Anda di halaman 1dari 9

Pedosfer

Penjelasan
Pedosfer adalah salah satu bagian dari ilmu Geosfer. Pedosfer sendiri diambil dari dua
kata, yaitu Pedo yang berarti Tanah dan Sphaire yang berarti Lapisan. Pedosfer adalah
lapisan tanah yang menempati bagian paling atas lapisan dari litosfer. Pedosfer adalah lapisan
paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah.

Pembentukan Tanah

BAHAN INDUK

Bahan induk pembentuk tanah adalah hasil pelapukan batuan. Bahan induk pembentuk tanah berasal
dari bahan induk residual dan angkutan. Bahan induk residual berasal dari tempat dimana tanah itu berada,
sedangkan bahan induk angkutan berasal dari tempat lain yang diangkut oleh air, angin, es atau grafivitasi. Bahan
induk juga merupakan salah satu faktor penentu sifat tanah, contohnya tanah yang berasal dari pelapukan batu
pasir akan memiliki sifat berpasir.

IKLIM

Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua yaitu:
Suhu atau temperatur berpengaruh pada proses pelapukan bahan induk. Apabila perbedaan suhu siang-
malam tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
Curah hujan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah. Pencucian tanah yang cepat
menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

ORGANISME

Aktivitas hewan dan tumbuhan serta dekomposisi sisa jasad hewan dan tumbuhan turut mempengaruhi
pembentukan tanah. Contohnya mikroorganisme juga membantu pembentukan tanah dengan menguraikan
materi organik dan melarutkan mineral. Hewan-hewan penggali lubang yang tinggal di dalam tanah
mempengaruhi kondisi perlapisan tanah.

TOPOGRAFI

Toprogafi atau bentuk muka bumi terkait dengan keberadaan air dan suhu. Topografi suatu daerah
mempengaruhi jumlah air hujan yang dapat diserap oleh tanah, kedalaman air tanah, gerakan air, kondisi
drainase dan permukaan air tanah (ground water table) dan erosi tanah. Akumulasi bahan organik biasanya
terjadi pada tanah-tanah tergenang. Warna tanah pada daerah rendah berubah dari kuning kemerahan dan
coklat (drainase baik) menjadi kelabu (drainase jelek)

WAKTU

Faktor waktu berpengaruh dengan tingkat perkembangan tanah. Kondisi ideal lapisan tanah, umumnya
terbentuk dalam kurun waktu 200 tahun.

Rumus Faktor Pembentukan Tanah

Faktor pembentuk tanah dapat diformulasikan melalui rumus sebagai berikut:

T= f(i,o,b,t,w)
Keterangan :
T = tanah
f = faktor
i = iklim
o = organisme
b = bahan induk
t = topografi
w = waktu

Komponen Penyusun Tanah


[Plz baca dulu list yang di ppt]

Tanah terbentuk sebagai hasil pecahan batuan baik dari air, udara, atau faktor erosi lainnya.
Batuan yang membentuk kerak bumi saat ini berumur jutaan tahun. Namun, beberapa
partikel mineral yang ditemukan dalam tanah diperkirakan berumur 4.4 miliar tahun. Ini menunjukkan
bahwa Bumi telah memiliki tanah yang kokoh setidaknya selama 4.4 miliar tahun.

Perkembangan tanah ditentukan oleh komposisi kimia yang terdapat pada batuan yang pada
akhirnya akan mengakibatkan terbentuknya tanah. Beberapa jenis batuan yang sering mendasari profil
tanah adalah batuan sedimen, beku, dan vulkanik. Batuan ini tersingkap ke permukaan bumi sebagai
akibat dari aktivitas tektonik.[6]
Horizon/Lapisan Tanah

Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan-bahan tanah yang kurang lebihnya sejajar
dengan permukaan tanah serta memiliki lapisan yang berbeda. Horizon tanah terbentuk dengan
lapisan yang dapat diurutkan. Urutannya dimulai dari permukaan ke bawah. Proses pengurutan
tersebut diperoleh dari logika pembentukan tanah oleh berbagai proses transformasi,
translokasi, pengurangan, serta penambahan atas senyawa kimia dan partikel di dalam profil.

1. Horizon O

Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan tanah yang mengandung
bahan organik hasil dari pelapukan dan juga hanya terkandung humus. Horison ini sangat
bisa ditemukan pada hutan hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon
organik ini merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang lebih dari 20 persen
dari keseluruhan penampang tanah.

Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa sisa
tanaman yang masih terlihat, seperti guguran bunga dan daun ataupun seperti ranting
pohon sedangkan untuk horizon O2 berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian
tanaman yang sudah tidak berbentuk lagi karena telah mengalami pelapukan lanjutan.

2. Horizon A

Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk di permukaan tanah.
Untuk horison ini terjadi apabila terjadi kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh
struktur batuan asli pada dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik
yang telah bercampur dengan mineral dengan sangat intensif.
Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik dengan warna yang gelap
bercampur dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas organisme. Partikel yang lebih
halus akan mudah larut dan terbawa ke lapisan bawah.

3. Horizon E

Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang sudah tidak memiliki
kandungan mineral yang cukup besar. Horizon E ini kerap kali melekat pada jenis Horizon A
dengan tujuan menggantikan lapisan tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas
horizon di bawahnya, yaitu dengan cirinya yang warna lebih terang daripada horizon B.

4. Horizon B

Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A, E, O yang sudah
mengalami perkembangan. Sebagian besar hingga dari seluruh struktur dari batuan asli
dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti
jenis tanah alluvial dari silikat, humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat dalam
bentuk gabungan maupun tunggal.

5. Horizon C

Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya disebabkan oleh
sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B.
Letaknya berada pada lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.

6. Horizon R

Horizon R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang tercipta dari batuan yang
sangat padat. Pada area ini belum sempat mengalami pelapukan pada batuan-batuannya.
Batuan yang ada pada horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit, batu
gamping, dll.

Karakteristik Tanah

• Tekstur Tanah
• Struktur Tanah
• Keasaman Tanah
• Permealibitas Tanah
• Konsistensi Tanah

TEKSTUR TANAH

Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah
berdasarkan tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan di lapangan
maupun di laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau
lempung, dan geluh atau lanau, berdasarkan distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan
dengan pengayakan.

Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan,
misal komoditas pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan
lingkungan. Tanah yang cocok untuk pertanian adalah tanah yang mempunyai perbandingan
pasir, debu, dan lempung yang hamper seimbang.

STRUKTUR TANAH

Struktur tanah ialah gumpalan kecil dari butir-butir tanah yang terjadi karena adanya
bahan-bahan organis, oksida-oksida besi, dan sebagainya yang mengikat butir-butir pasir,
debu, dan tanah liat.
Struktur tanah pun juga memiliki jenis-jenis yang berbeda ;

1. Struktur tanah prismatik (Prismatic)

Struktur tanah prismatik memiliki sumbu horizontal yang pendek dan berbentuk tidak bulat.

2. Struktur tanah gumpal membulat dan bersudut

Struktur tanah satu ini terdiri dari gumpalan tanah yang membulat.

3. Struktur tanah remah (crumb)

Tanah dengan struktur ini dapat ditemui di daerah yang memiliki curah hujan rendah, dengan
karakteristik yang kering dan gumpalan tanahnya berpori.

4. Struktur tanah tiang (Columnar)

Struktur tanah ini memiliki sumbu horizontal yang lebih tinggi sehingga terlihat lebih lebar
dengan bentuk cenderung bulat.

5. Struktur tanah granular (butiran)

Struktur tanah granular dapat terlihat dari bentuk tanahnya yang membulat dengan bagian
sisinya tidak berpori.

6. Struktur tanah lempeng (Platy)

Struktur tanah satu ini memiliki sumbu horizontal lebih panjang dan berbentuk gepeng seperti
sebuah lempengan.

KEASAMAN TANAH

Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki sifat netral, yaitu pH antara 6,0- 7,0.
Tanah yang memiliki pH kurang dari 6,0 bersifat asam, sedangkan bila lebih dari 7,0 bersifat
basa. Keasaman atau kealkalian tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan
ion H+ dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan H- tidak terdesosiasi dari
senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada didalam sistem.
PERMEABILITAS TANAH

Permeabilitas tanah adalah daya lolos air dalam tanah, yang dinyatakan dalam mL per
jam. Sifat ini berkaitan erat dengan struktur tanah, tekstur tanah, bahan organik tanah, dan
pencucian unsur hara tanah. Struktur tanah yang mampat atau padat, permeabilitas tanahnya
sangat lambat. Tanah klei mempunyai permeabilitas yang rendah, dan tanah pasir,
permeabilitasnya sangat cepat. Bahan organik tanah yang tinggi, permeabilitas tanahnya juga
tinggi. Permeabilitas tanah yang tinggi kemungkinan terjadinya pencucian unsur hara dari
profil tanah ke tanah bagian bawah profil tanah, sehingga unsur hara tanah tidak mungkin
dijangkau perakaran tanaman.

KONSISTENSI TANAH

Sifat tanah ini berpengaruh pada pengolahan tanah yang akan dilakukan oleh manusia.
Tanah dapat dibedakan menjadi tanah gembur dan tanah teguh pada saat tanah dalam kondisi
basah. Tanah pada saat kering dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tanah lunak dan keras.

Jenis-jenis tanah

1. Tanah Gambut
Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang
setengah membusuk. Fun fact, gambut ini sebenarnya adalah tahap awal dari
terbentuknya batu bara, loh. Tapi tentunya untuk menjadi batu bara masih diperlukan
waktu yang sangat lama, ya. Tanah gambut dapat ditemukan di daerah rawa dan memiliki
tingkat keasaman yang sangat tinggi. Tanah gambut berwarna hitam karena tingginya
kandungan karbon dari proses pembusukan tanaman.
2. Tanah Endapan
Tanah aluvial atau coluvial atau sering disebut dengan tanah endapan merupakan
tanah yang terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah dimana
lokasi tersebut memiliki sifat fisik tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
Persebaran jenis tanah ini berada di dataran rendah, khususnya di daerah sekitar muara
sungai, rawa-rawa, lembah, atau di samping kanan dan kiri sungai yang beraliran
besar atau deras.
3. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang sebelumnya subur, namun unsur haranya sudah
hilang karena larut dan terbawa air hujan. Tanah laterit ini bisa dibilang adalah tanah
latosol yang sudah terbilas hujan. Nah, apa itu tanah latosol? Akan dijelaskan setelah ini
yaa.
Tanah ini memiliki warna merah karena kandungan besinya yang tinggi, itulah
mengapa disebut juga sebagai tanah merah. Karena unsur haranya sudah terbilas, tanah
ini kurang subur dan hanya cocok ditanami tanaman tertentu seperti kopi, cengkeh,
dan kelapa sawit.
4. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah yang baru terbentuk karena proses pelapukan yang
masih rendah. Ini karena batuan pada tanah ini belum mengalami pelapukan yang
sempurna. Karena pelapukannya belum sempurna, tanah ini memiliki tekstur yang
beragam, dari halus, berpasir, hingga berkerikil. Tanah ini kurang subur, namun cocok
untuk ditanami rumput ternak dan pohon-pohon besar.
Tanah litosol dapat ditemukan di daerah sekitar Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan NTB.
5. Tanah Regosol
Tanah Regosol adalah tanah berupa butiran kasar yang bersumber dari erupsi
gunung berapi. Regosol termasuk salah satu jenis tanah vulkanik, karena Material
pembentuknya bersumber dari erupsi gunung berapi yaitu berupa abu dan pasir vulkanik.
Kita dapat menemukannya di sekitar lereng gunung berapi. Karena memiliki unsur hara
yang bagus maka sering digunakan sebagaian petani untuk bercocok tanam.
6. Tanah Latosol
Tanah latosol adalah tanah yang terbentuk karena pelapukan dengan intensitas
tinggi. Tanah ini dapat ditemukan di wilayah dengan iklim hutan hujan tropis. Tanah ini
memiliki humus di lapisan paling atasnya, sehingga dapat dikatakan subur. Ini karena di
atas tanah latosol masih ditumbuhi pohon-pohon, yang mana ketika daunnya gugur akan
mengalami pelapukan dan menjadi humus. Namun apabila lapisan humus ini hilang, maka
tanah ini langsung dinyatakan tidak subur.
Tanah latosol dapat ditemukan di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan
sebagian Pulau Jawa.
7. tanah grumosol
Tanah grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan
tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik
didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik
lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah sehingga
kadar kapur yang tinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.tanah grumusol memiliki
koefisien pemuaian dan pengerutan yang begitu tinggi, sehingga apabila tidak ada irigasi
maka tanah jenis ini akan mengering, mengembang dan merekah.
Akar akar tanaman pun akan terputus terutama pada pergerakan akar
menyamping, akibat yang akan terjadi yakni kegagalan panen. Selain itu masalah dalam
pemanfaatan tanah grumusol yakni memiliki kadar Nitrogen yang rendah sehingga
berdampak pada pertumbuhan tanaman. Perlu dilakukannya penambahan pupuk seperti
Urea dan NFK untuk hasil yang lebih baik.
8. Tanah Podsol
Tanah podsolik adalah tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan
suhu yang sangat rendah, dan juga merupakan jenis tanah mineral tua. Jenis tanah ini
umumnya berwarna kekuningan dan kemerahan. Warna tanah podsolik mengindikasikan
kesuburan tanah yang relatif rendah.
9. Tanah Andosol
Andosol adalah tanah dataran tinggi yang berkembang dari bahan induk abu
vulkanis. Biasanya tanah andosol dijumpai di ketinggian lebih dari seribu meter atau dekat
gunung berapi. Andosol sangat cocok ditanami berbagai jenis tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai