Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Meutia Zavika


Npm : E1G016017
Kelompok : 4 (Empat)
Hari/tanggal : Jumat / 3 November 2017
Dosen : 1. Devi Silsia,Dra.,M.Si
2. Syafnil,Drs.,M.Si
3. Hasan B. Daulay, Drs., MS
Coass : 1. Monica A. Simanjuntak (E1G014066)
2. Rimma Sianturi (E1G014032)
Objek praktikum : IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagaI
aktivitasfisik seperti berolahraga atau bekerja (Sirajuddin, 2012).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen
(H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada
umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama
karbohidrat. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah
CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon),
dan polimernya memegang perana penting dalam ilmu gizi (Almatsier, 2010).
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks dari mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa
senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa
manis dan tidak bersifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi
dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut
dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang
penting di antaranya adalah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa
(Ronditasyah,2009).
Karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut
dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida
bersifat tidak larut dalam air. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah-
ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan α-naftol dalam alcohol
dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu
akan tampak pada bidang atas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai
dasar uji kuantitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal
dengan uji Molisch (Tim Dosen, 2017).

1.2 Tujuan
a) Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
b) Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
c) Membuktikan adanya polisakarida.
d) Membuktikan adanya gula pereduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman


berklorofil. Bagi tanaman pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada
batang, biji dan umbi. Banyaknya kandungan pati tergantung pada asal pati
tersebut. Pati tersusun atas amilosa dan amilopektin. Keduanya dapat dikatakan
homogen secara kimia tetapi heterogen dalam ukuran molekul. Amilosa
merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut dalam air.
Amilosa terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan - 1,4 D-
Glukosa sementara amilopektin merupakan komponen pati yang mempunyai
rantai cabang terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan - 1,4 D-
Glukosa dan - 1,6 D-Glukosa. Amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam
butanol (Suhara, 2008).
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang
tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak
karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan
karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa,
karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia
bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh (Supriyanti, 2005).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan,
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua
jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana;
karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu
molekul (Almatsier, 2010).
Uji Molish adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.
Uji Molish dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish, seorang alhi botani dari
Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel
(Adisendjaja, 2014).
Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut
gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan
monosakarida dandisakarida, kecuali sukrosa adalah gula pereduksi. Sifat
mereduksinya disebabkan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam
molekulnya. Larutan gula bereaksi positif dengan perekasi fehling, pereaksi
tollens, maupun benedict. Sebaliknya kebanyakan polisakarida adalah gula non
pereduksi (Tim Dosen, 2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat : 3.1.2 Bahan :
 Tabung reaksi  Pereaksi Molisch
 Penjepit tabung reaksi  H2SO4 pekat
 Rak tabung reaksi  Larutan Iodium
 Pipet tetes  Pereaksi Benedict
 Sikat tabung reaksi  Pereaksi Millon
 Pengatur waktu  Larutan uji Amilum,
glikogen, sukrosa, fruktosa,
desktrin. Laktosa, maltose,
galaktosa, Arabinosa,
masing-masing konsentrasi
1%

3.2 Prosedur Kerja


a. Uji Molisch
1) Memasukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi
2) Menambahkan 3 tetes pereaksi molisch. Mengaduk sampai homogen
3) Memiringkan tabung reaksi, lalu mengalirkan dengan hati-hati 1 mL
H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin bewarna ungu pada
batas antara kedua lapisan
b. Uji Iodium
1) Memasukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes
2) Menambahkan 2 tetes larutan iodium
3) Mengamati warna spesifik yang terbentuk
c. Uji Benedict
1) Memasukkan kedalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes
pereaksi benedict. Mencampurkan dengan baik.
2) Mendidihkan diatas api kecil selama 2 menit atau memasukkan kedalam
pengangas air mendidih selama 5 menit.
3) Mendinginkan perlahan-lahan
4) Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan warna biru
kehijauan, kining atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi
yang ada.
d. Uji Barfoed
1) Memasukkan kedalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes
larutan barfoed. Mencampurkan dengan baik
2) Memanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau
memasukkan kedalam penangas air selama 5 menit
3) Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
Reaksi positif ditandai terbentuknya endapan Cu2O bewarna merah bata
e. Uji Bial
1) Memasukkan 5 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi
2) Menambahkan 10 tetes pereasi bial dan 2 tetes HCl pekat
3) Mencampurkan dengan baik, lalu menangaskan diatas api kecil sampai
timbul gelembung-gelembung gas kepermukaan larutan
4) Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
Terbentuknya warna biru menunjukkan adanya pentosa
f. Uji Seliwanoff
1) Memasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff kedalam
tabung reaksi
2) Mendidihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
mendidih selama 1 menit.
Hasil positif ditandai terbentuknya larutan bewarna merah oranye.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Uji Molisch
Bahan Hasil uji molisch Karbohidrat(+/-)
Amilum 1% Ada cincin bewarna ungu pada +
batas kedua lapisan
Glikogen 1% - -
Desktrin 1% - -
Sukrosa 1% Ada cincin bewarna ungu pada + (endapan)
batas kedua lapisan
Laktosa 1% Ada cincin bewarna ungu pada +
batas kedua lapisan
Maltosa 1% Tidak ada cincin bewarna ungu +
tetapi ada endapan ungu
Galaktosa 1% - -
Fruktosa 1% Tidak ada cincin +(endapan)
Glukosa 1% Ada cincin +
Arabinosa 1% Ada cincin bewarna ungu +

B. Uji Iodium
Bahan hasil uji iodium Karbohidrat(+/-)
Amilum 1% Terbentuk warna ungu kehitaman +
Glikogen 1% -
Desktrin 1% -
Sukrosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Laktosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Maltosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Galaktosa 1% -
Fruktosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Glukosa 1% Terbentuk warna kuning -
Arabinosa 1% Terbentuk warna merah bata -

C. Uji Benedict
Bahan hasil uji benedict Gula pereduksi (+/-)
Amilum 1% Tidak berubah warna (tetap biru) -
Glikogen 1%
Desktrin 1%
Sukrosa 1% Tidak berubah warna (tetap biru) -
Laktosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
Maltosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
Galaktosa 1%
Fruktosa 1% Tidak berubah warna (tetap biru) -
Glukosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
Arabinosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +

D. Uji Barfoed
Bahan Barfoed Monosakarida(+/-)
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Galaktosa 1%
Fruktosa 1%
Glukosa 1%
Arabinosa 1%

E. Uji Bial
Bahan hasil uji bial Pentosa(+/-)
Maltosa 1%
Galaktosa 1%
Fruktosa 1%
Glukosa 1%
Arabinosa 1%

F. Uji Seliwanoff
Bahan hasil uji seliwanoff Pentosa(+/-)
Sukrosa 1%
Galaktosa 1%
Fruktosa 1%
Glukosa 1%
Arabinosa 1%
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi karbohidrat, terdapat beberapa uji
yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji barfoed, uji bial dan uji seliwanoff.
Akan tetapi hanya uji molisch, uji iodium dn uji benedict yang kami lakukan
karena keterbatasan bahan dan alatpraktikum.
Pada percobaan pertama yaitu uji molisch bahan yang digunakan adalah
amilum, sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, glukosa dan arabinosa. Kami
mendapatkan hasil bahwa yang positif mengandung karbohidrat ialah larutan
amilum, sukrosa, maltosa, laktosa, glukosa dan arabinosa karena larutan tersebut
membentuk secara jelas cincin berwarna ungu pada pembatas antara kedua lapisan
larutan. Menurut literatur,(Tim Dosen, 2017) larutan yang bereaksi positif akan
memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan
asam sulfat pekat.
Pada percobaan kedua yaitu uji iodium, kami mendapatkan hasil bahwa
hanya larutan amilum saja yang positif mengandung karbohidrat karena larutan ini
mengalami perubahan warna dengan terbentuknya warna ungu kebiruan. Menurut
literatur (Hala, 2009) diterangkan bahwa reaksi positif iodium ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi biru. Sedangkan semua bahan yang kami
gunakan adalah karbohidrat tetapi tidak terbentuk warna biru, kesalahan ini terjadi
mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam mengetahui suatu bahan.
Pada percobaan ketiga yaitu uji benedict, kami mendapatkan hasil bahwa
larrutan laktosa, maltosa, glukosa dan arabinosa yang menunjukkan hasil positif
dengan terbentuknya warna biru kehijauan dan pada larutan amilum, sukrosa, dan
fruktosa menujjukan hasil negatif dengan tidak terjadi perubahan warna yaitu
tetap biru. Menurut literatur, “pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh
fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis
sukrosa dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada
dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya
dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus
aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu,
karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula
pereduksi (Imam khasani, 2000).” Hasil berbeda ditemukan pada arabinosa yang
menunjukkan hasil positif sedangkan pada literatur seharusnya negatif dan larutan
fruktosa yang seharusnya positif malah negatif.Perbedaan antara hasil percobaan
yang kami telah lakukan dengan hasil menurut literatur ini bisa jadi dikarenakan
kesalahan pada saat melakukan percobaan dan kelalaian pada saat memperhatikan
perubahan warna yang terjadi.
Pada uji barfoed, uji bial dan uji seliwanoff ini memang tidak kami lakukan
akan tetapi reaksi positif masing-masing uji yaitu menurut (Tim Dosen,2017)
“pada uji barfoed reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O
bewarna merah bata, pada uji bial ditandai dengan terbentuknya warna biru
menujjukan adanya pentosa dan pada uji seliwanoff ditandai dengan terbentuknya
larutan bewarna merah oranye.”
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
a) Mengidentifikasi adanya karbohidrat dapat dilihat dari terbentuk
nya warna ungu pada larutan uji molisch pada bahan
amilum1% menunjukan bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat.
b) Monosakarida ditandai jika pada Monomer gula bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Sedangkan
untuk membedakan larutan di sakarida ditandai dengan
terbentuknya larutan yang berwarna biru dan bagian bawah terdapat
endapan kemerahan bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
c) Untuk membuktikan adanya polisakarida di tandai dengan terbentuknya
warna biru tua pada bahan praktikum yang diamati.
d) Untuk membuktikan adanya gula pereduksi dilakukan dengan pengujian
uji benedict yang di tandai dengan adanya endapan warna biru kehijauan,
kuning atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada.

6.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan teliti dan praktikan dimohon
untuk tidak ribut selama praktikum berlangsung. Selalu menjaga kebersihan
baik alat maupun ruangan laboratorium. Dan untuk pihak laboratorium
hendaknya melengkapi alat dan bahan praktikum agar praktikum dapat
berjalan dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y dkk. 2014. Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
F. M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia-Press
Hala, Yusminah. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Makassar : Jurusan
KimiaFMIPA UNM.
Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI Press.
Ronditasyah, 2009. Analisis Makanan. Jogjakarta: Gadja Mada University
Press.
Suhara. 2008. Dasar – Dasar Biokimia. Cetakan Pertama. Bandung: Prisma Press
Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun Praktikum Penilaian Satus Gizi Secara
Biokimia dan Antropometri. Makassar : Universitas Hasanuddin
Tim Dosen, 2017. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Teknologi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu
JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat ?
Jawab : Karena pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi
ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi
oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang
tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang
terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan
α-naftol.
2. Pada percobaan uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif ?
mengapa ?
Jawab : Pada percobaan uji benedict yang menunjukkan hasil negatif yaitu
amilum, sukrosa, laktosa, maltosa arabinosa. Mengapa ? Karena
larutan tersebut bukan termasuk gula pereduksi melainkan gula
nonpereduksi sehingga mendapatkan hasilnya negatif.
3. Jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikkan adanya gula
pereduksi ?
Jawab : Untuk dapat membuktikan adanya gula pereduksi, yaitu degan uji :
Uji Fehling, Uji Tollens dan Uji Benedict.

Anda mungkin juga menyukai