.2 Reaksi Millon


1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung :
- Masukkan 2 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- Ditambah 5 tetes pereaksi Millon
- Panaskan di atas penangas air selama 10 menit.
- Dinginkan pada suhu kamar.
- Tambah 5 tetes NaOH 0,15 M
- Amati warna yang terjadi.

3.2.2.3 Reaksi Xantoprotein

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.


2. Ke dalam masing-masing tabung :
- Masukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- Ditambah 0,5 ml HNO3 pekat.
- Amati apa yang terjadi!
- Tambahkan NaOH hingga alkalis (tes dengan lakmus).
- Amati warna yang terjadi!

3.2.2.4 Reaksi Ninhidrin

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2.Ke dalam masing-masing tabung :

-Masukkan 1 ml sampel seperti reaksi biuret di atas

-Ditambah 5 tetes pereaksi Ninhidrin.

-Didihkan selama 2 menit.

-Amati warna yang terjadi.

3.2.2.5 Reaksi sakaguchi

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ke dalam masing-masing tabung :

- Masukkan 3 ml sampel seperti reaksi biuret di atas

- Ditambah 1 ml NaOH 10 MM

- Tambah 2 tetes α-naftol 1% dan 4-5 tetes air bromin.

- Amati warna yang terjadi.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN
BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini judul percobaannya adalah tentang uji molekul


kimia hayati.Pada percobaan pertama yaitu uji karbohidrat dengan
menggunakan uji molisch. Hasil uji Molisch yang didapatkan adalah pada
glukosa (tabung satu) terbentuk lapisan warna lebih pekat, pada sukrosa
(tabung dua) terbentuk lapisan warna lebih keruh, pada amilum (tabung
tiga) terbentuk lapisan warna lebih keruh, pada fruktosa (tabung empat)
terbentuk lapisan warna lebih keruh, serta pada madu (tabung lima)
terbentuk lapisan warna lebih keruh.
Pada percobaan kedua yaitu uji karbohidrat dengan menggunakan uji
fehling. Hasil uji fehling yang didapatkan adalah pada glukosa (tabung
satu) terjadi perubahan dari warna biru menjadi warna coklat tua, pada
sukrosa (tabung dua) terjadi perubahan dari warna biru menjadi coklat
bata, pada amilum (tabung tiga) terjadi perubahan dari warna biru laut
menjadi abu-abu, pada fruktosa (tabung empat) terjadi perubahan menjadi
biru keruh, pada madu (tabung lima) tidak didiketahui karena kelompok
tersebut belum menyertakan hasilnya. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan karbohidrat yang
mengandung gula pereduksi.
Pada percobaan ketiga yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi biuret. Uji biuret yang didapatkan adalah pada putih
telur (tabung satu)terbentuki pemadatan dan berubah menjadi warna ungu,
pada susu (tabung dua) terbentuk penggumpalan kecil-kecil, pada ekstrak
kaldu (tabung tiga) terbentuk warna biru dan terdapat endapan. Pada
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa putih telur dan susu mengandung
lebih banyak protein dibandingkan dengan ekstrak kaldu.
Pada percobaan keempat yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi millon. Uji millon yang didapat adalah pada putih
telur (tabung satu) terbentuk penggumpalan dan terdapat warna kuning,
pada susu (tabung dua) terbentuk pengggumpalan dan terdapat warna pink,
pada ekstrak kaldu (tabung tiga) terbentuk perubahan warna dari Kuning
kecoklatan menjadi putih. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
semua sampel mengandung protein.
Pada percobaan kelima yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi xantoprotein. Uji xantoprotein yang didapat adalah
pada putih telur (tabung satu) terbentuk pemadatan dan berubah warna
menjadi ungu, pada susu (tabung dua) terbentuk penggumpalan kecil-
kecil, pada ekstrak kaldu (tabung tiga) terbentuk warna biru dan terdapat
endapan. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa putih telur dan susu
banyak mengandung protein dibandingkan dengan ekstrak kaldu.

Dari semua percobaan uji protein dan asam amino dapat disimpulkan
bahwa semua sampel mengandung protein.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1.Sifat fisis karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dalam
air maupun etanol tetapi karbohidrat jenis ini tidak dapat larut dalam cairan
organik, sedangkan sifat kimia dari monosakarida adalah suatu bentuk molekul
yang sudah tidak dapat diuraikan atau dipecah kedalam bentuk yang lebih kecil
lagi dan oligosakarida memiliki sifat kimia dimana terbentuk dari gabungan dari
molekul monosakarida. Sifat kimia protein merupakan senyawa yang mempunyai
berat molekul antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Sifat fisis lemak adalah
pada suhu kamar, lemak hewan berupa zat padat sedangkan lemak berasal dari
tumbuhan berupa zat cair, lemak yang mengandung titik lebur tinggi mengandung
asam lemak jenuh sedangkan lemak yang mengandung titik lebur rendah
mengandung asam lemak tidak jenuh dan sifat kimia lemak adalah reaksi
penyabunan atau sanonifikasi.

2.Struktur karbohidrat ialah pada senyawa yang termasuk karohidrat terdapat


gugus fungsi yaitu gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Struktur
karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia juga mempunyai
hubungan dengan sifat fisika yang dapat dilihat dari aktifitas optik.

3.Uji sederhana yang dapat dilakukan untuk uji molekul hayati adalah pada uji
karbohidrat dapat dilakuakan dengan uji molisch dan uji fehling sedangkan pada
uji protein dan asam amino dapat dilakukan dengan reaksi biuret, reaksi millon,
reaksi xantoprotein, reaksi ninhidrin serta reaksi sakaguchi.

6.2 Saran
Saran saya dalam praktikum ini, sebaiknya kita menaati aturan yang ada di
Laboratorium agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan memperoleh hasil
yang akurat.
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Irawan. M.Molekul hayati (http://www.pssplah.com/journal/03.pdf)


Bakti, rival, dkk. 2010. Penuntun Praktikum hlaman : 33-36
Tehninger,A.L. karbohidrat (http://www.id.shyoong.com/medicine-and-karbohidrat)
Wisno, Joko. 2004; Kimia kecakapan hidup. Jakarta:gremidia

Anda mungkin juga menyukai