Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH

ACARA 3

PENGENALAN CONTOH TANAH DENGAN INDERA

Disusun Oleh:

Nama: Rivaldi Bimantara Riswandiansyah

NIM : 1904020062

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
Sabtu, 16 November 2019

ACARA 3

PENGENALAN CONTOH TANAH DENGAN INDERA

I. Tujuan
1. Untuk menentukan warna tanah dari daerah yang berbeda
2. Untuk menentukan struktur tanah dari daerah yang berbeda
3. Untuk menentukan tekstur tanah dari daerah yang berbeda
4. Untuk menentukan konsistensi tanah dari daerah yang berbeda

II. Dasar Teori


Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit
bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan
sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan medium pertumbuhan
tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari
factor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pertumbuhan (Bale, 2001).

Menurut Brady (1974) tanah merupakan suatu tubuh alam yang


dapat dianggap sebagai hasil alam bermatra tiga yang merupakan
paduan antara gaya pengrusakan dan pembangunan, yang dalam hal ini
pelapukan dan pembusukan bahan–bahan organic adalah contoh–
contoh proses perusakan, sedangkan pembentukan mineral baru seperti
lempung tertentu serta lapisan–lapisan yang khusus merupakan
proses–proses pembangunan. Gaya–gaya tersebut menyebabkan
bahan–bahan di alam membentuk tanah. Sifat–sifat khusus tanah
sangat beraneka dari tempat ke tempat, seperti yang berkembang di
iklim tropika dengan di iklim ugahari (dingin).

Fungsi utama tanah sebagai media tumbuh menurut Hanafiah


(2007) adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi
baik secara lateral atau horizontal dan vertical.
Tanah mempunyai empat sifat fisik tanah. Salah satu sifat fisik
tanah adalah warna. Warna tanah banyak digunakan untuk
mendeskripsikan karakter tanah, karena tidak mempunyai efek
langsung terhadap tanaman, tetapi secara tidak langsung berpengaruh
terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Kebanyakan tanah
mempunyai warna yang tidak murni seperti, campuran kelabu, coklat,
dan bercak, kerapkali terdapat 2-3 warna dalam bentuk spot-spot yang
disebut karatan (Tan, 1995).
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya
dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap (Hardjowigeno,
1993).
Sifat fisik tanah yang kedua adalah struktur. Struktur tanah
merupakan penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer
seperti pasir, debu, dan liat membentuk agregat-agregat yang satu
agregat dengan agregat lainnya. Struktur dapat memodifikasikan
pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya
unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang
sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale,
2001).

Sifat fisik tanah yang ketiga adalah tekstur. Tekstur tanah adalah
perbandingan relatif (proporsi) dari komposisi fraksi-fraksi penyusun
tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir (sand), fraksi debu (silt),
dan fraksi lempung (clay) (Bailey, 1984).

Sifat fisik tanah yang terakhir adalah konsistensi tanah. Konsistensi


tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir
tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan
ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar
yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar
partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan
berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah
yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel –
parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk
yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengarui bentuk tanah (Kohnke, 1968).
Konsistensi tanah dapat diartikan sebagai daya kohesi dan adhesi
tanah pada berbagai kelembaban. Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan dan percobaan konsistensi tanah tersebut bermacam–macam
tergantung dari tekstur, kadar bahan organic, kadar dan khuluk bahan
koloid dan terutama kadar lengas tanah (Sutedjo, 2002).

Klasifikasi dan penetapan konsistensi kadar lengas diantaranya,


konsistensi lekat, konsistensi liat atau plastic, konsistensi lunak dan
konsistensi keras (Baver, 1961).

III. Alat dan Bahan


Alat
- Buku Munsell Soil Color Chart
- Alat tulis
- Botol semprot air
- Plastik
- Piring Plastik
- Kaca Pembesar
Bahan
- Air
- Tanah
IV. Cara Kerja
1. Warna Tanah
a. Mengambil sample tanah dari beberapa daerah yang berbeda.
b. Membentuk bulatan kecil tanah yang sudah disemprot dengan air.
c. Mencocokkan bulatan tanah pada buku “Buku Munsell Soil Color
Chart”.
d. Mencatat hasil pengamatan mulai dari hue, value, dan chroma.
2. Tekstur Tanah
a. Menyiapkan alat dan bahan (mengambil sample tanah).
b. Membuat Pasta tanah.
c. Membentuk pasta tanah menjadi bulatan.
d. Mengguling-gulingkan bulatan tanah membentuk ujung pita pada
jari tangan hingga terlihat retak atau patah.
e. Mengukur panjang.
f. Mencatat hasilnya dengan melihat table pada log book.
3. Strutur Tanah
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuat gumpalan tanah yang lembab.
c. Membuat gumpalan tanah dipecah tanpa tekanan.
d. Mengamati tipe struktur, kelas struktur, dan derajat struktur.
e. Mengamati tipe struktur dengan menggunakan loope dan penggaris.
f. Mencatat hasil pengamatan tanah pada tiap daerah.
4. Konsistensi Tanah
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Mengambil sample tanah dari beberapa daerah.
c. Memisahkan tanah basah dan kering.
d. Memijit tanah dengan jari (diantara ibu jari dan jari telunjuk).
e. Menentukan keliatan dan kelekatan tanah pada masing-masing
sample.
f. Mencatat hasil pengamatan pada table yang sudah dibuat.

V. Hasil Pengamatan
A. Warna Tanah
NO. ASAL TANAH HUE VALUE CHROMA
1. Desa Leduk Dark 3 3
Brown
5 YR
2. Jl. Karang Cilacap Dark 3 4
Redish
5 YR
3. Desa Pagedongan Dark 3 3
Brown
7,5 YR

B. Tekstur Tanah
NO. ASAL TANAH KELAS STRUKTUR
1. Desa Leduk Pasir Berlempung
2. Jl. Karang Cilacap Pasir Berlempung.
3. Desa Pagedongan Lempung Liat Berpasir.

C. Struktur Tanah
NO. ASAL TANAH TIPE KELAS DERAJAT
STRUKTUR STRUKTUR STRUKTUR
TANAH TANAH TANAH
1. Desa Leduk Tipe Tebal 2
Lempeng. (0,6 mm) Cukupan.
2. Jl. Karang Tipe Halus 3
Cilacap Gumpal. (2 mm) Lemah.
3. Desa Tipe Halus 2
Pagedongan Gumpal. (5-10 mm) Cukupan.

D. Konsistensi Tanah

N ASAL KERING LEMBAB


O TANAH KELIATA KELEKATA KELIATA KELEKAT
N N N AN
1. Desa Leduk 0 0 1 1
Tak Liat Tak Lekat Agak Liat Agak Lekat
2. Jl. Karang 1 1 2 2
Cilacap Agak Liat Agak Lekat Agak Agak Keras
Keras
3. Desa 0 0 2 1
Pagedongan Tak Liat Tak Lekat Liat Agak Lekat.

VI. Pembahasan
A. Warna tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah. Kebanyakan
tanah mempunyai warna yang tidak murni seperti, campuran kelabu,
coklat, dan bercak, kerap kali terdapat 2-3 warna dalam bentuk spot-
spot yang disebut karatan. Untuk menentukan warna tanah, kita bisa
menggunakan Munsell Soil Color Chart. Dengan itu, kita bisa
menentukan Hue, Value, dan Chroma.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hasilnya adalah sebagai


berikut.

1. Tanah Desa Leduk : 5 YR, 3/3 (Dark Brown)


2. Tanah Jl. Karang Cilacap : 5 YR, 3/4 (Dark Redish)
3. Tanah Desa Pagedogan : 7,5 YR, 3/3 (Dark Brown)
B. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (proporsi) dari komposisi
fraksi-fraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir
(sand), fraksi debu (silt), dan fraksi lempung (clay).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hasilnya adalah sebagai
berikut.
1. Tanah Desa Leduk
Teksturnya tanah pasir berlempung
2. Tanah Jl. Karang Cilacap
Teksturnya tanah pasir berlempung.
3. Tanah Desa Pagedongan
Teksturnya tanah lempung liat berpasir.
C. Struktur tanah

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan


susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu
dengan yang lain membentuk agregat.

Di lapangan struktur tanah sendiri dideskripsikan menurut tipe,


kelas, dan gradasi. Tipe, indikator bentuk dan susunan ped, yaitu
bulat, lempeng, balok, dan prisma. Kelas, indikator bentuk struktur
yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya. Gradasi, indikator derajat
agregasi, atau perkembangan struktur yang dibagi menjadi tanpa
struktur, lemah, sedang, dan kuat

Berdasarkan percobaan pada tanah dari Desa Leduk, hasilnya


adalah tanah dari daerah ini mempunyai tipe lempeng karena ped-nya
memiliki ukuran horizontal yang lebih besar dari ukuran vertikalnya
dengan kelas struktur tebal (0,6 mm) dan derajat struktur 2 (cukupan).

D. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan
kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya-gaya fisika yakni
kohesi dan adhesi yang bekerja didalam tanah pada kandungan air
yang berbeda–beda. Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu
baik bila massa tanah itu besar atau kecil (sedikit), dalam keadaan
ilmiah ataupun sangat terganggu, berbentuk agregat atau tanpa
struktur, maupun dalam keadaan lembab atau yang kering.
Berdasarkan percobaan pada tanah dari Desa Leduk, didapatkan
hasil saat kondisi kering tanah ini memiliki keliatan 0 (tak liat) dan
kelekatan 0 (tak lekat), sedangkan dalam keadaan basah mempunyai
keliatan 1 (agak liat) dan kelekatan 1 (agak lekat).

VII. KESIMPULAN
1. Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang mudah
terlihat. Untuk menentukan warna tanah, kita bisa
menggunakan buku Munsell Soil Colour Chart.
2. Tekstur tanah merupakan perbandingan partikel tanah yang
berupa pasir, debu, dan liat. Untuk menentukan kelas tekstur
suatu tanah secara teliti sekali harus dilakukan analisis tekstur
tanah di laboratorium yang disebut analisis mekanik tanah.
3. Strukktur tanah merupakan susunan pengikatan partikel-
partikel tanah primer dan sekunder. Pengamatan struktur tanah
meliputi tipe struktur, klas struktur, dan derajat struktur.
4. Konsistensi tanah merupakan derajat kohesi dan adhesi di
antara partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap
perubahan bentuk. Pengamatan konsistensi tanah meliputi
kelekatan dan keliatan. Dan kita bisa mengamati struktur tanah
ini dalam tanah keaadaan lembab dan dalam tanah keaadaan
kering.
VIII. Daftar Pustaka
Bailey, H. 1984. Kuliah Ilmu Tanah Badan. Palembang: Kerjasama
Ilmu Tanah.

Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I . Yogyakarta: Fakultas Kehutanan


Universitas Gadjah Mada.

Baver, L.D. 1961. Soil Physic. New York: John Wiley & Sons Inc.

Brady, N.C. 1974. The Nature and Properties of Soil. New York: The
macMillan Company.

Hanifah, Masbu. 2007. KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT

PEMBERIAN BERBAGAI JENIS KOMPOS PADA TIGA JENIS

TANAH DAN EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

JAGUNG (Zea mays L.). Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3,

Juni 2013 ISSN No. 2337- 6597.


Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Jakarta: Akasara Press.

Kohke. 1968. Soil Physic. Bombay: Tata Mc Graw-Hill Publishing

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta.


Jakarta

Tan. 1995. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Bandung: Balai Penelitian Teh


dan Kina

Anda mungkin juga menyukai