Anda di halaman 1dari 24

PEMBELAJARAN 4.

PENGUKURAN PARAMETER TANAH DAN IKLIM


HUTAN

SUMBER: MODUL PKB PPPPTK PERTANIAN

A. Kompetensi

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda


diharapkan dapat menerapkan pengetahuan pengukuran parameter tanah dan
iklim hutan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Melakukan Pengukuran Parameter Tanah Hutan


2. Melakukan Pengukuran Parameter Iklim Hutan

C. Uraian Materi

1. Pengukuran Parameter Tanah

a. Pembentukan Tanah Hutan

Lingkungan fisik hutan secara umum dibagi menjadi dua hal, yaitu lingkungan iklim
hutan dan lingkungan tanah hutan. Kedua faktor abiotik ini sangat menentukan
berbagai vegetasi dan satwa yang berada di ekosistem hutan tertentu. Dalam ilmu
kehutanan, faktor yang menjadi fokus dalam pengelolaan hutan adalah faktor
lingkungan tanah karena lingkungan tanah lebih mudah dikelola daripada iklim.

101 I KEHUTANAN
Ilmu mengenai tanah hutan ini sangat penting dalam dunia kehutanan, terutama
dalam dunia silvikultur. Tanah yang sesuai akan menumbuhkan tanaman yang sesuai.
Pengoptimalan pertumbuhan tegakan pun dapat dilakukan apabila kita menyediakan
tanah yang sesuai dengan komoditi tanaman yang kita budidayakan. Lebih dari itu,
dengan dipahaminya ilmu pengetahuan mengenai tanah hutan kegiatan reklamasi
lahan bekas tambang pun dapat dilakukan dengan teknik-teknik silvikultur.

Gambar 23. Tanah Hutan sebagai Tempat Tumbuh


Sumber : Tanah Hutan (foresteract.com)
Tanah hutan adalah benda alam yang terdiri dari bahan padatan (bahan mineral dan
bahan organik), air, dan udara yang ditemukan di hutan.

Fungsi tanah hutan secara umum adalah sebagai penyedia air dan hara bagi
tumbuhan, penyedia oksigen, dan penahan mekanis.

Tanah sangat erat hubungannya dengan pedogenesis, yaitu proses pembentukan


tanah yang mencakup penambahan material, pengurangan material, dan pengubahan
material yang menyebabkan terjadinya lapisan (horizon tanah).

Berdasarkan bahan padatan penyusun tanah, tanah secara umum diklasifikasikan


menjadi tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral adalah tanah yang
horizonnya didominasi oleh bahan padatan mineral (anorganik), sedangkan tanah
organik adalah tanah yang horizonnya didominasi oleh bahan padatan organik.

KEHUTANAN I 102
Horizon Tanah Hutan

Gambar 24. Horizon Tanah Hutan


Sumber : Tanah Hutan (foresteract.com)
Horizon tanah hutan atau lapisan tanah hutan terdiri dari beberapa lapisan,
bergantung pada jenis tanah dan bahan pembentuk tanah. Secara umum horizon
tanah dari atas sampai bawah itu adalah horizon O, A, E, B, C, dan R.

Horizon O merupakan lapisan tanah hutan yang terdiri atas bahan organik, biasanya
merupakan hasil dari dekomposisi daun, batang, ranting, dan bagian lain dari
tumbuhan. Bahan organik ini biasanya banyak ditemukan pada hutan dataran tinggi.
Hutan dataran rendah memiliki sedikit kandungan bahan organik karena bahan
organik mudah terdekomposisi oleh makhluk hidup pengurai.

Horizon A merupakan horizon yang terdiri atas bahan mineral, meskipun mungkin ada
campuran bahan organik dalam jumlah yang tidak banyak. Warna horizon ini
cenderung gelap. Lapisan ini pun biasanya diolah untuk kegiatan pertanian.

Horizon E adalah horizon yang tidak selalu ada dalam lapisan tanah. Horizon ini
berada di antara horizon A dan horizon B.

Horizon B adalah horizon yang berada di bawah horizon A atau horizon E yang
memiliki warna lebih merah daripada lapisan yang lain. Hal ini disebabkan karena
adanya pedogenesis tanah. Warna merah ini sangat penting dalam ilmu tanah hutan
karena tingkat kemerahan ini menunjukan tingkat oksidasi tanah yang disebabkan
oleh adanya besi oksida.

103 I KEHUTANAN
Horizon C merupakan tanah yang masih muda, artinya baru mengalami perubahan
dari batuan menjadi tanah. Horizon C ini berada tepat di atas horizon R.

Horizon R merupakan bahan induk atau batuan. Lapisan inilah yang sangat
menentukan sifat-sifat tanah yang nantinya akan terbentuk.

b. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Secara sederhana kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan tanah dalam
memegang zat hara. Nilai KTK yang tinggi merupakan indikator dari suburnya suatu
tanah. KTK ini sangat baik untuk tanah agar tanah bisa menahan berbagai zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan.

Dalam ilmu tanah, berbagai metode digunakan dalam menghitung tingkat KTK suatu
tanah. Metode yang digunakan biasanya menggunakan alat-alat dan bahan yang
tidak mudah didapatkan. Namun, terdapat metode sederhana dalam menganalisis
secara kualitatif tingkat tinggi rendahnya suatu KTK. Metode ini adalah metode kocok
endap. Prinsip dari metode ini adalah mengocok suspensi tanah (tanah 1 : air 8)
kemudian menunggu sampai air jernih pada kedalaman 3 cm dari permukaan air.
Semakin air susah berubah dari keruh menjadi bening maka nilai KTK-nya semakin
tinggi.

c. Sifat Fisika Tanah


Secara fisik, tanah tersusun bahan mineral dan bahan organik dalam berbagai ukuran.
Partikel mineral dan bahan organik mengisi matriks tanah sekitar 50% volume.
Sisanya terdiri atas ruang pori, yang terisi air dan atau udara. Proporsi air dan udara
berubah-uabah secara dinamis menurut kondisi keairan lingkungan tanah. Hal ini
membentuk sistem 3 fase yaitu padatan, cair dan gas. Hampir di semua penggunaan
tanah sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah.Beberapa sifat fisik tanah yang
perlu untuk ditelaah dengan baik antara lain:

KEHUTANAN I 104
1) Warna Tanah

Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah oleh karena warna dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah. Adapun penyebab
perbedaan warna tanah umumnya adalah akibat perbedaaan kandungan bahan
organik; semakin banyak kandungan bahan organik tanah tersebut maka warnanya
akan semakin gelap. Sebagian tanah warnanya disebabkan oleh warna mineral tanah
itu sendiri.

Ada 3 komponen penentu warna tanah, yaitu: hue, kroma (chrome) dan nilai (value).

• Hue: menunjukkan panjang gelombang cahaya dominan yang


dipantulkan benda. Ada 5 hue tunggal (R, Y, G, B, P); dan 5 hue
gabungan (YR, GY, BG, PB, RP).
• Kroma: ukuran derajat kemurnian atau kejenuhan warna hue. Memiliki
skala dari 0-20. Makin tinggi skala kroma warna makin terang.
• Nilai (value): ukuran tingkat kebersihan atau kekotoran (terang-
gelapnya) warna. Dinyatakan dengan skala 1-10 ( deraj at kombinasi
pigmen hitam dan putih).

2) Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara fraksi tanah baik pasir, debu,
dan liat. Menurut perbandingan tersebut diperoleh kelompok tekstur tanah sebanyak
14 macam. Sebagian ahli membaginya ke dalam 12 saja. Ada banyak sifat tanah
terutama sifat fisik dipengaruhi oleh tekstur tanah.

Jenis-jenis tekstur tanah

Kasar Pasir
Pasir berlempung
Agak kasar Lempung berpasir Lempung berpasir halus
Sedang Lempung berpasir sangat halus Lempung
Lempung berdebu
Debu
Lempung liat Agak halus

105 I KEHUTANAN
Lempung liat berpasir
Lempung liat berdebu
Liat berpasir
Halus Liat berdebu
Liat
Penentuan Tekstur Dilakukan dengan menggunakan Diagram Segitiga Tekstur
Tanah

Gambar 25. Segitiga Tekstur Tanah


Sumber : Definisi Tanah - Geoteknik -Teknik Sipil - Teknik Sipil - Geoteknik (sci-
geoteknik.blogspot.com)

Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka
setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat karena
lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar.

Tekstur mempengaruhi beberapa sifat tanah, yaitu kapasitas tukar kation (KTK),
kandungan bahan organik, kadar air tanah, drainase, permeabilitas, struktur tanah,
konsistensi tanah, erodibilitas tanah.

3) Struktur Tanah

Struktur tanah cara tersusunnya butiran tanah, atau gumpalan kecil dari butir-butir
tanah; yang sering juga disebut agregat. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir,
debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-

KEHUTANAN I 106
oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran
dan kemantapan yang berbeda-beda.. Bentuk struktur (Gambar 28) antara lain :

• Lempeng (platy): sumbu vertikal < sumbu horisontal, di hor E atau pada lapisan
padas liat.
• Prismatik: sumbu vertikal > sumbu horisontal, hor B, daerah iklim kering.
• Tiang (columner): sumbu vertikal >sumbu horisontal, bagian atas membulat,
hor B, daerah iklim kering.
• Gumpal bersudut (angular blocky): seperti kubus dengan sudut-sudut tajam,
sumbu vertikal=sumbu horisontal, hor B, daerah iklim basah
• Gumpal membulat(rounded blocky): seperti kubus dengan sudut membulat,
sumbu vertikal=sumbu horisontal, hor B, daerah iklim basah
• Granular: Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm.
Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut
"Crumbs" atau Remah.

Gambar 26. Struktur Tanah


Sumber : Compaction – NDSU Soil Health

d. Sifat Kimia Tanah


Analisis kimia tanah akan membantu dalam memprediksikan kemampuan tanah
dalam suplai hara bagi tanaman. Namun, sering terjadi bahwa hanya sejumlah sedikit
saja unsur-unsur tersedia bagi tanaman. Untuk itu diskusi dan pembahasan tentang

107 I KEHUTANAN
sifat kimia tanah difokuskan pada reaksi pertukaran kation, pH tanah, kejenuhan basa,
koloid tanah.

1) Komposisi Kimia Tanah

Tanah terbentuk dari batuan yang melapuk. Adapun komposisi kimia rata-rata dari
batuan beku ditunjukkkan dalam tabel di bawah.. Variasi kandungan unsur Silikon,
Oksigen dan Aluminium sangat banyak ditemui. Hal ini menunjukkan dominasi mineral
silikat dan aluminosilikat pada batuan beku. Selanjutnya adalah unsur besi, kalsium,
magnesium, natrium, dan kalium. Komposisi kimia batuan beku menyerupai
komposisi mineralogik dari tanah yang telah melapuk minimal atau sedang. Sejumlah
tanah mengandung kuarsa, feldspar, dan mika pada fraksi pasir dan debunya, liat
silikat lapis 2:1 dalam fraksi liatnya, dan kebanyakan muatan negatif liat dinetralisir
dengan adsorpsi ion-ion kalsium, magnesium, sodium dan kalium.

Tabel 2. Komposisi kimia batuan beku dan tanah-tanah yang melapuk intensif

Senyawa Persentase unsur kimia (%)


SiO2 60
Al2O3 16
Fe2O3 7
TiO2 1
MnO 0.1
CaO 5
MgO 4
K2O 3
Na2O 4
P2O5 0,3
SO3 0,1
Total 100,5

Pada saat tanah melapuk dan komposisi mineralogi berubah setiap waktu, terjadi pula
perubahan komposisi kimiawi. Selama proses pembentukan tanah, terjadi kehilangan
unsur-unsur Si relatif terhadap Al dan Fe. Pelepasan dan kehilangan Ca, Mg, Na dan
K lebih cepat dibandingkan Si, dan hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kandungan
empat kation pada tanah-tanah yang melapuk intensif.

KEHUTANAN I 108
2) Reaksi Tanah atau pH tanah.

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di
dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, semakin masam tanah tersebut.
Di dalam tanah selain ion H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion
H+ lebih tinggi dibanding OH-, sedang pada tanah alkalin kandungan OH- lebih
banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi
netral yaitu mempunyai pH=7. Konsentrasi H+ atau OH- dalam tanah sebenarnya
sangat kecil. Nilai pH berkisar antara 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH
kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Besarnya kisaran
nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air murni yaitu :

HOH H+ + OH-
[ H+] [OH-] = 10-14 = K (konstan)

3) Koloid Tanah

Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halus
sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan berat. Liat
termasuk koloid tanah (koloid anorganik) dan humus (koloid organik). Koloid tanah
merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi-reaksi fisikokimia dalam
tanah. Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang dikenal sebagai mi kro sel pada
umumnya bermuatan negatif, sehingga ion-ion yang bermuatan positif akan tertarik
dan membentuk lapisan ganda ion (ionic double layer).

Mineral liat adalah mineral yang berukuran <2 mikron. Mineral liat dalam tanah
terbentuk karena rekristalisasi (sintesis) senyawa hasil pelapukan mineral primer dan
alterasi langsung mineral primer yang telah adaMineral liat dalam tanah ada 3 yaitu :

• Mineral liat Alsilikat


• Oksida- oksida Fe dan Al

109 I KEHUTANAN
• Mineral-mineral primer
Koloid organik utama adalah humus. Koloid organik tersusun atas C, H dan O. Humus
bersifat amorf, kapasitas tukar kation tinggi dan lebih mudah dihancurkan
dibandingkan liat. Sumber muatan negatif humus adalah gugus karboksil dan gugus
fenol. Muatan humus adalah tergantung pH. Dalam keadaan masam, H+ dipegang
kuat oleh gugusan karboksil atau fenol dan menjadi lemah ikatannya jika pH lebih
tinggi.

e. Sifat Biologi Tanah


Secara fisik, tanah tersusun bahan mineral dan bahan organik dalam berbagai ukuran.
Partikel mengisi matriks tanah sekitar 50% ruang pori, dan sisanya diisi air dan udara.
Hal ini membentuk sistem 3 fase yaitu padatan, cair dan gas. Hampir di semua
penggunaan tanah sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah. Belum dipahami
pentingnya dan gunanya aspek biologi tanah dan mereka juga kurang menyadari
keberadaan tanaman maupun binatang-binatang tersebut dalam tanah. Salah satu
sebab adalah sebagian besar binatang-binatang tersebut merupakan mikroba yang
hanya dapat dilihat melalui mikroskop.

Didalam tanah hidup berbagai jenis mikroorganisme yang dapat dibedakan menjadi
flora dan fauna baik makro maupun mikro. Organisme tersebut ada yang bermanfaat
dan ada pula yang mengganggu pertumbuhan tanaman.

1) Cacing tanah

Cacing tanah makan bahan organik mati sisa hewan atau tanaman, tidak makan
vegetasi hidup. Bahan organik dan tanah halus yang dimakan cacing kemudian
dikeluarkan sebagai kotoran (ekskresi) atau casting yang berupa agregat-agregat
berbentuk granular dan tahan terhadap pukulan air hujan serta banyak mengandung
unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Spesies cacing utama adalah : Helodrilus
caliginosus (cacing kebun), Helodrilus foetidus (cacing merah) dan Lumbricus
terrestris (cacing malam).

Arthropoda dan Mollusca

KEHUTANAN I 110
1. Crustacea
2. Chilopoda
3. Arachnida
4. Inscect
Mikrofauna; Protozoa dan Nematoda

Gambar 27. Mikhoriza

Protozoa merupakan hewan bersel satu yang makan bakteri sehingga dapat
menghambat daur ulang unsur-unsur hara ataupun menghambat berbagai proses
dalam tanah yang melibatkan bakteri. Ada tiga jenis protozoa yaitu Amoeba, Flagellata
dan Chiliata. Nematoda adalah cacing yang sangat kecil seperti benang, tidak
berbuku-buku. Nematoda dibagi 3 yaitu : (1) Pradaceous, (2) Parasitik, (3)
Omnivorous. Nematoda parasit dapat menyerang semua jenis tanaman.

a) Makroflora

Akar-akar tanaman mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan


unsur-unsur hara oleh akar-akar tersebut. Disamping itu akar juga mempunyai
pengaruh langsung terhadap ketersediaan unsur hara karena dapat membentuk
asamasam organik di permukaannya yang dapat meningkatkan kelarutan unsur
hara. Ketersediaan unsur hara sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh akar dan aktivitas mikroorganisme dirhizosphere.

b) Bakteri

Bakteri dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

111 I KEHUTANAN
• Autotrof, menghasilkan makanannya sendiri dari bahan anorganik misalnya
melalui fotosintesis.
• Heterotrof, mendapatkan makanannya dari bahan organik yang telah ada
Bakteri-bakteri tersebut kemudian dibagi menjadi :
• Bakteri fotoautotrof, menggunakan energi dari sinar matahari dan karbon dari
CO2 udara untuk mendapatkan makanannya
• Bakteri fotoheterotrof, menggunakan energi dan sinar matahari dan karbon
dari bahan organik untuk mendapatkan makanannya
• Bakteri Chemoautotrof, menggunakan energi dari hasil oksidasi bahan
anorganik seperti N, S, Fe dan karbon dari udara untuk makanannya.
• Bakteri Chemoheterotrof, menggunakan energi dan karbon dari bahan
organik untuk makanannya.

2. Pengukuran Parameter Iklim Hutan

a. Iklim Dan Cuaca (Atmosfir)


Atmosfer merupakan selimut tebal dari berbagai macam gas (termasuk aerosol) yang
menyelimuti seluruh permukaan bumi. Gas tersebut terdiri dari udara kering dan uap
air, sedangkan aerosol merupakan bahan padat. Atmosfer yang menyelimuti seluruh
permukaan bumi berfungsi sebagai :

▪ Pelindung bumi terhadap pemanasan dan pendinginan yang berlebihan (tanpa


atmosfer suhu pada siang hari > 93oC dan malam hari dapat mencapai –1840C
▪ Penyaring (filter) terhadap sinar surya yang berbahaya bagi mahluk hidup (yaitu
sinar UV yang dapat menyebabkan kanker kulit pada manusia).
▪ Penyedia bahan baku bagi mahluk hidup (yaitu CO 2 dalam proses fotosintesis
dan O2 dalam proses respirasi).
▪ Pengatur kelestarian mekanisme terjadinya cuaca dan iklim.
1) Komposisi Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi dengan ketebalan kurang lebih
1.000 km dari permukaan bumi. Lapisan udara ini terdiri dari beberapa gas yang
merupakan unsur-unsur dan senyawa kimia.

KEHUTANAN I 112
Komposisi atmosfer terdiri dari udara kering, uap air, dan aerosol. Komposisi udara
kering dan uap air pada ketinggian dibawah 100 km terdiri atas :

• Gas utama yang terdiri dari N2, O2, Ar, CO2, dan HO2 yang mendominasi sekitar
99.98% - 99,99% volume udara.

• Gas penyerta permanen seperti Ne, He, Kr, Xe, dan H2O, dan gas penyerta tidak
permanen seperti CO, CH4, HC, NO, NO2, N2O, NH3, SO2 dan O3.

Tabel 3. Komposisi Atmosfer Bumi s/d Ketinggian 100 km (udara kering dan uap air)

Banyaknya
Gas (Zat) Berat Molekul
(Bagian Total Molekul)
Nitrogen (N2) 28.016 78.07%
Oksigen (02) 32.00 20.95%
Argon (Ar) 39.94 0.93%
Uap Air (H20) 18.02 0-4%
Karbon Dioksida 44.01 325 ppm
(CO2)
Neon (Ne) 20.18 18 ppm
Helium (He) 4.00 5 ppm
Krypton (Kr) 83.70 1 ppm
Hidrogen (H2) 2.02 0.5 ppm
Ozone (03) 48.00 0-12 ppm

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa gas nitrogen merupakan gas yang paling
banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu
berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain
yang cukup banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen.

b. Peran Iklim dan Cuaca


Cuaca merupakan peristiwa fisik yang berlangsung di atmosfer pada suatu saat dan
tempat/ruang tertentu, yang dinyatakan dalam berbagai variabel dan disebut unsur
cuaca. Unsur cuaca diamati satu atau beberapa kali dalam sehari sebagai data cuaca
diurnal, yang selanjutnya hasil pengamatannya dalam setahun sebagai data harian
dan setahun. Jika data pengamatan dikumpulkan selama beberapa tahun yang
merupakan data historis jangka panjang tentang perilaku atmosfer yang mencirikan

113 I KEHUTANAN
iklim. Sehingga hasil pengamatan data tersebut merupakan informasi penting pada
berbagai bidang terutama yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti
kehutanan dan pertanian, penerbangan, hidrologi dan pengairan serta kesehatan
masyarakat.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari informasi cuaca/iklim adalah :

• Sebagai peringatan dini dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh


cuaca/iklim yang ekstrim seperti banjir, kekeringan dan angin kencang.

• Menyelenggarakan kegiatan atau usaha dibidang teknik, ekonomi dan


sosial yang sesuai dengan ciri dan sifat cuaca/iklim, sehingga dapat
dihindari kerugian yang diakibatkannya.

• Melaksanakan kegiatan tersebut sebaiknya memamfaatkan pula


teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca/iklim.

1) Mekanisme Pembentukan Cuaca/Iklim

Penyerapan energi surya oleh permukaan bumi akan mengaktifkan molekul-molekul


gas atmosfer sehingga terjadi pembentukan cuaca. Perubahan sudut datang surya
tiap saat dalam sehari atau setahun pada suatu lokasi di bumi akan mengakibatkan
perubahan jumlah energi surya. Data keadaan cuaca sesaat pada suatu daerah
tertentu yang dikumpulkan selama kurun waktu tertentu (jangka panjang) akan
membentuk menghasilkan simpulan tentang tipe-tipe iklim.

KEHUTANAN I 114
Radiasi Surya 1. Penerimaan
Latitude intensitas dan lama
Altitude penyinaran surya
Posisi terhadap 2. Suhu udara
lautan 3. Kelembaban
4. Tekanan Udara
Pusat tekanan
5. Kecepatan dan arah
tinggi dan tekanan Distribusi dan
angin
rendah penyebaran tipe
6. Evaporasi
Aliran massa udara cuaca dan iklim
7. Presipitasi
Halangan oleh 8. Suhu tanah
pegunungan
Arus laut
Satu atau lebih
usur cuaca/iklim

Gambar 28. Mekanisme Pembentukan Cuaca dan Iklim

2) Hubungan antara cuaca/iklim dengan kehutanan/pertanian

Ruang lingkup klimatologi kehutanan/pertanian terbentang antara lapisan tanah


sedalam perakaran tanaman hingga lapisan udara tertinggi yang berhubungan
dengan penyebaran biji, spora, tepung sari dan serangga. Di bidang kehutanan ruang
lingkup klimatologi dapat dimulai dari beberapa meter di bawah permukaan tanah
sampai beberapa meter di atas permukaan tajuk pohon.

c. Stasiun Klimatologi
Stasiun klimatologi hendaknya dapat mengukur atau menaksir hubungan alamiah
antara iklim, tanah, air dan tanaman. Tingkat ketelitian tergantung pada tujuan
pengukuran data, segi teknik, dan seberapa jauh kemungkinan pelaksanaan
pengumpulan data dapat dicapai. Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi agar dapat
menghasilkan data yang benar ialah :

1) Letak stasiun harus mewakili hubungan alamiah dari iklim, tanah, air, tanaman
di daerah luas sehingga data yang diperoleh dapat memenuhi sasaran
2) Masing-masing alat menghasilkan data yang benar, tidak rusak dan mudah
dirawat.
3) Pembacaan skala dan perekaman data mudah dilaksanakan.

115 I KEHUTANAN
4) Tersedia cukup tenaga pengamat, terlatih baik dan bertempat tinggal di dekat
stasiun untuk menjamin pengawasan terhadap stasiun dan kelancaran
pengamatan.

a) Penempatan Stasiun Klimatologi

Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun dapat mewakili
hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman di suatu daerah
pertanian dan kehutanan. Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam jarak
pendek karena faktor lingkungan yang bersifat khusus seperti rawa, bukit, danau, dan
kota, sedapat mungkin tidak dipilih untuk lokasi stasiun. Namun apabila dibutuhkan,
di tempat-tempat tersebut dapat didirikan stasiun tambahan atau stasiun khusus untuk
pengumpulan data cuaca lokal sebagai pelengkap stasiun utama.

Beberapa faktor lingkungan khusus yang mempengaruhi perubahan iklim antara lain:

• Vegetasi : perpindahan dari daerah kering ke daerah yang mendapat


pengairan ditandai oleh turunnya suhu, kelembaban naik dan penguapan
berkurang. Bila daerah sekelilingnya kering angin yang bertiup ke arah
dalam dapat menimbulkan efek Oase (oasis effect).
• Tinggi tempat : perbedaan ketinggian tempat yang cukup besar
berpengaruh terhadap presipitasi, suhu minimum, kecepatan dan arah
angin.
• Distribusi darat-laut : keadaan iklim daerah pantai hingga jarak dua
kilometer dari laut sangat bervariasi. Pada jarak 10-15 km perbedaan iklim
terjadi secara bertahap.
• Gunung : pengaruh angin gunung dapat terasa sampai sejauh kira-kira 50
kali ketinggian gunung. Angin lembab yang bergerak hanya berpengaruh di
dalam daerah yang sempit.
Perlakuan dan aktivitas manusia: Berbagai perlakuan dan aktivitas manusia merubah
keadaan iklim lingkungan alamiah, seperti :gedung, jalan beraspal, kepadatan

KEHUTANAN I 116
penduduk, pembakaran secara intensif oleh dapur dan mesin-mesin, lalu lintas, dan
berbagai aktivitas manusia merubah keadaan iklim.

b) Taman Alat.

Taman alat adalah sebidang tanah pada dataran terbuka dan datar yang merupakan
tempat kedudukan alat-alat meteologi. Persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk
pembuatan taman alat ialah:

a. Jauh dari bangunan fisik yang dapat mempengaruhi iklim.


b. Jarak benda penghalang dengan taman alat paling sedikit 10 (sepuluh) kali tinggi
benda atau bangunan.
c. Lahan bukan merupakan daerah pemukiman penduduk yang padat dan bebas
dari daerah industri.
d. Topografi lahan merupakan tanah rata mendapat berumput dan bebas banjir.
e. Kondisi lahan taman alat dan kebun percobaan mewakili lingkungan pada
umumnya di wilayah tersebut dan sebaiknya merupakan daerah pertanian atau
perkebunan
Menurut Badan Meteologi dan Geofisika, persyaratan luas taman alat sebagai berikut

• Taman alat berukuran 40 m x 60 m membujur arah urata selatan.


• Permukaan tanah rata, tidak bergelombang dan berumput pendek.
• Taman alat dipagar dengan kawat harmonika atau sejenisnya setinggi 120 cm.
• Pagar taman alat dilengkapi dengan pintu yang bisa dikunci dan letaknya
diusahakan mempermudah pengamat melakukan pengamatan.
Stasiun klimatologi yang lengkap pada umumnya mempunyai taman alat dengan
susunan alat sebagai berikut:

1) Sangkar cuaca (Stevenson screen), di dalamnya ditempatkan: thermohigrograph,


thermometer max-min, thermometer bola basah-bola kering, hygrometer, piche
evaporimeter, dan barometer.

117 I KEHUTANAN
Gambar 29. Sangkar Cuaca
Sumber : ARSIP METEOROLOGI: Alat-alat Meteorologi

2) Sunshine recorder Campbell Stokes

Gambar 30. Pengukur Panjang Hari Campbell Stock


Sumber : Campbell Stokes Sunshine Recorder | The Whiteboard (wordpress.com)

3) Silicon Cell Solari meter

KEHUTANAN I 118
Gambar 31. Solarimeter
Sumber : ALAT PENGUKUR METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI | lovely fantasy
(aoriarcyan.blogspot.com)
4) Ombrograph

Gambar 32. Ombrograph


Sumber : Taman Alat - Our Akuntansi (ourakuntansi2.blogspot.com)

5) Ombrometer

119 I KEHUTANAN
Gambar 33. Ombrometer
Sumber : Taman Alat - Our Akuntansi (ourakuntansi2.blogspot.com)

6) Anemometer dan Penunjuk arah angin (wind vane)

Gambar 34. Anemometer


Sumber : Taman Alat - Our Akuntansi (ourakuntansi2.blogspot.com)

7) Panci evaporimeter kelas A (Pan evaporimeter)

Gambar 35. Panci Evaporasi tipe A


Sumber : Taman Alat - Our Akuntansi (ourakuntansi2.blogspot.com)

8) Thermometer tanah dengan kedalaman : 0, 10, 20, 30, 50, dan


100 cm

KEHUTANAN I 120
Gambar 36. Termometer tanah
Sumber : Alat-Alat Pengukuran dalam Klimatologi I (dendodaus.blogspot.com)

9) Thermometer

Gambar 37. Termometer bola basah dan termometer bola kering


Sumber : Alat-Alat Pengukuran dalam Klimatologi I (dendodaus.blogspot.com)

Taman alat dibuat di daerah terbuka. Daerah terbuka ialah sebidang tanah di
sekeliling taman alat, yang di dalamnya tidak terdapat suatu penghalang yang dapat
mengganggu bekerjanya alat pengukur cuaca baik yang bersifat temporer maupun
permanen. Daerah terbuka diperlukan agar hasil pengukuran unsur cuaca dalam
taman

121 I KEHUTANAN
D. Latihan Soal/Kasus

D. Rangkuman

Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) mineral baik
yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun
utama kerak bumi serta terbentuk sebagai hasil proses alam. Batuan bisa
mengandung satu atau beberapa mineral.

Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat
dilihat dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya berintegrasi dan
saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,
yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk
menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,
industri perkebunan, maupun kehutanan.

Beberapa fungsi/Pengaruh Tanah sebagai media tumbuh, yaitu :

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran


2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon,
vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim
yang dapat meningkatkan kesediaan hara)

KEHUTANAN I 122
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan
sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama & penyakit tanaman.

Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman karena
perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah tersebut. Untuk memahami
hubungan antara jenis tanah, diperlukan pengetahuan yang mampu mngelompokkan
tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi yang
berkembang. Untuk mempelajari hubungan antar jenis tanah maka sistem klasifikasi
tanah dibagi menjadi sistem klasifikasi alami dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto,
2005).

Klasifikasi alami yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki
tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya.

Pada awalnya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu :

• Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim
dan vegetasi,
• Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa
faktor lokal terutama bahan induk dan relief,
• Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan
profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah.

Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet
lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu
beberapa hari. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang
untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam
klimatologi.

Untuk mengetahui tipe iklim suatu tempat, diperlukan rata-rata data cuaca tahunan
seperti suhu, kelembapan udara, pola angin, dan curah hujan minimal 10–30 tahun.

123 I KEHUTANAN
Selain data cuaca, indikasi lain yang dapat dijadikan salah satu penentu tipe iklim
adalah vegetasi alam (tetumbuhan) yang mendominasi suatu daerah, misalnya hutan
tropis, hutan gugur daun, atau vegetasi konifer (hutan berdaun jarum).

Iklim merupakan kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa unsur
yaitu, radiasi matahari, temperatur, kelembapan awan, presipitasi, evaporasi, tekanan
udara dan angin. Unsur-unsur tersebut berbeda pada tempat yang satu dengan yang
lainnya. Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor iklim atau yang disebut juga
dengan pengendali iklim, yaitu:

• ketinggian tempat
• latitude atau garis lintang
• daerah tekanan
• arus laut
• permukaan tanah

Taman alat-alat Klimatologi merupakan taman dimana alat-alat pengukur unsur-


unsur cuaca dan iklim ditempatkan. Taman alat ini dibangun pada luasan yang
cukup sehingga dapat menampung berbagai alat pengukur tanpa menyebabkan
gangguan satu sama lain dan berfungsi sebagai Stasiun Klimatologi yang dapat
mewakili daerah yang berhubungan disekitarnya. Taman alat klimatologi di stasiun
klimatologi indrapuri berada pada elevasi 64.0 m dpl.

KEHUTANAN I 124

Anda mungkin juga menyukai