TEKSTUR TANAH
(Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Dasar Ilmu Tanah
Yang Diampu Oleh Bapak Dr. Ir. Zulzain Ilahude, MP)
OLEH
ARIF USMAN HUNOWU
NIM : 611423012
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2023
I. PENDAHULUAN
Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media
tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa
bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya.
Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan
oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain
campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut
horizon. Dengan demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai kumpulan
benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalamhorizon-horizon, terdiri dari campuran
bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman
(Roni, 2015).
Salah satu sifat fisik tanah adalah tekstur tanah. Tekstur tanah menunjukkan kasar
halusnya tanah. Tanah terdiri dari butir-butir tanah dari berbagai ukuran. Bagian tanah yang
berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah
yang lebih halus dapat dibedakan menjadi pasir (2mm - 50 u ), debu (50 u– 2 u) dan liat (< 2
u).
Tekstur tanah dapat ditentukan di laboratorium dengan melakukan analisis tekstur tanah
dan dapat juga di lapangan secara manual dengan memijit tanah lembab di antara jari-jari
sambil dirasakan kasar halusnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan liat yaitu :
Pasir, debu, liat, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempur
berliat, lempung liat berpasir, dan liat berdebu.
Pasir
rasa kasar sangat jelas,
tidak melekat,
tidak dapat dibentuk bola dan gulungan
Pasir berlempung
rasa kasar jelas
Sedikit sekali melekat
Dapat dibentuk bola yang mudah sekali hancur
Lempung berpasir
Rasa kasar agak jelas
Agak melekat
Dapat dibuat bola mudah hancur
Lempung
Rasa tidak kasar dan tidak licin
Agak melekat
Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan
mengkilat
Lempung berdebu
Rasa licin
Agak melekat
Dapat dibentuk bola agak teguh, gulungan dengan permukaan mengkilat
Debu
Rasa licin sekali
Agak melekat
Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat digulung dengan permukaan mengkilat
Lempung berliat
Rasa agak licin
Agak melekat
Dapt dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur
Lempung liat berpasir
Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar
Agak melekat
Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur
Lempung liat berdebu
Rasa halus agak licin
Melekat
Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung
Liat berpasir
Rasa halus, berat tetapi terasa sedikit kasar
Melekat
Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung
Liat berdebu
Rasa halus, berat agak licin
Sangat lekat
Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung
Liat
Rasa berat, halus
Sangat lekat
Dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung
1. Iklim
Iklim merupakan cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan
seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya
harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan
ialah sebagai pelarut dan pengangkut maka air hujan akan mempengaruhi:
komposisi kimiawi mineral penyusun tanah,
2. Topografi / Relie
Relief merupakan perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk di
dalamnya adalah perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Hubungan antara lereng dengan
sifat-sifat tanah tidak selalu sama di semua tempat. Hal ini disebabkan karena sifat faktor-
faktor pembentuk tanah yang berbeda di setiap tempat. Lereng biasanya terdiri dari bagian
puncak (crest), bagian cembung, bagian cekung, dan kaki lereng.Perbedaan topografi akan
mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah lereng infiltras sedangkan pada
daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk
proses genesis tanah.
3. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi tanah.
Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan
melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti
semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil(tanah) ke permukaan dan mencampur bahan
organik dengan mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara,
meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme
seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi
humus.
4. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua juga akan
semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami
pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses
pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut
menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah muda hasil pembentukan horizon C
dan horizon A. Tanah dewasa yaitu hasil pembentukan horizon B yang masih muda (Bw).
Tanah tua merupakan tanah dari hasil pencucian yang terus menerus berlanjut sehingga tanah
tersebut menjadi kurus dan masam. Perlu diketahui bahwa tingkat perkembangan tanah tidak
setara dengan tingkat pelapukan tanah. Tingkat perkembangan tanah berhubungan dengan
perkembangan horizon - horizon tanah, sedangkan tingkat pelapukan tanah berhubungan
dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah (Hardjowigeno, 2003)
5. Bahan Induk
Beberapa pengaruh bahan induk terhadap sifat-sifat tanah dapat disebutkan seperti tekstur
bahan induk mempunyai pengaruh langsung terhadap tekstur tanah muda. Bahan induk pasir
menghasilkan tanah muda yang barpasir juga sedangkan bahan induk dengan tekstur halus
membentuk tanah dengan bahan organik yang lebih tinggi dari pada bahan induk yang
bertekstur kasar. Selain itu, jika tekstur bahan induk terlalu halus (lempung terlalu tinggi)
maka permeabilitas tanah menjadi sangat lambat, sehingga menghambat pencucian dan
pemindahan koloid tanah, akibatnya terbentuklah tanah dengan solum tipis.
Penggaris
Spidol permanen
Cangkul
Adapun cara kerja yang harus dilakukan pada praktikum ini yaitu:
1. Pengambilan bahan praktikum yaitu 2 sampel tanah dengan kedalaman yang berbeda-
beda. Pada sampel pertama terdapat pada kedalaman 0-30 cm. Dan sampel ke 2 pada
kedalaman 30-60 cm. Sebanyak 500 gram tanah, pada masing-masing sampel.
3. Setelah itu dimasukan kedalam botol. Dan di beri label kedua botol tersebut dengan
spidol.
4. Lalu isikan air kedalam botol yang telah terisikan tanah, kemudian dikocok selama 10
mnit. Agar tanah tercampur sempurna dengan air.
5. Jika sudah dikocok, botol yang berisi tanah dan air di diamkan selama 24 jam.
6. Setelah didiamkan selama 24 jam, maka ukurlah tekstur tanah apa saja yang terdapat
pada kedua sampel tersebut. Dan hitunglah presentase tekstur tanah pada kedua
sampel, serta tentukanlah hasil yang di dapat pada kedua sampel tersebut.
Lapisan 1 pada kedalaman 0-30 cm & Lapisan 2 pada kedalaman 30-60 cm.
Proses pengambilan tanah, yang dilakukan di paguyaman wonosari
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang didapat dari analisis ukuran partikel (tekstur) pada lapisan satu
memiliki tekstur tanah liat dengan hasil persentasennya yaitu fraksi pasir 0%, fraksi debu 0%,
dan fraksi liat 100%. Pada lapisan dua juga memiliki tekstur tanah liat dengan hasil
persentasennya yaitu fraksi pasir 0%, fraksi debu 23%, dan fraksi liat 77%.
Fraksi liat sangat bagus dan cukup baik untuk areal pertanian karena memiliki
kelembaban yang cocok, memiliki mineral-mineral yang dibutuhkan bagi tanaman, sangat
cocok untuk membuat saluran irigasi bagi persawahan, serta tekstur liat juga dapat
menyimpan air yang cukup bagi tumbuhan. Ini seperti pendapat dari Foth H.D (1994), bahwa
sebagian besar air disimpan sebagai lapisan pada permukaan partikel tanah liat dalam tanah
mempunyai pengaruh yang besar pada kapasitas penyimpanan air totalnya. Disamping itu,
hara tertentu yang dapat digunakan, disimpan pada permukaan partikel tanah liat. Oleh
karena itu, tanah liat bertindak sebagai reservoir penyimpanan untuk air dan hara.
Tekstur liat merupakan tekstur yang halus. Hal ini dikemukakan oleh Hardjowigeno
(2002) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola dengan baik, dan sangat lekat.
Namun, menurut Ali (2005), bahwa tanah yang didominasi oleh liat akan banyak mempunyai
pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Makin tidak poreus tanah maka akan semakin sulit
akar untuk berpenetrasi. Serta makin sulit akar dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan
aerasi buruk : air dan udara sedikit tersedia) tetapi air yang ada tidak mudah untuk hilang.
Menurut hasil pengamatan yang ada di lapangan, tekstur liat ini memiliki tekstur yang halus.
V. KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada lapisan I memiliki tekstur liat dengan persentase fraksi debu 0%, pasir 0%, dan
liat 100% dan pada lapisan II memiliki tekstur liat dengan persentase fraksi debu 23%, pasir
0%, dan liat 77%. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan tekstur tanah yaitu
bahan induk tanah, iklim, waktu, organisme, dan topografi.
5.2 Saran
Tekstur tanah mepengaruhi kesuburan tanah sehingga secara tidak langsung juga
mempengaruhi kesuburan tanaman. Oleh karena itu, sebelum mengolah suatu lahan untuk
dijadikan sebagai lahan pertanian, terlebuh dahulu menetapkan tekstur tanah yang tepat
dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.. Edisi VI. Erlangga, Jakarta
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa:Jakarta.
Ir. Ni Gusti Ketut Roni, 2015. Tanah Sebagai Media Tumbuh. Universitas Udayana.