Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS TANAH TERUSIK(TEKSTUR, STRUKTUR, WARNA TANAH, DAN

KTK TANAH) DAN TANAH TIDAK TERUSIK (BULK DENSITY, POROSITAS,


DAN KADAR AIR) PADA HALAMAN KAMPUS 2 UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat


terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti
A. PENDAHULUAN
bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain.
Tanah adalah suatu tubuh alami yang disusun Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini
oleh bahan-bahan padat (hancuran batu, mineral, mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan
dan bahan organik), cairan, dan gas; terdapat di (ketahanan) yang berbeda-beda.
permukaan lahan; menempati ruang tertentu; dan Tanah yang terbentuk di daerah dengan
dicirikan oleh horison atau lapisan yang dapat curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur
dipisahkan dari bahan asalnya karena telah remah atau granular di tanah lapisan atas (top soil)
mengalami penambahan, pelenyapan, pemindahan, yaitu di horison A dan struktur gumpal di horison B
serta alih wujud energi dan bahan penyusunnya. atau tanah lapisan bawah (sub soil). Akan tetapi,
Tubuh tanah ini terbentuk oleh adanya saling tindak pada tanah yang terbentuk di daerah.
antara bahan induk tanah di suatu lokasi dengan
lingkungannya yang melibatkan aneka proses Warna tanah merupakan gabungan berbagai
pembentukan tanah (Buol et al. 1980 dan Soil warna komponen penyusun tanah. Warna tanah
Survey Staff 1998 dalam Purwowidodo 2003). berhubungan langsung secara proporsional dari
total campuran warna yang dipantulkan permukaan
Kemampuan tumbuh tanah menjalankan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas
fungsi alaminya bermacam-macam yang permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi
dipengaruhi oleh sifat-sifat pedologis dan volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin
edapologis, keadaan bentang lahan, serta keadaan luas permukaan spesifik menyebabkan makin
iklim (Purwowidodo 2003), yang membentuk sifat- dominan menentukan warna tanah, sehingga warna
sifat tanah. Sifat-sifat tanah terbagi kedalam sifat butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid
fisik, kimia dan biologi tanah. Contoh sifat fisik organik) yang memiliki luas permukaan spesifik
tanah yaitu tekstur, struktur, bulk density, porositas, yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi
permeabilitas, daya topang tanah, kadar air dan warna tanah. Warna humus, besi oksida dan besi
kapasitas lapang. Contoh sifat kimia tanah yaitu hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida
kemasaman tanah (pH), kapasitas tukar kation berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang
(KTK) dan kadar hara. Contoh sifat biologi tanah tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi
yaitu jumlah binatang tanah. berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada
berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna
lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah,
kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah yang ini tergantung proporsi tipe mantel besinya.
berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus KTK dalam ilmu tanah diartikan sebagai
tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi: (1) kemampuan tanah untuk menjerap dan menukar
pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050atau melepaskan kembali ke dalam larutan tanah. Di
mm sampai dengan 2 mm; (2) debu, yaitu butir dalam tanah, komponen yang mempunyai muatan
tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai adalah lempung dan bahan organik tanah (senyawa
dengan 0,050 mm; dan (3) liat, yaitu butir tanah organik). Muatan negatif lempung / bahan organik
yang berukuran kurang dari 0,002 mm. biasanya mengikat kation (ion bermuatan positif)
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah yang ada disekitarnya (dalam larutan tanah)
menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah sehingga terjadi reaksi elektronetralitas yang
merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, menghasilkan keseimbangan kimia.
debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam Secara praktikal, pertukaran kation sangat
12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan penting dalam fisika tanah, kimia tanah, kesuburan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan tanah, retensi hara dalam tanah, serapan hara oleh
liat. tanaman, pemupukan dan pengapuran. Secara
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil umum kation yang terjerap tersedia bagi tanaman
dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini melalui pertukaran kation dengan ion H yang
dihasilkan oleh respirasi akar-akar tanaman. Hara
yang ditambahakan kedalam tanah dalam bentuk
pupuk akan diretensi oleh permukaan koloid.
Keasaman atau pH (potential of Hidrogen) C. LOKASI PRAKTIKUM
adalah nilai (pada skala 0-14) yang menggambarkan Pengambilan data lapangan dilaksanakan di
jumlah relatif ion H+ di dalam larutan tanah. Larutan Halaman kampus 2 Universitas Muhammadiyah
tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada Palangka Raya . Analisis dilaksanakan di
pada kisaran 0-6 artinya larutan tanah Laboratorium Fakultas Pertanian dan Kehutanan
mengandung ion H+ lebih besar dari pada ion OH - Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

37

sebaliknya jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih


kecil dari pada ion OH larutan tanah ini disebut
bereaksi basa (alkali) atau memiliki nilai pH 8-14.
jika jumlah ion H+ di dalam larutan disebut D. ALAT DAN BAHAN
bereaksi netral dengan nilai pH 7(Novizan, 2002) .
Alat dan bahan yang digunakan antara lain:
Tanah bersifat asam karena berkurangnya
kation kalsium, ,magnesium, kalium dan natrium. 1. Publikasi ilmiah, baik cetak maupun elektronik
Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air 2. Ring sampel tanah dan penutupnya
kelapisan tanah yang lebih bawah (pencucian) atau 3. Bor tanah
hilang diserap tanaman, karena ion-ion positif yang 4. Golok atau pisau
melekat pada koloid tanah berkurang, Kation 5. Cangkul/ sekop
membentuk asam seperti hidrogen dan aluminium 6. Kantong plastic ukuran 2 kg
akan menggantikannya. Terlalu banyak pupuk 7. Kaca pembesar
nitrogen seperti ZA juga menyebabkan peningkatan 8. Munsell soil color chart
konsentrasi ion H+ (Novizan, 2002).
9. Aquades/ air mineral
10. Pita meter/ penggaris
B. TUJUAN PRAKTIKUM 11. Botol (daya tamping 600-1000 ml)
Praktikum ini bertujuan agar: 12. Botol bekas
13. Oven
1. Menjelaskan defenisi struktur, tekstur, warna 14. Trash bag
tanah dan KTK tanah. 15. Kamera
2. Mampu melakukan analisis struktur, tekstur, 16. Alat tulis
warna tanah dan KTK tanah secara manual. 17. Tally sheet
3. Menjelaskan keterkaitan karakteristik struktur,
tekstur, warna tanah dan KTK terkait aliran E. METODE PRAKTIKUM
nutrisi nutrisi tanah pada berbagai tipe
penutupan E.1 Penetapan titik pengambilan contoh
4. Memberikan alasan pentingnya mengetahui Contoh tanah adalah massa tanah yang
struktur, tekstur, dan warna tanah. diambil dari suatu bagian tubuh tanah dengan cara-
5. Menjelaskan defenisi bulkdensity, porositas, cara tertentu sesuai dengan gatra yang akan disidik.
dan air tersedia dalam tanah. Pengambilan contoh tanah diperlukan untuk
6. Melakukan analisis bulkdensity, porositas, dan kegiatan:
air tersedia dalam tanah secara manual. a) pengujian tanah secara dini, cepat, atau kualitatif
7. Menjelaskan keterkaitan karakteristik di lapangan; atau b) pengujian tanah secara
bulkdensity, porositas, dan air tersedia dalam laboratoris untuk menganalisis sifat-sifat tanah
tanah terkait aliran nutrisi nutrisi tanah pada yang diinginkan (Purwowidodo 2003). Pada
berbagai tipe penutupan praktikum ini, dilakukan penetapan titik
8. Memberikan alasan pentingnya mengetahui pengambilan contoh tanah sebelum contoh tanah
struktur, tekstur, dan warna tanah. diambil. Titik pengambilan contoh tanah dapat
dilihat pada Gambar 1.

38
permukaan tanah 3. Ring sampel secara perlahan
ditekan merata dengan menggunakan papan
diatasnya sampai terbenam ¾ bagian (jika tanahnya
padat, penekanan dibantu dengan pukulan palu). 4.
Ring sampel kedua diletakkan di atas ring sampel
pertama, kemudian ditekan sampai ring sampel
pertama mencapai kedalaman yang diinginkan
(Gambar 2). 5. Tanah di sekeliling ring sampel digali
(Gambar 2) sehingga ring sampel dapat diambil
serempak dalam keadaan bertautan. Kondisi contoh
tanah yang terambil didalam ring tanah harus padat
dan tidak keropos. 6. Tanah lebihan yang menempel
Gambar 1 Titik pengambilan contoh tanah. di sisi luar ring sampel dan diantara kedua ring
sampel dibuang dengan menggunakan pisau tipis
dan tajam (Gambar 2). 7. Bagian bawah dan atas
E.2 Pengambilan contoh tanah terusik (contoh ring ditutup dengan menggunakan penutup ring
tanah komposit) tanah atau plastic (Gambar 2).
Contoh tanah terusik diambil dari suatu
tubuh tanah dengan cara yang menyebabkan
perubahan/kerusakan pada bentuk alaminya,
terutama ruang/pori tanah. Contoh tanah terusik
diambil pada kedalaman tanah 0-20 cm
menggunakan golok, cangkul, sekop, atau bor tanah.
Pengambilan contoh tanah terusik dilakukan
melalui langkahlangkah berikut:
1. Mata bor diletakkan di permukaan tanah secara
cacak
2. Pegangan bor diputar perlahan-lahan ke arah
kanan (searah jarum jam) dengan disertai
tekanan sampai seluruh kepala bor terbenam
3. Kepala bor tanah kemudian dikeluarkan dari Gambar 2 Teknik pengambilan contoh tanah utuh menggunakan
tubuh tanah dengan memutar pegangan ke arah ring sampel
kiri dengan disertai tarikan E.4 Analisis sifat-sifat tanah Terusik
4. Contoh tanah yang terbawa kepala bor  Struktur tanah
dilepaskan perlahan-lahan sampai bersih dan
diusahakan tidak banyak merusak susunan Penentuan tipe struktur
cacaknya tanah dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
5. Langkah-langkah diatas dilakukan kembali pada 1. Contoh tanah terusik diambil sebanyak ± 20
titik pengambilan contoh tanah lain dan cm3 (massa tanah dapat ditampung dua telapak
kemudian contoh tanah tersebut dicampur. tangan yang didampingkan)
E.3 Pengambilan contoh tanah tidak terusik 2. Bongkahan tanah tersebut dihancurkan dengan
(contoh tanah utuh) cara dilempakan setinggi 25-50 cm
Contoh tanah tidak terusik diambil dari suatu tubuh 3. Setelah bongkahan tanah tersebut hancur,
tanah dengan cara meminimumkan perubahan/ ditentukan bentuk agregat tanah terkecil
kerusakan pada bentuk alaminya, terutama ruang/ (struktur tanah) yang terdapat pada bongkah
pori tanah. Pengambilan contoh tanah tidak terusik tanah tersebut
dilakukan melalui langkah-langkah berikut: 1.
Permukaan bagian tubuh tanah yang akan diambil 4. Bentuk agregat tanah disesuaikan dengan
contoh tanahnya dibersihkan dari penutupan Gambar
tumbuhan, serasah dan batu, kemudian diratakan. 2. 2.
Ring sampel diletakkan diatas permukaan tanah
tersebut dengan sisi bagian tajam yang merapatkan

39
E. Dalam pembuatan silinder, tanah
digulunggulungkan pada permukaan licin dan
halus (di atas kaca, porselen, atau lantai yang
halus).

 Warna tanah
Warna tanah adalah penampilan warna
tubuh tanah yang dikendalikan oleh warna asli
bahan induk dan warna-warna senyawa kimiawi
atau mineralmineral primer atau sekunder hasil
pedogenesis (Purwowidodo 2003). Penetapan
warna tanah menggunakan buku panduan warna
Munsell Soil Color Charts yang disusun secara
Gambar 2 Bentuk agregat tanah (struktur tanah). sistematis memadukan peubah-peubah hue, value,
dan chroma. Contoh tanah yang digunakan untuk
penetapan warna tanah ialah contoh tanah terusik.
 Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi  KTK tanah
aneka kelompok ukuran jarah/pisahan tanah yang
menyusun massa tanah suatu bagian tubuh tanah Bobot isi tanah/ kerapatan limbak tanah/
(Purwowidodo 2003). Penetapan kelas tekstur bulk density adalah nisbah berat tanah teragregasi
tanah dilakukan dengan metode uji rasa rabaan. terhadap volumenya (g/cm3). Penetapan bobot isi
Metode ini menetapkan kelas tekstur tanah dihitung dengan menggunakan metode ring tanah
berdasarkan sensasisensasi yang dapat dirasakan yaitu:
oleh rabaan jari-jari tangan sebagai akibat perilaku Penetapan KTK tanah dilakukan dengan cara
pisahan-pisahan tanahnya. Tata cara penetapan sebagai berikut:
kelas tekstur tanah dengan metode uji rasa rabaan
ialah sebagai berikut: 1. Contoh tanah dan air dimasukkan ke dalam
botol air minum 600 ml dengan
A. Setengah genggam contoh tanah terusik diambil perbandingan 1:3, kemudian dikocok selama
dan dipisahkan dari benda-benda asing (akar, 5 menit.
biji, binatang tanah, mineral, dan batu) sehingga
menyisakan pisahan yang halus 2. Lalu didiamkan sampai terjadi pengendapan
B. Tekstur tanah ditentukan dengan berpedoman maksimal 3 hari.
pada kunci determinasi penentuan tekstur 3. KTK tanah ditetapkan berdasarkan lama
tanah (Gambar 2.4) waktu pengendapan suspense tanah pada
C. Sampel tanah harus dalam keadaan lembab, bila larutan tanah dengan ketentuan seperti pada
tanah tersebut kering maka perlu dibasahi Tabel 1.
sedikit demi sedikit sampai kondisi mulai Tabel 1 Kategori KTK tanah
lengket di tangan
Kategori Kisaran Pengendepan
D. Bila tanah terlalu basah (contohnya tanah pada
Rendah <1,5 jam
hutan mangrove), sampel tanah perlu ditiriskan
(ditaruh beberapa waktu di tempat miring Sedang 1,5-24 jam
supaya airnya turun) sehingga tanah dalam Tinggi >24 jam
keadaan lembab
Sumber: Istomo et al. (2007)

40
41
E.5 Analisis sifat-sifat tanah tidak terusik
 Bobot isi tanah (Bulkdensity)
Bobot isi tanah/ kerapatan limbak tanah/ bulk density adalah nisbah berat tanah teragregasi
terhadap volumenya (g/cm3). Penetapan bobot isi dihitung dengan menggunakan metode ring tanah yaitu:
1. Contoh tanah dalam ring tanpa tutup ditimbang untuk mengetahui berat tanah keadaan lapang
beserta ringnya (BB).
2. Contoh tanah dioven selama 24 jam pada suhu 105 oC kemudian ditimbang untuk mengetahui
berat tanah kering oven beserta ringnya (BK1)
3. Contoh tanah dalam ring sampel dibuang, lalu ditimbang berat ring sampelnya saja (BR).
4. Berat kering contoh tanah tanpa ring (BK) ditetapkan dengan persamaan:
BK (g) = BK1(g) – BR (g)
Tinggi dan diameter sisi dalam ring sampel diukur, lalu ditentukan volume tanah dalam ring sampel
(Vt) dengan persamaan:
Vt = ¼ πd2t
Keterangan :
Vt : volume tanah dalam ring sampel (cm3)
π : 3,14
d : diameter bagian dalam ring sampel (cm)
t : tinggi ring sampel (cm)
Bobot isi (g/ cm3) ditetapkan dengan menggunakan persamaan:
BI = BK/Vt
Keterangan:
BI : Bobot isi tanah (cm3)

 Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang
dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Pada
praktikum ini, porositas ditentukan dengan menggunakan metode nisbah bobot isi (BI) : bobot partikel
(BP) melalui persamaan:

Porositas : x 100%
Keterangan:
BP = bobot partikel tanah (cm3); biasanya tanah mempunyai bobot partikel sebesar 2,65 g/ cm3

 KADAR AIR
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara
ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman
pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki
tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah
air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya
akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara

42
vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal
(Hakim, dkk, 1986).

Rumus menentukan kadar air


Kadar Air = Berat Basah – Berat Kering x 100%
Berat Kering

F. HASIL
 Tanah Terusik
Data hasil produktivitas serasah yang diperoleh dituliskan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tanggal pengamatan : Jumat, 3 November 2023
Lokasi pengamatan : Halaman Kampus 2 UMPR
Vegetasi penutup lahan : Semak belukar (rumput)

Hasil pengamatan struktur, tekstur, dan warna tanah


Sifat Fisik Tanah
No. Lokasi
Struktur Tekstur Warna
1. Halaman kampus 2 Universitas Remah/Granular Loamy Sand Hitam/Black
Muhammadiyah Palangka Raya

Hasil KTK pada lokasi pengamatan


KTK
Lokasi
Kedalaman
Nilai Kategori

Halaman kampus 2 -/+ 25 cm - 30 cm


Universitas >24 jam Tinggi
Muhammadiyah Palangka
Raya

 Tanah Tidak Terusik


Data hasil produktivitas serasah yang diperoleh dituliskan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tanggal pengamatan :Jumat, 29 Desember 2023
Lokasi pengamatan : Halaman kampus 2 UMPR

43
Hasil pengamatan pada masing-masing lokasi

Bulk Density Porositas Kadar air


Lokasi
(g/cm3) (%) (%)

Halaman kampus 2
Universitas
Muhammadiyah Palangka 1,23 53 35
Raya (R1)
Halaman kampus 2
Universitas
Muhammadiyah Palangka 1,65 37 16
Raya (R2)

CONTOH PERHITUNGAN :

44
45
46
G. DOKUMENTASI KEGIATAN

Penjelasan metode dan mekanisme Praktek pengambilan sampel tanah

Pengambilan sampel tanah terusik menggunakan Bor Tanah

Hasil Sampel tanah Terusik

47
Pengambilan sampel tanah Tidak Terusik menggunakan Ring sampel

Tanah dalam Ring sampel dan siap untuk di oven

Penimbangan Sampel tanah

48
H. PEMBAHASAN
Pengambilan sampel tanah digunakan untuk suatu metode analisis tanah. Analisis tanah dilakukan
terhadap suatu sampel.
Tanah yang diambil dilapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam praktikum mata kuliah Ilmu Tanah Hutan dilakukan pengambilan dua sampel tanah yaitu :
> Sampel tanah tidak terusik
Sampel tanah tidak merupakan sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring, hal ini
dilakukan agar mendapatkan sampel tanah yang kondisinya sesuai dengan kondisi dilapangan.
Selanjutnya sampel tanah utuh ini digunakan untuk menganalisis sifat fisik tanah yaitu untuk
menentukan nilai bulk density, Porositas, dan kadar air lapang.
>Sampel tanah terusik
Sampel tanah terusik merupakan sampel tanah yang diambil langsung menggunakan bor yang
selanjutnya dikeringanginkan. Sampel tanh terganggu ini digunakan untuk menentukan sifat fisik
tanah (Struktur,tekstur,warna) dan KTK tanah.

I. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan yakni sebagai berikut:
Contoh tanah tidak terusik berarti tanah tersebut belum pernah digunakan

49
kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya seperti pertambangan atau yang
lainnya.
Contoh tanah terusik berarti tanah tersebut telah pernah digunakan untuk
kegiatan budidaya tanaman atau kegiatan lainnya.
Dalam metode pengambilan tanah terusik kita mengunakan bor tanah untuk
mengambil tanah kedalaman -/+ 25 cm – 30 cm dimana itu merupakan lapisan
tanah solum. Lalu dalam metode ring sampel untuk tanah tak terusik kita
mengunakan ring tabung .
Pengambilan sampel ini sangat penting dalam tahapan pengujian tanah. Sampel
tanah yang diambil tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk berapa besar unsur
hara yang
terkandung setelah dilakukan analisis kimia.

I. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/262392927/Tanah-Terusik-dan-Tak-Terusik
https://www.academia.edu/5565675/LAPORAN_PRAKTIKUM_1
https://mirindaretno.files.wordpress.com/2018/11/laporan-acara-2-saintan.pdf

50
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/101566/Dwi%20Putra%20Ardani-
141710201091.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://riasubakti.blogspot.com/2013/03/laporan-contoh-tanah-lengkap-bram.html

Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R.
Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta

NILAI LAPORAN DAN PARAF ASISTEN PRAKTIKUM:

Nama : Joanz Milalfius Fernando


NIM : 22.61.026638
Mata Kuliah : Ilmu Tanah Hutan
Program Studi : Kehutanan B

Nilai Paraf Saran Perbaikan Laporan

51
52

Anda mungkin juga menyukai