37
38
permukaan tanah 3. Ring sampel secara perlahan
ditekan merata dengan menggunakan papan
diatasnya sampai terbenam ¾ bagian (jika tanahnya
padat, penekanan dibantu dengan pukulan palu). 4.
Ring sampel kedua diletakkan di atas ring sampel
pertama, kemudian ditekan sampai ring sampel
pertama mencapai kedalaman yang diinginkan
(Gambar 2). 5. Tanah di sekeliling ring sampel digali
(Gambar 2) sehingga ring sampel dapat diambil
serempak dalam keadaan bertautan. Kondisi contoh
tanah yang terambil didalam ring tanah harus padat
dan tidak keropos. 6. Tanah lebihan yang menempel
Gambar 1 Titik pengambilan contoh tanah. di sisi luar ring sampel dan diantara kedua ring
sampel dibuang dengan menggunakan pisau tipis
dan tajam (Gambar 2). 7. Bagian bawah dan atas
E.2 Pengambilan contoh tanah terusik (contoh ring ditutup dengan menggunakan penutup ring
tanah komposit) tanah atau plastic (Gambar 2).
Contoh tanah terusik diambil dari suatu
tubuh tanah dengan cara yang menyebabkan
perubahan/kerusakan pada bentuk alaminya,
terutama ruang/pori tanah. Contoh tanah terusik
diambil pada kedalaman tanah 0-20 cm
menggunakan golok, cangkul, sekop, atau bor tanah.
Pengambilan contoh tanah terusik dilakukan
melalui langkahlangkah berikut:
1. Mata bor diletakkan di permukaan tanah secara
cacak
2. Pegangan bor diputar perlahan-lahan ke arah
kanan (searah jarum jam) dengan disertai
tekanan sampai seluruh kepala bor terbenam
3. Kepala bor tanah kemudian dikeluarkan dari Gambar 2 Teknik pengambilan contoh tanah utuh menggunakan
tubuh tanah dengan memutar pegangan ke arah ring sampel
kiri dengan disertai tarikan E.4 Analisis sifat-sifat tanah Terusik
4. Contoh tanah yang terbawa kepala bor Struktur tanah
dilepaskan perlahan-lahan sampai bersih dan
diusahakan tidak banyak merusak susunan Penentuan tipe struktur
cacaknya tanah dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
5. Langkah-langkah diatas dilakukan kembali pada 1. Contoh tanah terusik diambil sebanyak ± 20
titik pengambilan contoh tanah lain dan cm3 (massa tanah dapat ditampung dua telapak
kemudian contoh tanah tersebut dicampur. tangan yang didampingkan)
E.3 Pengambilan contoh tanah tidak terusik 2. Bongkahan tanah tersebut dihancurkan dengan
(contoh tanah utuh) cara dilempakan setinggi 25-50 cm
Contoh tanah tidak terusik diambil dari suatu tubuh 3. Setelah bongkahan tanah tersebut hancur,
tanah dengan cara meminimumkan perubahan/ ditentukan bentuk agregat tanah terkecil
kerusakan pada bentuk alaminya, terutama ruang/ (struktur tanah) yang terdapat pada bongkah
pori tanah. Pengambilan contoh tanah tidak terusik tanah tersebut
dilakukan melalui langkah-langkah berikut: 1.
Permukaan bagian tubuh tanah yang akan diambil 4. Bentuk agregat tanah disesuaikan dengan
contoh tanahnya dibersihkan dari penutupan Gambar
tumbuhan, serasah dan batu, kemudian diratakan. 2. 2.
Ring sampel diletakkan diatas permukaan tanah
tersebut dengan sisi bagian tajam yang merapatkan
39
E. Dalam pembuatan silinder, tanah
digulunggulungkan pada permukaan licin dan
halus (di atas kaca, porselen, atau lantai yang
halus).
Warna tanah
Warna tanah adalah penampilan warna
tubuh tanah yang dikendalikan oleh warna asli
bahan induk dan warna-warna senyawa kimiawi
atau mineralmineral primer atau sekunder hasil
pedogenesis (Purwowidodo 2003). Penetapan
warna tanah menggunakan buku panduan warna
Munsell Soil Color Charts yang disusun secara
Gambar 2 Bentuk agregat tanah (struktur tanah). sistematis memadukan peubah-peubah hue, value,
dan chroma. Contoh tanah yang digunakan untuk
penetapan warna tanah ialah contoh tanah terusik.
Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi KTK tanah
aneka kelompok ukuran jarah/pisahan tanah yang
menyusun massa tanah suatu bagian tubuh tanah Bobot isi tanah/ kerapatan limbak tanah/
(Purwowidodo 2003). Penetapan kelas tekstur bulk density adalah nisbah berat tanah teragregasi
tanah dilakukan dengan metode uji rasa rabaan. terhadap volumenya (g/cm3). Penetapan bobot isi
Metode ini menetapkan kelas tekstur tanah dihitung dengan menggunakan metode ring tanah
berdasarkan sensasisensasi yang dapat dirasakan yaitu:
oleh rabaan jari-jari tangan sebagai akibat perilaku Penetapan KTK tanah dilakukan dengan cara
pisahan-pisahan tanahnya. Tata cara penetapan sebagai berikut:
kelas tekstur tanah dengan metode uji rasa rabaan
ialah sebagai berikut: 1. Contoh tanah dan air dimasukkan ke dalam
botol air minum 600 ml dengan
A. Setengah genggam contoh tanah terusik diambil perbandingan 1:3, kemudian dikocok selama
dan dipisahkan dari benda-benda asing (akar, 5 menit.
biji, binatang tanah, mineral, dan batu) sehingga
menyisakan pisahan yang halus 2. Lalu didiamkan sampai terjadi pengendapan
B. Tekstur tanah ditentukan dengan berpedoman maksimal 3 hari.
pada kunci determinasi penentuan tekstur 3. KTK tanah ditetapkan berdasarkan lama
tanah (Gambar 2.4) waktu pengendapan suspense tanah pada
C. Sampel tanah harus dalam keadaan lembab, bila larutan tanah dengan ketentuan seperti pada
tanah tersebut kering maka perlu dibasahi Tabel 1.
sedikit demi sedikit sampai kondisi mulai Tabel 1 Kategori KTK tanah
lengket di tangan
Kategori Kisaran Pengendepan
D. Bila tanah terlalu basah (contohnya tanah pada
Rendah <1,5 jam
hutan mangrove), sampel tanah perlu ditiriskan
(ditaruh beberapa waktu di tempat miring Sedang 1,5-24 jam
supaya airnya turun) sehingga tanah dalam Tinggi >24 jam
keadaan lembab
Sumber: Istomo et al. (2007)
40
41
E.5 Analisis sifat-sifat tanah tidak terusik
Bobot isi tanah (Bulkdensity)
Bobot isi tanah/ kerapatan limbak tanah/ bulk density adalah nisbah berat tanah teragregasi
terhadap volumenya (g/cm3). Penetapan bobot isi dihitung dengan menggunakan metode ring tanah yaitu:
1. Contoh tanah dalam ring tanpa tutup ditimbang untuk mengetahui berat tanah keadaan lapang
beserta ringnya (BB).
2. Contoh tanah dioven selama 24 jam pada suhu 105 oC kemudian ditimbang untuk mengetahui
berat tanah kering oven beserta ringnya (BK1)
3. Contoh tanah dalam ring sampel dibuang, lalu ditimbang berat ring sampelnya saja (BR).
4. Berat kering contoh tanah tanpa ring (BK) ditetapkan dengan persamaan:
BK (g) = BK1(g) – BR (g)
Tinggi dan diameter sisi dalam ring sampel diukur, lalu ditentukan volume tanah dalam ring sampel
(Vt) dengan persamaan:
Vt = ¼ πd2t
Keterangan :
Vt : volume tanah dalam ring sampel (cm3)
π : 3,14
d : diameter bagian dalam ring sampel (cm)
t : tinggi ring sampel (cm)
Bobot isi (g/ cm3) ditetapkan dengan menggunakan persamaan:
BI = BK/Vt
Keterangan:
BI : Bobot isi tanah (cm3)
Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang
dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Pada
praktikum ini, porositas ditentukan dengan menggunakan metode nisbah bobot isi (BI) : bobot partikel
(BP) melalui persamaan:
Porositas : x 100%
Keterangan:
BP = bobot partikel tanah (cm3); biasanya tanah mempunyai bobot partikel sebesar 2,65 g/ cm3
KADAR AIR
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara
ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman
pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki
tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah
air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya
akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara
42
vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal
(Hakim, dkk, 1986).
F. HASIL
Tanah Terusik
Data hasil produktivitas serasah yang diperoleh dituliskan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tanggal pengamatan : Jumat, 3 November 2023
Lokasi pengamatan : Halaman Kampus 2 UMPR
Vegetasi penutup lahan : Semak belukar (rumput)
43
Hasil pengamatan pada masing-masing lokasi
Halaman kampus 2
Universitas
Muhammadiyah Palangka 1,23 53 35
Raya (R1)
Halaman kampus 2
Universitas
Muhammadiyah Palangka 1,65 37 16
Raya (R2)
CONTOH PERHITUNGAN :
44
45
46
G. DOKUMENTASI KEGIATAN
47
Pengambilan sampel tanah Tidak Terusik menggunakan Ring sampel
48
H. PEMBAHASAN
Pengambilan sampel tanah digunakan untuk suatu metode analisis tanah. Analisis tanah dilakukan
terhadap suatu sampel.
Tanah yang diambil dilapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam praktikum mata kuliah Ilmu Tanah Hutan dilakukan pengambilan dua sampel tanah yaitu :
> Sampel tanah tidak terusik
Sampel tanah tidak merupakan sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring, hal ini
dilakukan agar mendapatkan sampel tanah yang kondisinya sesuai dengan kondisi dilapangan.
Selanjutnya sampel tanah utuh ini digunakan untuk menganalisis sifat fisik tanah yaitu untuk
menentukan nilai bulk density, Porositas, dan kadar air lapang.
>Sampel tanah terusik
Sampel tanah terusik merupakan sampel tanah yang diambil langsung menggunakan bor yang
selanjutnya dikeringanginkan. Sampel tanh terganggu ini digunakan untuk menentukan sifat fisik
tanah (Struktur,tekstur,warna) dan KTK tanah.
I. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan yakni sebagai berikut:
Contoh tanah tidak terusik berarti tanah tersebut belum pernah digunakan
49
kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya seperti pertambangan atau yang
lainnya.
Contoh tanah terusik berarti tanah tersebut telah pernah digunakan untuk
kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya.
Dalam metode pengambilan tanah terusik kita mengunakan bor tanah untuk
mengambil tanah kedalaman -/+ 25 cm – 30 cm dimana itu merupakan lapisan
tanah solum. Lalu dalam metode ring sampel untuk tanah tak terusik kita
mengunakan ring tabung .
Pengambilan sampel ini sangat penting dalam tahapan pengujian tanah. Sampel
tanah yang diambil tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk berapa besar unsur
hara yang
terkandung setelah dilakukan analisis kimia.
I. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/262392927/Tanah-Terusik-dan-Tak-Terusik
https://www.academia.edu/5565675/LAPORAN_PRAKTIKUM_1
https://mirindaretno.files.wordpress.com/2018/11/laporan-acara-2-saintan.pdf
50
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/101566/Dwi%20Putra%20Ardani-
141710201091.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://riasubakti.blogspot.com/2013/03/laporan-contoh-tanah-lengkap-bram.html
Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R.
Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta
51
52