Anda di halaman 1dari 7

1

TEKSTUR TANAH

(Soil Texture)

Annisafillah 1*, Andi Asri Mulyani P.M 2


1
Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
*
Annisafillahh@gmail.com

ABSTRACT

One of the soil texture is clay which is located in the around the middle of the texture triangle.
Clay has a composition which is balanced between coarse and fine fractions, and clays are often
considered the optimal texture for agriculture. This matter due to its generally better nutrient
absorbing capacity than sand; while drainage, aeration and ease of processing better than clay.
However, this opinion is not generally accepted. due to environmental conditions and certain
types of plants, sand or clay may be better than clay. Soil sensitivity to erosion, or is called soil
erodibility defined as easy or not a land eroded. More specifically erodibility land as easy or not
a land to be crushed by power falling raindrops, or by surface runoff strength. Erodibility soil is
affected by many properties soil, namely physical, mechanical, hydrological, chemistry,
rheology/lithology, mineralogy, and biology, including soil profile characteristics such as soil
depth and properties from the soil layer.

Keywords: Clay, Sand, Soil, Texture.

PENDAHULUAN
Secara fisik, pemanfaatan lahan tidak dapat terlepas dari pemanfaatan tanah, terutama tanah yang
dipandang sebagai ruang muka bumi. Pemanfaatan lahan pun bermacam-macam tergantung dari
kepentingan dan sudut pandang manusia memanfaatkan lahan. Lahan dapat dipandang sebagai
tanah, sedangkan lahan dapat dipandang sebagai ruang. Lahan merupakan unsur dari geosfer
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena kehidupan manusia sangat
tergantung pada lahan. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari
membangun tempat tinggal, fasilitas umum, industri dan juga untuk pertanian maupun kegiatan
produksi lainnya. Lahan merupakan bagiandari bentang alam meliputi pengertian lingkungan
fisik termasuk keadaan iklim, topografi, relief, hidrologi, serta keadaan vegetasi alami yang ada
di dalamnya yang berpotensi mempengaruhi penggunaan lahan (Saefudin & Susandi, 2020)
2

Kelembaban dan tekstur tanah adalah dua karakteristik lahan penting untuk
pertumbuhan tanaman, terkait dengan penyediaan air bagi tanaman serta perkembangan akar
tanaman. Dengan diketahuinya karakteristik lahan ini, maka akan memudahkan pemilihan
dan penetapan komoditas yang sesuai untuk dikembangkan di suatu wilayah. Beberapa
karakteristik lahan ini akan dikelompokkan menjadi kualitas lahan yang nilainya akan
menentukan kelas kemampuan lahan untuk komoditas tertentu (Suriadikusumah Dan
Pratama, 2010).
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu partikel tanah
yang diameter efektifnya  2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik tidak
diperhitungkan. Bahan organik terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2).
Tekstur tanah dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan
surveyor tanah dalam menetapkan kelas tekstur tanah di lapangan. Tekstur tanah, biasa juga
disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini
disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara,
pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan
tanah memadat (compressibility), dan lain-lain. Tanah dengan berbagai perbandingan pasir, debu
dan liat dikelompokkan atas berbagai kelas tekstur seperti digambarkan pada segitiga tekstur
Salah satu kelas tekstur tanah adalah lempung yang letaknya di sekitar pertengahan segitiga
tekstur. Lempung mempunyai komposisi yang imbang antara fraksi kasar dan fraksi halus, dan
lempung sering dianggap sebagai tekstur yang optimal untuk pertanian. Hal ini disebabkan oleh
kapasitasnya menjerap hara pada umumnya lebih baik daripada pasir; sementara drainase, aerasi
dan kemudahannya diolah lebih baik daripada liat. Akan tetapi, pendapat ini tidak berlaku
umum, karena untuk keadaan lingkungan dan jenis tanaman tertentu pasir atau liat mungkin lebih
baik daripada lempung. Penentuan tekstur suatu contoh tanah secara kuantitatif dilakukan
melalui proses analisis mekanis. Proses ini terdiri atas pendispersian agregat tanah menjadi butir-
butir tunggal dan kemudian diikuti dengan sedimentasi (Basir, 2019).
Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan poduksi
tanaman karena akan menentukan penetrasi akar di dalam tanah, kemampuan tanah menahan air,
drainase, aerasi tanah dan ketersediaan unsur hara tanah. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari dan mengetahui karakteristik sifat fisik yang terdapat pada lahan yang berproduksi
rendah dan tinggi Pemberian bahan organik merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat
3

fisik tanah. Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan
air, pori aerasi, dan laju infiltrasi, serta memudahkan penetrasi akar, sehingga produktivitas lahan
dan hasil tanaman dapat meningkat. Pemberian bahan organik tidak hanya menghasilkan kondisi
fisik tanah yang baik, tetapi juga menyediakan bahan organik hasil pelapukan yang dapat
menambah unsur hara bagi tanaman, meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation,
menurunkan Aldd, serta meningkatkan aktivitas biologi tanah.(Holilullah et al., 2015)
Tekstur menunjukan sifat halus atau kasar butiran-butiran tanah lebih khas lagi tekstur
ditentukan oleh perimbangan kandungan antara pasir (sand) liat (clay) dan debu (slit) yang
terdapat dalam tanah. tekstur digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah,
terutama pada perbandingan relatif berbagai golongan tanah. Tanah bertekstur pasir dan debu
sangat rentan terhadap longsor dibandingkan dengan tekstur liat yang memiliki daya menahan air
lebih baik.(Isra et al., 2019)
Tujuan
Praktik ini bertujuan mendemonstrasikan:
• Bagaimana menentukan tekstur tanah secara cepat; dan
• Tanah bisa memiliki tekstur yang berbeda, dan perbedaan itu dapat diketahui dengan cara
yang sederhana dan dapat dilakukan setiap mahasiswa

METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum Tekstur Tanah dilaksanakan di Jln. Politeknik Makassar dan di persawahan depan
Fakultas Pertanian. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu , 7 Oktober 2021, pukul 19.00-
22.00 WITA.

Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Struktur Tanah adalah Diagram penentuan tekstur
dengan metode remasan (feeling) dan Labu semprot air.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Struktur Tanah adalah sampel tanah kering udara
yang telah dibersihkan dari kotoran atau batu dan telah diayak melewati saringan berukuran
sekitar 2 mm yang diketahui bertekstur “pasiran” (sandy soils atau sandy loam) dan tanah
4

bertekstur “liat” atau “lempung” yang dapat anda peroleh dari di sekitar lokasi dimana anda
berada dan air.
Prosedur Kerja
Prosedur pekerjaan pada praktikum Tekstur Tanah terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Percobaan sample tanah pertama
1. Ambil segenggam tanah, tambahkan air sedikit demi sedikitsambil meremas agregar tanah,
sehingga didapatkan pasta tanah dengan kondisi sekitar batas plastis, tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering.
2. Setelah semua agragat tanah menyatu selanjutnya, dibuat bola tanah dari tanah tersebut.
3. Untuk mengetahui teksturnya, bola tanah tersebut ditekan dengan menggunakan ibu jari.
4. Ternayata bola tanah tersebut tidak langsung hancur sehingga kita lakukan Langkah
selanjutnya.
5. Mengambil beberapa bagian tanah, letakkan diantara ibu jadi dan jari telunjuk dan plintir
tanha hingga membentuk pita dan biarkan hingga pita tersebut patah dengan sendirinya.
6. Ukurlah pita tanah yang telah terbentuk dengan menggunakan penggaris.
7. Letakkanlah sejumlah tanha diatas telapak tangan dan diberikan sedikit air, kemudian gerus
dengan menggunakan ibu jari dan rasakan bagaimana tekstur dari tanah tesebut.
b. Percobaan sample tanah kedua
1. Ambil seggenggam tanah, tambahkan air sedikit demi sedikit sambal meremas agregat
tanah, sehingga membentuk bola tanah dan didapatkan pasta tanah pada kondisi sekitas
batas plastis, tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
2. Tekanlah bola tanah yang telah dibuat dengan menggunakan ibu jari.
Metode pelaksanaan
Penentuan tekstur dengan metode remasan/perasaan (feeling). Cara penetapan dengan teknik
remasan mengikuti prosedur berikut ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Hasil penentuan tekstur tanah dengan metode feeling
5

Kode sampel Tekstur (metode feeling) Keterangan lokasi sampel#


A Pasir -5,1320739, 119,4828140,
kedalaman 2cm di Jln. Sahabat sejati kera-kera
B Liat -5,1250212,119,4819902,
kedalaman 10-15cm Di persawahan depan
fakultas pertanian

Pembahasan
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang paling
sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan
air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik
(specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility) dan lain-lain. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Tamara (2020), bahwa Tanah memiliki manfaat sebagai media penyerap dan
penyimpan air. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya tanah pada sektor pertanian sebagai
suatu faktor yang mempengaruhi jasa lingkungan. Tekstur menunjukan sifat halus atau kasar
butiran-butiran tanah lebih khas lagi tekstur ditentukan oleh perimbangan kandungan antara pasir
(sand) liat (clay) dan debu (slit) yang terdapat dalam tanah. tekstur digunakan untuk
menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah, terutama pada perbandingan relatif berbagai
golongan tanah. Tanah bertekstur pasir dan debu sangat rentan terhadap longsor dibandingkan
dengan tekstur liat yang memiliki daya menahan air lebih baik. (Tamara et al., 2020)
Pada praktikum Tekstur Tanah yang telah dilakukan dengan menggunakan 2 sample tanah
dengan menggunakan metode remasan/perasaan (feeling). Dapat kita ketahui bahwa sample tanah
A dengan tekstur kasar yang tidak bisa mempertahankan bentuknya dan mudah hancur ketika
dibuat menjadi bola tanah lalu ditekan merupakan tanah dengan tekstur berpasir, sedangkan sample
tanah B dengan tekstur yang tidak halus dan tidak kasar, tidak mudah berubah bentuk dan tidak
mudah hancur saat dijadikan bola tanah dan pita tanah merupakan tanah dengan tekstur liat.

KESIMPULAN
Dari praktikum Tekstur Tanah yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa struktur
6

tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terbentuk
dari
butir-butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti liat dan faktor perekat
lainnya adalah bahan organic, dimana tanah dengan tekstur yang mudah hancur dan kasar
merupakan tanah berpasir sedangkan tanah dengan tekstur tidak terlalu kasar dan tidak terlalu
halus serta tidak mudah hancur setelah dibentuk merupakan tekstur tanah liat. Jika diberi air,
tekstur dari tanah tersebut tergantung pada sifat tanah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Basir, M. I. (2019). Pemanfaatan Lahan Bekas Penggalian Tanah Pembuatan Batu Bata Untuk
Persawahan Di Desa Gentungang Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Jurnal
Environmental Science, 1(2). https://doi.org/10.35580/jes.v1i2.9056
Holilullah, Afandi, & Novpriansyah, H. (2015). Karakterisitik sifat fisik tanah pada lahan
produksi rendah. Jurnal Agrotek Tropika, 3(2), 278–282.
Isra, N., Lias, S. A., & Ahmad, A. (2019). Karakteristik Ukuran Butir Dan Mineral Liat Tanah
Pada Kejadian Longsor (Studi Kasus: Sub Das Jeneberang). Jurnal Ecosolum, 8(2), 62.
https://doi.org/10.20956/ecosolum.v8i2.7874
Saefudin, & Susandi, D. (2020). Sistem Informasi Geografis Untuk Analisa Spasial Potensi
Lembaga Pendidikan Keterampilan. JSiI (Jurnal Sistem Informasi), 7(2), 123–131.
https://doi.org/10.30656/jsii.v7i2.2380
Suriadikusumah, A., & Pratama, A. (2010). Penetapan Kelembaban, Tekstur Tanah dan
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kina (Chinchona spp.) di Sub Das Cikapundung Hulu
Melalui Citra Satelit Landsat-TM Image. Agrikultura, 21(1), 85–92.
https://doi.org/10.24198/agrikultura.v21i1.993
Tamara, W. R., Sumiyati, S., & Wijaya, I. M. A. S. (2020). Analisis Kualitas Sifat Fisik Tanah
Pada Lahan Subak di Bali. Jurnal BETA (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 8(2), 358.
https://doi.org/10.24843/jbeta.2020.v08.i02.p21
7

Anda mungkin juga menyukai