ANALISA TANAH
Disusun Oleh :
ASISTEN
(MURNIATI)
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Epipedon
Epipedon adalah suatu horizon yang terbentuk pada atau dekat
permukaan, dimana sebagian besar dari struktur batuannya telah
hancur/terlapuk. Horizon apa saja dapat menempati permukaan tanah yang
telah tersingkap karena erosi. Apabila tanah mencakup suatu tanah tertimbun
maka epipedon, jika ada, adalah pada permukaan tanah, dan epipedon dari
tanah tertimbun dianggap sebagai epipedon tertimbun, dan tidak digunakan
dalam memilih taksa, terkecuali kunci taksonomi secara spesifik menunjukkan
adanya horizon tertimbun, seperti terdapat dalam subgrup Thapto-Histic.
Suatu tanah dengan mantel cukup tebal sehingga memiliki tanah
tertimbun, tidak memiliki epipedon apabila tanah tersebut memiliki struktur
batuan sampai permukaan, atau memiliki horizon Ap setebal kurang dari 25
cm, yang di bagian bawahnya terdapat bahan tanah dengan struktur batuan.
Epipedon melanik (didefinisikan di bawah) adalah bersifat unik/khusus di
antara epipedon-epipedon yang ada. Epipedon ini biasanya terbentuk pada
deposit bahan semburan gunung api (tephra) dan dapat menerima deposit segar
dari abu volkan. Oleh karena itu, horizon ini boleh memiliki lapisan-lapisan di
dalam dan di atas epipedon (Buku Key to Soil Taxonomy USDA, 2020)
2.2.1 Epipedon Antropik
Terbentuk pada tanah yang mengalami ubahan dari manusia,
atau bahan terangkut manusia. Epipedon ini terbentuk pada suatu
tanah-tanah yang terdapat pada suatu daerah pemukiman dan pada
kenampakan mikro, atau yang letaknya yaitu lebih tinggi daripada
tanah di sekitarnya. Selain itu, epipedon ini juga terdapat di suatu area
terbuka yaitu akibat suatu penggalian. Sebagian besar epipedon
antropik mengandung artefak (sisa benda buatan manusia) yang tidak
berkaitan dengan praktek – praktek pertanian (kapur pertanian) dan
sampah – sampah buangan manusia (kaleng aluminium). Epipedon
ini memiliki kandungan – kandungan fosfor tinggi yang berasal dari
bahan yang ditambahkan manusia seperti sisa makanan (misalnya,
tulang-tulang), kompos, atau pupuk kandang, namun demikian
kandungan persisnya tidak diperlukan. Meskipun epipedon antropik
terbentuk pada permukaan tanah, epipedon tersebut bisa saja dalam
kondisi tertimbun. Pada epipedon ini mencakup horizon eluvial yang
berada pada atau dekat permukaan tanah, dan berlanjut ke dasar
horizon yang memenuhi semua kriteria yang disebutkan di bawah ini,
atau berlanjut sampai ke batas atas horizon illuvial diagnostik
pertama yang terletak di bawahnya (di definisikan di bawah, sebagai
horizon argillik, kandik, narik, atau spodik).
a. Karakteristik Yang Di Perlukan
1) Epipedon antropik terbentuk pada bahan ubahan manusia (human
altered material), atau bahan terangkut manusia (human
transported materials).
2) Epipedon-epipedon ini terbentuk pada tanah-tanah yang terdapat
pada Landform anthropogenik dan kenampakan mikro, atau yang
letaknya lebih tinggi daripada tanah-tanah disekitarnya, setebal
atau melebihi tebal eipedon antropik.
3) Epipedon ini juga terdapat di area terbuka akibat penggalian.
Sebagian besar epipedon antropik mengandung artifak (sisa
benda-benda buatan manusia) yang tidak berkaitan dengan
praktek pertanian (misalnya, kapur pertanian) dan sampah
buangan manusia (misalnya, kaleng aluminium).
4) Epipedon antropik dapat memiliki kandungan fo sfor tinggi yang
berasal dari bahan yang ditambahkan manusia seperti sisa
makanan (misalnya, tulang-tulang), kompos, atau pupuk
kandang, namun demikian kandungan persisnya tidak diperlukan.
Meskipun epipedon antropik terbentuk pada permukaan tanah,
epipedon tersebut bisa saja dalam kondisi tertimbun. Sebagian
besar epipedon antropik terdapat pada tanah kebun, tanah
gundukan bekas pemukiman manusia primitif dan wilayah
perkotaan, dan sebagian besar juga memenuhi definisi epipedon
(tanah) mineral diagnostik lain, atau horizon bawah permukaan.
2.6 Ph Tanah
pH adalah tingkat keasaman atau suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara
0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh,
jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7 sedangkan air laut dan
cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga disebut sebagai alkaline)
dengan nilai pH 7 sampai 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai
pH 7. Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara semakin sulit
diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan
kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman
akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang diberikan jika pH.
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal
memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki
sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan
derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan
tertinggi. Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus
yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila
keasamannya rendah.
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur
dengan pH meter yang berkerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas
suatu larutan. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda
pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah
pH berdasarkan dari “p”, lambing metematika dari negatif logaritma, dan “H”,
lambang kimia dari unsur Hidrogen.
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antaar larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar
elektroda 4 gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya
relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial
elektro kimia dari ion hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan
elektroda pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak mengukur arus tetapi
hanya mengukur tegangan.
2.7 Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat (HCO3 - ), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung
dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein-
protein dalam tubuh juga berfungsi dengan sebagai basa karena ada beberapa
asam amino yang telah membangun protein. Larutan asam memiliki pH kurang
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan suatu netral
memiliki pH 7 muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein
hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain
merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.1
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang
khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa
lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3- berikatan dengan H+ secara jauh
lebih lemah daripada OH-. 1 Kebanyakan asam dan basa dalam cairan.
2.8 Iklim
Iklim berpengaruh langsung atas suhu tanah dan keairan tanah serta
berdaya pengaruh tidak langsung pula lewat vegetasi. Hujan dan angin dapat
menimbulkan degradasi tanah karena pelindian (hujan) dan erosi (hujan dan
angin). Energi pancar matahari menentukan suhu badan pembentuk tanah dan
tanah dan dengan demikian menentukan laju pelapukan bahan mineral dan
dekomposisi serta humifikasi bahan organik. Semua proses fisik, kimia dan
biologi bergantung pada suhu. Air merupakan pelaku proses utama di alam,
menjalankan proses alihragam (transformation) dan alihtempat (translocation)
dalam tubuh tanah, pengayaan (enrichment) tubuh tanah dengan sedimentasi,
dan penyingkiran bahan dari tubuh tanah dengan erosi, perkolasi dan pelindian.
Curah hujan merupakan sumber air utama yang memasok air ke dalam
tanah. Suhu dan kelembaban udara menentukan laju evapotranspirasi dari
tanah. Maka imbangan antara curah hujan dan evaotranspirasi menentukan
neraca keairan tanah, dan ini pada gilirannya mengendalikan semua proses
yang melibatkan air. Neraca keairan tanah berkaitan dengan musim. Dalam
musim yang curah hujan (CH) melampaui evapotranspirasi (ET), air dalam
tubuh tanah bergerak ke bawah, menghasilkan perkolasi yang mengimbas
alihtempat zat ke bagian bawah tubuh tanah dan pelindian zat ke luar tubuh
tanah. Dalam musim yang CH lebih rendah daripada ET, gerakan air.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
a. Indikator (Percobaan IV
b. Pereaksi Nessler
c. BaCl2
d. Aquadest
e. Ammonium Asetat 4,8
f. AgNO3
g. HCL
4.2 Reaksi
SO42- + BaCl BaSO4 + 2 Cl-
Cl- + AgNO3 AgCl + NO3-
Na4 + pereaksi nesseler
4.3 Perhitungan
Gambar Grafik
pH = pH + pH2
2 + 1,9
=
2
3,9
=
2
= 1,9
4.4 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman, baik
tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Tubuh tanah terdiri atas udara
20-30%, air 20-30%, bahan mineral 45%, dan bahan organik 5%.
Uji dan analisis tanah adalah sebuah aktivitas untuk mengetahui
informasi berupa sifat fisik, kimia maupun biologi tanah dan
berkaitan dengan ilmu geoteknik. Hubungannya terkait dengan
mekanika, teknik pondasi dan struktur bawah tanah.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Agar lebih memperhatikan kebersihan dalam Lab sebab ketika suatu
ruangan bersih maka kita juga akan lebih nyaman belajarnya.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Di harapkan agar kedepanya kaka – kaka Asisten bisa lebih ramah lagi
kepada semua praktikum sebab kiranya agar saat asistensi praktikum
tidak begitu tegang.
5.3 Ayat yang Berhubungan
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin
Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana.
Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami)
bagi orang-orang yang bersyukur. (QS Al-A’raf:58)
DAFTAR PUSTAKA