Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Syadza Melia Nada
1813023039
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1.
Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan
struktural dan metabolik, sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O
yang akan menghasilkan amilum dan selulosa, melalui proses fotosintesis,
sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung
pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Uji Molish adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.
Uji Molish dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish, seorang alhi botani dari
Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang
terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat
perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan (Adisendjaja, 2014).
II. CARA KERJA
Prinsip:
Asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik menghasilkan monosakarida
yang seianjutnya didehidrasi menjadi furfural dan turunannya. Hasilnya (furfural)
meng-alami sulfonasi dengan alpha naftol memberikan senyawa berwarna ungu
kompleks. Reaksi ini adalah reaksi yang paling umum untuk pengetesan adanya
karbohidrat dan senyawa organik lainnya yang memberikan furfural dengan asam
sulfat pekat.
Cara kerja:
1. Tambahkan 5 tetes pereaksi Molish pada masing-masing 2 mL larutan karbo-
hidrat yang akan diuji dalam tabung reaksi dan campurkanlah dengan baik.
2. Tabung reaksi dimiringkan dan tuangkan perlahan-lahan dengan hati-hati 1-2
mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk dua
lapisan.
3. Amati warna yang terjadi pada batas ke dua lapisan.
Bila terdapat substansi reduksi, tembaga oksida yang berwarna coklat karat
akan diendapkan:
2 Cu (OH)2 Cu2O + H2O
Prinsip:
Benedict adalah bentuk lain dari tes Fehling dan menghasilkan larutan tunggal
yang lebih baik untuk pengetesan, karena Benedict lebih stabil dari pada Fehling.
Hasil yang didapatkan berupa endapan hijau, kuning, merah, tergantung atas
kuatnya larutan gula.
Cara kerja:
1. Ke dalam 2 mL larutan Benedict tambahkan 7 tetes dari larutan karbohidrat
yang akan diuji.
2. Campurkan dan panaskan di atas api spritus selama 5 menit.
3. Dinginkan dengan segera dan amati perubahan warna yang terjadi.
Prinsip:
Pereaksi Barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida.
Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif.
Endapan tembaga oksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan tes Benedict.
Biarkan tabung tetap berdiri tegak untuk memperoleh endapan.Warna endapan
tembaga oksida pun berbeda, lebih berwarna merah bata bila dibandingkan dengan
tes Benedict yang berwarna jingga sampai coklat.
Cara kerja:
1. Ke dalam setiap 2 mL reagen Barfoed ditambahkan masing-masing 1
mL larutan karbohidrat yang akan di uji.
2. Panaskan selama 2-5 menit dalam penangas air.
3. Amati hasil yang terjadi.
2.4 Uji Bi al
Prinsip :
Bila pentosa dipanaskan dengan HCI pekat, terbentuk furfural yang berkondensasi
dengan oricinol dan ion feri menghasilkan wama biru-hijau. Reaksi ini tidak
mutlak spesifik untuk pentosa, pemanasan yang lama dari beberapa heksosa
menghasilkan hidroksimetil furfural yang juga bereaksi dengan oricinol memberi
wama kompleks.
Cara kerja:
1. Tambahkan 1 mL dari masing-masing larutan karbohidrat yang akan diuji ke
dalam setiap 2,5 mL reagen Bial, panaskan sampai mendidih. Wama biru-
hijau diperoleh menunjukkan reaksi positif.
2. Lanjutkan percobaan dengan mendidihkan tabung reaksi di atas api
spritus. Setelah dingin tambahkan 1 mL amil alkohol dan kocok.
3. Amati perubahan yang terjadi.
Prinsip:
Ketosa didehidrasi lebih cepat dari pada aldosa memberikan turunan (fulfural)
yang selanjutnya berkondensasi dengan resorcinol (1,3-dehidroksi benzena)
memberikan warna merah kompleks.
Cara kerja:
1. Tambahkan 3 tetes dari masing-masing larutan karbohidrat yang akan diuji ke
dalam setiap 1 mL pereaksi Seliwanoff dalam beberapa tabung reaksi yang
telah diberi tanda.
2. Pada waktu yang bersamaan tempatkan tabung-tabung itu ke dalam penangas
air dan teruskan pemanasan hingga 15 menit. Reaksi ini memerlukan proses
yang lama, sehingga diperlukan penangas air.
Prinsip:
Iodium memberikan wama kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan
wama biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian
(eritro-dekstrin) memberikan wama merah sampai coklat dengan iodium.
Cara kerja:
Tambahkan 2 tetes larutan iodium kepada setiap 2 tetes larutan karbohidrat yang
akan diuji dalam lempeng porselin, lalu bandingkan warna yang diperoleh dengan
larutan iodiumnya sendiri.
Prinsip:
Galaktosa adalah aldoheksosa.Galaktosa dioksidasi oleh asam nitrat pekat
menjadi asam mukat.
Cara kerja:
1. Tempatkan kira-kira 25 mg larutan yang diuji dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan pada masing-masing tabung 1 mL air dan 1 mL asam nitrat pekat.
3. Panaskan dalam air mendidih selama 1-1,5 jam
4. Tambahkan 5 mL air dan biarkan selama 1 malam. Pembentukan endapan
kristal asam mukat menunjukkan adanya galaktosa.
5. Amati adanya kristal tersebut di bawah mikroskop dan gambar.
Prinsip:
Polisakarida hanya mengandung satu gugusan reduksi dan beberapa ratus atau
lebih gugusan residu sehingga secara efektif gugusan residu tidak mereduksi.
Asam menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida.
Cara kerja:
1. Campurkan masing-masing 10 mL larutan kanji, glikogen, inulin, selulosa
dengan 3 M HCI dalam tabung reaksi terpisah.
2. Ambil satu tetes dari setiap tabung dan campur dengan satu tetes larutan
iodium 0,1 M dalam lempeng porselen.
3. Tempatkan tabung reaksi yang berisi campuran karbohidrat dan asam dalam
air menididih.
4. Tiap 2 menit ambil satu tetes dari setiap tabung larutan tadi dan campur
dengan satu tetes larutan iodium seperti di atas.
5. Teruskan percobaan ini hingga tidak terjadi perubahan warna iodium bila
dicampur dengan larutan dari tabung reaksi.
6. Netralkan larutan dari tabung reaksi dengan natrium karbonat (gunakan kertas
indikator)
7. Lakukan uji Benedict terhadap larutan yang telah dinetralkan itu. Amati
semua yang terjadi.
8. Catat hasil pengamatan Saudara!
1. Uji Molisch
No Perlakuan Hasil
1. 1 mL larutan amilum 1% + 2 Uji Positif
tetes molisch + 0,5 mL H2SO4 Terbentuk lapisan ungu / cincin
pekat ungu
2. Uji Benedict
No Perlakuan Hasil
1. 2,5 mL larutan benedict +4 tetes Uji Negatif
larutan amilum 1% + dipanaskan Tidak terbentuk endapan merah
5 menit
4. Uji Bial
No Perlakuan Hasil
1. 2,5 mL reagen bial +1mL Uji negative
larutan amilum 1% + dipanaskan Warna larutan tak berubah
2-3 menit + 1mL amil alkohol menjadi biru – hijau (bukan
pentosa)
5. Uji Seliwanoff
No Perlakuan Hasil
1. 2 mL larutan seliwanoff +3 tetes Uji Negatif
larutan amilum 1% + dipanaskan Warna larutan tak berubah
15 menit ( adanya gugus aldehid)
2. 2 mL larutan seliwanoff + 3 tetes Uji Negatif
larutan maltosa 1% + dipanaskan Warna larutan tak berubah
15 menit ( adanya gugus aldehid)
6. Uji Iodium
No Perlakuan Hasil
1. 1 mL larutan amilum 1% + 3 Uji Positif (polisakarida)
tetes larutan iodium Warna larutan berubah menjadi
ungu /biru
8. Hidrolisis Polisakarida
No Perlakuan Hasil
1. 3 mL larutan amilum + 3 tetes 1-6 menit: Larutan yang
HCl pekat + dipanaskan selama mulanya putih keruh menjadi
60 menit, setiap menit saat berwarna hitam
pemanasan diambil 1tetes + 1
tetes larutan iodin
9-15 menit: Larutan yang
mulanya putih keruh menjadi
berwarna coklat pekat
4.2 Pembahasan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Amilum, maltose, laktosa, sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan
arabinose merupakan karbohidrat.
2. Maltosa, laktosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan arabinose merupakan
gula pereduksi.
3. Glukosa, fruktosa, galaktosa, dan arabinose merupakan karbohidrat
golongan monosakarida.
4. Arabinose merupakan golongan pentose
5. Sukrosa dan fruktosa memiliki gugus keton
6. Amilum merupakan karbohidrat golongan polisakarida
7. Amilum dapat di hidrolisis sempuran menjadi monosakarida
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Pertanyaan:
1. Tuliskan semua hasil pengamatan yang saudara dapatkan!
Jawab:
Kode Molish Benedict Barfoed Bial Seliwanoff Iodium As.Mukat Larutan
A + – – – – + – Amilum
B + + – – – – – Maltosa
C + + – – – – – Laktosa
D + – – – + – – Sukrosa
E + + + – – – – Glukosa
F + + + – + – – Fruktosa
G + + + – – – + Galaktosa
H + + + + – – – Arabinose
I – – – – – – – Akuades
3. Mengapa terjadi reaksi wama yang tidak bersamaan pada uji Benedict.
Jawab : Takaran dalam larutan karbohidrat yang diujikan memiliki
konsentrasi gula yang berbeda beda. Larutan yang memiliki konsentrasi gula
yang sangat tinggi akan lebih cepat berekasi dan menghasilkan endapan
warna merah bata yang pekat pula.
4. Setelah pemanasan 5 menit dalam air menididih, adakah bahan yang tidak
bereaksi pada uji Benedict. Mengapa?
Jawab: Hal ini disebabkan bahan tersebut bukan gula pereduksi yang
dapat mereduksi ion Cu+ kemudian mengendap menjadi Cu2O yang
berwarna merah.
5. Samakah wama yang terbentuk untuk masing-masing larutan yang diuji
pada uji Benedict? Bila tidak sama, mengapa?
Jawab: Warna pada masing-masing larutan yang diuji pada uji Benedict
berbeda-beda, karena perbedaan warna ini menunjukkan kuat tidaknya
gula pereduksi. Jika larutan semakin merah bata, maka semakin kuat
gula pereduksi tersebut.
7. Setelah pemanasan 5 menit dalam air mendidih, adakah bahan yang tidak
bereaksi pada uji Barfoed. Mengapa?
Jawab: Setelah pemanasan selama 5 menit, terdapat bahan yang tidak
bereaksi pada uji Barfoed antara lain sukrosa, maltosa, laktosa, dan
amilum karena pada uji Barfoed melibatkan pemanasan yang berfungsi
memecah rantai ikatan gula. Semakin kompleks ikatan gula, maka
semakin lama waktu pemanasan yang diperlukan untuk memecah rantai
ikatan gula. Pada uji Barfoed ini, pemanasan dilakukan dalam waktu yang
sama untuk setiap larutan karbohidrat, maka larutan karbohidrat yang
memiliki ikatan gula yang lebih kompleks (polisakarida dan
oligosakarida) tidak akan berubah dalam rentang waktu tersebut (5
menit).
9. Jika dilakukan pemanasan yang lebih lama, apakah uji Bial menunjukkan
hasil yang positif pada beberapa larutan yang diuji?
Jawab: Jika dilakukan pemanasan yang lebih lama pada uji Bial, tidak
akan menunjukkan hasil yang positif pada beberapa larutan yang diuji.
10. Pada uji Seliwanoff, mana di antara larutan yang tidak berwarna merah atau
merah jingga?
Jawab: Larutan yang tidak berwarna merah / merah jingga adalah amilum,
maltose, laktosa, glukosa, galaktosa, dan arabinose.