Anda di halaman 1dari 35

MODUL PERKULIAHAN

BAHAN BANGUNAN DAN


PENGGANTI MATERIAL

Sifat-sifat material konstruksi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Fakultas Teknik Sipil Teknik Sipil Agung Sumarno, ST MT
Dan Perencanaan

Abstract Kompetensi
Pada mata kuliah ini dipaparkan Mahasiswa Dapat menjelaskan sifat-
Karakteritik Tanah dan Batuan, Air sifat bahan konstruksi dari bahan
Proses pembuatan batu bata,
keramik. alam seperti tanah, batuan dan air
baik dengan dan tanpa proses industri.

Sifat Fisik & Mekanik Tanah


SIFAT-SIFAT FISIK TANAH DAN MEKANIKA TANAH

A.    Sifat Fisik Tanah

Tanah merupakan kombinasi mineral, bahan bahan organic, gas, berbagai jenis cairan, dan
organisme yang tidak dapat dihitung yang bersama sama mendukung kehidupan di atas bumi. Tanah
merupakan materi alami yang dikenal sebagai pedosfer yang memiliki 4 peran penting yaitu: media
tumbuh tanaman, tempat penyimpanan air, media penyedia dan purifikasi air, dan merupakan
habitat bagi banyak organisme. Tanah dianggap sebagai “kulit dari bumi” dan berkaitan erat dengan
litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Sebutan pedolit, seringkali diartikan sebagai tanah. Tanah terdiri dari
bagian yang solid (mineral dan organic) dan bagian yang berporos karena mengandung gas dan air.

Tanah merupakan produk akhir dari interaksi iklim, relief, organisme dan material induk
dalam waktu tertentu. Tanah secara kontinyu berkembang melalui banyak proses fisika, kimiawi, dan
biologis. Kebanyakan tanah memiliki kepadatan antara 1 hingga 2 g/cm 3.Hanya sedikit tanah di bumi
yang lebih tua dari zaman pleistosen, dan tidak ada yang lebih tua dari zaman cenozoic meskipun
tanah dari fosil dianggap berasal dari zaman arkean. Studi mengenai tanah dibagi menjadi 2 cabang
yaitu: edaphology dan pedologhy. Edaphologhy mengonsentrasikan efek tanah bagi kehidupan
organisme. Pedologhy fokus pada formasi, deskripsi dan klasifikasi tanah dalam lingkungan.

Proses pembentukan tanah

Formasi tanah, atau pedogenesis merupakan efek kombinasi antara proses biologis, kimiawi
dan fisika yang bekerja pada material induk tanah. Tanah dikatakan akan terbentuk ketika bahan
organic diperoleh meninggalkan humus, karbon, dan gypsum yang menciptakan lapisan dinamakan
horizon B. Lapisan ini berpindah dari satu level ke level lain oleh air dan aktivitas makhluk hidup.
Hasilnya, horizon B akan membentuklapisan tanah. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh 5
faktor klasik seperti iklim, topografi (relief), organisme, dan waktu.

Berikut adalah beberapa sifat fisik tanah :

1. Bahan induk tanah

Bahan induk merupakan materi utama dari tanah yang dibentuk oleh berbagai faktor melalui
proses kimiawi, biologis dan fisika. Bahan induk tanah secara umum adalah Quartz (SiO 2), Kalsit
(CaCO3), Feldspar dan Biotit.

2. Tekstur tanah

Komponen mineral dari tanah adalah pasir, lumpur dan tanah liat, proporsi dari kombinasi
ketiga bahan tersebut akan menentukan tekstur tanah (menyerupai kombinasi antara tepung, air
dan telur). Hal yang dipengaruhi oleh tesktur tanah mencakup porositas, permeabilitas (kemampuan
menyerap), infiltrasi, dan kapasitas kandungan air. Tanah dan Pasir dan lumpur merupakan produk
dari material induk yang mengalami proses fisika dan kimiawi. Tanah liat merupakan produk dari
pengendapan material induk yang larut sebagai material sekunder.

‘1 Sifat material konstruksi


3 2 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Kepadatan tanah

Tingkat kepadatan tanah umumnya berkisar antara 2,6 hingga 2,75 gram per cm3 dan
biasanya tidak dapat berubah. Kepadatan partikel tanah yang banyak mengandung material organic
lebih rendah daripada tanah yang sedikit mengandung material organic. Tanah dengan kepadatan
rendah dapat menyimpan air lebih baik namun bukan berarti cocok untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah dengan kepadatan tinggi menunjukkan tingkat kandungan pasir yang tinggi.

4. Porositas tanah

Porositas mirip seperti kepadatan, hanya saja porositas berarti ruang kosong (pori pori)
diantara tekstur tanah yang tidak terisi dengan mineral atau bahan organic namun terisi oleh gas
atau air. Semakin tinggi kepadatan tanah maka semakin rendah porositasnya dan sebaliknya
semakin rendah kepadatan tanah semakin rendah porositasnya. Idealnya, total porositas dari tanah
adalah sekitar 50% dari total volume tanah. Ruang untuk gas dibutuhkan tanah untuk menyediakan
oksigen yang berguna untuk organisme dalam menguraikan material organic, humus dan akar
tanaman. Porositas juga mendukung pergerakan serta penyimpanan air serta nutrisi.

Tingkat porositas tanah dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat baik dengan tingkat porositas
kurang dari 2 mikro meter, baik dengan tingkat porositas 2-20 mikro meter, sedang dengan tingkat
porositas 20-200 mikro meter dan kasar dengan porositas 200 mikro meter hingga 2 mili meter.

5. Temperatur tanah

Tanah memiliki temperatur yang bervariasi mulai dari tingkat dingin ekstrim -20 derajat
celcius hingga tingkat panas ekstrim mencapai 60 derajat celcius. Temperatur tanah penting bagi
germinasi biji tanaman, pertumbuhan akar tanaman serta menyediakan nutrisi bagi tanaman
tersebut. Tanah yang berada 50cm dibawah permukaan cenderung memiliki temperatur yang lebih
tinggi sekitar 1,8 derajat celcius.

6. Warna tanah

Warna tanah seringkali menjadi faktor paling dasar bagi kita untuk membedakan jenis jenis
tanah. Umumnya, warna tanah ditentukan oleh kandungan material organic, kondisi drainase,
minearologi tanah dan tingkat oksidasi. Pengembangan dan distribusi warna tanah berasal dari
proses kimiawi dan tingkat pelapukan material organic. Ketika mineral primer dalam bahan induk
lapuk, elemen tanah akan dikombinasikan pada senyawa dan warna yang baru. Mineral besi
merupakan mineral sekunder yang akan menghasilkan warna kuning atau kemerahan pada tanah,
material organic akan menghasilkan warna hitam kecoklatan atau coklat (warna subur). Manggan,
sulphur dan nitrogen akan menghasilkan warna hitam.

7. Konsistensi tanah

Konsistensi tanah berarti kemampuan tanah  untuk menempel pada objek lain dan
kemampuan tanah untuk menghindari deformasi atau berpisah. Konsistensi diukur dengan 3 kondisi
kelembapan yaitu: kering, lembap dan basah. Konsistensi tanah bergantung pada tingkat banyaknya
tanah liat.

B.     Mekanika Tanah

‘1 Sifat material konstruksi


3 3 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mekanika Tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu teknik sipil, dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau soil engineering
dan Bodenmechanik dalam bahasa Jerman.

Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von  Terzaghi pada tahun 1925 melalui


bukunya "Erdbaumechanik  auf  bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika Tanah berdasar pada
Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika tanah
modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi disebut sebagai "Bapak
Mekanika Tanah".

Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral , bahan organic, dan endapan-
endapan yang relative  lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock)  butiran yang
relative lemah disebut karbonat, zat organic, atau oksida yang mengendap diantara partikel-partikel.
Proses pelapukan batuan atau proses geologi ataupun yang lainnya yang terjadi didekat permukaan
bumi membentuk tanah dapat juga bersifat fisik maupun kimia.

Umumnya pelaukan terjadi akibat proses kimia yang dapat dipengarungi oleh oksigen,
karbondioksida, dan air (terutama yang mengandung asam dan alkali). Jika hasil pelapukan masih
berada di tempat asalnya  maka tanah ini disebut tanah residual (residual soil) dan apabila tanah
berpindah tempat nya disebut tanah terangkut (transported soil).

Istilah pasir, lempung, lanau atau lumpur digunakan untuk menggambarkan sifat tanah yang
khusus, sebagai contoh lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan plastis,sedangkan pasir
digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif(granular).Ukuran partikel dapat bervariasi dari lebih
besar 100 mm sampai dengan lebih kecil dari 0,001mm.

Berat Volume Tanah Dan Hubungannya


           

 Dalam tanah yang jenuh juga terdapat dua bagian yaitu bagian padat atau butiran dan air
pori. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian dalam (butiran), pori-pori
udara dan air pori.

‘1 Sifat material konstruksi


3 4 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.                  V        = Vs + Vw + Va

2.                  Vv  = Vw + Va

Dengan:

Ws       =          Berat butiran padat

Ww      =          Berat air

Vs                =          Volume butiran padat

Vw              =          Volume air

Va        =          Volume udara

Vv        =          Volume rongga

V          =          Volume total

Hubungan–hubungan volume yang serimg digunakan dalam mekanika tanah adalah kadar
air (w),angka pori (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (s).

Kadar air (w),adalah perbandingan anatara berat air (Ww),  dengan berat butiran


padat (Ws)dalam tanah tersebut, nyatakan dalam persen 

‘1 Sifat material konstruksi


3 5 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 

Angka pori (e), didefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga (Vv)dengan volume


butiran (Vs), Biasanya juga dinyatakan denan desimal

1.     Mineral Lempung

Susunan Tanah Lempung

Pelapukan tanah akibat reaksi kimia menghasilkan susunan kelompok partikel


berukuran koloid  dengan diameter butiran lebih kecil dari 0,002 mm.yang disebut mineral lempung.

Kebanyakan tanah lempung terdiri dari silica tetrahydra dan almunium oktahidra. Silika dan
alumunium secara parsial dapat digantikan oleh elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini
dikenal sebagai substitusi isomorf.

Kaolinite merupakan mineral dari kelompok kaolin, terdiri dari susnan satu lembar silica
tetrahedra dengan satu lembar alumunium oktahedra dengan satuan susunan setebal 7,2
A. Halloysite hampir sama dengan kaolinite, tetapi kesatuan yang berurutan lebih acak ikatannya
dan dapat dipisahkan oleh lapisan tunggal molekul air.

Montmorillonite , disebut juga smectite, adalah mineral yanag dibentuk oleh dua lembar
silica dan satu lembar  alumunium (gibbsite). Tanah-tanah yang mengandung montmorillonite
sangat mudah mengembang oleh tambahan kadar air. Tekanan pengembangannya yang dihasilkan
dapat merusak struktur ringan dan perkerasan jalan raya.

Terdapat 3 mekanisme yang menyababkan molekul air dipolar dapat ditarik oleh permukaan
partikel lempung secara elektrik :

1.      Tarikan antara permukaan bermuatan negative dari partikel lempung dengan ujung positif dari
polar.

2.      Tarikan antara kation-kation dalam lapisan ganda dengan muatan negative dari ujung polar.
Kation-kation ini tertarik oleh permukaan partikel lempung yang bermuatan negative.

‘1 Sifat material konstruksi


3 6 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.      Andil atom-atom hydrogen dalam molekul air, yaitu dengan ikatan hydrogen antara oksigen dalam
partikel lempung dan atom oksigen dalam molekul-molekul air.

Air yang tertarik secara elektris, yang berada disekitar partikel lempung, disebut air lapisan
ganda (Double-layer    water). Sifat plastis tanah lempung adalah akibat ekstensi dari lapisan ganda.
Air lapisan ganda pada bagian paling dalam yang sangat kuat melekat pada partikel lempung ,
disebut air serapan (absorbed water).Partikel tanah yang disusun oleh mineral lempung akan sangat
dipengaruhi oleh besarnya jaringan muatan negative pada mineral, tipe, konsentrasi, dan distribusi
kation-kation yang berfungsi untuk mengimbangkan muatannya.

2.     Susunan Tanah Granuler

Butiran tanah ang dapat mengendap pada suatu larutan suspensi secara individu, tak
bergantung pada pada butiran yang lain akan berupa susunan tunggal. Sebagai contoh  tanah pasir,
kerkil, atau beberapa campuran pasir dan lanau. Kerafatan relative sangat berpengaruh pada sifat-
sifat teknis tanah granuler.

3.     Analisis Ukuran Butiran

Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butiannya. Besarnya butiran dijadikan dasar
untuk pemberian nama dan klasifikasi tanah. Oleh karma itu, analisis butiran ini merupakan
pengujian yang sangat sering dilakukan.

Analisis ukuran butiran tanah adalah adalah penentuan persentase berat butiran pada suatu
unit saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.

a.        Tanah Berbutir Kasar

b.       Tanah berbutir Halus

            Distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus atau bagian berbutir kasar dari tanah,dapat
ditentukan denagan cara sedimentasi. Metode ini didasarkan pada hokumStokes,yang berkenaan
dengan kecepatan mengendap butiran pada larutan suspensi.  

BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)

Batas cair (LL),didefiisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadan cair dan keadan
plastis, yaitu baas atas dari daerah plastis , Batas cair biasanya ditentukan dari uji  Casagrand  test
(1948). 

Batas Plastis (Plastic Limit)

‘1 Sifat material konstruksi


3 7 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan
semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah dengan diameter selinder 3,2 mm mulai retak-
retak ketika digulung.

Batas Susut (Shringkage Limit)

Batas susut (SL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat
dan padat, yaitu persentase kadar airdimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak
mengakibatkan perubahan volume tanah. Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium
dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi
dengan pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna . Kemudian dikeringkan dalam oven,
volume ditentukan dengan mencelupkannya dengan air raksa .

indeks),L  Hubungan variasi kadar dan volume total tanah pada kedudukan batas cair, batas
plastis dan batas susut. Batas-batas atterberg sanagat berguna untuk identifikasi dan klasifikasi
tanah. Batas-batas ini sering digunakan secara langsung dalam spesifikasi, guna mengontrol tanah
yang akan digunakan untuk membangun stuktur urugan tanah. 

Indeks Plastisitas (Plasticity Indeks)

Indeks plastisitas (PI),adalah selisih batas cair dan batas plastis.

PI = LL – PL

Indeks plastisitas (PI) merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis.
Karena itu, indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai  (PI) tinggi,
maka tanah mengandung banyak butiran lempung  dan jika tanah mepunyai (PI), rendah ,seperti
lanau , sedikit penurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering.

Indeks Cair (Liquidity Indeks)

Kadar air tanah asli relative pada kedudukan plastis dan cair dapat didefinisikan oleh indeks
cair (liquidity I, dan dinyatakan menurut persamaa.

Klasifikasi Tanah

Hasil penyelidikan sifat-sifat ini kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi masalah-
masalh tertentu seperti :

‘1 Sifat material konstruksi


3 8 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.      Penentuan penurunan bangunan, yaitu dengan menentukan kompresibilitas tanah. Drai sini ,
selanjutnya digunakan dalam persamaan penurunan berdasarkan pada teori konsolidasi, misalnya
teori terzaqhi

2.      Penentuan kecepatan air yang mengalir lewat benda uji guna menghitung koefisien
permeabilitas, dari sini kemudian dihubungkan dengan hokum DarCy  dan jarring arus (flow
net),untuk menentukan debit aliran yang lewat pada struktur tanah.

3.      Untuk mengevaluasi stabiitas tanah yang miring , yaitu dengan menentukan kuat gaser tanah,
dari sini kemudian disubtitusikan dalam rumus statiska (Stabilitas lereng).

Klasifikasi tanah sangat membantu perancang dalam memberikan pengarahan melalui cara
empiris yang tersedia dari hasil pengalaman yang telah lalu. Tetapi, perancang harus berhati-hati
dalam penerapannya, karena penyesuaian stabilitas , kompresi (penurunan), aliran air yang
didasarkan pada klasifikasi tanah sering menimbulkan kesalahan.

Umumnya klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analisis
saringan dan uji sedimentasi kemudian juga plastisitas. Terdapat dua system klasifikasi yang sering
digunakan, yaitu Unifield Soil Clasification Sistem  dan AASHTO (American Assoction Of State
Highway And Transfortation Officials).  Sistem-sistem ini mnggunakan sifat-sifat indeks tanah yang
sederhana seperti distribusi ukuran butiran , batas air cair dan indeks plastisitas.

Sifat Fisik & Mekanik Kayu


A Sifat fisis kayu
Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan sifat higroskopisitasnya. Sifat
higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat adanya hubungan kayu dengan air, sedangkan berat
jenis kayu erat hubungannya dengan massa dari zat penyusun kayu ( Anonim 1999).

1. kerapatan dan berat jenis.


Menurut Brown et al. (1952), berat jenis kayu adalah perbandingan antara kerapatan kayu tersebut
terhadap benda standart. Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap
volumenya. Air pada temperatur 40 C atau 32,5 0F mempunyai kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh
karna itu air pada temperatur tersebut dijadikan sebagai kerapatan standar.

‘1 Sifat material konstruksi


3 9 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan berat air yang dikandungnya.
Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif biasanya konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna
itu berat jenis dari sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang dikandungnya. Untuk
mendapat keseragaman, maka pada umumnya dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan
dalam keadaan kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai minimum
sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang lebih 1% dari berat kayu (Brown et al. 1952).
Brown et al. (1952) menyatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi diantara berbagai jenis pohon dan
diantara pohon dari satu jenis yang sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu
pohon. Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam jumlah zat penyusun
dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit volume.
2. Kadar Air
Brown et al. (1952) menyatakan kadar air kayu adalah banyaknya air yang terdapat dalam kayu yang
dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya. Dengan demikian standar kekeringan kayu
adalah pada saat kering tanur.
Air dalam kayu tediri dari air bebas dan air terikat dimana keduaanya secara bersama-sama
menentukan kadar air kayu. Dalam satu pohon kadar air segar bervariasi tergantung tempat tumbuh
dan umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1993).
Kollmann dan Cote (1968) menyatakan bahwa biasanya kayu akan bertambah kuat apabila terjadi
penurunan kadar air, terutama bila terjadi dibawah titik jenuh serat. Wangaard (1950) menyatakan
bahwa kekuatan kayu sebagai balok (lenturan) dan sebagai kolom (tekan sejajar serat) akan
bertambah besar bila kondisi kayu tersebut bertambah kering, kecuali keuletannya.
B Sifat mekanis kayu
1. Modulus Elastisitas
Menurut haygreen dan Bowyer (1993) kekuatan lentur atau Modulus of Elasticity (MOE) adalah suatu
nilai yang konstan dan merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan dibawah batas
proporsi. Tegangan didefinisikan sebagai distribusi gaya per unit luas, sedangkan renggangan adalah
perubahan panjang per unit panjang bahan.
Modulus elastisitas (MOE) berkaitan dengan regangan, defleksi dan perubahan bentuk yang terjadi.
Besarnya defleksi dipengaruhi oleh besar dan lokasi pembebanan, panjang dan ukuran balok serta
MOE kayu itu sendiri. Makin tinggi MOE akan semakin kurang defleksi balok atau gelagar dengan
ukuran tertentu pada beban tertentu dan semakin tahan terhadap perubahan bentuk (Haygreen dan
Bowyer, 1993)
2. Kekuatan Lentur Patah
Menurut kollman dan Cote (1968) kekuatan lentur patah atau Modulus of Rupture (MOE) merupakan
sifat mekanis kayu yang berhubungan dengan kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk
menahan beban atau gaya luar yang bekerja padanya dan cenderugn merubah bentuk dan ukuran
kayu tersebut.
Modulus of Rupture (MOR) dihitung dari beban maksimum (beban pada saat patah) dalam uji
keteguhan lentur dengan menggunakan pengujian yang sama untruk MOE (Haygreen dan Bowyer,
1993).
3. Keteguhan Lentur Statis (Static Bending strength)
Menurut Dumanauw (2001), keteguhan lentur atau lentur adalah kekuatan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu. Pada balok sederhana yang dikenai beban maka
bagian bawah akan mengalami bagian tarik dan bagian atas mengalami tegangan tekan maksimal.
Tegangan ini secara perlahan-perlahan menurun kebagian tengah dan menjadi nol pada sumbu
netral. Kekuatan lentur kayu biasanya dinyatakan dengan modulus patah.
Dan pengujian keteguhan lentur diperoleh nilai keteguhan kayu pada batas proporsi dan keteguhan
kayu maksimum. Di bawah batas proporsi terdapat hubungan garis lurus antara besarnya tegangan
dan regangan, dimana nilai perbandingan antara regangan dan tegangan ini disebut modulus
elastisitas (MOE). Keteguhan lengkung maksimum (MOR) dihitung dari beban maksimum (beban
pada saat patah) dalam uji keteguhan lengkung dengan menggunakan pengujian yang sama untuk
menentukan MOE (Haygreen dan Bowyer,2003).
4. Keteguhan Tekan (Compression stregth)
Keteguhan tekan suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu
dipergunakan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibadakan dua macam tekan, yaitu tekan tegak
lurus arah serat dan yekan sejajar arah serat. Keteguhan tekan tegak lurus serat menentukan
ketahanankayu terhadap beban. Ketegukan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu

‘1 Sifat material konstruksi


3 10 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan keteguhan geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil
dibandingkan keteguhan sejajar arah serat. (Dumanauw,2001)
5. Keteguhan Geser
Menurut Dumanauw (2001), keteguhan geser adalah ukuran kekuatan kayu dalam hal
kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian
lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan tiga macam keteguhan yaitu, keteguhan geser sejajar
arah serat, keteguhan geser tegak lurus serat, dan keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak
lurus arah serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
6. Keteguhan Tarik (Tension Strength)
Kekuatan atau Keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu itu.Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada kekuatan tarik sejajar
arah serat. Keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan
(Dumanauw,2001)
7. Keteguhaan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuataan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya
keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukiran-ukiran (patung). Pada umumnya
kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial daripada arah tangensial.
8. Keteguhan Pukul
Keteguhan pukul adalah kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak, misalnya
pukulan (Dumanauw,2001). Menurut Mardikanto (1979), sifat kekuatan kayu dapat dikatakan
kekuatan pukul karena beban yang diberikan berupa beban pukul, dalam arti sehari-hari kayu ulet
adalah kayu yang sukar pecah, atau masih tetap tahan meski dibebani sampai beban maksimum, atau
kayu masih melekat satu dengan yang lainnya meski sudah mengalami kerusakan akibat
pembebanan.
9. Kekerasaan (Hardnesss)
Kekerasan merupakan ukuran kekerasan kayu untuk menahan kikisan pada permukaannya, sifat
kekerasan ini dipengaruhi oleh kerapatan kayu, keuletan kayu,ukuran serat, daya ikat antar serat
Nilai yang di dapaat dari hasil pengujian merupakanuji pembanding, yaitu besar gaya yang
dibutuhkaan untuk memasukan bola baaja berdiameter 0.444 inchi pada kedalamaan 0.22 inchi
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Sifat Mekanis Kayu
Menurut Tsoumiis (1991) sifat mekanis kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama kadar air,
kerapatan, struktur, temperatur, lama pembebanan dan cacat.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu-kayu yang berat sekali juga kuat sekali, dan bahkan
kekuatan, kekerasan, dan sifat mekanik lainnya adalah berbanding lurus dengan berat jenisnya (PKKI
1961). Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan membagi-bagi kekuatan kayu Indonesia dalam lima
kelas kuat, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kelas Kuat Kayu Berdasarkan Berat Jenis,MOR,dan Kekuatan Tekan sejajar
Kelas Kuat Berat Jenis MOR(kg/cm2) Kekuatan tekan Sejajar Serat (kg/cm2)
I >90 >1100 >650
II 0.90-0.60 1100-725 650-425
III 0.60-0.40 725-500 425-300
IV 0.40-0.30 500-360 300-215
V <0.30 <360 <215
sedangkan berdasarkan nilai MOE (Modulus of Elasticity) PKKI 1961 (Peraturan Kontruksi Kayu
Indonesia) membasi kekuatan kayu Indonesia dalam empat kelas kuat. Kelas kayu berdasarkan MOE
(Modulus of Elassticcity) dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kelas Kuat Kayu Berdasarkan MOE ( Modulus of Elasticity)
Kelas Kuat MOE (kg/cm2)
I 125.000
II 100.000
III 80.000
IV 60.000

‘1 Sifat material konstruksi


3 11 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat Fisik & Mekanik Beton
Sifat-sifat beton perlu diketahui untuk mendapatkan mutu beton yang diharapkan sesuai tuntutan konstruksi
dan umur bangunan yang bersangkutan. Pada saat segar atau sesaat setelah dicetak, beton bersifat plastis dan
mudah dibentuk. Sedang pada saat keras, beton memiliki kekuatan yang cukup untuk menerima beban. Sifat
beton segar yang baik sangat mempengaruhi kemudahan pengerjaan sehingga menghasilkan beton dengan
berkualitas baik. Adapun sifat-sifat beton segar adalah :

1. Workabilitas

Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan
tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan pembentuk beton. Taiji saji (1984) menguraikan bahwa sifat
workabilitas beton segar ditandai dengan enam karakter yaitu : konsistensi, plasticity (plastisitas), placeability
(kemudahan dituang), flowability (keenceran), finishability (kemudahan dirapikan), dan pumpability
(kemudahan dipompa). Sedang Newman dalam Murdock (1999) menuliskan bahwa sekurang-kurangnya tiga
sifat yang terpisah dalam mendefinisikan sfat ini, yaitu:

a. Kompakbilitas, kemudahan beton dipadatkan


b. Mobilitas, kemudahan beton mengalir dalam cetakan
c. Stabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen, koheren dan stabil selama dikerjakan
atau dipadatkan.

Tingkat kompakbilitas campuran tergantung pada nilai faktor air semennya. Semakin kecil nilai faktor air semen,
adukan beton semakin kental dan kaku sehingga makin sulit untuk dipadatkan. Sebaliknya semakin besar nilai
faktor air semen adukan beton semakin encer dan semakin sulit untuk mengikat agregat sehingga kekuatan beton
yang dihasilkan semakin rendah.
Pengamatan workabilitas beton di lapangan pada umumnya dilakukan dengan slump test. Pengetesan ini
merupakan petunjuk dari sifat mobilitas dan stabilitas beton. Neville (1981) menuliskan bahwa slump test
bermanfaat untuk mengamati variasi keseragaman campuran. Pada beton biasa, pengujian slump dilakukan
untuk mencatat konsistensi dalam satuan mm penurunan benda uji beton segar selama pengujian.
Selain itu workabilitas dapat juga diamati dengan mengukur faktor kepadatan, yaitu rasio antara berat aktual
beton dalam silinder dengan berat beton dalam kondisi padat pada silinder yang sama. Faktor kepadatan
memberikan indikasi bahwa tingkat kemampuan beton tersebut dipadatkan.
Murdock (1986) membuat suatu hubungan antara tingkat workabilitas, nilai slump dan faktor kepadatan adukan
sebagai berikut :

Tabel Hubungan tingkat workabilitas, nilai slump dan tingkat kepadatan adukan

Tingkat Workabilitas Nilai Slump Faktor Kepadatan


Sangat rendah 0 – 25 0.8 – 0.87

Rendah sampai sedang 25 – 50 0.87 – 0.93

Sedang sampai tinggi 50 – 100 0.93 – 0.95

Tinggi 100 – 175 > 0.95

Pengukuran workabilitas pada mortar beton dilakukan dengan pemeriksaan


meja getar (flow tabel) sesuai dengan ASTM C124-39. Hasil test ini menunjukkan
konsistensi mortar dengan mengukur tingkat penyebaran campuran ketika menerima
sentakan pada flow table selama 15 kali dalam 15 detik. Nilai fluiditas didefinisikan
sebagai peningkatan diameter penyebaran mortar segar (D dalam cm) dikurangi

‘1 Sifat material konstruksi


3 12 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diameter sebelumnya (10 cm), secara matematis rumus fluiditas adalah sebagai
berikut :

Flow = D - 10 x 100/10

Untuk mortar beton normal nilainya antara 0 – 150%.

1. Bleeding

Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh
pelepasan air dari pasta semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandung di dalam
beton segar cenderung untuk naik ke permukaan. Selanjutnya Power dalam Neville
(1981) berpendapat bahwa naiknya air ke permukaan dan bersamaan dengan turunnya
bahan ke dasar disebabkan oleh pengaruh gravitasi akibat berat sendiri sebagai
fenomena alamiah atau proses “specific sedimentation“.

Adapun penyebab bleeding menurut Neville (1981:224) adalah


ketidakmampuan bahan padat campuran untuk menangkap air pencampur. Ketika
bleeding sedang berlangsung, air campuran terjebak di dalam kantong-kantong yang
terbentuk antara agregat dan pasta semen (matriks). Sesudah bleeding selesai dan
beton mengeras, kantong-kantong menjadi kering ketika berlangsung perawatan
dalam keadaan kering. Akibatnya apabila ada tekanan, kantong-kantong tersebut
menjadi penyebab mudahnya retak pada beton, karena kantong-kantong hanya berisi
udara dan bahan lembut semacam debu halus.

Bleeding dihitung dengan cara menghitung banyaknya air yang keluar dari
sampel beton segar sesaat setelah dicetak. Prosedur pemeriksaan diatur dalam ASTM
C232-58 (1966). Banyaknya bleeding adalah volume air (ml) yang keluar dari suatu
luasan permukaan beton (A) atau secara matematis ditulis :

Bleeding = V/A...........................(ml/cm2)............................... (2)

2. Segregasi

Segregasi adalah kecenderungan pemisahan bahan-bahan pembentuk beton.


Neville (1981:223) meuliskan bahwa terdapat dua bentuk segregasi beton segar yaitu :

b. Partikel yang lebih kasar cenderung memisahkan diri dari partikel yang lebih halus.

c. Terpisahnya air semen dari adukan.

Segregasi sangat besar pengaruhnya terhadap sifat beton keras. Jika tingkat
segregasi beton sangat tinggi, maka ketidaksempurnaan konstruksi beton juga tinggi.
hal ini dapat berupa keropos, terdapat lapisan yang lemah dan berpori, permukaan
nampak bersisik dan tidak merata

Murdock (1986) menuliskan bahwa segregasi disebabkan oleh :

- Penggunaan air pencampur yang terlalu banyak

‘1 Sifat material konstruksi


3 13 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- Gradasi agregat yang jelek

- Kurangnya jumlah semen

- Cara pengelolaan yang tidak memenuhi syarat.

Pada saat keras, beton diharapkan mampu memikul beban sehingga sifat yang
utama dimiliki oleh beton adalah kekuatannya.

1. Kekuatan

Kekuatan beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan semen yang
digunakan atau tergantung pada faktor air semen dan derajat kekompakannya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kekuatan beton :

- Perbandingan berat air dan semen

- Type dan gradasi agregat

- Kualitas semen

- Perawatan (curing)

Kekuatan beton yang utama adalah kuat tekannya. Nilai kuat tekan beton
meningkat sejalan dengan peningkatan umurnya dan pada umur 28 hari, beton
mencapai kekuatan maksimal. Nilai kuat tekan beton diukur dengan membuat benda
uji berbentuk silinder atau kubus. Pembacaan kuat tekan pada benda uji kubus dan
silinder relatif berbeda. Perbandingan kuat tekan silinder dan kubusmenurut ISO
Standard 3893 – 1977 disajikan pada tabel ....

Tabel Perbandingan Kuat Tekan antara Silinder dan Kubus

Kuat tekan silinder


2 4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45 50
(Mpa)

Kuat tekan kubus


2.5 5 7.5 10 12.5 15 20 25 30 35 40 45 50 55
(Mpa)

Pada umumnya, beton mencapai kuat tekan 70% pada umur 7 hari, dan pada
umur 14 hari, kekuatannya mencapai 85 – 90% dari kuat tekan beton umur 28 hari.

Pengukuran kuat tekan beton didasarkan pada SK SNI M14-1989-F (SNI 03-
1974-1990). Pembebanan pada pengujian kuat tekan termasuk pembebanan statik
monotorik dengan menggunakan Compressive Test. Beban yang bekerja akan
terdistribusi secara kontinue melalui titik berat.

f'cr = P / A.......................(3)

‘1 Sifat material konstruksi


3 14 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f'cr = kuat tekan beton rata-rata

P = beban

A = luas penampang

Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat tekannya pada umur masih
muda dan berkisar seperduapuluh pada umur sesudahnya. Nilai kuat tekan dan tarik
bahan beton tidak berbanding lurus. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai bahwa nilai
kuat tarik bahan beton normal hanya berkisar antara 9% - 15% dari kuat tekannya.
Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulangkali mencapai kekuatan
0.50 – 0.60 kali √f’c, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √f’c.

Pengamatan kuat tarik beton khususnya pada beton bertulang sangat penting
pada penentuan kemungkinan pencegahan keretakan akibat susut dan perubahan
panas. Sedang untuk beton tidak bertulang, hasil pengujian ini dimanfaatkan dalam
perencanaan konstruksi jalan raya dan lapangan terbang serta untuk beton prategang.

Cara yang digunakan untuk mengukur kuat tarik beton adalah dengan


pengujian kuat tarik belah sesuai SK SNI M-60-1990-03 (SNI 03-2492-1991).
Spesimen yang digunakan adalah silinder dan ditekan oleh dua plat paralel pada arah
diameternya.

Kuat tarik belah dihitung dengan rumus :

f'ct = 2P/π LD..........................(4)

Dimana : fct = kuat tarik belah (Mpa)

P = beban uji maksimum (N)

L = Panjang benda uji (mm)

D = Diameter benda uji (mm)

2. Penyusutan

Proses susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume yang tidak
berhubungan dengan beban. Adapun proses susut pada beton yaitu:

a. Penyusutan awal, akibat kehilangan air pada proses penguapan dan perembesan
melalui acuan.

b. Penyusutan akibat suhu ketika beton mulai dingin. Penyusutan ini masih dapat
diatasi dengan perawatan yang baik. Terjadinya penyusutan akan berakibat retak-
retak plastis pada beton.

‘1 Sifat material konstruksi


3 15 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- Retak yang lebih luas dari 0,15 mm tidak akan menimbulkan masuknya air pada
tulangan (dapat diabaikan)

- Retak-retak sebesar (0,15 – 0,5 mm) perlu diatasi dengan menutup retakan
tersebut (dengan emulsi latex dan lain-lain)

3. Keawetan

Keawetan beton merupakan lamanya waktu pada material untuk dapat


melanjutkan pemakaiannya seperti yang telah direncanakan. Walaupun terjadi
serangan dari luar baik fisik, mekanik dan kimia. Adapun pengaruh-pengaruh luar
yang dapat merusak beton adalah pengaruh cuaca (hujan sinar matahari) silih berganti
dan daya perusak kimiawi, misalnya air limbah/buangan, air laut, lemak gula dan
sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu :

- Permukaan beton harus mulus (misalnya exposed concrete)

- Tidak porous (rongga) dalam artian pemadatan harus baik.

- Menambah bahan tambahan tertentu untuk keperluan khusus.

4. Pengaruh Suhu

Harga koefisien pemuaian suhu pada beton berubah-ubah tergantung


banyaknya semen dalam campuran kadar air dan agregat. Untuk maksud praktis dapat
diambil sebesar 1,0 x 10-6 tiap oC (beton normal).

Sifat Fisik & Mekanik Agregat


Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) pada campuran beton. Agregat mengisi 60-80% dari
volume beton. Oleh karena karakteristik kimia, fisik, dan mekanik agregat yang digunakan dalam
pencampuran sangat berpengaruh pada sifat-sifat beton yang dihasilkan (seperti kuat tekan,
kekuatan, durabilitas, berat, biaya produksi dan lain-lain). 
Berat agregat yang digunakan sangat menentukan berat beton yang dihasilkan. Pembagian
beton berdasarkan berat agregatnya adalah sebagai berikut.

a.          Beton ringan 1360-1840 kg/m3

‘1 Sifat material konstruksi


3 16 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b.         Beton normal 2160-2560 kg/m 3

c.          Beton  berat 2800-6400 kg/m3

Secara umum agregat yang baik haruslah agregat yang mempunyai bentuk yang
menyerupai kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara
kimiawi. Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok yaitu sebagai berikut.

a.          Agregat kasar (kerikil, batu pecah atau pecahan dari blast furnace)

Batas bawah pada ukuran 4,75 mm atau ukuran saringan no.4

b.         Agregat halus (pasir alami atau batuan)

Batas bawah ukuran pasir = 0,075 mm (saringan no. 200)

Batas atas ukuran pasir = 4,75 mm (saringan no,4)

Karakteristik bentuk dan tekstur luar agregat memegang peranan penting terhadap sifat
beton.Partikel dengan ratio luas permukaan terhadap volume yang tinggi dapat menurunkan
kelecakan (workability) campuran beton. Agregat yang berbentuk flaky  dapat merugikan bagi
durabilitas beton karena cenderung terorientasi pada satu bidang, sehingga air dan gelembung
udara dapat terbentuk dibagian bawahnya.

Tekstur permukaan agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton segar seperti
kelecakan. Bentuk dan tekstur permukaan agregat halus, dapat mempengaruhi kebutuhan air
pada campuran beton.Selain itu, agregat harus stabil secara kimiawi, sehingga tidak akan
merusak hasil reaksi hidrasi beton.

Karena agregat merupakan bahan dengan kandungan terbanyak di dalam beton, maka
semakin banyak persentase kandungan agregat dalam campuran beton, semakin murah harga
beton, dcngan syarat campurannya masih cukup mudah dikerjakan (workability baik) untuk
elemen struktur yang memakai beton tersebut.

1.2.1        Agregat Kasar

Agregat adalah bahan pengisi (filler) campuran beton yang ukurannya sudah melebihi ¼ inch
(6 mm). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap
disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari
bahan-bahan organik dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan sel semen.

1.2.2        Agregat Halus

Agregat halus merupakan pengisi (filler) yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi di bawah
saringan no. 4 (0,075 mm) menurut standar ASTM. Agregat halus yang baik harus bebas bahan
organik, lempung, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran

‘1 Sifat material konstruksi


3 17 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan standar analisis
saringan dari ASTM (American Society of Testing and Materials). Untuk beton penahan radiasi,
serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat halus.

1.2.3        Sifat Mekanik

Beberapa sifat mekanik agregat di antaranya adalah

1)      Gaya lekat (bond)

Bentuk dan tekstur permukaan agregat mempengaruhi kekuatan beton, terutama untuk beton
berkekuatan tinggi. Kekuatan lentur lebih dipengaruhi oleh bentuk-bentuk tekstur agregat daripada
kekuatan tekan. Semakin kasar tekstur, semakin besar daya lekat antara partikel dengan matrik
semen. Biasanya pada agregat dengan daya lekat baik akan banyak dijumpai partikel agregat yang
pecah dalam beton yang diuji sampai kapasitasnya.

2)      Kekuatan

Kekuatan tekan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih tinggi daripada kekuatan
tekan betonnya sendiri. Hal ini dikarenakan tegangan sebenarnya yang bekerja pada titik kontak
masing-masing partikel agregat biasanya jauh lebih tinggi daripada tegangan tekan yang bekerja
pada beton.

3)      Toughness

Toughness dapat didefinisikan sebagai daya tahan agregat terhadap kehancuran akibat beban
impak (impact).

4)      Hardness

Hardness atau daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat penting bagi beton
yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai yang harus memikul lalu lintas berat.

1.2.4        Sifat fisik

1)      Specific Gravity, yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu unit volume bahan
terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur tertentu.

2)      Apparent Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat kering (yang dioven pada suhu 110 oC
selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.

‘1 Sifat material konstruksi


3 18 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3)      Bulk Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat SSD (Saturated and Surface Dry) terhadap
massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.

4)      Bulk Density, yaitu massa aktual yang akan mengisi suatu penampang/wadah dengan volume
satuan. Parameter ini berguna untuk mengubah ukuran massa menjadi ukuran volume.

5)      Porositas dan Absorpsi

Porositas, permeabilitas, dan absorpsi agregat mempengaruhi daya lekat antara agregat dan pasta
semen, daya tahan beton terhadap pembekuan dan pencairan, stabilitas kimia, daya tahan terhadap
abrasi dan specific gravity.

6)      Berat isi, yaitu berat agregat yang ditempatkan di dalam wadah 1 m 3. Untuk beton normal, berat
isinya berkisar antara 1200-1760 kg.

1.2.5        Sifat–sifat Lainnya

Sifat-sifat lain yang perlu dimiliki oleh agregat adalah sebagai berikut.

1)   Gradasi

Gradasi dan ukuran maksimum agregat dapat mempengaruhi proporsi agregat dalam
campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi, sifat susut, dan durabilitas beton.

Berdasarkan teori rongga minimum, semakin beragam ukuran agregat, semakin sedikit rongga
yang terbentuk di antara susunan agregat. Hal ini menyebabkan jumlah pasta yang dibutuhkan
untuk mengisi rongga menjadi lebih kecil dan campuran beton menjadi lebih ekonomis.

2)   Kandungan air

Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya dibagi atas:

a)      Kering oven, yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam campuran beton secara maksimal
(dengan kapasitas penuh).

b)     Kering udara, yaitu kondisi agregat yang kering permukaan, namun mengandung sedikit air di
rongga-rongganya. Agregat ini mampu menyerap air di dalam campuran meskipun tidak dengan
kapasitas penuh.

c)      Jenuh dengan permukaan kering, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering, namun semua
rongga-rongganya terisi air. Agregat dengan kondisi ini tidak akan menyerap dan menyumbangkan
air ke dalam campuran.

d)     Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang berlebihan pada permukaannya. Agregat
dengan kondisi ini akan menyumbangkan air ke dalam campuran.

‘1 Sifat material konstruksi


3 19 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3)   Bulking  pada pasir

Efek lain dari adanya kelembaban pada pasir adalah bulking, yaitu pertambahan volume
pasir akibat adanya lapisan air yang mendorong partikel pasir sehingga berada pada jarak yang
lebih jauh. Bulking mempengaruhi penakaran pasir bedasarkan volume (volume batching).

4)   Unsoundness  karena perubahan volume

Perubahan volume yang besar pada agregat dapat disebabkan karena proses pembekuan
dan pencairan, perubahan temperatur di bawah titik beku, dan pergantian terus menerus dari
pengeringan dan pembasahan. Bila agregat unsound, perubahan kondisi fisik tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan beton, seperti scaling dan bahkan keretakan permukaan yang
ekstensif.

Sifat Fisik & Mekanik Baja


 
Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitasnya. Jadi tidak
mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi bangunan (jembatan atau gedung) maka baja
selalu ditemukan, meskipun tentu saja volumenya tidak harus mendominasi.
Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai mengevaluasi
struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain kondisi tadi akan ada pengaruh
lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi
tertentu, suatu bangunan bahkan dapat mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan beban
sekalipun (belum berfungsi). Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap lingkungan
sekitarnya adalah penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.

Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau kayu adalah karena buatan pabrik,
yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa kualitas
material baja yang dihasilkannya relatif homogen dan konsisten dibanding material lain, yang berarti
juga lebih dapat diandalkan mutunya.

Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, maka agar prosesnya menguntungkan
harus diusahakan mencapai kondisi optimum. Untuk itu diperlukan suatu kuantitas tertentu yang
terkesan relatif monoton serta tidak mudah dibuat variasinya. Itulah pentingnya dibuat standarisasi
bentuk profil. Dari tabel profil baja yang ada terlihat banyak sekali profil yang tersedia, tetapi dalam
kenyataannya jika peminatnya relatif sedikit maka profil yang jarang dipakai tentunya tidak
diproduksi banyak. Jadi akhirnya tidak semua profil pada tabel dapat dipilih. Hanya profil-profil
tertentu yang memang umum (banyak) digunakan. Hal ini perlu diketahui insinyur perencana
konstruksi baja, jangan hanya berpedoman teoritis hitungan, karena kalau sampai mengubah profil
rencana dengan profil tersedia, kemungkinan berubah pula detail sambungan yang dibuat. Jika ini
tidak dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia.

Tidak ada jaminan bahwa lokasi pabrik baja akan berdekatan dengan proyek atau bengkel
fabrikasi, sehingga panjang profil baja ditentukan oleh kemampuan kendaraan transportasi
pengangkut (truk atau kapal) dan jalur transportasi (darat atau air) yang akan dilaluinya.

‘1 Sifat material konstruksi


3 20 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketahanan Korosi

Baja unggul ditinjau dari segi kemampuannya menerima beban, tetapi ketika dibiarkan tanpa
perawatan khusus di lingkungan terbuka, terlihat lemahnya. Baja yang unsur utamanya besi
mengalami korosi, yaitu suatu proses elektrokimia. Jika itu terjadi, maka pada bagian besi yang
bertindak sebagai anode akan terjadi oksidasi yang merusak dan menghasilkan karat besi
Fe2O3.nH2O, zat padat berwarna coklat kemerah-merahan. Volume baja berkurang karena menjadi
karat tadi. Mengenai bagian besi yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak
sebagai katode tergantung pada banyak faktor, misalnya zat pengotor, atau adanya perbedaan
rapatan logam itu, atau ada jenis logam lain yang bersinggungan.

Kemungkinan terjadinya korosi pada baja merupakan kelemahan konstruksi baja disbanding
kontruksi beton. Oleh sebab itu saat perencanaan faktor ini harus diantisipasi dengan baik. Korosi
yang terjadi pada konstruksi baja adalah ibarat kanker, senyap tetapi akibatnya bias sangat
mematikan.

SUMBER 2

o      Stainless steel : baja tahan karat mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe 72%.

o      Baja krom : baja yang tahan karat tahan panas mengandung 12%-18% Cr.

o      Baja nikel : baja tahan karat dan keras, mengandung 25% Ni.

o      Baja mangan : baja sangat keras mengandung 11%-14% Mn.

            SUMBER 3

1. Baja Karbon (carbon steel)

Baja karbon dapat terdiri atas :

         Baja karbon rendah (low carbon steel)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa dan mudah di
mesin   Penggunaannya:

•          0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.

•          0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings

         Baja karbon menengah (medium carbon steel  )

         Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

‘1 Sifat material konstruksi


3 21 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
         Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.

        Penggunaan:

         0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.

         0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.

         0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges

         Baja karbon tinggi (high carbon steel)   tool steel

            Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C

              Penggunaan  :

         screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills.tools
for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire
drawing dies, fine cutters

2. Baja Paduan (Alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

         Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)

         Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah

         Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)

         Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

         Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %

         Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %

         High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel)
&high speed steel.

         Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese,
molybdenum,       tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja
maka baja paduan tersebut            akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi
lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).

         High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

‘1 Sifat material konstruksi


3 22 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers,
countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang
dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon
steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel

SUMBER 4

Berbagai jenis bahan telah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Penggunaannya pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Didalam industri
manufaktur tidak akan lepas dari dengan satu bidang ilmu teknik yang berhubungan dengan
material. Secara umum meterial teknik diklasifikasikan menjadi 2 (dua) golongan yakni logam (metal)
dan non logam (non metal). Jika ditinjau dari sudut pandang susunan unsur dasar, logam (metal)
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu logam murni dan logam alloy (logam paduan). Sedangkan non logam
dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu keramik, komposit, dan polimer.

SUMBER 5

SIFAT LOGAM :

  kadar kemurnian 99,9%

  kekuatan tarik rendah

  titik lebur tinggi

  daya hantar listrik baik

  daya tahan terhadap karat baik

SUMBER 6

SIFAT BAJA Baja mempunyai sejumlah sifat yang membuatnya menjadi baqhan bangunan yang
sangat berharga. Beberapa sifat baja yang penting adalah: kekuatan, kelenturan, kealotan,
kekerasan dan ketaqhan terhadap korosi.

‘1 Sifat material konstruksi


3 23 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. kekuatan

baja mempunyai daya tarik,lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap partai baja,
pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Pabrikan baja misalnya,
memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan pada baja itu Fe 360. di sini Fe
menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik
baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja
bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360
N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37,  karena daya tariknya adalah 37
kgf/mm2. karna smengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya
tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai
tegangan, seperti tegangan lentur.

2. Kelenturan

Baja bukan saja kuat tetapi juga lentur

3. Kealotan

Pada umumnya baja bersifat sangat a lot,sehingga tidak cepat patah

4. Kekerasan

Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan konstruksi, baja mungkin saja untuk
digunakan berbagai tujuan. Apabila untuk produk-produk baja tertentu ada suatu
keharusan,maka bisa saja baja itu, dengan cara dipanaskan,dibuat luar biasa kerasnya.

5. ketahanan terhadap korosi

Tanpa perlindungan, baja sangat cepat berkarat. Untung saja baja diberikan perlindungan yang
sangat efektif dengan berbagai cara.

SUMBER 7

Sifat fisik baja

meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik

Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila
diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan
bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:

Kekuatan Baja.

Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan
cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan
regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan
tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar, , dimana P = beban yang membebani

‘1 Sifat material konstruksi


3 24 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada
waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban
yang menyababkan regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula.
Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan
antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus
Elastisitas/Modulus Young”. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :

-          tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis

-          tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh

-          tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai


kekuatan maksimum.

Keuletan Baja (ductility)

Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan
dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.

Kekerasan Baja

adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan baja. Cara
ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll

Ketangguhan Baja (toughness)

Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai
baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin
rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak
(impact/pukul takik).

SUMBER 8

Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila
diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan
didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat penting pada baja adalah kuat tarik.

Pada waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban
yang menyebabkan regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini
disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan antara tegangan
dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus Elastisitas/Modulus Young”. Ada
3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu:

                     Tegangan, dimana baja masih dalam keadaan elastis;

‘1 Sifat material konstruksi


3 25 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
                     Tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh; dan

                     Tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan maksimum.

Kekerasan baja adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan
baja. Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai
baja tersebut putus.

Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh
karena itu baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban
jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Semua bagian-bagian
dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di
lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sifat dari
baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi
tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas.

Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:

                     Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat;

                     Dapat di las;

                     Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya;

                     Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai
sebagai besi tua; dan

                     Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu
sukar;

Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai


berikut:

                     Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan
api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran;

                     Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat; dan

                     Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun


dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal.

‘1 Sifat material konstruksi


3 26 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

                     Modulus elastisitas  : E = 200.000 MPa;

                     Modulus geser        : G = 80.000 MPa;

                     Nisbah poisson       : μ = 0,3; dan

                     Koefisien pemuaian : á = 12 x 10 -6 / o C.

Penggilingan dengan pemanasan (hot-rolling) adalah proses pembentukan utama di mana


bongkahan baja yang merah menyala secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa
kelompok penggiling. Penampang melintang dari bongkahan yang ash biasanya dicetak dari baja
yang baru dibuat dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses
penggilingan ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang
tepat dan khusus.

Pembentukan dengan pendinginan (cold-forming) adalah metode lain yang digunakan untuk

membuat komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Satu hal lain yang membedakan
proses-proses tersebut adalah bahwa peralatan yang digunakan untuk proses pencetakan dengan
pendinginan lebih sederhana dan dapat digunakan untuk menghasilkan penampang melintang yang
bentuknya disesuaikan untuk penggunaan yang khusus. Beberapa keuntungan baja profil
dingin antara lain:

                     Lebih ringan;

                     Kekuatan dan kakuan yang tinggi;

                     Kemudahan pabrikasi dan produksi massal;

                     Kecepatan dan kemudahan pendirian; dan

                     Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan.

Telah ada pelengkung yang dirancang secara khusus dan mempunyai bentang sangat panjang
[misalnya bentang 300 ft (90 m) atau lebih]. Masalah utama dalam penggunaan baja untuk
memperoleh permukaan berkelengkungan ganda adalah memuat bentuk dari elemen-elemen garis.
Pada kubah,misalnya, baik pendekatan dengan rusuk atau geodesik adalah mungkin.

Baja adalah satu-satunya material yang dapat digunakan sebagai struktur kabel. Kolom baja
struktural umumnya mempunyai perbandingan tebal-tinggi bervariasi antara 1 : 24 dan 1 : 9, yang
tergantung pada beban dan tinggi kolom. Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian

‘1 Sifat material konstruksi


3 27 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tersendiri atau batang-batang yang harus disambung bersama (biasanya di ujung batang) dengan
beberapa cara.

Jenis-jenis sambungan struktur baja yang digunakan adalah pengelasan serta sambungan yang
menggunakan alat penyambung berupa paku keling (rivet) dan baut.

Sumber 9

Keuntungan Baja sebagai Material Struktur Bangunan

Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang menguntungkan
sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai
dewasa ini. Beberapa keuntungan baja sebagai material struktur antara lain:

Kekuatan Tinggi

Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja
walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan
per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum
dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati
yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. memberikan kelebihan ruang dan
volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.

Kemudahan Pemasangan

Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya
kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang
telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk
standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan
untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan
mudah karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat
yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana.

Keseragaman

Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali
dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja
ini akan berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian
bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan akibat
adanya berbagai ketidakpastian.

Daktilitas

‘1 Sifat material konstruksi


3 28 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik
yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur
baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini sangat

menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan
yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa bumi. Di samping itu keuntungan-
keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:

? Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.

? Dapat di las.

? Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.

? Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai
besi tua.

? Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan


sebagai berikut :

? Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan api
sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.

? Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat.

? Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun dapat
menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal

2.      Kelemahan Baja

Sumber 1

 Bisa berkarat.
 Lemah terhadap gaya tekan.
 Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
 Tidak kokoh
 Tidak tahan api
Sumber 2

Kelemahan Baja sebagai Material  Struktur 


Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf dibawah ini.
BiayaPemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak dengan udara
dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran

‘1 Sifat material konstruksi


3 29 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi kebakaran.
Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat menjadi pemicu
kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu
diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-
2002.
Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling (tekuk).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi per satuan berat dan
jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu
digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu dilakukan
pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.
Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat terjadi pada
tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan temperatur yang sangat rendah
akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).

Sumber 3

Kelemahan memakai material besi/ baja daripada beton

Tapi baja juga memiliki kelemahan seperti :


1. Bisa berkarat
2. Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta api.
Karena itu ada penelitian dan pengembangan untuk masalah ini yaitu mengembangkan baja mutu
tinggi tahan korosi yang sangat berguna jika jembatan berada di daerah laut yang kadar garamnya
tinggi. Untuk mengatasi kebisingan , maka dikembangkan beton komposit dengan baja di atas
permukaannya, sehingga bisa menurunkan tingkat kebisingan.

Penelitian di dalam kualitas baja yang digunakan di dalam pembangunan jembatan, bersamaan
dengan metoda-metoda konstruksi lainnya , sudah membuat produksi dan pemasangan jembatan
baja bentang yang panjang. Dan komponen struktur baja dapat dibuat sepanjangnya- panjangnya
dan pemasangan  dapat dibagi menjadi beberapa blok-blok, Sedangkan pengiriman komponen dan
pemasangan di lapangan  dapat bekerja dengan cepat dan  mudah. Jembatan baja dapat
dikhususkan untuk  dibengkokkan atau disesuaikan dengan  kondisi- kondisi di lapangan dengan
sempurna.  Di mana lokasi berisi sebagian besar dari lumpur dan bumi lemah, konstruksi dari suatu
jembatan baja dapat dilakukan dengan mudah dan aman karena berat baja hanya 25 - 35 % dari  
bobot mati struktur beton yang setara.

Salah satu keuntungan besi baja dalam masalah keamanan strukturnya adalah besi baja mempunyai
kekuatan struktur yang pasti bila dibandigkan dengan beton yang kekuatan strukturnya berubah
berdasarkan campuran semen dan airnya. Karena diproduksi di pabrik, besi baja mempunyai kualitas

‘1 Sifat material konstruksi


3 30 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang seragam dan ketelitian ukuran yang tinggi daripada beton. Beban angin juga menjadi lebih kecil
dalam jembatan yang memakai material baja. Ini dikarenakan material struktur dengan memakai
baja lebih kecil daripada  jembatan dari beton. Besi itu juga sangat keras, sehingga walaupun sudah
mencapai titik leleh karena beban jembatan,besi baja masih bisa kembali ke bentuk asalnya,
berbeda dengan beton yang sangat rapuh, sekali dia meregang  akan retak. Bila beton meregang
dalam waktu lama, beton cenderung untuk menyusut dan deformasinya akan menghasilkan retak.
Sedangkan baja tidak bermasalah seperti beton yang punya kecenderungan untuk retak sewaktu
masa pengecoran karena efek pengeringan. Dalam hal ini jembatan baja lebih bagus dari beton dari
sisi penampilan. Dalam hal gempa baja juga menunjukkan daya tahannya daripada beton

Sumber 4

 Sistem struktur rangka baja ringan tersusun rapat, padat dan terlihat ramai, terhubung &
terkait satu dengan lainnya, sehingga kurang menarik jika diexpose. 
 Membutuhkan perhitungan yang benar-benar matang, karena sistem strukturnya yang
seperti rangka ruang tersebut maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung, salah
pasang, akan membuat perlemahan sehingga dapat menyebabkan kegagalan total.
 Rangka atap baja ringan tidak se-fleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk
berbagai profil.
 Dibutuhkan keahlian khusus untuk menghitung kebutuhan baja ringan, oleh karena itu
tidak semua orang bisa menghitungnya.

Sumber 5

  Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang
berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.

  Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah
hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian kurang memenuhi syarat
keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya
langsung dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)

  Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil.

  Mutu dan Kualitas dari struktur atap baja ringan kurang terjamin

Sumber 6

 Kekurangan dari atap besi baja adalah tidak dapat menyerap panas dengan baik, tidak seperti atap
kayu yang sangat baik menyerap panas. Kerangka Atap rumah besi baja juga memerlukan biaya
pemasangan yang cukup banyak, karena harus menggunakan tukang bangunan yang benar-benar
ahli dalam memasang atap besi baja. Pada bagian dalam untuk atap besi baja harus ditutup dengan
atap asbes, berbeda dengan atap kayu walaupun tidak ditutup dengan ternit, akan tetap bagus dan
terkesan lebih alami. 

‘1 Sifat material konstruksi


3 31 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumber 7

Kelemahan Baja Ringan :

 Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya
yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
 Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang
salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian kurang
memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan.
 Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk
berbagai profil.
Sumber 8

1. Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat, karena jika
ada yang salah maka atap bisa roboh total.
2. Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis lainya, namun
keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja ringan menjadi lebih murah untuk
digunakan.
3. Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga atap bisa
dibangun dan berfungsi dengan baik.
4. Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain sedemikian rupa,
oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus.
5. Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung pada supplier
rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga perencanaan,bahan berikut
pemasangan sampai jadi.

3.      Contoh kegagalan rangka baja

‘1 Sifat material konstruksi


3 32 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a.       Runtuhnya Highland tower, Selangor Malaysia

Pada pukul 1:35 pagi waktu setempat tanggal 11 Desember 1993, salah satu bangunan dari komplek
apartement Highland Towers ambruk rata ketanah. Salah satu saksi mata yang menyaksikan kejadian
tersebut menggambarkan bahwa ia melihat bangunan tersebut runtuh seperti dalam adegan slow
motion.
Komplek apartement Highland towers terdiri dari 3 blok bangunan tinggi didasar dari sebuah bukit
curam tidak jauh dari ibukota Malaysia, Kuala Lumpur. Penyebab keruntuhan adalah BAJA penahan
serta sistem drainase yang buruk dan juga maintenance yang buruk dan diperparah oleh tindakan
adanya pengembang lain yang membangun gedung di punggung bukit tepat diatas Highland towers.
Hal ini mengakibatkan lapisan tanah rentan terhadap erosi dan pipa pipa drainase yang dibuat
menghalangi akar-akar pepohonan dibukit tersebut.
Pada akhirnya hujan yang turun selama 10 hari berturut-turut membuat tekanan yang besar pada pipa
pipa drainase dibukit, pada akhirnya pipa meledak dan menumpahkan air sehingga air mencapai kadar
level berbahaya lalu mengikis lapisan tanah yang berimbas pada longsor yang menerjang dan
meruntuhkan dinding pelindung di kaki bukit.
Seratus ribu meter persegi lumpur menerjang blok bangunan I dan menerjang maju serta membuat
fondasi bangunan tersebut amblas, tiga orang berhasil ditarik keluar hidup-hidup dari terjangan
lumpur, namun setelah 12 hari pencarian yang gagal untuk menemukan korban selamat mereka
menemukan 48 mayat korban runtuhnya bangunan tersebut.
Setelah peristiwa itu, Blok II dan III para penghuninya dievakuasi dan selanjutnya mereka
meninggalkan apartement tersebut yang hingga kini masih berdiri sebagai saksi bisu atas peristiwa
kelalaian manusia.

B . royal place hotel, thailand

Pada pukul 10 pagi 13 Agustus 1993, sebuah hotel mewah berlantai 6 runtuh hanya dalam waktu
kurang dari 10 detik, berarti tiap lantainya sekitar 1.6 detik. Tragisnya 137 jiwa menjadi korban dan
227 orang cedera dalam peristiwa runtuhnya hotel tersebut.
Imbas dari peristiwa ini polisi menahan pemilik hotel, arsitek serta insinyur yang menangani
pembuatan hotel tersebut, karena pada tahun 1990 mereka telah melakukan penambahan lantai pada
gedung tersebut tanpa izin selain itu di bagian atap juga digunakan sebagai tempat penampungan air
dalam jumlah besa

c. Menara WTC

Tidak perlu diragukan lagi bahwa bencana terbesar akibat runtuhnya gedung dalam sejarah manusia
hingga saat ini adalah tragedy runtuhnya gedung pencakar langit WTC 11 September 2011.
Menara kembar tersebut didesign menggunakan baja ringan, sebuah inti pusat, dan sebuah design peti
telur yang menyebabkan struktur memiliki kelebihan beban.
Selain itu, tiap menara didesign untuk menahan beban dari tiupan angin seberat 5000ton lateral.
Dinyatakan bahwa 90 ribu galon bahan bakar jet yang yang membakar struktur baja yang membuat
gumpalan asap hitam diatas langit New York, Api tersebut tidak melelehkan struktur baja namun
hanya melemahkan kekuatan mereka.Meskipun kekuatan fondasi bangunan telah berkurang 50 persen
namun kolom kolom penyangga masih mampu untuk menahan beban bangunan, Masalah nyata dari
kasus ini adalah panas api yang tidak merata mendistorsi baja disalah satu sisi gedung pencakar langit

‘1 Sifat material konstruksi


3 33 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tersebut.Akibat tekanan yang terlalu banyak akhirnya lantai menjadi lemas dan seperti efek domino
gedung runtuh mulai dari lantai paling atas secara simultan hingga kelantai dibawahnya.
Tiap-tiap menara memiliki berat 500.000 ton, dan hanya butuh 10 detik untuk bangunan besar runtuh
dengan kecepatan 124 mph saat menghantam tanah, terlepas dari tidak adanya kesalahan dalam sistem
design dan struktur bangunan, para ahli terus mempelajari konsep bangunan untuk menghindari beban
berlebih dan keruntuhan yang progresif serta yang paling penting adalah prosedur evakuasi,
keselamatan bangunan dan pembangunan dalam skala hemat.

D. KATOWICE TRADE HALL

28 January 2006, disaat Polandia tengah mengalami musim dingin, di Katowice Trade Hall diadakan
acara Pameran nasional ke-56 merpati pos.Para peserta konvensi tidak mengetahui dan mengira
bahwa atap gedung terawat dengan baik dan mengira bahwa pihak manajemen gedung telah
membersihkan atap dari gundukan es. Sialnya atap gedung tersebut telah melengkung akibat
tumpukan es musim dingin 4 tahun sebelumnya dan belum pernah diperbaiki atau pun dilakukan
pemeriksaan dan pengujian.
Pada hari naas tersebut, akumulasi salju yang memumpuk diatas atap bangunan tersebut 100 persen
diatas beban yang mampu ditahan oleh atap, membuat atap ambruk kebawah membuat sekitar 700
orang terjebak dibawah atap yang berat dan membuat mereka terkespos oleh cuaca musim dingin
yang cukup ekstrim 0 derajat celcius.
Tim SAR berdatangan menyelamatkan korban,bekerja dibawah cuaca buruk namun bagaimanapun
struktur bangun telah menjadi tidak stabil dan akhirnya bagian kedua dari atap runtuh pada saat
tindakan penyelamatan dilakukan.
Selain itu pecahan material logam bangunan yang terkoyak sama sekali tidak menguntungkan para
korban yang terjebak karena membuatnya bertindak sebagai freezer apalagi ditengah musim dingin
yang ekstrim, selain itu sebagian besar bangunan telah tertimbun oleh salju, pada akhirnya 65 jiwa
harus menjadi korban dan 170 lainnya menderita cedera. Arsitektur dan pemilik bangunan harus
berhadapan dengan hukum.

E. ATAP MASJID DI PAKISTAN RUNTUH

Lahore, 15 Dzulqa’dah 1435/10 September 2014 (MINA) – Atap Masjid di Droghawala, pinggiran
kota Lohare Pakistan runtuh dan menewaskan 24 orang jamaah yang tengah berada di masjid
tersebut.

“Jumlah korban tewas akibat insiden ini sebanhyak 24 orang. Usia para jama’ah yang meninggal
sekitar 15 hingga 35 tahun,” kata seorang petugas di ruang pos penyelamat, Muhammad
Rashid, Rabu (10/9), On Islam melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Kami telah menyelamatkan tujuh orang yang terluka parah akibat tertimbun reruntuhan,”
tambahnya.

‘1 Sifat material konstruksi


3 34 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bencana ini terjadi pada Selasa kemarin , setelah hujan lebat dan atap yang terbuat dari rangka
baja tidak mampu menahahan tekanan angin. Kepala pemerintah kota Lohera, Muhammad
Usman mengatakan kepada media, korban tewas dan terluka ditemukan setelah 13 jam upaya
pencarian.

“Operasi penyelamatan akan berlanjut sampai semua puing telah dibereskan,” tambahnya

Usman menjelaskan, menurut penduduk setempat hampir semua orang telah kembali, tapi kami
akan melanjutkan upaya pencarian sampai seluruh puing beres.

Para korban tewas dishalatkan dan di makamkan di Lahore, Rabui. Menurut laporan, lebih dari 250
orang tewas akibat hujan dan banjir yang kini melanda Pakistan

‘1 Sifat material konstruksi


3 35 Agung Sumarno
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai