Anda di halaman 1dari 10

Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan

Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

Materi 8
ANALISIS TEKSTUR, STRUKTUR, WARNA TANAH, pH, DAN KTK TANAH
PADA BERBAGAI TIPE PENUTUPAN LAHAN

A. PENDAHULUAN Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah


hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau
Tanah adalah suatu tubuh alami yang disusun
granular di tanah lapisan atas (top soil) yaitu di
oleh bahan-bahan padat (hancuran batu, mineral, dan
horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah
bahan organik), cairan, dan gas; terdapat di
lapisan bawah (sub soil). Akan tetapi, pada tanah yang
permukaan lahan; menempati ruang tertentu; dan
terbentuk di daerah.
dicirikan oleh horison atau lapisan yang dapat
dipisahkan dari bahan asalnya karena telah mengalami Warna tanah merupakan gabungan berbagai
penambahan, pelenyapan, pemindahan, serta alih warna komponen penyusun tanah. Warna tanah
wujud energi dan bahan penyusunnya. Tubuh tanah ini berhubungan langsung secara proporsional dari total
terbentuk oleh adanya saling tindak antara bahan campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah.
induk tanah di suatu lokasi dengan lingkungannya Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan
yang melibatkan aneka proses pembentukan tanah spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik
(Buol et al. 1980 dan Soil Survey Staff 1998 dalam masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan
Purwowidodo 2003). spesifik menyebabkan makin dominan menentukan
warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah
Kemampuan tumbuh tanah menjalankan fungsi
(koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki
alaminya bermacam-macam yang dipengaruhi oleh
luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga
sifat-sifat pedologis dan edapologis, keadaan bentang
sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus,
lahan, serta keadaan iklim (Purwowidodo 2003), yang
besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna
membentuk sifat-sifat tanah. Sifat-sifat tanah terbagi
tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan
kedalam sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Contoh
atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi
sifat fisik tanah yaitu tekstur, struktur, bulk density,
tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya
porositas, permeabilitas, daya topang tanah, kadar air
berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu,
dan kapasitas lapang. Contoh sifat kimia tanah yaitu
dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna
kemasaman tanah (pH), kapasitas tukar kation (KTK)
merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini
dan kadar hara. Contoh sifat biologi tanah yaitu jumlah
tergantung proporsi tipe mantel besinya.
binatang tanah.
KTK dalam ilmu tanah diartikan sebagai
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan
kemampuan tanah untuk menjerap dan menukar atau
berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran
melepaskan kembali ke dalam larutan tanah. Di dalam
lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti
tanah, komponen yang mempunyai muatan
kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah yang
adalah lempung dan bahan organik tanah (senyawa
berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus
organik). Muatan negatif lempung / bahan organik
tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi: (1) pasir,
biasanya mengikat kation (ion bermuatan positif) yang
yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm
ada disekitarnya (dalam larutan tanah) sehingga
sampai dengan 2 mm; (2) debu, yaitu butir tanah yang
terjadi reaksi elektronetralitas yang menghasilkan
berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm;
keseimbangan kimia.
dan (3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang
dari 0,002 mm. Secara praktikal, pertukaran kation sangat
penting dalam fisika tanah, kimia tanah, kesuburan
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah
tanah, retensi hara dalam tanah, serapan hara oleh
menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah
tanaman, pemupukan dan pengapuran. Secara umum
merupakan perbandingan antara butir-butir pasir,
kation yang terjerap tersedia bagi tanaman melalui
debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12
pertukaran kation dengan ion H yang dihasilkan oleh
klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan
respirasi akar-akar tanaman. Hara yang ditambahakan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan
kedalam tanah dalam bentuk pupuk akan diretensi
liat.
oleh permukaan koloid.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
Keasaman atau pH (potential of Hidrogen)
butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi
adalah nilai (pada skala 0-14) yang menggambarkan
karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu
jumlah relatif ion H+ di dalam larutan tanah. Larutan
sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik,
tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada
oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan
kisaran 0-6 artinya larutan tanah mengandung ion
kecil (struktur tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran,
H+ lebih besar dari pada ion OH- sebaliknya jumlah ion
dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.

37
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- 17. Trash bag
larutan tanah ini disebut bereaksi basa (alkali) atau 18. Kamera
memiliki nilai pH 8-14. jika jumlah ion 19. Alat tulis
H+ di dalam larutan disebut bereaksi netral dengan 20. Tally sheet
nilai pH 7(Novizan, 2002) .
E. METODE PRAKTIKUM
Tanah bersifat asam karena berkurangnya
kation kalsium, ,magnesium, kalium dan natrium. E.1 Penetapan titik pengambilan contoh
Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan
Contoh tanah adalah massa tanah yang diambil
tanah yang lebih bawah (pencucian) atau hilang
dari suatu bagian tubuh tanah dengan cara-cara
diserap tanaman, karena ion-ion positif yang melekat
tertentu sesuai dengan gatra yang akan disidik.
pada koloid tanah berkurang, Kation membentuk asam
Pengambilan contoh tanah diperlukan untuk kegiatan:
seperti hidrogen dan aluminium akan
a) pengujian tanah secara dini, cepat, atau kualitatif di
menggantikannya. Terlalu banyak pupuk nitrogen
lapangan; atau b) pengujian tanah secara laboratoris
seperti ZA juga menyebabkan peningkatan konsentrasi
untuk menganalisis sifat-sifat tanah yang diinginkan
ion H+ (Novizan, 2002).
(Purwowidodo 2003). Pada praktikum ini, dilakukan
penetapan titik pengambilan contoh tanah sebelum
B. TUJUAN PRAKTIKUM contoh tanah diambil. Titik pengambilan contoh tanah
dapat dilihat pada Gambar 1.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan defenisi struktur, tekstur, warna
tanah, pH, dan KTK tanah.
2. Mampu melakukan analisis struktur, tekstur,
warna tanah, pH, KTK tanah secara manual.
3. Menjelaskan keterkaitan karakteristik struktur,
tekstur, warna tanah, pH, dan KTK terkait aliran
nutrisi nutrisi tanah pada berbagai tipe penutupan
4. Memberikan alasan pentingnya mengetahui
struktur, tekstur, dan warna tanah.

C. LOKASI PRAKTIKUM
Pengambilan data lapangan dilaksanakan di Gambar 1 Titik pengambilan contoh tanah.
tegakan hutan yang berada di sekitar area Fakultas
Kehutanan IPB, seperti Arboretum Fakultas Kehutanan
IPB, Arboretum Departemen KSHE, Tanoto Forestry, E.2 Pengambilan contoh tanah terusik (contoh
tegakan karet di depan Gymnasium dan sebagainya. tanah komposit)
Analisis dilaksanakan di Laboratorium Pengaruh
Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Contoh tanah terusik diambil dari suatu tubuh
tanah dengan cara yang menyebabkan
perubahan/kerusakan pada bentuk alaminya,
D. ALAT DAN BAHAN terutama ruang/pori tanah. Contoh tanah terusik
diambil pada kedalaman tanah 0-20 cm menggunakan
Alat dan bahan yang digunakan antara lain:
golok, cangkul, sekop, atau bor tanah. Pengambilan
1. Publikasi ilmiah, baik cetak maupun elektronik contoh tanah terusik dilakukan melalui langkah-
2. Ring sampel tanah dan penutupnya langkah berikut:
3. Bor tanah
1. Mata bor diletakkan di permukaan tanah secara
4. Golok atau pisau
cacak
5. Cangkul/ sekop
6. Kantong plastic ukuran 2 kg 2. Pegangan bor diputar perlahan-lahan ke arah
7. Kaca pembesar kanan (searah jarum jam) dengan disertai tekanan
8. Munsell soil color chart sampai seluruh kepala bor terbenam
9. Aquades/ air mineral
3. Kepala bor tanah kemudian dikeluarkan dari
10. Pita meter/ penggaris
tubuh tanah dengan memutar pegangan ke arah
11. Porselen
kiri dengan disertai tarikan
12. Botol (daya tamping 600-1000 ml)
13. Botol bekas tempat film 4. Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan
14. Kertas indikator pH/ kertas lakmus perlahan-lahan sampai bersih dan diusahakan
15. Tabel indikator pH tidak banyak merusak susunan cacaknya
16. Oven

38
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

5. Langkah-langkah diatas dilakukan kembali pada B. Tekstur tanah ditentukan dengan berpedoman
titik pengambilan contoh tanah lain dan kemudian pada kunci determinasi penentuan tekstur tanah
contoh tanah tersebut dicampur. (Gambar 2.4)
C. Sampel tanah harus dalam keadaan lembab, bila
E.3 Analisis sifat-sifat tanah tanah tersebut kering maka perlu dibasahi sedikit
demi sedikit sampai kondisi mulai lengket di
 Struktur tanah tangan
Penentuan tipe struktur tanah dilakukan D. Bila tanah terlalu basah (contohnya tanah pada
melalui langkah-langkah berikut: hutan mangrove), sampel tanah perlu ditiriskan
1. Contoh tanah terusik diambil sebanyak ± 20 cm 3 (ditaruh beberapa waktu di tempat miring supaya
(massa tanah dapat ditampung dua telapak tangan airnya turun) sehingga tanah dalam keadaan
yang didampingkan) lembab

2. Bongkahan tanah tersebut dihancurkan dengan E. Dalam pembuatan silinder, tanah digulung-
cara dilempakan setinggi 25-50 cm gulungkan pada permukaan licin dan halus (di atas
kaca, porselen, atau lantai yang halus).
3. Setelah bongkahan tanah tersebut hancur,
ditentukan bentuk agregat tanah terkecil (struktur
tanah) yang terdapat pada bongkah tanah tersebut  Warna tanah
4. Bentuk agregat tanah disesuaikan dengan Gambar Warna tanah adalah penampilan warna tubuh
2. tanah yang dikendalikan oleh warna asli bahan induk
dan warna-warna senyawa kimiawi atau mineral-
mineral primer atau sekunder hasil pedogenesis
(Purwowidodo 2003). Penetapan warna tanah
menggunakan buku panduan warna Munsell Soil Color
Charts yang disusun secara sistematis memadukan
peubah-peubah hue, value, dan chroma. Contoh tanah
yang digunakan untuk penetapan warna tanah ialah
contoh tanah terusik.

 KTK tanah
Bobot isi tanah/ kerapatan limbak tanah/ bulk
density adalah nisbah berat tanah teragregasi terhadap
volumenya (g/cm3). Penetapan bobot isi dihitung
dengan menggunakan metode ring tanah yaitu:
Gambar 2 Bentuk agregat tanah (struktur tanah).
Penetapan KTK tanah dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
 Tekstur tanah 1. Contoh tanah dan air dimasukkan ke dalam
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi aneka botol air minum 600 ml dengan perbandingan
kelompok ukuran jarah/pisahan tanah yang menyusun 1:3, kemudian dikocok selama 5 menit.
massa tanah suatu bagian tubuh tanah (Purwowidodo 2. Lalu didiamkan sampai terjadi pengendapan
2003). Penetapan kelas tekstur tanah dilakukan maksimal 3 hari.
dengan metode uji rasa rabaan. Metode ini
menetapkan kelas tekstur tanah berdasarkan sensasi- 3. KTK tanah ditetapkan berdasarkan lama waktu
sensasi yang dapat dirasakan oleh rabaan jari-jari pengendapan suspense tanah pada larutan
tangan sebagai akibat perilaku pisahan-pisahan tanah dengan ketentuan seperti pada Tabel 1.
tanahnya. Tata cara penetapan kelas tekstur tanah Tabel 1 Kategori KTK tanah
dengan metode uji rasa rabaan ialah sebagai berikut:
Kategori Kisaran Pengendepan
A. Setengah genggam contoh tanah terusik diambil
dan dipisahkan dari benda-benda asing (akar, biji, Rendah <1,5 jam
binatang tanah, mineral, dan batu) sehingga
Sedang 1,5-24 jam
menyisakan pisahan yang halus
Tinggi >24 jam
Sumber: Istomo et al. (2007)

39
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

 Kemasaman (pH) tanah 2. Tabung film tersebut dikocok selama 5 menit,


kemudian didiamkan mengendap.
Penetapan kemasaman (pH) tanah dilakukan
melalui metode kolorimetri. Metode kolometri bekerja 3. Apabila seluruh suspense tanah pada larutan
berdasarkan bereaksinya suatu larutan penunjuk tersebut telah mengendap, dicelupkan kertas
(larutan indikator) dengan larutan hasil ekstraksi indikator pH selama 1 menit yang kemudian
tanah (supernatant) sehingga menghasilkan suatu didiamkan selama 3 menit.
warna yang kemudian dibandingkan dengan warna-
4. Warna yang terbentuk pada kertas indikator
warna baku pH (Purwowidodo 2003). Langkah-
pH dicocokkan dengan warna-warna baku pH
langkah yang dilakukan untuk penetapan kemasaman
yang terdapat pada kotak kertas indikator pH
tanah antara lain:
sehingga besaran pH dapat ditetapkan.
1. Contoh tanah dan aquades dimasukkan ke
Kategori kemasaman tanah ditetapkan dengan
dalam tabung film dengan perbandingan 1:2
menggunakan kriteria Olson (Tabel 2).

40
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

Tabel 2 Kategori kemasaman tanah Olson (1981)


Kategori Kisaran besaran pH
Luar biasa masam <4,5
Sangat masam 4,5-5,0
Masam 5,1-5,5
Cukup masam 5,6-6,0
Agak masam 6,1-6,5
Netral 6,6-7,3
Agak alkalin 7,4-7,8
Cukup alkalin 7,9-8,4
Sangat alkalin 8,5-9,0
Luar biasa alkalin >9,0
Sumber: Purwowidodo (2003)

F. HASIL

Data hasil produktivitas serasah yang diperoleh dituliskan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tanggal pengamatan : …………………………….
Lokasi pengamatan : …………………………….
Jenis tanah : …………………………….
Vegetasi penutup lahan : …………………………….

Hasil pengamatan struktur, tekstur, dan warna tanah


Sifat Fisik Tanah
No. Lokasi
Struktur Tekstur Warna

41
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

Hasil pengamatan pH dan KTK pada masing-masing lokasi


pH KTK
Lokasi Kedalaman
Nilai Kategori Nilai Kategori

42
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

DOKUMENTASI KEGIATAN

G. PEMBAHASAN

43
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

44
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

45
Panduan Praktikum MK Pengelolaan Nutrisi Hutan
Materi 8: Analsis Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah, pH, dan KTK Tanah pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan

H. KESIMPULAN

I. DAFTAR PUSTAKA

NILAI LAPORAN DAN PARAF ASISTEN PRAKTIKUM:


Nilai Paraf Saran Perbaikan Laporan

46

Anda mungkin juga menyukai