Anda di halaman 1dari 5

Macam Macam Tekstur Tanah

Pasir:

Pasir adalah bahan butiran alami terdiri dari batuan halus yang terpisah dan
partikel mineral. Komposisi pasir ini sangat bervariasi, tergantung pada
sumber-sumber batuan lokal dan kondispartikel pasir berdiameter berkisar
dari 0.0625mm (atau 1 / 16 mm, atau 62,5 mikrometer) untuk 2 milimeter.

Debu:

Debu adalah nama umum untuk partikel padat dengan diameter antara 0,02
0,002mm.

Liat:

Bahan alami terutama terdiri dari mineral halus. Penyusunnya sebagian


besar terdiri dari mineral tanah liat, suatu subtipe mineral phyllosilicate,
yang membuat elastis dan mengeras bila dipanaskan atau kering
(Anonymous , 2010)
Perbedaan Tekstur Utama (Pasir, Debu, Liat) Dari Kemampuan Fisik,
Kimia & Biologinya.

Sifat Fisika

Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara fisik antara lain stuktur
tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi, permibilitas dan
penetrometer.
Tektur tanah merupakan perbandingan relatif tiga fraksi fraksi tanah dalam
suatu massa tanah, terutama perbandingan antara farksi liat, debu dan
pasir. Pengamatan tekstur tanah dengan mengunakan indera perasa yaitu
dengan membasahi sedikit kemudian tanah dibentuk bola dengan dikepal
kepal jika tidak dapat berarti termasuk golongan pasir. Tekstur pasir kasar
dan massanya berat disbanding yang lain. Tekstur debu licin dan massanya
paling ringan. Tekstur liat lebih lengket dan massanya sedang.

Sifat Kimia

Hal-hal yang perlu diamati dalam analisis kimia tanah adalah pH tanah,
kandungan BO, kadar kapur (CaCO3) dan konkresi Mn.

pH tanah digunakan untuk mengetahui aktvitas organisme, ketersediaan


hara, keracunan dan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi tanah
tersebut. Penentuan pH tanah dapat dilakukan secara elektronik dan
kalorimetrik, baik laboratorium maupun lapangan. Elektrometrik reaksi tanah
ditentukan antara lain dengan pH meter, sedangkan kalorimetrik dapat
dikerjakan dengan kertas pH. Sedangkan pada praktikum ini pH tanah
ditentukan dengan pH stick. PH aktual dianalisis dengan cara mencampurkan
tanah dengan air (H2O), sedangkan pH potensial diukur dengan cara
mencampurkan tanah dengan KCl.
(Tan,1991)

Sifat Biologi

Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang
lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga
tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses
penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah
yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya
lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak
mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman
serta
mudah
dalam
menyerap
unsur
hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya
lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki
permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water
retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih
banyak,
yang
berfungsi
dalam
pergerakkan
udara
dan
air.
Sampel tanah yang berasal dari depan pendopo memiliki tekstur liat pada
kedalaman 20 cm, dengan rasa dan sifat tanah membentuk bola baik serta
melekat sekali. Tanah terasa halus,lekat dan licin. Kondisi tanah yang diambil
samplenya ditumbuhi rumput yang tumbuh cukup subur, hal ini
membuktikan bahwa tanah tersebut bertekstur halus dan memiliki kapasitas
absorbsi unsure-unsur hara yang besar.
Gambar Segitiga Tekstur
Faktor yang Mempengaruhi & Dipengaruhi Tekstur
Faktor yang mempengaruhi :

Bahan induk :

mencakup: lapuk batuan dasar primer; bahan sekunder diangkut dari lokasi
lain, misalnya colluvium dan aluvium; deposito yang sudah ada tapi
campuran atau diubah dengan cara lain

Iklim:

pembentukan tanah sangat tergantung pada iklim, dan tanah dari zona iklim
yang berbeda menunjukkan karakteristik yang khas. Suhu dan kelembaban
mempengaruhi pelapukan dan pencucian. Angin bergerak pasir dan partikel
lainnya, terutama di daerah kering di mana ada sedikit tanaman penutup.
Jenis dan jumlah curah hujan mempengaruhi pembentukan tanah dengan
mempengaruhi gerakan ion dan partikel melalui tanah, membantu dalam
pengembangan profil tanah yang berbeda. suhu fluktuasi musiman dan
harian mempengaruhi efektivitas air dalam bahan pelapukan batuan induk
dan mempengaruhi dinamika tanah. Siklus pembekuan dan pencairan
merupakan mekanisme efektif untuk memecah batu dan bahan konsolidasi
lainnya. Suhu dan tingkat curah hujan mempengaruhi aktivitas biologis,
tingkat reaksi kimia dan jenis vegetasi penutup

Topografi / Relief:

Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada


tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang
berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga
membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran,
dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu
nampak dalam perkembangan tanah.

Organisme:

Tanaman, hewan, jamur, bakteri dan manusia mempengaruhi pembentukan


tanah. Hewan dan mikro-organisme tanah campuran untuk membentuk
lubang dan pori-pori yang memungkinkan kelembaban dan gas meresap ke
lapisan lebih dalam. Dengan cara yang sama, membuka saluran akar
tanaman dalam tanah

Waktu:

Waktu adalah faktor dalam interaksi semua faktor di atas ketika


mengembangkan tanah. Seiring waktu, tanah berevolusi fitur tergantung
pada faktor-faktor pembentukan lain, dan pembentukan tanah adalah proses
waktu-responsif tergantung pada bagaimana interaksi faktor-faktor lain
dengan satu sama lain. Tanah selalu berubah.
(Anonymous b, 2010)

Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh
karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing
weathering. Secara garis besar proses pembentukan tanah dibagi dalam
dua tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah .
(Darmawijaya, 1990 )
Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun didalam tanah
dari bahan penyusun batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah
adalah terbentuknya lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat, dan
kemampuan yang khas dari masing masing jenis tanah. Contoh proses
pelapukan adalah hancurnya batuan secara fisik, sedangkan contoh
untuk peristiwa perkembangan tanah adalah terbentuknya horison tanah,
latosolisasi
(Darmawijaya, 1990 )

Faktor yang Dipengaruhi

Struktur

Konsistensi

Perakaran

Daya serap air

Hubungan Tekstur Dengan Sifat Fisik Tanah Lainnya


Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa
tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok
partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering
berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan
kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya
dapat mengubah hubungan tersebut.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya
tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang

merupakan
penyederhanaan
dari
kelas
tekstur
tanah
dengan
memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasir.
(Darmawijaya, 1990)

Kajian Mengenai Pengaruh Tekstur Dalam Usaha Pertanian


Dalam memilih lahan untuk pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah
karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang
diperlukan untuk tumbuhan serta kemampuannya menyimpan air dan aerasi.
Pengolahannya tergantung dari beberapa hal antara lain, kondisi tanah /
relief dan hidrologi tanah asalnya. Bila relief tanah asal berombak /
berlereng, maka harus dibuat teras bangku. Cara pembuatan teras adalah
dengan jalan menggali lereng atas dan menimbun lereng bawah.. Bila
dengan hidrologi dilakukan dengan membuat saluran drainase agar lahan
menjadi kering / tidak terus menerus tergenang. Karena itu sifat tanah
akan berubah karena terjadi proses pengeringan tanah mulai dari lapisan
atas kebawah.
Pada profil tanah berpasir yang ditanami padi 3 kali setahun dijumpai lapisan
tapak bajak. Jika ditanami padi 1 atau 2 kali setahun, lapisan tapak bajak
menjadi lapisan padas besi ( Rayes, 2000)

Anda mungkin juga menyukai