Anda di halaman 1dari 11

ASAL – USUL DAN PENYEBARAN TANAMAN PISANG (Musa

paradisiaca) DI INDONESIA

MAKALAH

OLEH :
AMIN HARIS SIHOMBING (210301031)
SAHRUL GUMANTI (210301033)
MASITO LOLA NIRWANA HASIBUAN (210301038)
KIRANA AULIA RAHMA (210301043)

NADZRA ERVINA LUBIS (210301052)

NICO EVFRAIM DAMANIK (210301056)

MATA KULIAH DASAR PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3

1.4 Kegunaan Penulisan ...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1 Asal Usul dan Daerah Penyebaran ................................................................ 4

2.2 Variasi Pisang (Musa paradisiaca) ............................................................... 6

2.3 Klasifikasi Pisang (Musa paradisiaca) ......................................................... 6

2.4 Kandungan Kulit Pisang (Musa paradisiaca) ............................................... 7

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang (Musa paradisiaca) merupakan komoditas asli Indonesia yang dapat
dijadikan salah satu andalan produk hortikultura yang diharapkan dapat bersaing di
pasar bebas. Tanaman pisang diprioritaskan karena merupakan salah satu produk
yang penting, baik sebagai bahan baku dalam industri makanan olahan maupun
sebagai produk yang dikonsumsi dalam bentuk segar yang berpotensi untuk
diekspor.
Tanaman pisang secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu liar dan
dapat dibudidayakan. Pisang komersial yang dikenal sekarang ini, termasuk dalam
pisang budidaya, merupakan hasil keturunan dari spesis pisang liar yang
menghasilkan buah tidak berbiji dan enak dimakan. Dua spesis liar yang dianggap
menurunkan pisang komersial adalah Musa acuminata dan Musa balbisiana
(Sastrahidayat et al. 1991).
Tanaman pisang mempunyai peranan penting dalam perekonomian
masyarakat, terutama di daerah sentra produksi karena setiap bagian tanamannya
memiliki berbagai manfaat seperti buahnya kaya akan kalium yang dapat
membantu mengurangi resiko peningkatan tekanan darah, serta mengandung
vitamin dan mineral. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan pembungkus
makanan tradisional, sedangkan bonggol atau batangnya dapat dijadikan sebagai
bahan mulsa organik, bahan kerajinan dan bahan pembuatan kompos.
Pisang dapat dijumpai sebagai konsumsi buah dalam keadaan mentah,
sudah dimasak, ataupun olahan. jantung pisang dapat diolah menjadi sayur. Selain
manfaat pada berbagai bagian tanamannya, tanaman ini mudah dibudidayakan dan
banyak dijumpai sebab mampu tumbuh dan berkembang baik pada berbagai kondisi
agroekologi, baik dataran tinggi maupun dataran rendah (Rustam, 2005).
Lingkungan yang strategis untuk pengembangan tanaman hortikultura,
terutama untuk tanaman buah perlu ditelaah secara seksama sejalan dengan
perubahan pertanian global. Kondisi tersebut menuntut produk tanaman buah harus
memiliki daya saing tinggi. Oleh karena itu, pengembangan tanaman buah pada saat
sekarang dan akan datang harus diarahkan kepada produk bermutu, efisien, ramah
2

lingkungan, dan berkualitas tinggi. Pisang dapat tumbuh didaerah tropika lembab,
suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar antara 25-300C, curah hujan bulanan
paling tidak 100 mm dan dapat setinggi 250 mm, kisaran pH yang baik adalah 5.5-
6.5. (Sastrahidayat et al. 1991).
Asia Tenggara memiliki keanekaragaman sekitar 149 jenis kultivar pisang.
Indonesia memiliki sekitar 200 kultivar pisang. Pisang yang ditanam di Indonesia
terdiri dari beberapa kultivar, diantaranya adalah varietas pisang mas, pisang ambon
putih, pisang ambon lumut, pisang raja uli, pisang raja sereh, pisang raja bulu,
pisang nangka, pisang kepok, pisang tanduk. Di Indonesia keanekaragaman pisang
cukup tinggi. Dengan banyaknya varietas yang berbeda-beda maka dapat dilihat
melalui karakteristik. Karakterisasi 3 adalah suatu kegiatan dilakukan untuk
mengetahui sifat morfologi tanaman. Karakteristik dapat diketahui melalui
identifikasi. Manfaat identifikasi antara lain untuk memperjelas wawasan dalam
dunia tumbuhan utamanya dalam hal ini mempelajari perbedaan atau persamaan
bentuk, warna serta sifat karakteristiknya sehingga dapat diketahui jenis atau
varietas yang diidentifikasi tersebut (Sukartini, 2008).
Perbedaan dan persamaan morfologi luar spesies suatu tanaman dapat
digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Ciri-ciri
morfologi luar yang dikontrol secara genetis akan diwariskan ke generasi
berikutnya. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap ekspresi ciri tersebut,
meskipun hanya bersifat temporer. Keanekaragaman dapat diamati pada individu
dalam satu kelompok populasi, antar kelompok populasi dalam satu spesies dan
antar spesies (Sofro, 1994).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat di ambil dari latar belakang di atas
adalah:
1. Apa peranan penting pisang bagi perekonomian masyarakat?
2. Bagaimana lingkungan yang strategis bagi pertumbuhan tanaan pisang?
3. Apa saja jenis pisang yang ada di Indonesia?
4. Apa manfaat dari mengidentifikasi tanaman?
3

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui peranan penting pisang bagi perekonomian masyarakat.
2. Untuk mengetahui lingkungan yang strategis bagi pertumbuhan pisang.
3. Untuk mengetahui jenis pisang yang ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui manfaat mengidentifikasi tanaman.

1.4 Kegunaan Penulisan


Adapun keunaan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk dapat memenuhi komponen penilaian pada mata kuliah Dasar Pemuliaan
Tanaman, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara serta sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul dan Daerah Penyebaran
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah
Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya (Retno
dan Nuri, 2011).
Awalnya pisang menyebar ke India. Dari India kemudian menyebar ke
benua Afrika, karena banyak dibawa oleh para pedagang Arab. Ketika orang
Portugis mendarat di pantai Afrika Barat tahun 1402, mereka membawa bibit
pisang ke kepulauan Kanari. Kemudian pada tahun 1516, pisang yang ada di Kanari
dibawa oleh pelaut Portugis ke benua Amerika. Sejak saat itu, penyebaran pisang
berlangsung terus-menerus. Tanaman ini sangat mudah mudah di jumpai hampir di
setiap tempat, terutama di Indonesia. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah
Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon.Tidak diketahui dengan pasti berapa
luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah
satu negara tropis yang memasok pisang segar maupun kering ke Jepang,
Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Belanda, Amerika Serikat dan
Prancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina (Yulianto, 2012).
Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan
berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan
tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman
bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu
buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut
bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya
tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat
partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada
berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring.
Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada
tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan
keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 250 C-270 C dengan
curah hujan 2000- 3000mm/tahun (Shinta et al, 2010).
5

Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.


Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang
pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru.
Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang
tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun
yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan
terus tumbuh memanjang, kemudian secara progersif membuka. Helaian daun
bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm,
permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang
nyata, tersusun sejajar dan menyirip, warnanya hijau (Anjani 2013).
Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus
oleh seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ketanah
jika bunga telah membuka. Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang
bunga jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh
seludang dan disebut sebagai jantung pisang. Jantung pisang ini harus dipangkas
setelah selesai berbuah. Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam
tandan. Jumlah sisir betina antara 5-15 buah. Buahnya buah buni, bulat memanjang,
membengkok, tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning,
atau coklat. Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji
atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warna hitam. Buahnya dapat dipanen
setelah 80- 90 hari sejak keluarnya jantung pisang. Karena bukan buah musiman,
buah pisang selalu ada setiap saat (Retno dan Nuri, 2011).
Buah pisang kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih
lanjut menjadi pisang selai, keripik, atau tepung pisang. Yang termasuk kelompok
pisang buah meja adalah Musa sapientum (banana) karena lebih enak dimakan
segar, seperti pisang ambon, ambon lumut, raja, raja sereh, mas, susu dan barangan
(Danny, 2015).
6

2.2 Variasi Pisang (Musa paradisiaca)


Menurut Sumarni (2012) jenis pisang dibagi menjadi, sebagai berikut: 1)
Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca varapientum,
M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon,
susu, raja, cavendish, barangan dan mas. 2) Pisang yang dimakan setelah buahnya
dimasak yaitu M. paradisiaca forma typical atau disebut juga M. paradisiaca
normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok. 3) Pisang berbiji yaitu M.
brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan
klutuk. 4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca). Tanaman
pisang cepat tumbuhnya, dan dalam rata-rata umur 1 tahun telah dapat berbuah,
bahkan dalam tahun berikutnya dapat berlipt ganda 3 – 4 kali. Keistimewaan
tanaman pisang adalah dapat bertahan terhadap angin keras dan musim kering, dan
bilamana mengalami kerusakan akan mudah baik kembali. Buah pisang yang masih
hijau kulitnya tetapi sudah cukup tua, dagingnya mengandung 21 – 25 % zat tepung.
Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di pohon, zat tepung itu sebagian
besar berubah menjadi berbagai jenis gula.

2.3 Klasifikasi Pisang (Musa paradisiaca)


Menurut stenis (2008) pisang (Musa paradisiaca), dalam taksonomi
tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus: Musa
Spesies: Musa paradisiaca
7

2.4 Kandungan Kulit Pisang (Musa paradisiaca)


Tabel 1. Kadar mineral dalam 100 gram kulit pisang (rata-rata) :
Kandungan Jumlah
Natrium (garam) 42 mgr
Kapur 8 mgr
Mangan 0,6 mgr
Besi 0,6 mgr
Belerang 12 mgr
Kalium 373 mgr
Magnesium 31 mgr
Kuningan 0,2 mgr
Pospor 28 mgr
Chlor 125 mgr
Yodium 0,003 mgr
Kadar vitamin yang dikandungnya cukup tinggi. Dalam 100 gram daging
pisang terdapat : Vitamin 250 – 335 IU. Vitamin C 10 -11 mgr. Vitamin B1 42 –
54 microgr. Vitamin G (riboflavin) 88 microgr. Niacin 0,6 miligram.
8

BAB III
KESIMPULAN
1. Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia).
2. Awalnya pisang menyebar ke India. Dari India kemudian menyebar ke benua
Afrika, karena banyak dibawa oleh para pedagang Arab. Sejak saat itu,
penyebaran pisang berlangsung terus-menerus.
3. Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk
pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan
pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur.
4. Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.
Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol)
yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh
tanaman baru.
5. Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh
seludang berwarna merah kecoklatan. Bunga betina akan berkembang secara
normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang
dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut sebagai jantung pisang.
6. Buah pisang kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih
lanjut menjadi pisang selai, keripik, atau tepung pisang.
9

DAFTAR PUSTAKA
Anjani. 2013. Hubungan Kekerabatan Aksesi Pisang Kepok (Musa paradisiaca
Formatypica) di Kabupaten Muna Berdasarkan Karakter Morfologi dan
Penanda RAPD. J. Agroteknos Vol.3 No.3 Hal 163-170.
Danny, R. 2015. Asal Usul Penyebaran Tanaman Pisang (Musa paradisiaca).
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Retno, R. dan Nuri. 2011. Membuat Aneka Olahan Pisang (Peluang Bisnis yang
Menjanjikan). Agromedia Pustaka: Jakarta.
Rustam, 2005. Pengelompokan Aksesi Pisang Menggunakan Karakter Morfologi
IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute), Jurnal
Hortikultura, 17(1) : 26-33.
Sastrahidayat, Dewi Purnama. 1991. Analisis Kekerabatan Beberapa Varietas
Pisang Melalui Pendekatan Morfologi. Skripsi, Program Studi S-1 Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Shinta, T., Dirvamena, B dan Ente, L. 2010. Pengelompokan Aksesi Pisang
Menggunakan Karakter Morfologi IPGRI. J.Hort. 17(1) : 26-33.
Sofro, 1994. Eksplorasi dan Identifikasi Kultivar Pisang (Musa paradisiaca L.) di
Kampung Soimiangga Distrik Inggerus Kabupaten Waropen. Skripsi,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan Tekonologi Pertanian,
Universitas Negeri Papua, Manokwari.
Stenis, J. 2008. Pemanfaatan Jenis-Jenis Pisang di Daerah Jawa Timur. Hasil
penelitian disajikan dalam Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong
Science Center-LIPI, Pusat Penelitian Biologi Bidang Botani, Cibinong.
Sukartini, 2008. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumarni, 2012.Etnobotani Pisang Suku Karon: Studi Tentang Ekologi Pangan
Pokok. Antropologi Papua. Vol. 1. No. 2.
Yulianto, M. 2012. Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang (Musa paradisiaca
L.) di Kabupaten Agam. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian
Universitas Taman Siswa Padang.

Anda mungkin juga menyukai