Anda di halaman 1dari 16

PENGAMATAN HORIZON TANAH

Oleh:
Amin Haris Sihombing
210301031
AET-1

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
Judul Praktikum Pengamatan Horizon Tanah
Tanggal Praktikum Dimulai 25 April 2022
Tanggal Praktikum Selesai 28 April 2022

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang terdiri dari lapisan-
lapian / horizon yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan
induk. Lapisan-lapisan yang menyusun suatu profil tanah antara lain
horison O, horison A, horison B, horison C dan horison R. Setiap profil
tanah apat memiliki susunan lapisan-lapisan / horison yang berbeda-beda.
Hal ini tergantung dari tingkat perkembangan tanah tempat profil berada
dan proses pedogenesis yang terjadi pada tanah tersebut. Definisi tanah yag
digunakan pada praktikum kali ini adalah bagia dari permukaan bumi yang
mengandung dan menopang kehidupan atau mampu sebagai media tumbuh
tanaman. Batas atas tanah adalah udara/air yang dangkal. Batas bawah
tanah sulit ditentukan/ sampai batuan dibawahnya.
Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan
manusia sehingga munculah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu
yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada
permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan
pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah
dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman.
Tanah terdiri daripartikel pecahan batuan yang di ubah oleh proses
kimia dan lingungan meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dengan
induknya karena interaksi antara hidrosfer, atmosfer, litosfer, dan biosfer
adalah campuran dari mineral dan organik dalam keadaan padat, gas, dan
cair.
Terdapat horizon-horizon pada tanah yang memiliki perkembangan
genetis bahwa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil
tanah. Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang
pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dari
permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawahnya. Lapisan
tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai
bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pendapatan yang berulang-
ulang oleh genangan air.
Tanah ditemukan dimana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti
yangsangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi
ini, termasuk manusia. Manusia sangat tergantung pada tanah karena tanpa
adanya tanah semuamakhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa
mempertahankan hidupnya.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati
menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan
horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar
permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding
1.2 Tujuan Praktikum lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah (Askari, 2010).

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati profil suatu jenis
tanah dengan melihat horizon tanah dan menentukan proses genesis yang
terjadi serta ciri-ciri fisik tanah tersebut (tekstur, struktur, konsistensi,
warna tanah, kedalaman akar, dll).

2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi


tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa porganik dan
anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S,
CU, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai
habitat biota ( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara
tersebut dan zat-zat aditif ( pemacu tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang
ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk
mengehasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan,
industry perkebunan, maupun kehutanan ( Kemas A.H. 2007 ).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu
dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah an
keperluan penelitiannya (Sutejo, 2005).
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas ke
batuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-
R. Empat lapisan teratas yang masih di pengaruhi cuaca disebut solum
tanah. Horizon O-A disebut horizon tanah atas dan horizon E-B disebut
lapisan tanah bawah (Hanafiah 2014).
Definisi lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni
lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan tanah. Profil
tanah dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan
paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum,
sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang
selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan
Dosen, 2015).
Tanah terbentuk melalui proses pelapukan dan pengendapan batu-
batuan (bahan organik dan bahan anorganik) di bawah iklim tropika basah
sehingga tanah-tanah di Indonesia umumnya memiliki kedalaman tanah
yang tebal. Kepulauan Indonesia yang dulunya merupakan wilayah laut
dengan endapan sedimen dan juga daerah yang kaya dengan gunung api.
Dengan demikian, tanah di indonesia banyak yang berasal dari batuan
sedimen yang mengalami pengangkatan dan bahan gunung api diikuti
pengerjaan oleh tenaga endogen dan eksogen seperti tenaga air (aquatis).
(Khosim dan Lubis, 2007)
Pelapukan fisik sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan
pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tidak
ada pembentukan mineral baru. Pelapukan kimia adalah proses pelapukan
dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam
unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan pembentukan
mineral-mineral baru. Pelapukan biologis adalah pelapukan yang
disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat tinggi maupun
yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah
terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada
waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain.
Tumbuhan tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk
dicelah-celah retakan batuan dan seterusnya. (Anonim 1, 2012)
Pengaruh suhu terhadap pembentukan tanah dapat terjadi dalam dua
cara, yakni memperbesar evapotranspirasi (penguapan tanah) sehingga
mempengaruhi tingkat kelembaban tanah dan mempercepat reaksi kimia
dalam tanah. Dalam pembentukan tanah, yang berpengaruh adalah
kandungan jumlah air dalam tanah. Suhu udara dan curah hujan yang
tinggi dapat melakukan proses pelapukan dan pencucian yang
berlangsung cepat. Akibatnya, banyak yang mengalami pelapukan
lanjut sehingga kadar unsur haranya rendah dan bereaksi asam. (Hartono,
2007)
Batas horison tanah merupakan zona peralihan di antara dua horison
atau lapisan yang saling berhubungan. Biasanya tidak membentuk garis
yang jelas. Batas Horison dinyatakan dalam hubungannya dengan kejelasan
dan topografi. Batas peralihan horison pada pedon-pedon yang diamati
berkisar dari jelas (tebal peralihan 2,5 – 6,5 cm) sampai baur (tebal
peralihan > 12,5 cm), dengan batas topografi rata. Batas peralihan dari
horison permukaan ke horison di bawahnya adalah jelas sampai baur (Teti
Arabia, dkk, 2012)
Tanah muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan
organik dan bahan mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya.
Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah
dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat
berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon
B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumusol. Tanah tua
proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi
proses perubahan-perubahan yang nyata pada perlapisan tanah. Contoh
tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
(Anonim 1, 2012)
Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan
manusia sehingga munculah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu
yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada
permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan
pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah
dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman
(Rena, 2011).
Analisis profil tanah membantu penyelidikan produktivitas dan
penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi
setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses
pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis)
maupun kegiatan manusia (metapedogenesis) (Hanafiah, 2007)

3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan

3.2 Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tebing tanah
3.3 Prosedur Kerja
setinggi 150-200 cm sebagai media utama dalam praktikum. Sampel tanah
sebagai bahan sampel dalam pengamatan tekstur, struktur, konsistensi dan
warna tanah. Kertas isian profil tanah yang sudah di print untuk
menggambar batas-batas horizon tanah.

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul sebagai
alat untuk mengikis horizon dan batas-batas tanah. Alat tulis sebagai
tempat untuk mencatat hasil dari praktikum. Meteran sebagai alat untuk
mengukur tinggi tebing tanah. Kamera/Handphone sebagai alat untuk
mengambil foto waktu praktikum. Plastik klip sebagai tempat untuk sampel
tanah setiap lapisan horizon.

Masing-masing praktikan mencari lokasi tebing atau lubang tanah dengan


ketinggian dan kedalaman minimal 1.5 meter. Sediakan alat dan bahan
seperti meteran, cangkul, kamera, plastik klip untuk mengambil sampel
tanah, isian profil yang telah diprint dan alat tulis. Lakukan Langkah-
langkah berikut ini:
 Jika yang diamati adalah tebing, maka lakukan pengikisan tanah
tersebut dengan menggunakan cangkul
 Bentangkan meteran khusus profil tanah yang dapat dibuat sendiri
dengan menggunakan spanduk bekas, meteran berukuran (panjang x
lebar = 150 – 200 cm x 5 cm)
 Catat lokasi pengamatan (Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi)
dan titik koordinat melalui aplikasi open camera
 Amati perbedaan warna masing-masing lapisan tanah (horizon)
 Tarik garis menggunakan pisau lapangan (bukan pisau cutter atau pisau
dapur) pada setiap perbedaan warna horizon
 Gambarkan pada kertas isian profil bagaimana lapisan horizon tanah
tersebut disertai dengan kedalamannya (cm)
 Ambil sampel tanah tiap masing-masing horizon (lapisan) tanah pada
tebing/lubang yang diamati
 Masing-masing sampel diamati karakter fisiknya dan isi pada tabel yang
telah disediakan (tekstur tanah, strukur tanah, konsistensi tanah,
warna tanah, kedalaman efektif akar, bebatuan)
4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil

1. Nama Pengamat/NIM : Amin Haris Sihombing/210301031


2. Tanggal dan Hari Pengamatan : Minggu, 24 April 2022
3. Lokasi Pengamatan
Desa : Pagaran Nauli
Kecamatan : Manduamas
Kabupaten : Tapanuli Tengah
Provinsi : Sumatera Utara
Titik Koordinat : Lat 2,2101150º Long 98,2039160º
4. Vegetasi di sekitar Profil : Rumput malu (Mimosa pudica)
Rumput teki (Cyperus rotundus)
Meniran (Phyllanthus niruri, L.)
Jambu air (Syzygium aqueum)
5. Jumlah Horizon : 4 Horizon

Lengkapi data sifat fisik tiap horizon


Kedalaman

Horizon Horizon Tekstur Struktur


(cm)
Tipe : Gumpal
0 – 30/31 Pasir
I Kelas : Halus (0,5-1,0) cm
Berlempung
Taraf : Sedang
Tipe : Butir/remah

II 30/31 - 90/110 Pasir Kelas : Halus (0,1-0,2) cm


Taraf : Lemah
Tipe : Butir/remah

III 90/110 – 160/170 Pasir Kelas : Halus (0,1-0,2) cm


Taraf : Lemah
Tipe ; Butir/remah

IV 160/170 - 200 Pasir Kelas : Halus (0,1-0,2) cm


Taraf : Lemah

Kedalaman
Efektif Batuan
Horizon Konsistensi Warna
Ada/Tidak
Akar (cm)
Agak Keras
I 5 YR 7/8 25 cm Tidak
(Akr)
II Lembut (Lb) 10 YR 7/8 87 cm Tidak

III Lembut (Lb) 10 YR 6/8 152 cm Ada

IV Lembut (Lb) 2,5 YR 7/8 187 cm Ada


4.2 Pembahasan

Pembentukan horizon tanah meliputi: (1) Horizon organik Horizon


organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri dari bahan organik,
baik masih segar maupun sudah membusuk, terbentuk paling atas di atas
horizon mineral. (2) Horizon mineral adalah lapisan tanah yang sebagian
besar mengandung mineral, terbentuk pada horizon A dan B, di atas sedikit
horizon C (Sugiharyanto, dkk, 2009).
Dalam memilih tempat untuk mengamati profil tanah harus alami agar
mudah menentukan lapisan-lapisan tanah mempermudah untuk mengambil
sampel tanah jika penampang bersifat tidak alami maka akan mempersulit
dalam pengfamatan karena profil tanah trsebut sudah tercampur dengan
unsur-unsur alam.
Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat
terkena gaya-gaya alam ( natural forces ) Terhadap proses pembentukan
5. KESIMPULAN DAN mineral, serta pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid. Pengenalan
SARAN profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
5.1 Kesimpulan Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi
tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah
yang lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi
untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar.
Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara yang
satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas
horizon-horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai
hasil proses pedogenesis. Bermacam-macam jenis tanah yang terbentuk
merupakan refleksi kondisi lingkungan yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan batasan lapisan tanah
mengalami perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa tiap profil mengalami
perbedaan, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti
waktu, lokasi dan faktor pembentuknya.

5.2 Saran

Pembentukan horizon tanah meliputi: (1) Horizon organic, (2) Horizon


mineral.
Dalam memilih tempat untuk mengamati profil tanah harus alami agar
mudah menentukan lapisan-lapisan tanah mempermudah untuk mengambil
sampel tanah.
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan
dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan
pengolahan tanah yang lebih tepat.
Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih sejajar
6. DAFTAR PUSTAKA dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis. Bermacam-
macam jenis tanah yang terbentuk merupakan refleksi kondisi lingkungan
yang berbeda.
Tiap profil mengalami perbedaan, tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti waktu, lokasi dan faktor pembentuknya.

Adapun saran dari praktikan untuk praktikum ini adalah agar lebih giat
dalam melakukan praktikum dan lebih teliti dalam melakukan praktikum.

Amin, Muhammad Yahya, (2019). Karakteristik Profil Tanah yang


Berkembang pada Bahan Volkanik Gunung Sindoro dan
Pegunungan Dieng di Jawa Tengah. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta.
Asfan, Rochiman S., Kusriningrum, Hariyanro, Sucipto. 2012. Identifikasi
Lahan Kering Alfisol Terdegradasi Di Kabupaten Bangkalan.
Rekayasa, 4(1), 1-10. Bangkalan: MIPA Universitas Airlangga.
Dwiyono, (2016). Morfologi Profil Tanah Vertisol di Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan. Jurnal Pendidikan Geografi, 120-130.
Eko Saputra, (2019). Pengaruh Kombinasi Media Lapisan Tanah dan
Takaran Cocopeat pada Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma
cacao L.). Jurnal Agro Industri perkebunan.
Irina Mei, Ian Yulianti, (2017). Analisis Sebaran Butiran Agregat Tanah,
Sebaran Butir Primer Tanah, dan Permeabilitas Tanah Pada Pabrik
Teh. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, 7-9.
Maidhal, 1993. Skripsi “Perbandingan sifat fisika tanah lapisan atas oxisol
di dataran tinggi dan dataran rendah”. Universitas Andalas Fakultas
Pertanian. Padang.
Natanael Tarigan, Christian, Marpaung, Purba, Sari Lubis,Kemala. 2014.
Identifikasi Horizon Argilik Dengan Metode Irisan Tipis Pada
Ultisol Di Arboretum USU Kwala Bekala. Medan: Program Studi
Agroteknologi.
Puspita Harun, Bambang, Eko, (2015). Penggunaan Fungsi Pedotransfer
untuk Memperkirakan Permeabilitas Tanah di Sumatera Selatan dan
Riau. Ilmu Pertanian. 37-43.
Resman, A.S. Syamsul, dan H.S. Bambang. 2006. Kajian Beberapa Sifat
Kimia dan Fisika Inceptisol pada Toposekuen Lereng Selatan
Gunung Merapi Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan. Vol. 6 No. 2 Hal.101 – 108.
Saberina, Bambang, Kamiso, (2017). Kemelimpahan Pakan Alami Pada
Tanah Dasar Kolam Inceptisol yang Dimarel dengan Ultisol. Jurnal
Dinamika Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai