Pasir:
Pasir adalah bahan butiran alami terdiri dari batuan halus yang terpisah dan
partikel mineral. Komposisi pasir ini sangat bervariasi, tergantung pada
sumber-sumber batuan lokal dan kondispartikel pasir berdiameter berkisar
dari 0.0625mm (atau 1 / 16 mm, atau 62,5 mikrometer) untuk 2 milimeter.
Debu:
Debu adalah nama umum untuk partikel padat dengan diameter antara 0,02
0,002mm.
Liat:
Sifat Fisika
Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara fisik antara lain stuktur
tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi, permibilitas dan
penetrometer.
Tektur tanah merupakan perbandingan relatif tiga fraksi fraksi tanah dalam
suatu massa tanah, terutama perbandingan antara farksi liat, debu dan
pasir. Pengamatan tekstur tanah dengan mengunakan indera perasa yaitu
dengan membasahi sedikit kemudian tanah dibentuk bola dengan dikepal
kepal jika tidak dapat berarti termasuk golongan pasir. Tekstur pasir kasar
dan massanya berat disbanding yang lain. Tekstur debu licin dan massanya
paling ringan. Tekstur liat lebih lengket dan massanya sedang.
Sifat Kimia
Hal-hal yang perlu diamati dalam analisis kimia tanah adalah pH tanah,
kandungan BO, kadar kapur (CaCO3) dan konkresi Mn.
Sifat Biologi
Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang
lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga
tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses
penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah
yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya
lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak
mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman
serta
mudah
dalam
menyerap
unsur
hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya
lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki
permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water
retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih
banyak,
yang
berfungsi
dalam
pergerakkan
udara
dan
air.
Sampel tanah yang berasal dari depan pendopo memiliki tekstur liat pada
kedalaman 20 cm, dengan rasa dan sifat tanah membentuk bola baik serta
melekat sekali. Tanah terasa halus,lekat dan licin. Kondisi tanah yang diambil
samplenya ditumbuhi rumput yang tumbuh cukup subur, hal ini
membuktikan bahwa tanah tersebut bertekstur halus dan memiliki kapasitas
absorbsi unsure-unsur hara yang besar.
Gambar Segitiga Tekstur
Faktor yang Mempengaruhi & Dipengaruhi Tekstur
Faktor yang mempengaruhi :
Bahan induk :
mencakup: lapuk batuan dasar primer; bahan sekunder diangkut dari lokasi
lain, misalnya colluvium dan aluvium; deposito yang sudah ada tapi
campuran atau diubah dengan cara lain
Iklim:
pembentukan tanah sangat tergantung pada iklim, dan tanah dari zona iklim
yang berbeda menunjukkan karakteristik yang khas. Suhu dan kelembaban
mempengaruhi pelapukan dan pencucian. Angin bergerak pasir dan partikel
lainnya, terutama di daerah kering di mana ada sedikit tanaman penutup.
Jenis dan jumlah curah hujan mempengaruhi pembentukan tanah dengan
mempengaruhi gerakan ion dan partikel melalui tanah, membantu dalam
pengembangan profil tanah yang berbeda. suhu fluktuasi musiman dan
harian mempengaruhi efektivitas air dalam bahan pelapukan batuan induk
dan mempengaruhi dinamika tanah. Siklus pembekuan dan pencairan
merupakan mekanisme efektif untuk memecah batu dan bahan konsolidasi
lainnya. Suhu dan tingkat curah hujan mempengaruhi aktivitas biologis,
tingkat reaksi kimia dan jenis vegetasi penutup
Topografi / Relief:
Organisme:
Waktu:
Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh
karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing
weathering. Secara garis besar proses pembentukan tanah dibagi dalam
dua tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah .
(Darmawijaya, 1990 )
Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun didalam tanah
dari bahan penyusun batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah
adalah terbentuknya lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat, dan
kemampuan yang khas dari masing masing jenis tanah. Contoh proses
pelapukan adalah hancurnya batuan secara fisik, sedangkan contoh
untuk peristiwa perkembangan tanah adalah terbentuknya horison tanah,
latosolisasi
(Darmawijaya, 1990 )
Struktur
Konsistensi
Perakaran
merupakan
penyederhanaan
dari
kelas
tekstur
tanah
dengan
memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasir.
(Darmawijaya, 1990)