Tanah merupakan kombinasi mineral, bahan bahan organic, gas, berbagai jenis cairan, dan
organisme yang tidak dapat dihitung yang bersama sama mendukung kehidupan di atas
bumi. Tanah merupakan materi alami yang dikenal sebagai pedosfer yang memiliki 4
peran penting yaitu: media tumbuh tanaman, tempat penyimpanan air, media penyedia
dan purifikasi air, dan merupakan habitat bagi banyak organisme. Tanah dianggap sebagai
“kulit dari bumi” dan berkaitan erat dengan litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Sebutan
pedolit, seringkali diartikan sebagai tanah. Tanah terdiri dari bagian yang solid (mineral
dan organic) dan bagian yang berporos karena mengandung gas dan air.
Permeabilit
Bahan Konsiste
as Tanah
Induk Tanah nsi Tanah
Drainase
Tanah Temperat
ur Tanah
SIFAT FISIK
TANAH
Warna
Tanah
Tekstur
Kepadat
Tanah
an
Porositas
Tanah
Tanah
Konsistensi Tanah
konsistensi tanah merupakan sifat fisik
tanah yang menunjukkan besar kecilnya
gaya kohesi dan adhesi tanah pada
berbagai kelembapan. Sederhananya,
konsistensi tanah bisa dipahami sebagai
reaksi tanah ketika terdapat tekanan,
seperti gejala gelincir, kegemburan,
keliatan dan juga kelekatan tanah.
Kemampuan Tanah untuk menghindari
deformasi atau berpisah. Konsistensi tanah
bergantung
Cara pada :banyaknya tingkat tanah
Mengujinya adalah
liat. lalu digenggam agar tanah
Dengan mengambil tanah tersebut
tersebut saling menyatu, lalu dibuka genggamannya. Dan dapat
terlihat bagi tanah yang konsistensinya yang rendah (Kering) maka
tanah tersebut akan pecah berai. Sebaliknya bagi tanah yang
konsistensi tinggi ( lembab/basah) akan menyatu dan tidak terpecah.
Temperatur
Tanah
Temperatur tanah berpengaruh terhadap proses pelapukan
tanah, penguraian bahan organic, bahan induk tanah, serta
reaksi kimia. Pada proses pertumbuhan tanaman, temperature
tanah, berpengaruh melalui kelembaban tanah, aerase,
aktivitas mikroorganisme, dan ketersediaan air tanah.
apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir.
(4) apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung.
(5) apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan
mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu.
(7) apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat.
(8) apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak
teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Liat Berpasir.
(9) apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat
Berdebu.
(10) apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah
dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir.
Hubungan Tekstur Tanah dengan Daya Menahan Air dan Ketersediaan Hara
Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yasng lebih besar sehingga kemampuan menahan air
dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah
bertekstur kasar. Tanah bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
menyerap (menahan) air dan unsur hara.
Warna Tanah
Warna tanah merupakan suatu hal yang bisa menjadi petunjuk dari
beberapa sifat tanah lain. Penyebab umum dari adanya perbedaan
warna permukaan tanah ini adalah karena adanya perbedaan
kandungan bahan organik dalam tanah. Semakin tinggi kandungan
bahan organik, maka tanah akan semakin gelap warnanya.
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen
penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara
proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan
permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas
permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik
masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik
menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga
warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik)
yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga
sangat mempengaruhi warna tanah.
Warna Tanah
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi
sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan
organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan
bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam Cara Menguji Warna Tanah :
tanah Warna tanah merupakan salah satu ciri
tanah yang paling mudah diamati. Warna
Pengembangan dan distribusi warna tanah berasal dari tanah dapat digunakan untuk menduga
proses kimiawi dan tingkat pelapukan material organic. Ketika sifat-sifat tanah antara lain : kandungan
mineral primer dalam bahan induk lapuk, elemen tanah akan bahan organik, kondisi drainase, aerase
dikombinasikan pada senyawa dan warna yang baru. Mineral tanah dan lain-lainnya.
besi merupakan mineral sekunder yang akan menghasilkan Selanjutnya tanah yang telah di ambil,
warna kuning atau kemerahan pada tanah, material organic dibandingkan dengan warna tanah baku
akan menghasilkan warna hitam kecoklatan atau coklat pada Munsell Soil Color Chart
Kepadatan Tanah
Bahan induk merupakan materi utama dari tanah yang dibentuk oleh
berbagai faktor melalui proses kimiawi, biologis dan fisika. Bahan induk
tanah secara umum adalah Quartz (SiO2), Kalsit (CaCO3), Feldspar dan
Biotit.
Bahan induk adalah bahan pemula tanah, yang tersusun dari bahan
organik dan atau mineral. Bahan induk dapat berasal dari bahan tanah
yang diendapkan dari tempat lain sebagai akibat proses transportasi oleh
angin dan angin. Menurut Jenny (1941) bahan induk adalah keadaan tanah
pada waktu nol (time zero) dari proses pembentukan tanah. Melalui
proses pelapukan, batuan berubah menjadi bahan induk, dan dengan
adanya proses pelapukan lebih lanjut serta proses-proses pembentukan
tanah lain, bahan induk berubah menjadi tanah dalam waktu yang lama.
Drainase Tanah
Thank you