Fisiologi Tumbuhan
KLOROFIL
2.1 Klorofil
Klorofil merupakan pigmen hijau atau biasa disebut juga zat hijau daun
yang terdapat dalam tanaman, algae dan cynobacteria. Nama chlorophyll berasal
dari bahasa Yunani kuno: cholorosgreen (hijau), dan phyllon leaf (daun). Yang
memiliki fungsi untuk menyerap energi dari sinar matahari yang kemudian akan
digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman
mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air
dengan bantuan sinar matahari. Klorofil dapat ditemukan di dalam kloroplas,
kloroplas adalah pigmen aktif yang terdapat didalam fotosintesis. Klorofil juga
termsuk tetra-spiral yang dihubungkan oleh atom Mg, yang berbentuk oval dan
terkandung didalamnya. Penyerapan yang dilakukan dalam proses esensial oleh
kloroplas didalam membran tilakoid (Subandi, 2009).
Klorofil merupakan bahan dalam sel-sel daun, batang dan ranting. Klorofil
adalah bahan kimia yang memecah asam karbonat dalam udara yang daun gunakan.
Dari proses pemecahan ini, karbon diekstrak, dicampur dengan hidrogen. Oksigen
dibebaskan, karena cukup oksigen diambil oleh akar untuk mencukupi kebutuhan
tanaman. Klorofil adalah zat yang membuat tanaman hijau. Klorofil diperlukan oleh
tanaman, tetapi tidak dapat dikembangkan tanpa sinar matahari, atau dapat
melaksanakan fungsinya meskipun rendah. Setelah mengambil cahaya dari
tanaman, klorofil menghilang (Ai, 2012).
Sifat kimia klorofil antara lain tidak larut dalam air namun larut dalam
pelarut organik yang lebih polar seperti etanol dan kloroform, inti Mg akan tergeser
oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan
yang disebut feofitin yang berwarna coklat. Klorofil juga bersifat labil dan mudah
mengalami proses degradasi menjadi molekul-molekul turunannya. Proses
degradasi klorofil dapat disebabkan oleh pengaruh suhu dan oksigen. Perbedaan
kandungan klorofil total pada suatu tanaman diakibatkan perbedaan metabolisme
yang berkaitan dengan umur, morfologi, dan faktor genetik daun pada tanaman.
Kandungan klorofil pada daun hijau tua lebih tinggi daripada daun hijau muda.
Daun muda, kloroplasnya aktif membelah, khususnya apabila organ yang
mengandung tertimpa cahaya, menyebabkan tiap sel daun dewasa mengandung
beberapa ratus kloroplas (Bahri, 2010).
2.2 Peran Klorofil
Peran klorofil adalah untuk menangkap cahaya yang akan disimpan
energinya. Tanpa klorofil berarti tidak ada penangkapan cahaya, berarti pula tidak
akan terjadi fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen yang berfungsi sebagai antena,
mengumpulkan cahaya serta mentransfer energi ke pusat reaksi pada proses fotosintesis.
Klorofil a berperan secara langsung dalam reaksi pengubahan energi radiasi
menjadi energi kimia serta menyerap dan mengangkut energi ke pusat reaksi molekul. Klorofil
b berfungsi sebagai penyerap energi radiasi yang selanjutnya diteruskan ke klorofil
a. Salah satu bentuk adaptasi secara fisiologis tanaman terhadap penyinaran rendah
adalah dengan penurunan rasio kadar klorofil a/b melalui peningkatan klorofil b.
Meningkatnya klorofil b berdampak positif 4 terhadap efektivitas penyerapan
energi radiasi pada kondisi yang ternaungi (Isma’il, 2009).
2.3 Pigmen Warna Pada Tanaman
Menurut Astawan (2010) terdapat beberapa pigmen warna pada tanaman
yaitu :
a. Klorofil
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil
adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap
cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan
tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan
cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses
fotosintesis. Terdapat beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, dan d. Klorofil
a merupakan jenis klorofil yang paling penting dalan fotosintesis. Klorofil ini
terdapat pada semua makhluk hidup yang dapat berfotosintesis. Klorofil a dapat
menyerap cahaya maksimal dengann panjang gelombang 430 nm dan 662 nm.
Klorofil b juga berperan dalam fotosintesis. Klorofil b menyerap cahaya maksimal
dengan panjang gelombang 453 nm dan 642 nm.
b. Karotena
Istilah karotenoid digunakan untuk menunjuk ke beberapa senyawa yang
berhubungan yang memiliki formula C40H56. Karotenoid adalah pigmen
fotosintesis berwarna jingga yang penting dalam fotosintesis. Ada dua jenis
karetonoid, yaitu karoten hidrokarbon murni dan xantofil yang mengandung
oksigen. Karotenoid tertentu juga ditemukan pada selimut kloroplas yang memberinya
warna kekuningan. Zat ini membentuk warna jingga dalam wortel dan banyak buah
dan sayur lainnya. Dia berperan dalam fotosintesis dengan menyalurkan energi
cahaya yang dia serap ke klorofil.
c. Antosianin
Antosianin (bahasa Inggris: anthocyanin, dari gabungan kata Yunani
:anthos = "bunga", dan cyanos = "biru") adalah pigmen larut air yang secara alami
terdapat pada berbagai jenis tumbuhan.[1] Sesuai namanya, pigmen ini memberikan
warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau,[1] dan telah banyak digunakan
sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan berbagai aplikasi lainnya.
Warna merupakan parameter kualitas suatu tanaman. Klorofil a dan b,
karotenoid serta antosianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap
warna pada tanaman, misalnya seperti kandungan klorofil dan karotenoid pada daun
mint. Kandungan klorofil yang tinggi terdapat pada daun biasanya dengan dominasi
klorofil a dan b. Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan
klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat
pada protein. Klorofil akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang
berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan
merah tua pada cahaya yang dipantulkan. Klorofil a dan klorofil b mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap
energi cahaya, klorofil ini juga bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa
merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke
klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan
kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton (Feryanto, 2011).
2.4 Mekanisme Pembentukan Klorofil
Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan
unsur hara makro yang di butuhkan oleh tanaman. Unsur ini diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh tanaman, salah satunya
sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akan menunjukkan
gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan N2
secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia
(NH3). Setiap tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda.Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan (Astawan, 2010).
Kloroplas merupakan plastida yang mengandung pigmen hijau daun yang
disebut klorofil, yang hanya terdapat dalam sel-sel tumbuhan. Klorofil pada
umumnya hanya terdapat pada sel-sel batang muda, buah-buahan yang belum
matang dan pada daun. Irisan melintang dari daun yang khas menyingkap
beberapa lapisan jaringan yang berbeda. Di bawah lapisan sel epidermis tersusun
sedemikian rupa sehingga sel terbuka terhadap sinar matahari. Matahari matahari
adalah sumber energi dasar untuk proses fotosintesis. Cahaya ditangkap oleh
klorofil pada daun tanaman. Energi cahaya menggiatkan beberapa proses sistem
enzim yang terlibat dalam rangkaian proses fotosintesis (Utami, 2014).
Membran ganda kloroplas dapat terlihat jelas di bawah mikroskop dan
berfungsi untuk mengatur keluar masuknya ion atau senyawa dari dan ke
kloroplas. Pada membran internal kloroplas terdapat pigmen fotosintesis, yang
banyak pula terdapat di permukaan luar membran ineternal yang disebut
thilakoid, yang berbentuk bulat pipih seperti kantong. Pada posisi tertentu
thilakoid akan menumpuk rapi membentuk struktur yang disebut granum.
Thilakoid yang memanjang menghubungkan granum satu dengan yang lain di
dalam matriks kloroplas yang disebut stroma (Utami, 2014).
2.5 Macam Macam Klorofil Beserta Fungsinya
Klorofil merupakan pigmen yang berfungsi sebagai antena, mengumpulkan cahaya
serta mentransfer energi ke pusat reaksi pada proses fotosintesis Terdapat beberapa
jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis klorofil yang
paling penting dalan fotosintesis. Klorofil ini terdapat pada semua makhluk hidup
yang dapat berfotosintesis. Klorofil a dapat menyerap cahaya maksimal dengann
panjang gelombang 430 nm dan 662 nm. Klorofil b juga berperan dalam
fotosintesis. Klorofil b menyerap cahaya maksimal dengan panjang gelombang 453
nm dan 642 nm. Klorofil a dengan rumus empiris C55H72O5N4Mg dan klorofil b
dengan rumus empiris C55H7O6N4Mg, berada pada jaringan tanaman dengan
perbandingan 3:1. Klorofil a dan b ini memegang peran penting dalam proses
fotosintesis. Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis
klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b, terdapat juga pigmen kuning sampai
jingga yang digolongkan sebagai karetonoid (Setijo, 2008).
Klorofil a berperan secara langsung dalam reaksi pengubahan energi radiasi
menjadi energi kimia serta menyerap dan mengangkut energi ke pusat reaksi molekul. Klorofil
b berfungsi sebagai penyerap energi radiasi yang selanjutnya diteruskan ke klorofil
a. Salah satu bentuk adaptasi secara fisiologis tanaman terhadap penyinaran rendah
adalah dengan penurunan rasio kadar klorofil a/b melalui peningkatan klorofil b.
Meningkatnya klorofil b berdampak positif 4 terhadap efektivitas penyerapan
energi radiasi pada kondisi yang ternaungi (Sirait, 2008).
Klorofil a berwarna hijau tua dan klorofil b berwarna hijau muda paling kuat
menyerap cahaya di spektrum warna merah (600-700 nm), sedangkan cahaya biru
diserap oleh karotenoid. Klorofil a paling banyak terdapat pada Fotosintem II
sedangkan klorofil b paling banyak terdapat pada Fotosistem I (Ai dan Banyo, 2011). Pada
keadaan normal, proporsi klorofil a jauh lebih banyak daripada klorofil b (Suyitno,
2008), klorofil a sekitar 75% dari total klorofil. Klorofil a menyerap energi dari
cahaya ungu-biru dan merah sedangkan minim menyerap cahaya hijau. Berbeda dengan
klorofil b yang banyak menyerap energi dari cahaya hijau. Selain itu, tanaman
membutuhkan klorofil a lebih banyak daripada klorofil b untuk fotosintesis. Pada
daun yang berwarna merah, daun muda menyerap cahaya hijau dan biru sedangkan
memantulkan cahaya merah, mengindikasikan bila cahaya masuk ke daerah mesofil daun merah
yang banyak mengandung pigmen merah karena foton cahaya hijau dan biru dilemahkan oleh
antosianin yang terletak di sub-epidermal (Sirait, 2008).
2.6 Faktor Penunjang Pembentukan klorofil
Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula
atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik dan unsur-unsur nitrogen,
magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen (Astawan, 2010).
Menurut Nio (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
klorofil adalah :
1. Faktor pembawaan: pembentukan klorofil sama hal-nya dengan
pembentukan pigmen lain pada hewan dan manusia. Dibawakan oleh gen
tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada, maka tanaman akan
tampak putih (albino).
2. Cahaya: pada beberapa tanaman Angiospermae,klorofil dapat terbentuk
tanpa cahaya. Tanaman lain yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak
berhasil membentuk klorofil. Terjadi klorosis dan berwarna kekuningan. Di
dalamnya terdapat protoklorofil yang mirip dengan klorofil-a, hanya
protoklorofil mengandung kurang 2 atom H daripada klorofil-a. Reduksi
protoklorofil untuk menjadi klorofil-a memerlukan sinar, dan sinar ini
diserap sendiri oleh protoklorofil untuk mengubah dirinya menjadi klorofil-
a. peristiwa ini disebut autotransformasi.
3. Oksigen: kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian di
tempatkan di tempat bercahaya tidak akan mampu membentuk klorofil, jika
tak diberikan oksigen kepadanya.
4. Karbohidrat: terutama dalam bentuk gula ternyata membantu dalam
pembentukan klorofil dalam daun yang mengalami etiolasi (tumbuh dalam
tempat gelap).
5. Nitrogen, magnesium, besi: kekurangan salah satu zat ini mengakibatkan
klorosis. Zat tersebut menjadi bahan pembentuk klorofil.
6. Mn, Cu, Zn: meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun tanpa
unsure tersebut juga dapat terjadi klorosis.
7. Air: kekurangan air menyebabkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi
pada pohon dan rumput dimusim kering.
8. Temperatur: antara 30-480C, merupakan kondisi yang baik untuk
pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling
baik ialah antara 260-300C.
2.7 Hubungan Klorofil dan Fotosintesis
Klorofil merupakan suatu pigmen yang memiliki warna hijau atau biasa
disebut dengan zat warna hijau yang terdapat pada daun tanaman. Fotosintesis
merupakan proses yang mengikutsertakan peran dari klorofil dalam daun. Klorofil
merupakan suatu pigmen yang dapat menyerap cahaya yang berupa sinar
elektromagnetik kemudian akan disimpan energinya. Tanpa klorofil berarti tidak
ada penangkapan cahaya, berarti pula tidak akan terjadi fotosintesis. Klorofil
merupakan pigmen yang berfungsi sebagai antena, mengumpulkan cahaya serta mentransfer
energi ke pusat reaksi pada proses fotosintesis (Singh, 2012).
Pada bagian daun tanaman sebagian besar spesies tumbuhan menyerap
lebih dari 90% panjang gelombang ungu dan biru yang mengenainya, dan hampir
sebesar persentase panjang gelombang jingga dan merah. Hampir semua
penyerapan ini dilakukan oleh pigmen kloroplas. Foton dalam tilakoid
mengeksitasi sebuah elektron pada karotenoid atau klorofil. Klorofil berwarna
hijau karena tidak efektif dalam menyerap panjang gelombang hijau, melainkan
memantulkan. Pengukuran penyerapan nisbi dapat dilakukan melalui berbagai
panjang gelombang cahaya oleh pigmen yang dimurnikan dengan menggunakan
spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk
memurnikan gelombang cahaya (Atmanegara, 2013).
Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah
memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan
karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan.. Klorofil
menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata
(visible). Cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari
merah sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik
oleh klorofil. Klorofil dapat menampung cahaya yang diserap oleh pigmen
lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat
reaksi fotosintesis yang sangat berperan penting (Bahri, 2010).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum Klorofil yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel Jumlah Klorofil Pada Beberapa Jenis Tanaman
Tanaman Indeks Klorofil a Klorofil b Total
Klorofil Klorofil
Jagung Muda 2818,022 106815,985 6378,645
Dewasa 473,446 283,278 700,442
Tua 1546,915 2620,701 25,781
Kedelai Muda 500,257 319,311 743,849
Dewasa 510,481 335,019 761,581
Tua 2,963 131,330 6,826
Kakao Muda 2871,994 115484,001 6544,343
Dewasa 2843,076 110773,373 86,099
Tua 2814,077 137,499 6366,583
Cabai Muda 4976,231 1190940 13935,22
Dewasa 4976,393 1191109 15004,56
Tua 5000,057 1213223 14032,75
Tebu Muda 1061,767 2704,136 1801,907
Dewasa 1054,506 2643,04 1786,746
Tua 492,102 308,366 731,089
Sumber : Data Primer, 2019
4.2 Pembahsan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan mnggunakan alat CCM, klorofil a
dan klorofil b pada setiap daun memiliki kandungan yang berbeda beda. Kandungan
klorofil a paling besar terdapat pada daun cabai, sedangkan kandungan klorofil a
paling sedikir terdapat pada daun kedelai. Kandugan klorofil b paling besar terdapat
pada daun kakao sedangkan kandungan klorofil b paling sedikit terdapat pada daun
kedelai.
Daun cabai tua memiliki kandungan klorofil b paling besar . Klorofil pada
suatu tumbuhan terdapat pada daun cabai tua, pada praktikum ini bagian daun yang
dipakai adalah helaian daun. Helaian daun atau lamina dapat mengandung banyak
klorofil jika tanaman ditanam pada lingkungan yang mendukung pembentukan
klorofil. Artinya hal ini menunjukan bahwa pembentukan klorofil pada daun
tersebut tidak terganggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ai ( 2012) yang meyatakan
bahwa aspek pertumbuhan tanaman meliputi proses fisiologis, biokimia, anatomi
dan morfologis, kekurangan air pada saat penanaman dapat menggaung proses
fisiologis tanaman terutama pada saat pembentukan klorofil.
Kandungan klorofil a paling sedikit terdapat pada daun kedelai tua.
Kandungan klorofil pada suatu daun akan mtenurun ketika memasuki fase daun tua.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Bahri (2010) yang menyatakan bahwa
kandungan klorofil pada daun hijau tua lebih tinggi dari pada daun hijau muda.
Peningkatan ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun
tua, tanaman masih melakukan biosintesis klorofil. Daun muda, kloroplasnya aktif
membelah, khususnya apabila organ yang mengandung tertimpa cahaya,
menyebabkan tiap sel daun dewasa mengandung beberapa ratus kloroplas.
Dari total klorofil yang di peroleh daun kakao memiliki total kloriofil yang
paling banyak. Dari total klorofil tersebut, klorofil a yang paling banyak jika di
bandingan dengan klorofil b. Hal ini sesuai dengahn pendapat Subandi (2009) yang
menyatakan bahwa semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b.
Krolofil a terdapat sekitar 75% dari total klorofil.
Berdasarkan data yang telah diperoleh pada tabel diatas, dapat kita ketahui
bahwa Kandungan klorofil pada Daun muda lebih sedikit jika dibandingkan pada
kandungan klorofil Daun dewasa atau Daun tua, sedikitnya kandungan klorofil
pada daun muda tersebut disebabkan karena daun muda belum mampu
memaksimalkan proses fotosintesisnya sehingga kadar klorofilnya sedikit. Hal
ini sesuai dengan pendapat Bahri (2010) yang menyatakan bahwa kandungan
klorofil pada daun hijau tua lebih tinggi dari pada daun hijau muda. Peningkatan
ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun tua,
tanaman masih melakukan biosintesis klorofil. Daun muda, kloroplasnya aktif
membelah, khususnya apabila organ yang mengandung tertimpa cahaya,
menyebabkan tiap sel daun dewasa mengandung beberapa ratus kloroplas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan
kesimpulkan, yaitu :
1. Klorofil merupakan pigmen hijau atau biasa disebut juga zat hijau daun yang
terdapat dalam tanaman, yang memiliki perananan untuk meyerap cahaya
merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan
tumbuhan memperoleh ciri warnanya..
2. Dari hasil praktikum diketahi bahwa kandungan klorofil a paling sedikit di
temukan pada daun kedelai tua.
3. Sedangkan kandungan klorofil b paling besar terdapat ada daun cabai tua
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini, para praktikan dapat memaksimalkan
kegiatan di Laboratorium, dan juga ketersediaan alat haru memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. 2012. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada
Tanaman. Ilmiah Sains, 11(2): 166-167.
Astawan, M., dan A. L. Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta :
Gramedia.
Atmanegara, P. dan B. M. Sukojo. 2013. AnalIsa Perbandingan Kandungan
Klorofil Menggunakan Metode Mcari Dan Tcari (Wilayah Studi:
Kabupaten Karawang, Jawa Barat). Teknik Pomits, 2(1): 1-6.
Bahri, S. 2010. Klorofil, Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Lampung :
Universitas Lampung.
Feryanto, I. 2011. Fisiologi Tumbuhan. IPB: Bandung.
Isma’il, 2009. Bahas Tuntas Soal Biologi SMP. Jakarta : PT. Buku Kita.
Nio Song, A., & Banyo, Y. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator
kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 166-173.
Setijo, Pitojo. 2008.Khasiat Cincau Perdu. Jogjakarta : Kanisius.
Singh, S. 2012. Isolation and Identification of Pigment Molecules from Leaves of
Prosopis Juliflora. Pharmacy, 3 (4) : 150-152.
Sirait, Juniar. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil, dan Laju Pertumbuhan
Rumput pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. Buletin Agro, 13 (2):
109-116.
Subandi, A. 2009. Biologi Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Utami, R. 2014. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk Daun Turi Putih
(Sesbania grandiflora) Terhadap kandungan klorofil dan Karatenoid pada
Chlorella sp. [Skripsi]. Fakultas Kelautan dan Perikanan. Surabaya :
Universitas Airlangga.
LAMPIRAN
1. Data Klorofil Tanaman Singkong
Daun Muda Daun Dewasa Daun Tua
DM 1 DM 2 DM 3 Rata-Rata DD 1 DD 2 DD 3 Rata-Rata DT 1 DT 2 DT 3 Rata-Rata
107515 109864 109186 108855,000 106504 107493 100145 104714,000 101618 103066 103534 102739,333
108818 108865 108307 108663,333 109804 106722 104339 106955,000 103043 101663 104023 102909,667
105542 107939 106850 106777,000 109153 106870 104556 106859,667 102544 101838 102796 102392,667
107956 109388 106677 108007,000 109905 106737 103387 106676,333 105728 101119 103335 103394,000
101861 108938 108459 106419,333 109519 105193 102902 105871,333 101406 102549 103698 102551,000
101533 104569 103814 103305,333 108047 101795 104678 104840,000 103416 102949 102809 103058,000
103107 107381 109973 106820,333 109043 103940 103918 105633,667 104914 104723 101536 103724,333
105759 105497 109413 106889,667 109786 103946 105775 106502,333 105229 103950 101270 103483,000
100815 107700 109482 105999,000 103267 100907 105598 103257,333 103526 103718 103567 103603,667
106429 107967 105614 106670,000 104538 104581 105719 104946,000 104509 103138 103951 103866,000
108994 104845 108714 107517,667 105468 106043 103947 105152,667 101602 103594 102964 102720,000
108676 106798 100732 105402,000 102004 108324 105150 105159,333 103300 102072 100080 101817,333
109024 109800 101488 106770,667 103926 107242 106010 105726,000 103753 103587 102060 103133,333
104047 101413 102663 102707,667 106280 100559 104777 103872,000 100714 104620 102019 102451,000
104303 103401 101126 102943,333 106034 104051 102980 104355,000 104136 105418 103643 104399,000
Total 1593747,333 Total 1580520,667 Total 1546242,333
Standar Deviasi 1922,200 Standar Deviasi 1098,303 Standar Deviasi 672,313
CCI 1595,670 CCI 1581,619 CCI 1546,915
Klorofil A 1060,358 Klorofil A 1057,919 Klorofil A 1051,817
Klorofil B 2692,193 Klorofil B 2671,617 Klorofil B 2620,701
Total Klorofil 1798,962 Total Klorofil 1793,868 Total Klorofil 1781,142