Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komoditas adalah benda atau barang yang diperdagangkan, dapat disimpan dalam
jangka waktu yang tertentu. Barang yang dijadikan komoditas tersebut harus bisa
diserahkan secara fisik. Komoditas banyak digunakan untuk perdagangan atau
kegiatan ekonomi karena memiliki harga atau nilai dan dapat menghasilkan
keuntungan. Komoditas strategis yaitu suatu barang atau benda yang mempunyai
dampak atau pengaruh yang menguntungkan terhadap suatu tujuan tertentu secara
jangka panjang dalam kegiatan perekonomian.

Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia. Banyaknya


keragaman jenis pisang di Indonesia lebih dari 200 jenis pisang memberikan
peluang pada Indonesia untuk dapat memanfaatkan dan memilih jenis pisang
komersial yang dibutuhkan oleh konsumen. Pada tahun 2002 produksinya
mencapai 4.384.384 ton (BPS 2003) dengan nilai ekonomi sebesar 6,5 triliun.
Produksi tersebut sebagian besar dipanen dari peertanaman kebun rakyat seluas
269.000 ha. Selain untuk konsumsi juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri olahan pisang misalnya industri keripik, sale, dan tepung pisang. Pisang
banyak mengandung vitamin dan mineral esensial yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Bahkan di beberapa daerah di Papua pisang merupakan substitusi
makanan pokok, seperti di beberapa negara Afrika.

Lampung merupakan daerah potensial pengembangan komoditas pisang. Ekspor


buah pisang segar hasil produksi petani pisang di Lampung mengalami
peningkatan selama tiga tahun terakhir. Terlebih posisi ekspor pisang selalu
berada di urutan kedua dalam kategori ekspor buah-buahan sepanjang tahun 2016

1
dengan angka mencapai 17,4 ton dan Lampung menjadi pengekspornya. Pihak
pengekspor pisang tersebut meliputi dua ekspotir besar perusahaan, yaitu PT
Nusantara Tropical Farm (NTF) di Kabupaten Lampung Timur, dan PT Great
Giant Pinneapple Co (GGPC) di Kabupaten Lampung Tengah. Salah satu upaya
meningkatkan kualitas produksi pisang, sebagian besar ekspotir pisang di
Lampung melakukan pembibitan secara mandiri dan ketat. Wujud nyatanya yaitu
dengan membuat kebun pembibitan sendiri dan tidak mencari bibit dari luar
wilayah penanaman.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana kondisi keruangan,kelingkungan dan kewilayahan perkebunan
pisang PT NTF ?
1.2.2 Bagaimana kondisi fisik dan sosial wilayah tersebut?
1.2.3 Berapa jumlah produksi perkebunan pisang tersebut?
1.2.4 Bagaimana syarat tumbuh tanaman di perkebunan pisang tersebut?
1.2.5 Bagaimana distribusi produksi pisang tersebut?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuannya adalah :
1.3.1 Mengetahui kondisi keruangan, kelingkungan dan kewilayahan perkebunan
pisang PT NTF.
1.3.2 Mendeskripsikan kondisi fisik dan sosial daerah perkebunan pisang.
1.3.3 Mengetahui jumlah produksi pisang di perkebunan pisang PT NTF.
1.3.4 Mengetahui starau tumbuh tanaman pisang di perkebunan pisang PT NTF.
1.3.5 Mengetahui distribusi pisang PT NTF.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Komoditas

Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat
diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan
dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang
biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. Secara
lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang diperdagangkan, termasuk
valuta asing, instrumen keuangan dan indeks.

Dalam bahasa latin, komoditas berasal dari kata “commoditas” Yang artinya
merujuk pada berbagai cara untuk pengukuran yang tepat dari sesuatu keadaan
waktu ataupun kondisi yang pas, kualitas yang baik, kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu atau properti dan nilai tambah (keuntungan). Di Indonesia
dapat diartikan sebagai : barang dagangan, benda niaga, atau bahan mentah yang
dapat digolongkan menurut mutunya sesuai dengan standar perdagangan
internasional.

2.2 Tanaman Pisang


Pisang adalah salah satu komoditas buah unggulan Indonesia. Luas panen dan
produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Widiandani, 2009). Buah ini
sangat memasyarakat karena dapat dikonsumsi kapan saja dan disegala tingkatan
usia dari bayi hingga manula. Daerah penyebaran pisang cukup luas, umumnya
pisang ditanam di pekarangan dan di ladang dan sebagian sudah ada dalam bentuk
perkebunan. Selain diambil buahnya, tanaman pisang juga dapat dimanfaatkan
daun, bunga, batang dan boggolnya (Kuntarsih, 2012).

3
Tanaman pisang berasal dari Asia Tenggara dan pulau-pulau Pasifik Barat,
beberapa tanaman pisang liar yang berbiji yaitu Musa spp, masih terdapat tumbuh
sebagai vegetasi alami. Pisang buah berasal dari Musa Acuminata atau Musa
Balbasiana atau kombinasi dari keduanya. Kultivar diploid atau triploid, serta
beberapa kultivar tetraploid hasil dari pemuliaan tanaman. Kandungan gizi yang
terdapat dalam setiap 100 gram pisang terdiri atas 99 kalori, protein 1,2 gram,
lemak 0,2 gram, karbohidrat 38,2 gram, serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28
mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 IU, vitamin B 0,88 mg. Vitamin C 3 mg, dan air 72
g (Kuntarsih, 2012).

Di Indonesia lebih kurang 230 jenis pisang, namun tidak semua jenis pisang yang
ada dapat diperoleh di pasaran. Dari berbagai jenis pisang, terdapat dua jenis
pisang yang dapat dimakan dan dikelompokkan berdasarkan penggunaannya,
yaitu pisang meja (banana) yang umumnya disajikan sebagai buah segar dan
pisang untuk olahan (plantain) yang hanya enak dimakan setelah diolah terlebih
dahulu (Prabawati, 2008). Banyak tanaman pisang yang dapat langsung dimakan,
varietas yang paling penting bersifat triploid dan diperbanyak secara vegetatif.

2.3 Pisang Candevish


Pisang Candevish merupakan komoditas unggulan baik skala ekspor maupun
pasaran dalam negeri (Widiandani, 2009). Kultivar pisang yang paling banyak
dikebunkan di berbagai negara adalah pisang Candevish karena pisang ini
mempunyai nilai komersial yang tinggi. berdasrkan ukuran tanaman, Candevish
dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yakni Candevish yang berbatang tinggi,
Candevish yang berbatang sedang, dan Candevish yang berbatang pendek
(Trubus, 1997).

Pisang Candevish termasuk ke dalam pisang Ambon, saat ini kultivar Candevish
banyak ditanam di Indonesia oleh perusahaan swasta besar untuk ekspor dan pasar
domestik. Pisang Candevish yang diperdagangkan rata-rata memiliki kualitas
baik, karena sudah dibudidayakan mengikuti anjuran dan diproduksi untuk pasar.
Ukuran buah termasuk besar, panjang buah antara 17-23 cm dengan diameter 3,5-

4
4,0 cm. Berat tiap buah 130-200 gram, warna kulit buah kuning merata saat
matang dan daging buah putih kekuningan dan aroma kuat. Susuna buah rapi dan
kompak membentuk sisir, yang besar bisa berisi 16-20 buah. Tandan buahnya
juga besar berisi 14-20 sisir (Prabawati, 2008). Tanaman pisang komersil yang
dibudidayakan hingga saat ini adalah triploid dan tidak berbiji seperti pisang mas.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah

Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur merupakan dataran dengan


ketinggian rata-rata 40mdpl. Luas wilayah Kecamatan Labuhan Ratu adalah
123,38 km2. Berdasarkan posisi geografisnya, Kecamatan Labuhan Ratu memiliki
batas-batas: utara (Taman Nasional Way Kambas), selatan (Kecamatan Way
Jepara dan Braja Selebah), timur (Taman Nasional Way Kambas) dan barat
(Kecamatan Sukadana).

Akhir tahun 2017, wilayah administrasi Kecamatan Labuhan Ratu terdiri dari 11
desa. Luas daratan masing-masing desa, yaitu: Labuhan Ratu Empat (10,30 km 2)
Labuhan Ratu Lima (10,50 km2), Labuhan Ratu Tiga (9,93 km2), Labuhan Ratu
Tujuh (10,10 km2), Labuhan Ratu (16,50 km2), Labuhan Ratu Enam (11,83 km2),
Rajabasa Lama (16,02 km2), Rajabasa Lama Satu (11,37 km2), Rajabasa Lama
Dua (10,55 km2), Labuhan Ratu Delapan (8,08 km2), Labuhan Ratu Sembilan
(8,20 km2). Kecamatan Labuhan Ratu memiliki dua buah sungai utama, yaitu
Sungai Way Penet dan Way Bagul.

Lokasi perkebunan pisang PT. Nusantara Tropical Farm (NTF) terletak di Desa
Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung. Kebun PT NTF terletak pada posisi 5°03’52” LS dan 105°41’08” BT
dan 105°30’-105°45’ BT dan 05°00’-05°15’ LS dengan ketinggian tempat 50 m di
atas permukaan laut berjarak lebih kurang 146 km dari Kota Bandar Lampung.
Lahan perkebunan PT NTF sebelah utara berbatasan dengan Taman Nasional
Way Kambas dan Rantau Jaya-Sukadana, sebelah barat berbatasan dengan
Surabaya Udik-Sukadana, sebelah selata berbatasan dengan Rajabasa Lama-

6
Labuhan Ratu dan (Way Mati, Jati Puro, Sukadana), dan sebelah timur berbatasan
dengan Way Kambas.

Perkebunan pisang Candevish merupakan komoditas pisang segar yang


mendominasi 95% perdagangan pisang di dunia dan produsen. Pisang Candevish
banyak berasal dari daerah tropis. Produksi pisang Candevish di Indonesia
dipasok oleh perkebunan pisang Candevish PT. Nusantara Tropical Farm (NTF)
Lampung Timur. Luas kebun produksi 1.623 ha dan produktivitas bersin
mencapai kurang lebih 50 ton/ha. Produksi tersebut dipasarkan untuk kebutuhan
domestik sebesar 80 % dan hanya 20 % diekspor ke berbagai negara.

PT. Nusantara Tropical Farm sejak awal berdirinya telah menanam pisang yang
berjenis cavendish secara intensif dengan pasar yang dituju adalah pasar luar
negeri dan telah bekerjasama dengan perusahaan asal Filipina, Del Monte. Awal
berproduksi pada tahun 1994 perusahaan langsung mengekspor hasil produksinya
ke beberapa negara seperti Hongkong, Jepang, Singapura, Timur tengah dan Cina.
Pada saat ini pisang cavendish sangat diminati oleh konsumen luar negeri karena
pisang cavendish memiliki cita rasa yang khas dan cocok dengan selera konsumen
luar negeri. Menurut Ansyori (2009), perkebunan pisang Cavendish PT NTF
memiliki tekstur tanah umumnya didominasi oleh fraksi pasir dan liat dengan
kandungan debu yang rendah. Kandungan pasir lebih dari 50% dengan kelas
tekstur liat berpasir pada horison permukaan dan lempung liat berpasir pada
horison di bawahnya.

7
8
3.1.1 Topografi
Pada umumnya wilayah Lampung Timur merupakan daerah yang datar dengan
sebagian besar wilayahnya (243.669,80 hektar; 45,76 %) berada pa da ketinggian
25-55 mdpl, kecuali Kecamatan Pasir Sakti, Braja Selebah, dan Bumi Agung yang
hanya berada pada ketinggian 0-25 mdpl. Kecamatan Labuhan Ratu merupakan
kecamatan yang paling luas pada ketinggian 25-55 mdpl mencapai 28.1 50,66
hektar atau setara dengan 11,55 % dari total luas area ketinggian 25-55 mdpl,
sedangkan luasan terendah terdapat pada Kecamatan Waway Karya yaitu 143,68
hektar atau 0,06 %. Peta topografi dapat dilihat pada gambar tersebut
bahwasannya, berdasarkan tabel sebaran tingkat kemiringan lahan, wilayah
Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh kelas lereng 3 atau bergelombang
dengan kemiringan lereng 8-15 % yaitu seluas 40 % dari luas keseluruhan
kabupaten, wilayah landai sebesar 37,23 %, wilayah datar seluas 18,15 % dan
wilayah berbukit yaitu seluas 16.039,32 Ha atau 4,62 % dari total luas kabupaten.
Kemiringan Lereng Kecamatan Labuhan Ratu termasuk landai yaitu 3-8%.

Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam 5 satuan


topografi, yakni :

3.1.1.1 Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan


Jabung dan Sukadana dengan ketinggian rata-rata 1600 mdpl.
3.1.1.2 Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh
bukit-bukit sempit, dengan kemiringan antara 8 % hingga 15 %
dan ketinggian antara 300 m sampai 500 mdpl
3.1.1.3 Daerah dataran alluuvial, mencakup kawasan yang cukup luas
meliputi Lampung Timur hingga men dekati pantai Timur, juga
merupakan bagian hilir dari Way Seputih dan Way Pangubuan.
Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 mdpl
dengan kemiringan 0% hingga 3%.
3.1.1.4 Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ke
tinggian 0.5 hingga 1 mdpl.
3.1.1.5 Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung, dan Way
Jepara.

9
PETA TOPOGRAFI

10
3.1.2 Jenis Tanah
Jenis tanah di Wilayah Kabupaten Lampung Timur umumnya didominasi oleh
tanah jenis podsolik merah kuning, podsolik kekuning-kuningan, latosol cokelat
kemerahan, latosol merah, hidromof kelabu, alluvial hidromof, regosol cokelat
kekuningan, alluvial cokelat kelabu dan latosol merah. Berdasarkan data yang
dimiliki Bapedalda Kabupaten Lampung Timur (2006). Tanah-tanah di
Kabupaten Lampung Timur diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy 2003 pada
tingkat ordo antara lain Alfisols, Entisols, Histosols, Inceptisols, dan Ultisols.

3.1.3 Klimatologi

Iklim di daerah Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith dan Ferguson


termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan dengan adanya bulan basah
selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember hingga Juni dengan temperatur udara
rata-rata mencapai 24ºC – 34ºC. Angin berhembus dari arah Selatan selama bulan
Mei sampai Septe mber, dan dari arah yang berlawanan selam a bulan November
sampai Maret. Gelomb ang besar di Pantai Timur terjadi pada bulan Juni-
November. Tinggi gelombang berkisar antara 0,50 - 1,00 meter.

Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Lampung Timur berkisar antara


2.000-3.000 mm. Curah hujan 2.000 – 2.500 mm pertahun terjadi di Kecamatan
Jabung bagian selatan, Sekampung Udik, Marga Tiga, Way Jepara, bagian selatan
Kecamatan Sukadana, Raman Utara, dan Purbolinggo; sedang curah hujan sebesar
2.500-3.000 mm pertahun terjadi di sebagian besar Kecamatan Jabung, Ke
camatan Labuhan Maringgai, Metro Kibang, Batanghari, Pekalongan,
Sekampung, Sukadana, dan bagian utara Kecamatan Raman Utara.

11
Tabel 1. Data Curah Hujan Bulanan Perkebunan Pisang PT NTF tahun 2008-
2017.

2008 2009 2010 2011 2012


Bulan Curah Bulan Curah Bulan Curah Bulan Curah Bulan Curah
hujan hujan hujan hujan hujan
Jan 640,1 Jan 313,1 Jan 368,4 Jan 376,2 Jan 235,6
Feb 343,2 Feb 306,6 Feb 376,8 Feb 459,4 Feb 225,5
Mar 365,4 Mar 467,0 Mar 357,7 Mar 224,9 Mar 314,8
Apr 229,6 Apr 147,1 Apr 191,6 Apr 235,7 Apr 243,2
Mei 195,6 Mei 202,1 Mei 122,9 Mei 59,7 Mei 78,5
Juni 41,7 Juni 139,0 Juni 81,5 Juni 197,4 Juni 65,1
Juni 167,0 Juni 164,0 Juni 39,6 Juni 100,3 Juni 8,5
Agust 39,5 Agust 34,8 Agust 0,5 Agust 42,8 Agust 88,5
Sept 47,4 Sept 0,3 Sept 5,1 Sept 8,6 Sept 183,1
Okt 59,3 Okt 95,0 Okt 39,6 Okt 40,1 Okt 128,3
Nop 91,6 Nop 144,8 Nop 84,1 Nop 120,0 Nop 405,0
Des 489,0 Des 199,2 Des 388,1 Des 294,0 Des 525,6
2013 2014 2015 2016 2017
Bulan Curah Bulan Curah Bulan Curah Bulan Curah Bulan Curah
hujan hujan hujan hujan hujan
Jan 304,2 Jan 482,0 Jan 424,6 Jan 331,7 Jan 359,4
Feb 432,8 Feb 412,8 Feb 269,0 Feb 230,2 Feb 219,1
Mar 308,2 Mar 404,3 Mar 436,3 Mar 188,7 Mar 305,4
Apr 286,5 Apr 160,2 Apr 319,7 Apr 108,8 Apr 203,1
Mei 141,0 Mei 257,2 Mei 125,1 Mei 158,5 Mei 186,0
Juni 128,7 Juni 237,3 Juni 121,1 Juni 48,0 Juni 51,2
Juni 60,8 Juni 393,2 Juni 133,7 Juni 50,2 Juni 318,9
Agust 49,3 Agust 228,7 Agust 0,0 Agust 0,0 Agust 29,6
Sept 26,6 Sept 161,0 Sept 22,1 Sept 0,0 Sept 57,0
Okt 112,9 Okt 355,9 Okt 119,3 Okt 112,0 Okt 60,1
Nop 337,9 Nop 200,0 Nop 165,5 Nop 108,7 Nop 182,7
Des 133,5 Des 346,5 Des 226,4 Des 272,7 Des 407,3

3.2 Jumlah Produksi Komoditas Buah Pisang

12
Tabel 2. Jumlah Produksi Buah Pisang di Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten
Lampung Timur (Kuintal) Tahun 2014-2018.

No. Tahun Produksi


1. 2014 1.629.907
2. 2015 3.859.240
3. 2016 1.769.412
4. 2017 2.797.648
5. 2018 3.587.448

Tabel 3. Produksi dan Permintaan Pisang Cavendish Pada Tahun 2015.

Bulan Produksi (kg) Permintaan (kg)


Lokal Ekspor
Januari 6.896.451 3.927.848 1.850.310
Februari 5.045.943 3.394.449 1.455.300
Maret 7.025.984 4.081.285 3.296.901
April 9.863.967 4.514.374 3.593.980
Mei 8.514.026 4.571.655 4.547.360
Juni 8.254.945 5.811.665 2.267.190
Juli 7.279.742 3.996.475 1.267.596
Agustus 4.272.825 3.590.070 963.585
September 5.086.421 4.153.370 1.118.258
Oktober 4.887.225 3.487.469 480.600
November 3.988.828 4.085.813 484.810
Desember 5.490.942 7.726.982 382.860
Total 76.967.299 74.342.511
Sumber: PT. Nusantara Tropical Farm, 2016.

Jumlah Produksi Buah Pisang di Perkebunan Pisang PT. Nusantara Tropical Farm
(NTF) di Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009-2016

13
3.3 Jumlah Pemasaran Buah Pisang

3.4 Proses Produksi


Tahapan produksi pisang Candevish adalah sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan


3.4.1.2 Pembuatan Infrastruktur
Kanal adalah parit yang dibuat disekeliling lokasi perkebunan
untuk menghindari gangguan gajah liar yang masih terdapat
pada areal perkebunan. Pembuatan dan pengerasan jalan
dilakukan oleh perusahaan untuk menunjang sarana transportasi
di lokasi perkebunan baik di dalam maupun keluar perusahaan.
Packing House adalah tempat dimana hasil produksi dari
lapangan diproses sehigga siap untuk dimasukkan ke peti kemas
dan siap untuk dikirim. Aktivitas yang dilakukan di packing
house antara lain pembersihan tandan pisang dan sisa-sisa bunga
(defllower), penanganan ke bak pencuci (dehender) dan

14
pengepakan (packer). Setiap rumah pengepakan biasanya dapat
menampung aktivitas panen dari lahan seluas 250 – 300 hektar.
Pengangkutan tandan pisang dari lapangan kerumah pengepakan
dilakukan dengan jalur kabel (cable way) berupa kabel baja
setingggi kurangdari 2 meter diatas permukaan tanah. Pada
cable way tandan buah pisang digantungkan untuk menghindari
kerusakan buah akibat gesekan dan benturan dapat dihindari.
Setelah tandan pisang cukup (sekitar ± 30 tandan) akan ditarik
ke stasiun (patio) yang terletak disamping rumah pengepakan.
3.4.1.2 Persiapan Lahan
Kegiatan ini menyangkut pembukaan lahan seperti pembersihan
daro batang-batang kayu, tanaman liar, pembuatan patok jalur
penanaman dan jalan, pengolahan tanah serta pembuatan
lobang-lobang tanam sesudah tanaman hasil kultur jaringan
(tissue culture) siap untuk dipindahkan. Pemberian pupuk dasar
untuk tanaman muda dilakukan pada tahap ini, sehingga dapat
menunjang pertumbuhan awal tanaman.
3.4.1.3 Persiapan Bibit
Pada awalnya perbanyakan bibit dilakukan di laboratorium. Dari
laboratorium dipindahkan ke bedeng persemaian, kemudian
dipindahkan lagi ke bedeng pembibitan. Bibit yang memenuhi
persyaratan akan dipelihara, diseleksi untuk kemudian
dipindahkan ke lapangan yang telah disiapkan.

3.4.2 Tahap Belum Menghasilkan


Pada tahun pertama penanaman, umumnya produksi yang dapat
dipanen hanya mencapai 50% & 85% pada tahun kedua dari seluruh
populasi yang ditanam.
3.4.2.1 Penanaman Tanaman, yang sudah diseleksi dari bedeng
pembibitan, dilanjutkan dengan pemberian pupuk organik,
pupuk urea serta pupuk lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada generasi selanjutnya penanaman tidak lagi dilakukan

15
sesuai dengan sifat keluarga tanamna pisang (Musa paradisiaca
L) yang mempunyai ankan dan membentuk rumpun, aktivitas
selanjutnya adalah seleksi anakan yang tumbuh.
3.4.2.2 Pemeliharaan Tanaman, pemupukan lanjutan diberikan sesuai
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan kandungan hara
tanah. Pupuk urea diberikan sebanyak 8 kali dalam setahun,
sedangkan pupuk tambahan seperti KCl, TSP, Zn, Kieserite dan
Gypsum diberikan berdasarkan analisa tanah yang dilakukan
secara berkala oleh unit penelitian sampai tanaman
menghasilkan buah dan siap untuk dipanen. Pengendalian gulma
bertujuan untuk menjaga kualitas buah dengan pencegahan
terjadinyapersaingan unsur hara, air dan sinar matahari antara
tanaman dengan tumbuhan pengganggu. Penanganan yang
diberikan bersifat selektif, yang dilakukan dengan pembersihan
disekeliling tanaman ataupun penyemprotan dengan herbisida
sepanjang umur tanaman apabila dianggap perlu. Kegiatan ini
dilakukan tujuh kali dalam setahun, rata-rata seorang pekerja
dapat melakukan pembersihan seluas satu hektar dalam sehari.
Penyulaman bagi tanaman yang gagal tumbuh pada saat
pemindahan dari bedeng pembibitan ke lapang harus dilakukan
untuk mempertahankan tingkat produksi persatuan luas tanam.
Biasanya penyulaman juga dilakukan bersamaan dengan
estimasi produksi yang dilakukan setiap minggu, dimana setiap
orang dapat melakukan aktivitas seluas 5 hektar dalam sehari.
3.4.2.3 Pengendalian hama dan penyakit merupakan aktivitas yang rutin
dan sangat perlu, mengingat inti usaha adalah kualitas, kuantitas
dan kontinuetas produksi pisang yang dihasilkan. Setiap gejala
yang ditemukan dilapangan merupakan temuan yang harus
ditindaklanjuti dengan analisa laboratorium dan pengendalian
yang diperlukan, baik untuk tiap tanaman maupun
penyemprotan seluruh areal dengan menggunakan pesawat
udara. Penegndalian secara manual dilakukan setiap minggu

16
dengan kemampuan kerja dua hektar per orang dalam sehari.
Pemilihan anakan dilakukan pada rumpun tanaman generasi
kedua dan selanjutnya, dimana pembatasan jumlah anakan
dilakukan untuk menghindarkan persaingan diantara tanaman
pisang sendiri. Aktivitas ini dilakukan 8 kali dalam seminggu
dan dapat dilakukan oleh seorang pekerja untuk 0.8 hektar.
3.4.2.4 Pemeliharan Buah Kualitas, kuantitas, dan kontinuetas dari buah
pisang merupakan inti dari perusahaan sehingga penanganan
buah dilakukan degan teknis yang sangat diperhitungkan.
Sesudah jantung pisang keluar 2/3 – 3/4 bagian diberikan
penyuntikan larutan insektisida untuk mencegah kerusakan pada
kulit buah akibat hama kutu (thrips). Setiap tanaman disuntik
sebanyak satu kali dan seorang pekerja dapat melakukan kegiat
ini sampai seluas 7,5 hektar dalam sehari terhadap tanaman yag
disuntik. Pemeliharan tanaman bertujuan mencegah serangan
jamur serangga pada buah yang dapat mengakibatkan kerusakan
buah. Tandan buah disemprot dengan fungisida sebanyak dua
kali dalam seminggu. Tandan buah yang sudah barbentuk
sempurna pada usia 7 – 8 bulan dibungkus plastik untuk
mencegah serangan serangga dan jamur, perubahan warna
akibat sinar matahari dan untuk mempercepat pertumbuhan
buah. Pembungkusan tandan dilakukan dua kali seminggu
terhadap populasi pada areal yang sama. Aktivitas itu bertujuan
untuk menentukan saat buah dapat dipanen sehingga proses
panen dapat dilakukan dengan mudah. Tandan buah yang
matang mempunyai berat yang dapat merebahkan batang pisang,
sentuhan kulit buah dengan tanah dapat merusak kulit buah dan
merusak tampilan buah. Pencegahan dilakukan dengnan
penopangan yang dilakukan setiap minggu untuk luasan 2
hektar oleh setiap pekerja dalam satu hari.

17
3.4.3 Tahap Menghasilkan
Menghasilkan sebagian besar dilakukan di rumah pengepakan seperti
panen, seleksi, pengepakan dan dimuat ke peti kemas.
3.4.3.1 Panen Tandan pisang yang sudah dipanen dari tanaman yang
sudah ditentukan. Kriteria penentuan tanaman yang sudah siap
untuk dipanen dilakukan terhadap seleksi warna pita yang diikat
pada tandan saat saat pembungkusan tandan buah. Jadwal
penjemputan hasil produksi akan sangat mempengaruhi aktivitas
panen, proses dan pengepakan yang biasanya dilakukna dalam
waktu yang relatif singkat mengingat daya tahan penyimpanan
pisang yang terbatas.
3.4.3.2 Rumah Pengepakan
 Penyiapan Tandan Buah
Aktivitas di rumah pengepakan (packing house)
dilakukan secara keseluruhan. Yaitu penyiangan tandan
buah, pengepakan dan tenaga penunjang dengan 6 jalur.
Buah yang dibawa dari lapangan diterima di stasiun,
dibersihkan dari sisa bunga dan dibebaskan dari plastik.
Tandan yang sudah dibersihkan dipotong setiap setengah
sisir tau satu sisir sesuai dengan permintaan pembeli.
Buah yang tidak masuk kriteria A dan B disisihkan
untuk dijual ke pasar curah.
 Pengepakan
Buah yang sudah diseleksi, dicuci, ditimbang, disemprot
guna mencegah getah, diberi label dan dibungkus
dengan plastik dalam keadaan hampa udara. Pengepakan
dilakukan berdasarkan keinginan pemesan.
 Gudang
Gudang disediakan untuk menampung box-box pisang
yang akan dimasukkan ke peti kemas pada saat ekspor.

18
3.4.4 Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman meliputi semua kegiatan yang menyangkut ekspedisi
dari areal ke pelabuhan, serah terima, pemuatan dan pengiriman ke
negara tujuan. Sedangkan untuk pasar lokal kegiatan pengiriman tidak
dilakukna sampai ke tujuan tapi hanya sampai pada pengepakan saja.
Untuk ekspor perusahaan melakukan pengiriman ke Jepang, Cina, dan
Timur Tengah. Para distributor utama untuk pasar lokal yaitu PT Sewu
Segar Nusantara di Tangerang dan PT Indagro Culture Surabaya serta
para pembeli partai besar untuk kelas curah mengirim langsung truk-
truk mereka ke perusahaan untuk beberapa kali dalam seminggu.
Perusahaan sendiri melakukan pengiriman ke daerah Lampung,
Palembang, dan Bali.

3.5 Syarat Tumbuh Tanaman

Tanaman pisang tumbuh subur di daerah tropika daerah rendah yang curah
hujannya lebih dari 1.250 mm tiap tahun dan suhu minimum di atas 15°C.
Tanaman pisang akan tumbuh baik pada tanah liat yang gembur, dengan drainase
alami, dan tidak ada pemadatan tanah. Kandungan bahan organik dan kesuburan
yang tinggi akan menjamin produksi yang tinggi. tanaman pisang dapat tumbuh
pada pH tanah antara 4,5-7,5 dengan anjuran 5,8-6,5 dan pada tanah bertekstur
pasir sampai dengan bertekstur liat yang tebal. Untuk pertumbuhan tanaman
pisang terbaik membutuhkan sinar matahari yang penuh meskipun dapat
menyebabkan meski dapat menyebabkan buah surburn, terutama pada saat suplai
air rendah.

Tanaman pisang memerlukan cukup air pada awal penanaman dan pada saat
pembentukan buah (Ansyori, 2009) menurut Trubus (1997), pisang dapat tumbuh
di daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian tempat 1.300 m di atas
permukaan laut. Tanaman pisang cocok tumbuh di daerah dengan kisaran suhu
21-32°C, pada lahan datar sampai kemiringan 8°. Dengan curah hujan 2.000 mm
merata sepanjang tahun. Keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman pisang
adalah pH 5,5-7,5.

19
3.6 Konsentrasi Produksi

3.7 Pendekatan Keruangan, Kelingkungan, Dan Kewilayahan Terhadap


Komoditas Buah Pisang Di Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten
Lampung Timur

1. Keruangan
???
2. Kelingkungan
(Berkaitan dengan manusia dan lingkungannya. Misal karena ada
nya perkebunan itu dapat menghasilkan sumber mata pencaharian
dan perekonomian masyarakat di daerah tersebut, nah itu gimana)
Kaitin aja sama tenaga kerja diperkebunan itu

3. Keterkaitan antar wilayah (Kewilayahan)

Aksesibilitas

Aksesibilitas distribusi komoditas pisang di Perkebunan Pisang milik PT


Nusantara Tropical Farm (NTF) yaitu berkaitan dengan kondisi jalan di
Kabupaten Lampung Timur yang rusak parah, berlubang, ditambah adanya
genangan air yang menutupi lubang jalan tersebut. Akibat jalanan yang berlubang,
waktu tempuh perjalanan dari Bandar Lampung ke lokasi perkebunan atau
sebaliknya bisa memakan waktu hingga 3-4 jam, yang umumnya hanya sekitar 2
jam saja. Karena lamanya waktu perjalanan, otomatis pendistribusian buah-
buahan seperti pisang di Perkebunan PT NTF yang akan diekspor maupun yang
akan dikirm ke berbagai kota di dalam negeri terhambat kelancarannya. Utnuk
pengiriman ekspor pisang ke berbagai negara, maka melalui Pelabuhan Panjang,
via jalan Kabupaten Lampung Timur. Kemudian, dari Pelabuhan Panjang, kapal
yang mengangkut pisang impor dari PT NTF, bongkar muat di Singapura dan
berlanjut ke negara tujuan lain. Sedangkan untuk pendistribusin di dalam negeri,
pengiriman buah pisang dilakukan Pelabuhan Bakaheuni-Lampung, menggunakan
angkutan Lintas Sumatera, Kabupaten Lampung Timur.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

21
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Ali. Apa Itu Komoditas : Pengertian, Contoh, dan Pasar Komoditas.
2019. https://www.intanblog.com/apa-itu-komoditas/. Diakses pada 11
September 2019 pukul 22.45 WIB.

Wikipedia. Komoditas. 2019. https://id.wikipedia.org/wiki/Komoditas. Diakses


pada 11 September 2019 pukul 22.32 WIB.

22

Anda mungkin juga menyukai