paradisiaca) DI INDONESIA
MAKALAH
OLEH :
AMIN HARIS SIHOMBING (210301031)
SAHRUL GUMANTI (210301033)
MASITO LOLA NIRWANA HASIBUAN (210301038)
KIRANA AULIA RAHMA (210301043)
FAKULTAS PERTANIAN
2022
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang (Musa paradisiaca) merupakan komoditas asli Indonesia yang dapat
dijadikan salah satu andalan produk hortikultura yang diharapkan dapat bersaing di
pasar bebas. Tanaman pisang diprioritaskan karena merupakan salah satu produk
yang penting, baik sebagai bahan baku dalam industri makanan olahan maupun
sebagai produk yang dikonsumsi dalam bentuk segar yang berpotensi untuk
diekspor.
Tanaman pisang secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu liar dan
dapat dibudidayakan. Pisang komersial yang dikenal sekarang ini, termasuk dalam
pisang budidaya, merupakan hasil keturunan dari spesis pisang liar yang
menghasilkan buah tidak berbiji dan enak dimakan. Dua spesis liar yang dianggap
menurunkan pisang komersial adalah Musa acuminata dan Musa balbisiana
(Sastrahidayat et al. 1991).
Tanaman pisang mempunyai peranan penting dalam perekonomian
masyarakat, terutama di daerah sentra produksi karena setiap bagian tanamannya
memiliki berbagai manfaat seperti buahnya kaya akan kalium yang dapat
membantu mengurangi resiko peningkatan tekanan darah, serta mengandung
vitamin dan mineral. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan pembungkus
makanan tradisional, sedangkan bonggol atau batangnya dapat dijadikan sebagai
bahan mulsa organik, bahan kerajinan dan bahan pembuatan kompos.
Pisang dapat dijumpai sebagai konsumsi buah dalam keadaan mentah,
sudah dimasak, ataupun olahan. jantung pisang dapat diolah menjadi sayur. Selain
manfaat pada berbagai bagian tanamannya, tanaman ini mudah dibudidayakan dan
banyak dijumpai sebab mampu tumbuh dan berkembang baik pada berbagai kondisi
agroekologi, baik dataran tinggi maupun dataran rendah (Rustam, 2005).
Lingkungan yang strategis untuk pengembangan tanaman hortikultura,
terutama untuk tanaman buah perlu ditelaah secara seksama sejalan dengan
perubahan pertanian global. Kondisi tersebut menuntut produk tanaman buah harus
memiliki daya saing tinggi. Oleh karena itu, pengembangan tanaman buah pada saat
sekarang dan akan datang harus diarahkan kepada produk bermutu, efisien, ramah
2
lingkungan, dan berkualitas tinggi. Pisang dapat tumbuh didaerah tropika lembab,
suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar antara 25-300C, curah hujan bulanan
paling tidak 100 mm dan dapat setinggi 250 mm, kisaran pH yang baik adalah 5.5-
6.5. (Sastrahidayat et al. 1991).
Asia Tenggara memiliki keanekaragaman sekitar 149 jenis kultivar pisang.
Indonesia memiliki sekitar 200 kultivar pisang. Pisang yang ditanam di Indonesia
terdiri dari beberapa kultivar, diantaranya adalah varietas pisang mas, pisang ambon
putih, pisang ambon lumut, pisang raja uli, pisang raja sereh, pisang raja bulu,
pisang nangka, pisang kepok, pisang tanduk. Di Indonesia keanekaragaman pisang
cukup tinggi. Dengan banyaknya varietas yang berbeda-beda maka dapat dilihat
melalui karakteristik. Karakterisasi 3 adalah suatu kegiatan dilakukan untuk
mengetahui sifat morfologi tanaman. Karakteristik dapat diketahui melalui
identifikasi. Manfaat identifikasi antara lain untuk memperjelas wawasan dalam
dunia tumbuhan utamanya dalam hal ini mempelajari perbedaan atau persamaan
bentuk, warna serta sifat karakteristiknya sehingga dapat diketahui jenis atau
varietas yang diidentifikasi tersebut (Sukartini, 2008).
Perbedaan dan persamaan morfologi luar spesies suatu tanaman dapat
digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Ciri-ciri
morfologi luar yang dikontrol secara genetis akan diwariskan ke generasi
berikutnya. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap ekspresi ciri tersebut,
meskipun hanya bersifat temporer. Keanekaragaman dapat diamati pada individu
dalam satu kelompok populasi, antar kelompok populasi dalam satu spesies dan
antar spesies (Sofro, 1994).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul dan Daerah Penyebaran
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah
Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya (Retno
dan Nuri, 2011).
Awalnya pisang menyebar ke India. Dari India kemudian menyebar ke
benua Afrika, karena banyak dibawa oleh para pedagang Arab. Ketika orang
Portugis mendarat di pantai Afrika Barat tahun 1402, mereka membawa bibit
pisang ke kepulauan Kanari. Kemudian pada tahun 1516, pisang yang ada di Kanari
dibawa oleh pelaut Portugis ke benua Amerika. Sejak saat itu, penyebaran pisang
berlangsung terus-menerus. Tanaman ini sangat mudah mudah di jumpai hampir di
setiap tempat, terutama di Indonesia. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah
Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon.Tidak diketahui dengan pasti berapa
luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah
satu negara tropis yang memasok pisang segar maupun kering ke Jepang,
Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Belanda, Amerika Serikat dan
Prancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina (Yulianto, 2012).
Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan
berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan
tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman
bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu
buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut
bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya
tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat
partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada
berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring.
Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada
tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan
keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 250 C-270 C dengan
curah hujan 2000- 3000mm/tahun (Shinta et al, 2010).
5
BAB III
KESIMPULAN
1. Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia).
2. Awalnya pisang menyebar ke India. Dari India kemudian menyebar ke benua
Afrika, karena banyak dibawa oleh para pedagang Arab. Sejak saat itu,
penyebaran pisang berlangsung terus-menerus.
3. Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk
pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan
pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur.
4. Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.
Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol)
yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh
tanaman baru.
5. Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh
seludang berwarna merah kecoklatan. Bunga betina akan berkembang secara
normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang
dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut sebagai jantung pisang.
6. Buah pisang kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih
lanjut menjadi pisang selai, keripik, atau tepung pisang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anjani. 2013. Hubungan Kekerabatan Aksesi Pisang Kepok (Musa paradisiaca
Formatypica) di Kabupaten Muna Berdasarkan Karakter Morfologi dan
Penanda RAPD. J. Agroteknos Vol.3 No.3 Hal 163-170.
Danny, R. 2015. Asal Usul Penyebaran Tanaman Pisang (Musa paradisiaca).
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Retno, R. dan Nuri. 2011. Membuat Aneka Olahan Pisang (Peluang Bisnis yang
Menjanjikan). Agromedia Pustaka: Jakarta.
Rustam, 2005. Pengelompokan Aksesi Pisang Menggunakan Karakter Morfologi
IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute), Jurnal
Hortikultura, 17(1) : 26-33.
Sastrahidayat, Dewi Purnama. 1991. Analisis Kekerabatan Beberapa Varietas
Pisang Melalui Pendekatan Morfologi. Skripsi, Program Studi S-1 Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Shinta, T., Dirvamena, B dan Ente, L. 2010. Pengelompokan Aksesi Pisang
Menggunakan Karakter Morfologi IPGRI. J.Hort. 17(1) : 26-33.
Sofro, 1994. Eksplorasi dan Identifikasi Kultivar Pisang (Musa paradisiaca L.) di
Kampung Soimiangga Distrik Inggerus Kabupaten Waropen. Skripsi,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan Tekonologi Pertanian,
Universitas Negeri Papua, Manokwari.
Stenis, J. 2008. Pemanfaatan Jenis-Jenis Pisang di Daerah Jawa Timur. Hasil
penelitian disajikan dalam Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong
Science Center-LIPI, Pusat Penelitian Biologi Bidang Botani, Cibinong.
Sukartini, 2008. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumarni, 2012.Etnobotani Pisang Suku Karon: Studi Tentang Ekologi Pangan
Pokok. Antropologi Papua. Vol. 1. No. 2.
Yulianto, M. 2012. Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang (Musa paradisiaca
L.) di Kabupaten Agam. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian
Universitas Taman Siswa Padang.