Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
a) Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
b) Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
c) Membuktikan adanya polisakarida.
d) Membuktikan adanya gula pereduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uji Molisch
Bahan Hasil uji molisch Karbohidrat(+/-)
Amilum 1% Ada cincin bewarna ungu pada +
batas kedua lapisan
Glikogen 1% - -
Desktrin 1% - -
Sukrosa 1% Ada cincin bewarna ungu pada + (endapan)
batas kedua lapisan
Laktosa 1% Ada cincin bewarna ungu pada +
batas kedua lapisan
Maltosa 1% Tidak ada cincin bewarna ungu +
tetapi ada endapan ungu
Galaktosa 1% - -
Fruktosa 1% Tidak ada cincin +(endapan)
Glukosa 1% Ada cincin +
Arabinosa 1% Ada cincin bewarna ungu +
B. Uji Iodium
Bahan hasil uji iodium Karbohidrat(+/-)
Amilum 1% Terbentuk warna ungu kehitaman +
Glikogen 1% -
Desktrin 1% -
Sukrosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Laktosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Maltosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Galaktosa 1% -
Fruktosa 1% Terbentuk warna merah bata -
Glukosa 1% Terbentuk warna kuning -
Arabinosa 1% Terbentuk warna merah bata -
C. Uji Benedict
Bahan hasil uji benedict Gula pereduksi (+/-)
Amilum 1% Tidak berubah warna (tetap biru) -
Glikogen 1%
Desktrin 1%
Sukrosa 1% Tidak berubah warna (tetap biru) -
Laktosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
Maltosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
Galaktosa 1%
Fruktosa 1% Tidak berubah warna (tetap biru) -
Glukosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
Arabinosa 1% Terbentuk warna biru kehijauan +
D. Uji Barfoed
Bahan Barfoed Monosakarida(+/-)
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Galaktosa 1%
Fruktosa 1%
Glukosa 1%
Arabinosa 1%
E. Uji Bial
Bahan hasil uji bial Pentosa(+/-)
Maltosa 1%
Galaktosa 1%
Fruktosa 1%
Glukosa 1%
Arabinosa 1%
F. Uji Seliwanoff
Bahan hasil uji seliwanoff Pentosa(+/-)
Sukrosa 1%
Galaktosa 1%
Fruktosa 1%
Glukosa 1%
Arabinosa 1%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi karbohidrat, terdapat beberapa uji
yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji barfoed, uji bial dan uji seliwanoff.
Akan tetapi hanya uji molisch, uji iodium dn uji benedict yang kami lakukan
karena keterbatasan bahan dan alatpraktikum.
Pada percobaan pertama yaitu uji molisch bahan yang digunakan adalah
amilum, sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, glukosa dan arabinosa. Kami
mendapatkan hasil bahwa yang positif mengandung karbohidrat ialah larutan
amilum, sukrosa, maltosa, laktosa, glukosa dan arabinosa karena larutan tersebut
membentuk secara jelas cincin berwarna ungu pada pembatas antara kedua lapisan
larutan. Menurut literatur,(Tim Dosen, 2017) larutan yang bereaksi positif akan
memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan
asam sulfat pekat.
Pada percobaan kedua yaitu uji iodium, kami mendapatkan hasil bahwa
hanya larutan amilum saja yang positif mengandung karbohidrat karena larutan ini
mengalami perubahan warna dengan terbentuknya warna ungu kebiruan. Menurut
literatur (Hala, 2009) diterangkan bahwa reaksi positif iodium ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi biru. Sedangkan semua bahan yang kami
gunakan adalah karbohidrat tetapi tidak terbentuk warna biru, kesalahan ini terjadi
mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam mengetahui suatu bahan.
Pada percobaan ketiga yaitu uji benedict, kami mendapatkan hasil bahwa
larrutan laktosa, maltosa, glukosa dan arabinosa yang menunjukkan hasil positif
dengan terbentuknya warna biru kehijauan dan pada larutan amilum, sukrosa, dan
fruktosa menujjukan hasil negatif dengan tidak terjadi perubahan warna yaitu
tetap biru. Menurut literatur, “pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh
fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis
sukrosa dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada
dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya
dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus
aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu,
karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula
pereduksi (Imam khasani, 2000).” Hasil berbeda ditemukan pada arabinosa yang
menunjukkan hasil positif sedangkan pada literatur seharusnya negatif dan larutan
fruktosa yang seharusnya positif malah negatif.Perbedaan antara hasil percobaan
yang kami telah lakukan dengan hasil menurut literatur ini bisa jadi dikarenakan
kesalahan pada saat melakukan percobaan dan kelalaian pada saat memperhatikan
perubahan warna yang terjadi.
Pada uji barfoed, uji bial dan uji seliwanoff ini memang tidak kami lakukan
akan tetapi reaksi positif masing-masing uji yaitu menurut (Tim Dosen,2017)
“pada uji barfoed reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O
bewarna merah bata, pada uji bial ditandai dengan terbentuknya warna biru
menujjukan adanya pentosa dan pada uji seliwanoff ditandai dengan terbentuknya
larutan bewarna merah oranye.”
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a) Mengidentifikasi adanya karbohidrat dapat dilihat dari terbentuk
nya warna ungu pada larutan uji molisch pada bahan
amilum1% menunjukan bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat.
b) Monosakarida ditandai jika pada Monomer gula bereaksi
dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Sedangkan
untuk membedakan larutan di sakarida ditandai dengan
terbentuknya larutan yang berwarna biru dan bagian bawah terdapat
endapan kemerahan bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
c) Untuk membuktikan adanya polisakarida di tandai dengan terbentuknya
warna biru tua pada bahan praktikum yang diamati.
d) Untuk membuktikan adanya gula pereduksi dilakukan dengan pengujian
uji benedict yang di tandai dengan adanya endapan warna biru kehijauan,
kuning atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada.
6.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan teliti dan praktikan dimohon
untuk tidak ribut selama praktikum berlangsung. Selalu menjaga kebersihan
baik alat maupun ruangan laboratorium. Dan untuk pihak laboratorium
hendaknya melengkapi alat dan bahan praktikum agar praktikum dapat
berjalan dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat ?
Jawab : Karena pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi
ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi
oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang
tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang
terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan
α-naftol.
2. Pada percobaan uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif ?
mengapa ?
Jawab : Pada percobaan uji benedict yang menunjukkan hasil negatif yaitu
amilum, sukrosa, laktosa, maltosa arabinosa. Mengapa ? Karena
larutan tersebut bukan termasuk gula pereduksi melainkan gula
nonpereduksi sehingga mendapatkan hasilnya negatif.
3. Jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikkan adanya gula
pereduksi ?
Jawab : Untuk dapat membuktikan adanya gula pereduksi, yaitu degan uji :
Uji Fehling, Uji Tollens dan Uji Benedict.